Semua Bab Obsesi Liar CEO: Bab 451 - Bab 460
498 Bab
Aku Hanya Berusaha Membantunya
"Ada apa Marvel? Kamu pasti sudah tidak sabar untuk merasakan efek dari cairan inikan. Sabar Marvel, sebentar lagi kamu akan menemui Michella dalam sakit jiwa."Mae mulai mengarahkan jarum suntik itu kepada tubuh Marvel. Namun Mae kembali di buat terkejut saat tangan Marvel bergerak menyentuh wanita itu seakan ingin menggenggam tangannya."Grace," lirihnya lagi namun Mae hanya terdiam mematung."Marvel." Mata Mae mulai berkaca-kaca ketika tangan Marvel berusaha untuk menyentuhnya dengan mata yang tetap tertutup rapat."Forgive me," kata Marvel dengan susah payah, namun terdengar begitu jelas di telinga Mae.Seketika air mata Mae tumpah tanpa mampu dia tahan lagi. Bagaimana bisa seorang yang sedang berada di bawah alam sadarnya mengatakan maaf? Pikir Mae."Marvel, kamu mendengarku?""Forgive ..." Napas Marvel tampak tersengal."Marvel, apa yang terjadi?" Hera mulai gelisah saat melihat Marvel."I-miss u Grace ..."Marvel tidak mampu l
Baca selengkapnya
Sungguh Drama!
"Kamu bisa mendatangi rumah sakit dan juga saksinya.""Tapi kenapa mereka melakukan ini padaku?" Mae berucap tidak percaya."Dua keluarga itu secara tidak langsung telah menjadikanmu sebagai alat jaminan untuk hubungan kerja sama mereka.""Tapi kenapa dia melakukan ini padaku?" tanya Mae lagi dengan bibir gemetar menahan rasa sakit hati."Jhunmar adalah orang paling berkuasa di negara ini. Jelas saja dukungan darinya sangat di perlukan untuk keberhasilan ayah kandungmu."Rasa sakit di dalam hati Mae semakin bertambah ketika mendengar ucapan Jeysi yang awalnya dia anggap tidak masuk akal. Namun, setelah melihat semua bukti nyata itu akhirnya Mae percaya bahwa dirinya hanyalah dijadikan sebagai penjamin hubungan kerja sama."Artinya Jhunmar telah menyanderamu hanya semata untuk menghibur hatinya yang tidak bisa memiliki anak. Sedangkan ayahmu dengan teganya menukarkanmu. Mereka mempermainkan hidupmu!" jelas Jeysi yang berhasil menyulut amarah Mae.Pe
Baca selengkapnya
Ini Aku, Kau Tidak Mimpi
Marvel pulih setelah berhari-hari ia lalui di rumah sakit. Seperti biasa pria yang akrab di sapa 'Vel atau Mar' itu lagi-lagi selamat dari maut. Bahkan Marvel merasa pulih lebih cepat dan orang yang pertama kali ia cari adalah Grace. Dalam satu Minggu sudah berulang kali dia bertanya di mana istrinya, namun Gio dan Claire hanya diam saling menatap. Yang Marvel tahu hanyalah berita tentang kedua orang tua kandung Grace yang berhasil selamat dan sedang dalam perawatan di rumah sakit yang sama dengannya. Marvel turut berduka karena dia kehilangan dua sahabat terbaik dalam hidupnya. Dhave dan Geom selalu menjadi bagian dalam segala perjalanan hebat, gila dan menakutkannya. Kini Marvel hanya bisa mengenang mereka. Sedangkan Abriel, ternyata dia masih setia menemani Marvel setiap hari. Sedetik saja wanita itu tidak pernah beranjak dari sisi Marvel bahkan dia baru bisa berhenti menangis setelah melihat Marvel membuka mata."Aku sangat senang bisa mendengar suaramu lagi Sayang," kata A
Baca selengkapnya
Kamu Yang Bayar
Siang ini, Marvel tidak bisa menjemput Grace karena ada jadwal rapat mendadak di kantor pusat hotelnya-membahas tentang kondisi saham perusahaan yang mulai tidak stabil dan berpotensi mengancam. Seharusnya mulai hari ini ia bisa mempekerjakan sopir pribadi yang jauh-jauh hari ia pesan dari agen terpercaya, namun saat ia memastikan sendiri seperti apa sopir barunya untuk Grace, Marvel langsung membatalkan kontrak kerja dan memberi orang itu kompensasi lumayan besar sebagai gantinya. Tak disangka ternyata sopir itu masih muda dan memiliki paras yang tampan. Marvel takut tersaingi. Apalagi kalau sampai Grace kepincut dan jatuh hati. Oleh karena itu, ia meminta tolong pada bawahannya untuk mencari sopir baru yang sudah tua, kalau bisa yang visualnya biasa-biasa saja. Pun untuk sekarang, ia menyuruh Grace pulang naik taksi.Marvel sudah mentransfer uang sebanyak 10 juta ke rekening Grace untuk membayar taksi, semoga saja tidak kurang. Alih-alih langsung pulang ke rumah sesuai yang d
Baca selengkapnya
Bercinta? Di Mobil? Bisa?
