All Chapters of Istri Muda Untuk Erlang: Chapter 31 - Chapter 40
69 Chapters
Bab 31.
"Antar tamu kita ke kamar yang sudah disediakan!" Rasputin memberi perintah pada seorang pelayan. Sikapnya tampak ramah karena Arsya belum menceritakan masalah Maya sepenuhnya.Meski berat hati menerima keputusan Erlang memperistri wanita asing selain putrinya, Rasputin tetap harus menerimanya. Dia membutuhkan Erlang untuk mempertahankan perusahaan yang sudah hampir bangkrut di tangan sang anak. Pada akhirnya, Rasputin sangat membenci wanita yang menjadi penghalang hubungan Arsyila dan Erlang. Lalu, bagaimana jika pria tua itu mengetahui hubungan antara Maya dan Erlang saat ini? Begitu Maya berdiri, Erlang melirik pada wanita itu. 'Awas saja kamu, Maya!' dengus Erlang dalam hati. Tatapannya tertuju pada kepergian Maya hingga menghilang dari pandangan."Kalian berbincang-bincang saja malam ini!" Rasputin juga akan meninggalkan ruangan itu. "Tapi ingat, jangan begadang terlalu malam. Terutama kamu, Arsya, kamu harus cukup istirahat!" "Ok, Dad, tidak usah berlebihan begitu. Aku sudah
Read more
Bab 32
Sekitar tiga meter dari kamar Maya, Erlang berpapasan dengan seorang pelayan pria. "Berikan aku satu!" seru Erlang ketika melihat beberapa gelas minuman di atas nampan. Dia merasa haus setelah berdebat dengan Arsya dan Marco.Pelayan itu mengangguk dan menuruti Erlang. Dia memberikan satu gelas, karena sebenarnya semua gelas minuman yang dibawanya juga disediakan atas permintaan Arsya untuk ketiga pria itu.Hanya sekali tegukan, Erlang sudah mengosongkan gelasnya. Dia meletakkannya kembali di atas nampan. "Terima kasih," ucap Erlang, lalu bertanya lagi, "Di mana kamar tamu yang baru saja datang tadi?" Dia bertanya, karena pelayan itulah yang membawa Maya ke dalam kamarnya."Kamarnya yang paling ujung, Pak," jawab pelayan dengan jujur sembari menunjukan kamar Maya.Erlang tersenyum tipis. Setelah itu, dia kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar Maya.Tiga kali ketukan kuat berhasil membuat Maya tersentak di dalam kamarnya. Dia baru keluar dari kamar mandi dan masih mengenakan pak
Read more
Bab 33
Sorot mata Maya begitu tajam ketika memperhatikan setiap detail gerakan Marco. Melihat cara pria itu bersikap dan juga memperlakukannya, Maya merasakan sesuatu yang janggal.'Aku tidak akan tinggal diam jika hanya dijadikan sebagai boneka untuk kalian,' gumam Maya dalam hati.Baik Maya, Marco, dan Arsya pada awalnya sama sama memiliki dendam pribadi pada Erlang. Namun, setelah beberapa kali pertemuan, Maya merasakan perubahan dari tujuan awal kedua rekannya. Marco dan Arsya terlihat seperti manusia serakah yang hanya ingin mencari keuntungan pribadi. Maya pun tidak ingin dimanfaatkan tanpa sepengetahuannya. Dia ingin dilibatkan dalam setiap rencana kedua pria itu.Setelah selesai mengirimkan pesan pada Arsya, Marco kembali menatap Maya. "Mari kita jalan bersama!" ajak Marco kemudian. "Kamu mau sarapan juga kan?""Kenapa harus bersama?" Maya bersikap tenang. "Kamu bisa pergi lebih dulu."Maya ingin kembali ke kamarnya. Dia merasa bodoh karena membiarkan Marco melihat bekas cupang leh
