All Chapters of Allea, Anak yang Dirahasiakan: Chapter 21 - Chapter 30
100 Chapters
21 || Tabir Hitam.
Kenan menyipitkan mata saat melihat wanita yang ada di hadapannya. Aku pernah melihatnya, tapi di mana? Batin Kenan sambil mengingat-ingat wajah wanita itu. "Kamu Yang waktu itu di bar, kan?" tanya wanita itu, tetapi Kenan sepertinya tidak mengingatnya. "Skip, kamu pacarnya Nayla, kan?" ucap wanita itu lagi. "Nah, dari mana kamu tau?" tanya Kenan. "Oh, iya. Kamu pasti temannya Nayla di tempat kerja, ya?" sambung Kenan. Setelah keduanya saling mengingat barulah suasana sedikit mencair, tidak kaku seperti di awal mereka berkomunikasi. Namun, wanita yang bernama Olivia harus bergegas pergi karena sudah ada janji dengan seseorang. "Maaf, ya, aku tidak bisa dengerin cerita kamu. Semoga––" ucap Olivia terhenti karena ponselnya berdering. Olivia terburu-buru meraih ponsel yang ada di tasnya. Ia membuka kunci layar screen ponsel dan ternyata ada pesan singkat dari orang yang sudah berjanjian dengannya. Ternyata orang tersebut berhalangan hadir menjadikan pertemuannya dengan Olivia harus
Read more
22 || Hilang.
Satu Minggu berlalu setelah peristiwa Rebecca tidur dengan Kenan yang menjadikan laki-laki itu semakin dingin bahkan tidak ingin berdekatan pada Rebecca. Hal ini menumbuhkan pertanyaan pada Kinan tentang Kenan yang samasekali tidak mau berdekatan dengan wanita pilihannya. "Aku berangkat, Ma!" ucap Kenan pada Kinan. "Sarapan dulu, Ken.""Enggak, Ma. Aku ada meeting penting tidak boleh telat masuk kantor." "Tapi ini masih pagi banget, loh, Ken." Kenan tidak menjawab, hanya mencium pucuk kepala Kinan, lalu pergi. Kebisuan Kenan membuat Rebecca menjadi takut akan kehilangan. Ia juga tidak berani mengakui perbuatan kotornya pada Kinan. Hanya dapat memendam, tetapi tidak ingin kehilangan Kenan. Kinan yang sudah ada di rumah sejak satu hari yang lalu merasa heran dengan Kenan dan juga Rebecca. Seperti ada sesuatu tapi entah itu apa. Hingga akhirnya dengan hati-hati ia bertanya pada Rebecca tentang apa yang terjadi di rumahnya saat ia berada di luar kota. Mendengar pertanyaan Kinan, Reb
Read more
23 || Kabur.
Langit sudah berubah gelap, Kenan memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah. Hanya sekitar dua puluh menit Kenan berhasil memarkirkan mobilnya di halaman rumah. Kenan nampak terburu-buru berjalan menuju pintu dan saat ini ia melihat kegelisahan bahkan air mata yang jatuh di pipi Kinan. "Sebenarnya apa yang terjadi, Ma?" tanya Kenan pada ibunya. "Ini semua gara-gara kamu! Dia pergi karena kamu cuekin, kan? Kenapa kamu begitu sama dia, Ken?" tanya Kinan dengan ekspresi kesal. Kenan membisu. Ia bingung harus menerangkan apa pada ibunya. Tidak mungkin juga peristiwa malam itu diceritakan pada sang ibu. Ia pasti akan kecewa mendengar pengakuan yang sesungguhnya ia tidak pernah merasa melakukannya, hanya saja apa yang dapat ia buktikan kalau apa yang dikatakannya itu benar? Karena semua bukti seolah nyata terjadi. Di mana Kenan dan Rebecca tidur dalam satu selimut yang sama, bahkan mereka hanya mengenakan pakaian dalam saja. "Coba jelasin sama Mama, Ken!" pinta Kinan dengan w
Read more
24 || Rahasia yang Terungkap.