"Caramel macchiato deh satu," ucap Yvan, lalu teringat sesuatu."Nanti jangan lupa ya, Grace. Habis dari sini kamu traktir aku bakso janda dombret dekat sekolah yang baru launching."Grace yang mendengar peringatan dari Yvan jadi makin was-was, sebab kini Marvel terus menatapnya dengan sorot mata tajam yang menyeramkan. Rasanya ia ingin membungkam mulut Yvan yang suka ceplas-ceplos itu, ia tidak mau berakhir salah paham lagi dengan suaminya."lced americano satu," kata Marvel setelah Yvan selesai memesan.Tidak ada embel-embel 'hai' atau senyuman, Marvel tak berniat menyapa gadis itu sama sekali, mengambil peran sok tidak kenal.Marvel lantas sengaja mencari tempat duduk yang strategis agar ia bisa melihat Grace sekaligus Yvan yang dari tadi menguji kesabarannya. Bagaimana tidak? Yvan benar-benar tidak mau memalingkan pandangannya dari Grace yang sedang meracik kopi. Ke mana gadis itu bergerak, bola matanya selalu mengikuti."Sial!" umpat Marvel geram.
Baca selengkapnya
Mataku Spontan Lihat Ke Sana
Tepat pukul tujuh malam, seseorang yang sangat Marvel tunggu-tunggu akhirnya pulang juga. Grace memang belum masuk ke dalam rumah, tapi Marvel sudah tahu dari suara langkah kaki grasak-grusuk yang semakin lama terdengar semakin jelas dan dekat. Maka, pria dewasa itu memilih untuk beranjak dari sofa, kemudian berjalan menuju pintu utama. Menunggu si gadis di sana sambil melipat kedua tangan di depan dada."Istriku pulang?" Marvel menyambut kedatangan Grace dengan sebuah pertanyaan sarkas, nada bicaranya setengah tak menyangka."Aku kira kamu menginap di rumah Yvan.""Memangnya boleh?Aw-ah! Marvel, lepasin!" pekik Grace seraya berjengit kesakitan saat Marvel tiba-tiba menjewer telinganya."Kamu mau aku pindah ke sekolah lain biar tidak ketemu sama bocah bau minyak telon itu lagi?" ancam Marvel keki.Grace semakin meringis."lya-iya ampun! Lepasin Marvel, nanti telingaku copot dari kepala kan tidak lucu."Melihat wajah Grace yang kian memerah karena m
Baca selengkapnya
Jadilah Gadis Penurut
"Bukan," sahut Yvan memberi sedikit kode.Grace lantas mengetuk-ngetukkan jemarinya di dagu, sedang berpikir keras."Sepantaran kita? Atau lebih tua?""Pikir saja sendiri." Percayalah, telinga Yvan mulai terlihat memerah."Satu organisasi sama kamu? Cassie?" tebak Grace, namun langsung disangkal dengan gelengan kepala oleh Yvan."Sekelas sama kita?" Yvan mengingat-ingat siapa wanita yang berpotensi disukai Grace, laki-laki tersebut susah ditebak dan tidak mudah bergaul dengan sembarang wanita, jadinya ia berasumsi kalau mungkin yang ditaksir Grace adalah yang seringberinteraksi dengannya."Biasanya anak pintar naksir anak pintar juga. Mmm ... kamu naksir Sarrah yang semester kemarin dapat IPK 4?""Bukan," kata Yvan datar."Sarrah 'kan sudah punya pacar, mantan presma itu.""lya juga." Grace mengangguk sadar."Oh! Atau jangan-jangan kamu naksir Elsa si tukang caper itu, ya? Kan dia kayak pick me girl gitu, seksi manja montok, ti
Baca selengkapnya
Oh, Ini, Masih Dipelukanku
