All Chapters of TERNYATA SUAMIKU PETANI KAYA RAYA: Chapter 51 - Chapter 60
212 Chapters
Mati kau, Faisal!
***Haikal lantas menoleh ke belakang sementara pengamen yang Delia maksud sudah menepi dan duduk di atas trotoar. Wajahnya sedikit tertutup topi, namun rahangnya yang tegas bisa terlihat jelas jika pria itu adalah ...."Apa cuma mirip?" tanya Haikal ragu, "Haris tidak mungkin membiarkan orang tuanya mengamen di lampu merah, Dek. Dia TNI loh," seloroh Haikal lagi.Delia pun ikut menoleh. Mobil yang mereka kendarai sekarang telah menepi di pinggir jalan. Pria itu ... pria yang Delia rasa adalah Bapak Haris terlihat sedang termenung sambil mengusap peluh di pelipisnya tanpa melepas topi seperti sengaja sedang menyembunyikan wajah dari para pengendara yang berlalu lalang. "Sejak awal merasa ragu kalau Haikal ini benar-benar TNI, Mas.""Maksudnya?""Y-- ya ... dia hanya pria biasa, bukan abdi negara."Haikal kembali menatap ke depan, sesekali ia melirik Delia yang masih melihat dengan seksama pria berbaju lusuh di bela
Read more
O, oh, kamu ketahuan!
***"Masuk, Kamila!" pinta Faisal membentak. "Aku tidak mengijinkan kamu mendengar apa yang Delia katakan. Masuk!""Mbak Fatima adalah kakak keduaku, Mbak Mila."Lutut Kamila terasa lemas. Hampir saja wanita cantik itu limbung jika tangannya tidak segera bersandar pada dinding. Kamila menggeleng tidak percaya. Selama bermain perempuan, baru kali ini Faisal kecolongan sampai meninggalkan benih di rahim wanita lain. Dadanya sesak. Hatinya perih. Namun inilah kebenarannya, Faisal menghamili wanita lain yang tak lain adalah Fatima, kakak kedua Delia. Tangan Kamila perlahan meremas dadanya kuat-kuat. Air mata yang sejak tadi menggumpal kini terurai sudah. Tangis Ibu beranak dua itu pecah. Pilu sekali. "Aku menyerah, Mas ...." Kamila berbicara dengan bibir bergetar. "Aku menyerah ....""Apa yang kamu katakan, Kamila? Delia bohong, aku tidak pernah menghamili wanita lain! Aku memang brengsek, tapi ... tapi percaya padaku, aku tidak mungkin membuat Fatima hamil." Haikal tersenyum sinis men
Read more
Telepon Misterius
***"Apa sih, Rin? Kenapa Bapaknya Haris, hah?" Om Dani memekik kesal. Mobil yang melaju dengan kecepatan sedang hampir saja lepas kendali karena suara Erina yang terdengar mengagetkan. "Bahaya teriak-teriak di tengah jalan begini, Ayah kaget tau gak?!"Erina tak acuh dengan Om Dani yang sedang menggerutu. Kepalanya masih menoleh ke belakang untuk memastikan bahwa pria paruh baya yang ia tatap tadi bukanlah calon mertuanya. "Pengamen tadi, Yah, dia calon mertuaku."Alih-alih percaya, Bibi Naomi dan Om Dani justru tergelak. "Erina ... Erina ... kamu ini bicara apa sih, mana ada pengamen tadi calon mertua kamu? Wajahnya saja tidak terlihat semua, bisa jadi kamu salah lihat. Mama nih yang cari gara-gara, bikin Erina kepikiran!" gerutu Om Dani lagi. "Sudah, jangan dibahas lagi! Haris itu TNI, Rin, mana mungkin orang tuanya jadi pengamen. Aneh kamu itu!"Erina menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Mungkin memang iya, mana mungkin Haris
Read more
Ada apa dengan Haris?
