Semua Bab Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat: Bab 221 - Bab 230

Hari keberangkatan untuk bulan madu pun tiba. Dan saat ini mereka sudah ada di dalam mobil. Tapi bukan arah bandara yang dituju, melainkan arah apartemen Daniel."Ke–kenapa kita kesini?" Anita memberanikan diri untuk bertanya pada Daniel.Daniel tertawa kecil, "kau pikir aku sudi melakukan bulan madu denganmu huh? Jangan mimpi!" serunya.Anita masih dibuat bingung, pasalnya mereka sudah sepakat untuk berpura-pura di depan Maira kalau keduanya sudah bahagia. Dan sikap Daniel kemarin jauh lebih baik dari sekarang."Kalau kau berani mengadu pada Mama, maka aku tak segan-segan akan mematahkan tulangmu. Aku lebih baik menyusul kekasihku ke Yogyakarta daripada harus bulan madu denganmu. Soal foto pura-pura kau tenang saja anak buahku akan membuatkannya untukmu seolah kau benar-benar ke luar negeri!"Pria itu kembali tertawa sumbang. Dia yakin Anita pasti sangat kecewa atas kenyataan ini, tapi dirinya memang tak berniat berbulan madu.Anita memilih diam. Lalu setelah tiba di apartemen mewah

"Siapa itu?" tanya Arga."Tuan Daniel Krisnantara, Tuan," jawabnya."Uhuk uhuk uhk," Rosiana terbatuk. "Saya yang dicari karena ponsel saya ketinggalan di lokasi syuting," jawab Rosiana.Arga mengangguk, "ajak beliau bergabung untuk makan siang Nona," pinta Arga."Iya Tuan, saya permisi," pamitnya. Wanita itu bergegas menghampiri Daniel. "Sayaaaaaaang," panggil Daniel memanjangkan kata saat melihat wanitanya keluar dari dalam restoran."Ngapain sih datang?" pekiknya kesal. Rosiana enggan kalau ada Daniel di sini, dan ruang geraknya mendekati Arga semakin susah, pikir wanita itu."Bukannya senang disamperin kekasihnya, eh ini malah cemberut!" protes Daniel."Tapi aku lagi kerja sayang. Sekarang kau ke hotel dulu ya, nanti kalau sudah selesai aku akan menghubungimu lagi."Meski awalnya menolak namun akhirnya Daniel mau menuruti keinginan sang kekasih, padahal awalnya dia ingin sekali berangkat ke Yogyakarta di malam hari, tapi karena permasalahan dengan Anita membuatnya harus buru-buru

"Kenapa sih harus Arga Dewantara yang disukai oleh Rosiana? Kenapa bukan pria lain? Kenapa harus Arga Dewantara yang merebut semua yang aku miliki? Apa salahku pada pria terkutuk itu!" Daniel berucap penuh amarah.Pria itu masih belum bisa mengontrol emosinya setelah mengetahui lelaki yang dicintai oleh Rosiana justru pria yang begitu dibenci oleh Daniel.Di mata Daniel, Arga adalah pria yang sudah merebut semua kesuksesan Daniel, pria itu juga membuatkan butik yang sama seperti milik sang mama untuk istrinya. Daniel merasa kalau Arga sengaja membuat dirinya tertekan dan ingin mengalahkannya, dengan kata lain Arga adalah orang yang pengecut yang hanya bisa merebut apa yang menjadi milik orang lain dengan kekuasaan yang dia miliki."Tutup mulutmu Daniel! Mama tidak pernah mendidikmu untuk menjadi manusia yang kurang ajar seperti ini, bahkan kau menyalahkan orang lain atas ketidakberhasilan mu! Kalau Mama jadi dirimu, Mama akan berjuang untuk membuktikan kalau mama bisa bersaing dengan

Arga dan Maria yang mendapat kabar dari pengawalnya Raja kalau sang anak di hina dan dimaki oleh calon mertuanya begitu murka."Brengsek, beraninya dia menghina Raja dan mengatakan Raja miskin!" seru Arga."Mama juga tidak terima. Mama akan bicara pada Raja untuk mencari wanita lain saja," Maria menimpali. Ibu mana yang sanggup melihat anaknya diperlakukan tidak baik seperti itu."Papa akan membalas dengan cara lain. Merwka sangat angkuh dan sombong. Padahal kekayaannya belum seberapa dibanding milik kita," ucap Arga. "Lagian Raja juga begitu. kenapa coba pakai nggak ngaku dari keluarga kaya."Di tempat berbeda, tepatnya di sebelah rumah mewah milik Arga Dewantara, seorang wanita paruh baya bernama Ayla seperti menaruh dendam terhadap Tuan Dewantara dan Arga Dewantara karena sudah menjadi penyebab suaminya meninggal dunia. Ya dulu mereka tinggal di Jerman dan pernah bermasalah dengan pemilik Dewantara Corporation sampai suaminya ditahan dan meninggal.Kini dirinya sengaja datang ke

"Berani ya kau menyakiti perasaan anakku, menghina anakku di depan umum! Dasar wanita sialan, kalau kau memang benar-benar berkuasa sini lawan aku, jangan kau hina dan maki anak semata wayang ku habis-habisan di depan umum!" Maria sangat kesal, lalu mengambil sapu yang berada di dekatnya ia kembali memegang sapu itu dengan sangat kuat."Aku bersumpah akan mematahkan tulang-tulangmu dengan ini. Raja memang memilih diam, kau tahu kalau Raja itu pemilik tunggal harta kekayaan Dewantara! Kekayaanmu tidak ada apa-apanya dengan kami wanita brengsek!" serunya penuh amarah.Arga justru malah tertawa terbahak-bahak melihat aksi sang istri yang seolah sedang berhadapan dengan mama dari Saskia.Padahal saat ini Maria sedang menonton video yang dikirimkan oleh pengawal Raja dari Inggris.Sang istri tampak begitu murka bahkan amarahnya meletup-letup, namun Arga sengaja membiarkan Maria untuk meluapkan kekesalannya.Lihatlah sekarang Maria memukul-mukul meja dengan sapu tersebut karena saking tida