"Ya, tapikan kamu sudah besar. Menyesuaikan lah," tandas Marvel."Kalau masih balita nontonnya Coco Melon, TK sampai SMP-Frozen 2 masih ok, tapi kalau sudah hampir lulus S2 begini cocoknya nonton The Avanger, Fast and Furious dan sejenisnya."Grace mengangguk-angguk."Oh ... menyesuaikan umur ya, Marvel? Jadi kalau sudah lansia nontonnya film malam pertama di alam kubur sama azab kubur ya? Soalnya 'kan mau meninggal.""Ya-mm--gimana, ya? Benar juga, sih." Marvel menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ingin membantah Grace tapi yang gadis itu ucapkan tidak sepenuhnya salah."Sayang, kita nonton Squid Game saja, yuk? Nanti setiap ada yang mati ketembak, aku cium bibir kamu. Mau, ya?" tanya Marvel menawarkan.Mencari kesempatan dengan gaya."Mati ketembak? Jangan ah, seram. Maunya Frozen 2 yang ada manusia salju tonggos sama kadal gurun berapi itu," elak Grace tidak mau tahu.la bahkan dengan sengaja mencebikkan bibir bawahnya, pura-pura ngambek, b
Baca selengkapnya
Itu Namanya French Kiss
Tok! Tok! Tok!"Om Marvel sudah tidur?" Grace berseru selagi mengetuk pintu, menunggu jawaban dari sosok manusia yang berada di dalam sana.Omong-omong ini sudah hampir jam sembilan malam, ia tak sepenuhnya yakin bahwa si pemilik kamar ini masih terjaga."Belum, ada apa?"Oh, ternyata dugaannya salah. Dia lantas melirik sekilas sebuah kotak berukuran sedang yang tengah ia bawa, kemudian kembali menyeru."Marvel, ini ada paket. Aku taruh depan pintu atau bagaimana?""Bawa masuk saja, pintunya tidak di kunci," titah Marvel dari balik sana.Grace hanya menurut, dengan gerakan perlahan ia mulai mengayunkan gagang pintu, kemudian mendorongnya masuk hingga terbuka setengah dan ..."Wow ..." Gadis itu langsung melongo, matanya melotot lebar dan napasnya tertahan di tenggorokan.Rasanya Grace seperti kena serangan jantung saat kedatangannya disambut dengan pemandangan kurang ajar bikin jiwa dan raganya gonjang-ganjing tak karuan. Bagaimana tidak?
Baca selengkapnya
Aku Sudah Di Depan Rak Pembalut
"Pengantin baru itu tidak bisa jauh-jauh, bawaannya nempel terus," Zuke berujar seolah berpengalaman."Aku maklumi.""Tapi setelah kupikir-pikir, kau ini maruk sekali Marvel," imbuh Zuke setelahnya. Marvel yang merasa bingung kontan mengangkat sebelah alisnya tinggi."Maruk?"Zuke mengangguk."Setelah dengan Abriel dan ditinggal pergi selamanya, kau menikahi musuhnya yang tak kalah cantiknya. Sepertinya pelet keluarga Sansan sangat kuat hingga kau tak mau mencari wanita lain yang lebih dewasa alih-alih perempuan S2.""Bukan seperti itu, kau salah paham. Aku menikahi Grace juga karena alasan, tidak sembarangan." Marvel buru-buru menyangkal."Lagipula jika disuruh memilih, aku juga akan mencari wanita yang sepantaran untuk diajak berumah tangga.""Kalau kau tidak mau, berikan saja padaku. Tipe idealku gadis-gadis imut seperti istrimu," kelakar Zuke spontan membuat Marvel menatapnya tajam. Pria berkulit putih itu tentu kelabakan."Bercanda,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4445464748
...
50
DMCA.com Protection Status