***"Haikal, woi!"Delia terperanjat ketika suara di seberang sana terdengar membentak. "Kamu dengar kan aku ngomong apa? Kita ketemu di Restoran Delima, jangan sampai ada yang tahu, Delia sekalipun. Awas aja!"Delia menghela napas perlahan. Suara ini ... suara yang tidak asing di telinga Delia. "Mau apa? Kalau ada perlu datang saja ke rumah," jawab Delia seketika membuat hening panggilan yang tengah berlangsung. "Kenapa aku tidak boleh tau, apa yang mau kamu bicarakan ... Haris?""De-- Delia?" "Ya, ini aku," jawab Delia dingin. "Kenapa, mau apa bertemu suamiku?"Helaan napas terdengar berat di seberang sana. Haris tidak berbicara, cukup lama panggilannya dibiarkan hening sampai akhirnya Haikal keluar dari dalam kamar mandi dan bertanya, "Siapa, Sayang?""Haris," jawab Delia sembari menyerahkan ponsel pada suaminya. "Assalamualaikum ....""Brengsek! Kamu sengaja minta Delia mengangkat panggilanku kan?" hardik Haris sengit. "Hei, Haikal ... aku ada perlu sama kamu, bukan sama Delia j
Read more
Gugurkan bayimu, Fatima!
***"Mau apa dia ngajak ketemu?" tanya Pak Handoko. "Tidak tahu, Pak," jawab Haikal jujur. "Entah darimana dia dapat nomor WA saya."Fatima mencebik lalu membuang muka. Seketika dia teringat dengan pesan Erina kemarin malam agar mengirim nomor Haikal dengan alasan ingin bertanya-tanya tentang hotel yang pernah dipakai untuk acara pernikahan."Tadi malam Erin yang minta sama aku, katanya mau tanya-tanya tentang hotel tempat kamu dan Delia menikah."Haikal menoleh. "Begitu?" sahut Haikal tak acuh. "Ya sudah, nanti dia juga bakalan kesini kalau memang butuh informasi tambahan untuk rekomendasi hotel," jawabnya lagi. Dari ruang tamu terdengar deru mobil berhenti di halaman rumah. Haikal menoleh berharap mobil Faisal yang datang namun ternyata bukan. Bibi Naomi dan Erina lah yang keluar dari dalam mobil berwarna silver itu."Mbak Sarah!" pekik Bibi Naomi saat tubuhnya sudah berdiri di ambang pintu. "Ya Ampun, Mbak ... bisa-bisanya kamu punya anak perawan yang gak pandai menjaga diri!" c
Read more
Boleh aku pinjam uangmu, Haikal?
***"Kamu kenapa teriak-teriak di rumah Budhe Sarah, Mas?" tanya Erina rikuh, semua keluarganya menatap Haris dengan pandangan jengah. Bagaimana bisa seorang ASN berperilaku kasar dan tidak sopan di rumah keluarga calon istrinya? "Ada janji sama Haikal?" tanya Erina lagi.Haris mematung di ambang pintu. Jakunnya terlihat naik turun menelan ludah dengan kasar. Sial, batinnya."E-- Erin, kenapa kamu ada disini, Sayang?"Erina mengerutkan kening. "Ini rumah Budhe Sarah, Mas, wajar kan aku disini. Kamu ... ngapain? Ada perlu apa sama Haikal?"Haris tersenyum kaku, "Aku ... aku ada yang mau dibahas sama Haikal, Sayang. Mau tanya-tanya seputar pernikahan dia waktu itu, apa saja yang dibutuhkan dan ....""Dan ya ... itu ... hanya itu," ucap Haris gugup. "Maaf, tadi kukira di rumah Delia tidak ada orang. Makanya aku langsung masuk dan panggil Haikal. Sorry!"Delia mencebik malas. Alasan klise. Mana mungkin di rumahnya tidak ada orang sementara Bapak dan Ibunya selalu berada di rumah."Terus k
Read more
Dasar petani miskin!
***"Kurang ajar kau, Haikal!" hardik Haris geram. Haikal mengedikkan bahu tak acuh, "Kenapa kurang ajar? Bukannya wajar kalau aku terbuka sama istri, memang salah?"Kedua tangan Haris mengepal kuat. Apalagi ketika Haikal mengatakan tentang pengamen di lampu merah, deru napasnya semakin memburu. Ingin rasanya ia lekas pulang dan mencaci maki pria paruh baya itu. "Aku kesini dengan maksud baik, kurang ajar sekali kau menghina Ayahku!""Berhutang bukan hal baik, Haris," sindir Haikal, "Apalagi berhutang hanya untuk menunjang gaya hidup. Kalau tidak punya uang untuk menggelar pesta mewah, ya sudah ... menikah saja dengan sederhana. Beres!""Perihal ayahmu ... aku yakin sekali kami tidak salah lihat.""Kami?" Ulang Haris. Wajahnya yang semula menegang kini berubah pucat. "Ya, kami. Aku dan Delia. Kau tahu kan kalau pandangan istriku itu tajam sekali. Pria paruh baya yang siang tadi mengamen di lampu merah ... adalah ayahmu. Benar kan?"Haris sontak bangkit. Rahangnya mengeras mendengar
Read more
Kasihannya kau, Fatima.