Kinan tidak dapat bicara, tetapi Kenan terus saja mendesak agar ibunya mau menceritakan hal yang menyebabkan dirinya merahasiakan hal besar seperti ini. "Oh, rupanya perempuan itu telah memberitahumu, Ken?" Seringai Kinan saat menatap putranya. "Katakan saja alasan Mama! Apa yang melandasi Mama sampai tega memisahkan aku dengan anakku?" Kenan menatap tajam ibunya, lalu tersenyum. "Dia itu cucunya Mama, loh! Dan dia tumbuh menjadi anak yang cantik tanpa aku rawat. Aku menyesal, Ma. Aku menyesal karena harus kehilangan momen di mana ia bayi dulu. Karena yang aku lihat ia sudah tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik, bukan lagi sosok bayi." Kenan bercerita dengan segala kekesalannya pada sang ibu. Kinan yang mendengar cerita Kenan menjadi membisu. Ia bingung karena putranya ternyata telah mengetahui cerita yang sebenarnya. "Ternyata perempuan itu mengingkari janjinya." Seringai Kinan lagi. Ia kesal harus kembali mengingat dan membayangkan wajah Nayla. "Siapa? Nayla? Dia berjanji apa
Read more
25 || Surprise untuk Allea.
Seketika semua orang tertuju pada Allea yang menangis karena tidak mau maju ke depan kelas untuk diberikan penghargaan dari sekolah, bukan hanya pengasuhnya saja yang mencoba membujuknya tetapi bocah tersebut masih tidak mau untuk ikut berjajar dengan murid berprestasi lainnya. "Ya sudah, tolong wakilkan sama Ibu saja," kata wali kelas Allea. "Baik, Bu," ucap Inah yang kemudian ikut berbaris di depan kelas bersama kedua murid berprestasi serta orang tua mereka. Pemberian hadiah diberikan dari juara tiga terlebih dahulu, lalu ke juara dua dan terakhir untuk juara satu diwakilkan oleh Inah yang sudah berdiri di depan kelas. Bahkan wali kelas Allea sudah memegang piala dan bingkisan untuk sang juara. "Tunggu!!!" Suara bariton menggema yang menjadi perhatian. "Uncle?" gumam Allea. Kini semu mata tertuju pada laki-laki yang membawakan buket boneka, permen dan cokelat yang lucu. Ia tersenyum pada wali kelas Allea untuk meminta ijin masuk, kemudian berjalan menuju gadis kecil yang seper
Read more
26 || Rahasia yang Terbongkar.
Kenan memberikan Allea pada Inah supaya digendong. Sementara ia berlari meraih tubuh Nayla yang tergolek di lantai. "Nay? Nayla? Kamu kenapa?" Kenan mencoba menepuk-nepuk pipi Nayla perlahan, tetapi wanita itu masih memejamkan matanya rapat-rapat dan tidak menunjukkan reaksi apa-apa. Tentu saja Kenan menjadi panik, tanpa memikirkan apa-apa lagi ia menggendong tubuh Nayla dan merebahkannya di kasur. Sementara Inah mendudukkan Allea di dekat ibunya untuk ia tinggal mengambil kotak P3K. "Mom? Mommy, bangun, Mom." Allea membangunkan ibunya bersama air mata yang tertumpah. "Ini kotak P3K-nya, Tuan, di sana ada minyak angin yang mungkin bisa membantu untuk menyadarkan Non Nayla dari pingsannya," ujar Ijah setelah memberikan kotak itu pada Kenan. "Makasih, Bi." Kenan mengambil minyak angin tersebut di dalam kotak P3K. Perlahan ia membubuhkannya pada secarik kain kecil, lalu mendekatkan pada hidung Nayla. Bersyukur Nayla siuman, Kenan dan Allea menyunggingkan senyum menyambut kesadaran
Read more
27 || Yang Tak Diinginkan.
Kenan merencanakan berlibur dengan Nayla dan Allea ke Puncak Bogor. Ia mempersiapkan segalanya termasuk urusan kantor yang diserahkan pada asistennya di kantor, tetapi ia tidak lepas dari tanggung jawab, Kenan masih membawa laptop untuk mengerjakan tugas kantor melalui internet. Tentu saja Allea senang karena akan berlibur ketika kenaikan kelas. Apalagi ia mendapat juara satu di kelasnya sehingga membuat Nayla dan Kenan semakin bangga memilikinya. Ia anugerah yang tidak diinginkan oleh sang nenek, tetapi ia begitu disambut baik oleh kedua orangtuanya. Mungkin ia bagaikan noda, tetapi noda yang menciptakan banyak warna dalam hidup. Noda yang memberikan banyak pelajaran untuk menjadi lebih baik lagi. Malam tiba. Nayla berangkat ke bar setelah Allea terlelap. Seperti biasanya ia mencium kening putrinya sebelum bekerja. Sudah lebih dari enam tahun Nayla tidak bisa tidur menemani putrinya. Mungkin bisa dihitung memakai jari ketika ia menemani tidur putrinya karena Nayla lebih sering masu
Read more
28 || Berlibur.