Read more
Bab 34
Untuk yang ke sekian kalinya, ponsel Erlang yang diletakkan di atas meja makan bergetar. Ada sebuah pesan masuk. Zoya meliriknya dan tidak menemukan nama yang tertera sebagai pengirim. Dengan itu, dia pun mengabaikan pesan tersebut, dan kembali fokus pada kedua anak di sampingnya. Syila di sisi lain merasa bahagia dengan perhatian Erlang. Wajahnya berseri seri karena sang suami memperlakukannya dengan sangat baik. Pria yang menggunakan kaos putih itu tidak hanya menyambutnya, tapi juga meletakkan beberapa makanan kesukaannya di atas piring Syila.Pun dengan Rasputin yang tersentuh melihat keakraban yang ditunjukkan Erlang terhadap putrinya. Dia tidak bisa berkata kata lagi, hingga lupa dengan apa yang akan ditanyakannya beberapa saat yang lalu. Rasputin akan bahagia ketika melihat putri kesayangannya tersenyum ceria.Hanya menghabiskan sedikit makanannya, Rafael sudah berlari dari tempat duduknya. Dia kabur ketika melihat kedatangan Arsyila yang merupakan ibu kandungnya. Entah apa
Read more
Bab 35
"Aku siap," ucap Maya tanpa ragu. "Good girl." Marco mengacungkan kedua jempolnya.Ada rasa geram melihat kepribadian Marco, namun Maya tetap setuju dengan rencana baru dari pria itu. Dia harus lebih dulu mendekati Zoya dan juga Arsyila. Menjadikan kedua wanita itu sebagai teman, lalu perlahan mengadu dombanya."Tapi bagaimana jika Erlang sudah merencanakan sesuatu saat ini? Bagaimana jika dia sudah tidak menginginkanku lagi, lalu menendangku seperti sampah?"Maya mengutarakan kekhawatirannya. Dari cara Erlang memperlakukannya tadi malam hingga pagi hari, sudah jelas jika pria itu tengah menyimpan sesuatu dalam dirinya dan akan meledak ketika mereka bertemu nanti."Itu bukan masalah besar, Arsya yang akan mengurus semua itu. Dengan atau tidak ada izin Erlang, kamu pasti masih bisa tinggal di rumah mewah itu." Sikap santai Marco tak berubah sedikit pun. Mata genitnya kini tertuju pada bagian dada Maya.Oh .. Jika diberi kesempatan, Marco tidak akan menyia-nyiakan waktu berduaan dengan
Read more
Bab 36
Menjelang malam, Maya keluar dari butiknya, dan langsung menuju sebuah stand makanan. Ketika sedang memesan makanan, ponsel Maya berdering. Dia segera memeriksa. Ternyata Erlang yang sedang melakukan panggilan."Halo," ucap Maya sopan.[Kamu di mana sekarang?] "Aku sedang memesan makanan."[Aku ingin bicara denganmu.]"Sekarang?" Maya melirik arloji di tangannya. Pukul 6 sore dan dia masih memiliki urusan lain. Dan bahkan hingga larut malam, dia tidak akan bisa bertemu dengan suaminya itu.[Apa kamu selalu sibuk?] Erlang mulai kesal, karena Maya tidak langsung menyetujui permintaannya. Wanita itu selalu memiliki alasan untuk menghindari percakapan yang dalam dengannya.Sudah satu minggu berlalu semenjak Maya tinggal di rumah keluarga Bagaskara. Namun, mereka tidak bisa bertemu secara langsung. Meski berada dalam satu atap yang sama, mereka berdua tidak memiliki kesempatan untuk menghabiskan waktu berdua.Erlang dan Maya seperti orang asing saat berada di kediaman keluarga Bagaskara.