***"Siapa ....?"Fatima bertanya setelah membuka pintu. Keningnya mengernyit ketika melihat seorang wanita berdiri membelakanginya. "Cari siapa, Mbak?"Wanita tersebut menoleh. Bibirnya tersenyum kala melihat Fatima untuk yang pertama kali. "Delia," jawab wanita itu lembut. "Saya ada perlu dengan Delia. Ah, atau juga dengan kamu," imbuhnya membuat kening Fatima semakin berkerut. "Denganku, kamu siapa?""Saya Kamila ...."Fatima lagi-lagi mengernyit. "Kamila?" Ulangnya. "Siapa ya ....?"Kamila mengulas senyum tipis. Dipandanginya wajah Fatima yang terlihat segar dan berisi. Perutnya masih rata, namun Kamila yakin jika Delia tidak mungkin berdusta jika di dalam rahim kakaknya ada benih Faisal. Tiba-tiba mata Kamila berkaca-kaca. Lima tahun menjalani biduk rumah tangga dengan menahan segala luka yang Faisal berikan nyatanya tidak mampu membuat rumah tangganya baik-baik saja. Kemarin, dunianya benar-benar terguncang. Bagaimana tidak, Delia dan Haikal datang meminta pertanggung jawaban
Read more
Memupuk Kebohongan
***"Bohong!" pekik Fatima. "Aku mengandung anak Mas Faisal, dia pasti mau menikahiku!"Pak Handoko menekan bahu Fatima seraya menatap putri keduanya dengan tajam. "Duduklah! Di depanmu ada seorang wanita yang dunianya kau hancurkan, Nak, tapi apa kau lihat ada kilat kemarahan di matanya? Harusnya kamu sungkan, Fatima ... seharusnya kamu merasa malu karena perbuatanmu ini sudah merusak rumah tangga orang lain," tegur Pak Handoko tegas. "Pak, Mas Faisal sendiri yang bilang kalau dia sudah tidak mencintai istrinya, ini bukan salahku!" Plak ...!!!Bu Sarah menampar pipi Fatima untuk yang kesekian kalinya. Kali ini tangannya bahkan tidak bergetar seakan-akan tidak ada penyesalan karena sudah membuat pipi putri keduanya memerah. "Bu ...," panggil Delia lembut. "Kita sedang ada tamu," ucapnya."Dia bukan tamu, Delia. Dia adalah wanita yang sudah Fatima hancurkan. Dia bukan tamu, Nak ...."Kamila melengos. Betapa ia bisa merasakan sakit hati Bu Sarah dan Pak Handoko atas perbuatan putriny
Read more
Pernikahan Tanpa Cinta
***"Sekarang kita harus bagaimana, Pak? Aku rasa Mbak Kamila benar, Mas Faisal pasti kekeuh menolak menikahi Mbak Fatima, belum lagi Mas Jaka ... astaghfirullah ... kenapa Faisal brengsek sekali," gerutu Delia. Haikal keluar masih lengkap dengan baju kokoh dan sarung serta peci di kepala. "Dek, kenapa bicaranya begitu?" tegurnya membuat Delia seketika mengulum bibir. "Mas, aku kesal sekali ....""Jangan sampai kebencian kamu terhadap seseorang membuatmu berkata-kata kotor," tegur Haikal lagi. "Faisal tidak akan berubah hanya dengan kalimat umpatan. Tidak semudah itu," kata Haikal menuai anggukan kepala Kamila. "Suamimu benar, Delia. Aku punya rencana ...."Semua orang beralih menatap Kamila dengan air muka bertanya-tanya. Rencana apa yang sedang direncanakan wanita itu?Di ruang tamu, keluarga Delia mendengarkan dengan seksama rencana yang Kamila katakan, tidak terkecuali Fatima sekalipun. "Aku rasa itu tidak akan berhasil, Mbak," sahut Delia. "Mana mungkin dia berani datang kemar
Read more
PREV
1
...
45678
...
22
DMCA.com Protection Status