Setelah perbincangan panjang lebar bersama Madam Sahara, akhirnya Nayla sekalian pamit meminta ijin untuk beberapa hari tidak masuk kerja. Ini kali pertama ia meminta libur cukup panjang setelah lebih dari enam tahun bekerja di bar. "Oke, saya ijinkan. Selamat bersenang-senang, Nay. Tidak usah memikirkan hal lain, cukup pikirkan keinginan dan masa depanmu," ucap Madam Sahara. *** Fajar telah bangkit dari peraduannya, menggantikan eksistensi rembulan yang sudah lelah menjelang pagi. Bersama warna kuning keemasan sang fajar memeluk bumi. Inah sudah menyiapkan keperluan apa saja yang dibutuhkan oleh majikannya. Ia terlihat mengecek ulang agar semua yang ditulis oleh Nayla sudah ada dalam koper. Sedangkan Nayla sibuk membangunkan Allea. "Ayo, Sayang. Hari ini kita akan jalan-jalan," ucap Nayla membangunkan putri kecilnya. "Mataku masih ngantuk, Mom," kilah Allea. "Kita mau pergi ke mana si? Kok, pagi banget," keluh Allea. "Nanti Lea tau, pokoknya pemandangannya indah, Lea pasti suka
Read more
29 || Demi Lea.
Kenan tersenyum sepanjang jalan melewati setiap sudut vila saat keluar dari kamar utama menuju halaman untuk mengambil koper yang ada di mobilnya. Langit saat ini cukup cerah dan cuaca di Bogor memang cukup dingin meskipun siang hari. Ia membayangkan indah sekali kalau sampai dirinya, Nayla dan Allea bercanda di atas ranjang seperti keluarga kecil yang harmonis dan bahagia. Setelah koper dan barang-barang lain sudah berada di tangan, akhirnya Kenan kembali ke kamar dengan imajinasi membahagiakan di dalam otaknya. "Daddy sudah ba––" ucap Kenan terhenti saat melihat di dalam kamar sudah kosong. "Ke mana mereka?" gumam Kenan setelah meletakkan koper Nayla di kamarnya. Kenan mendekat ke jendela, lalu membuka tirai kamar yang masih tertutup gorden putih. Cahaya mentari kini menerangi kamar dengan leluasa dan ia melihat sosok bidadari di pinggir kolam. Dua bidadari berbeda usia, tetapi wajah mereka sama-sama cantik di mata Kenan. Saat ini hanya Nayla dan Allea yang ia prioritaskan dalam
Read more
30 || Nikah, Yuk!.
Sedikit demi sedikit semuanya terkuak meski sesungguhnya Kenan belum percaya sepenuhnya tentang apa yang ia dengar. Namun, tidak mungkin juga Nayla berbohong padanya apalagi hingga memfitnah ibunya. Berkali-kali Kenan meminta maaf, tetapi hal ini tidak dapat menyembuhkan luka terlebih Kenan bukanlah orang yang bersalah. "Sudah, Kak. Hal ini sudah berlalu, sesungguhnya aku hanya ingin hidup tenang tanpa dibayang-bayangi ancaman dari mama Kak Ken aja," ucap Nayla. Sesungguhnya terlalu banyak kata-kata dan sumpah serapah yang menyakitkanku dulu, Kak. Tetapi aku tidak ingin menguak kembali rasa sakit itu dan sudah cukup, biar hanya aku yang tau. Nayla berbicara dalam hatinya saat menatap lekat wajah Kenan. "Nay?" Kenan memanggil Nayla saat ia berjongkok di hadapan kekasihnya yang sedang duduk di ayunan."Iya," jawab Nayla."Nikah, yuk!" ajak Kenan dengan binar penuh pengharapan. "Tidak untuk sekarang, Kak. Aku belum memiliki apa-apa." "Tapi aku berkewajiban untuk menafkahi kalian. Ak
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status