Read more
Bab 37
"Untuk siapa lagi dia melakukan itu?" Erlang mencengkram ponselnya setelah menyaksikan isi dalam video.Bersama Heru, dia masih akan mengikuti Maya."Apa kali ini untuk Marco atau si Arsya keparat itu?" Kecurigaan Erlang selalu mengarah pada kedua pria itu, karena keduanya masih belum memiliki penghasilan tetap.Beberapa hari yang lalu, Heru telah memberitahu jika salah satu keluarga angkat Maya yang kini dirawat di rumah sakit, harus menjalani operasi besar dan membutuhkan biaya yang banyak karena penyakit yang dideritanya. Itu sebabnya Maya kerap mengambil uang Erlang tanpa sepengetahuannya.Erlang berjanji akan memaafkan Maya dan memilih untuk membahas masalah uang tersebut secara langsung. Dia ingin berbicara dengan Maya, namun belum pernah mendapat kesempatan hingga detik ini.Selalu saja ada halangan. Terkadang Erlang sibuk dengan pekerjaan, sibuk dengan anak dan juga kedua istrinya yang lain. Dan ketika Erlang ingin bicara dengan Maya melalui sambungan telpon, wanita itu juga se
Read more
Bab 38
Erlang merasakan detak jantungnya terpacu dengan cepat. Pikirannya kalut dan susah mencerna mana yang baik dan yang buruk. Meski seperti terasa ada beban berat yang menimpa pundaknya, Erlang melangkah dengan panjang menuju ruko. Marah, cemburu, sakit hati dan terkhianati bercampur menjadi satu. Dari raut wajahnya, Erlang tampak akan meledak saat itu juga."Tahan dulu!" Heru segera meraih lengan Erlang. "Lebih baik kita tunggu beberapa saat lagi," bujuknya.Di dalam ruko, Maya masih menunggu Andy. Duduk di sofa yang sama dengan Jarpen membuatnya merasa risih. Sudah sekitar sepuluh menit, namun Andy belum juga kembali."Tenang saja, uang 100 juta mu pasti akan datang sebentar lagi," Jarpen berkata dengan santai. Tingkahnya terlihat aneh, terkadang memainkan mata dan juga menggosok gosok dagunya.Hal itu tentu saja membuat Maya bertambah khawatir. Dia melirik pintu ruangan Andy, lalu kembali melirik pria di sebelahnya. Dia berada di tempat asing dan bergabung dengan orang yang baru sa
Read more
Bab 39
Dari balik pintu, Erlang telah mendengar semua perdebatan antara Maya dan mantan kekasihnya. Kini, dia paham kesulitan istrinya sekaligus menyadari jika ternyata Maya tidak seburuk yang dipikirkan. Maya telah banyak mengalami penderitaan selama ini. Hidupnya sebatang kara sebelum diasuh oleh sebuah keluarga sederhana. Dia bekerja keras untuk orang terdekatnya, namun ditipu oleh orang yang sangat dicintainya. Pada akhirnya, Maya juga harus menerima penawaran pernikahan di bawah tangan hanya karena ingin terlepas dari jeratan hutang.Erlang bisa merasakan penderitaan Maya. Dia juga merasa bersalah. Kebenciannya seketika sirna tergantikan oleh rasa iba. Dia menoleh pada Heru."Kita masuk sekarang!" Erlang berdiri tegak, lantas menendang pintu ruangan dengan sekencangnya, hingga terdengar bunyi yang yang sangat keras.Baaammm.Jonny tersentak. Dia menoleh ke belakang dan mendapati dua orang pria dengan amarah yang meluap-luap. Baru saja berjongkok mendekati Maya, seorang pria asing suda
Read more
Bab 40
"Aku terima telpon dulu," kata Erlang dengan sopan. Dia segera keluar dari ruangan itu."Dia sangat tampan, Maya," Bu Marta sudah tidak tahan lagi untuk memuji Erlang. Begitu pria itu meninggalkan ruangan, dia langsung mencubit lengan anak angkatnya itu. Dia geram dengan Maya."Pelan-pelan bicaranya, Bu, nanti dia dengar!" Maya merasa malu dengan sikap berlebihan ibunya. Seandainya hubungan mereka didasari oleh cinta, Maya pasti akan merasa bangga menceritakannya. "Biarkan saja!" Bu Marta tengah berbahagia, jadi dia tidak peduli. "Apa yang ibu katakan kan memang kenyataan, Selain tampan, ibu yakin dia juga orang hebat. Lihat cara berpakaiannya, cara bicara dan juga cara berjalannya!" dia tak habis-habisnya memuji Erlang, hingga Maya mengehentikannya. "Cukup, Bu!" Maya cemberut. "Aku sama sekali tidak melihat semua yang dikatakan Ibu tentangnya." Maya berusaha membohongi dirinya sendiri karena masih ada dendam yang kuat dalam dirinya."Lalu kenapa kamu menikah dengannya?""Aku tida
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status