All Chapters of Istri Muda Untuk Erlang: Chapter 51 - Chapter 60
69 Chapters
Bab 51.
Tentu saja Erlang langsung menyetujuinya. "Kapan kamu bisa? Aku akan mengaturnya untukmu," ucap Erlang bersemangat.Zoya menyebutkan waktu dan tempat. Setelah itu, dia berpamitan pada Erlang karena harus melakukan hal yang lainnya."Tidak bisakah aku ikut denganmu? Aku masih ingin bersamamu," Erlang menolak untuk berpisah secepat itu. Dia masih merindukan istrinya.Zoya memberi alasan yang pasti. "Aku harus menjemput Angkasa, kemudian mengantarnya lagi ke tempat les. Sebaiknya kamu temui Maya, katakan padanya agar mempersiapkan diri untuk bertemu denganku!"Mau tidak mau, Erlang setuju melepaskan Zoya hari itu. Tapi sebelum berpisah, dia lebih dulu mendaratkan ciuman di kening dan bibir wanita itu.Tidak ada penolakan dari Zoya karena sejujurnya dia juga merindukan suaminya. Hanya karena sedikit ego saat ini, Zoya enggan memberitahukan bahwa penyakit yang sempat di deritanya sudah dinyatakan sembuh total.Malam semakin larut, tapi kafe tersebut masih terlihat ramai. Sembari menyibukkan
Read more
Bab 52.
Malam itu Erlang mengajak Maya untuk langsung beristirahat. Suasana hati Erlang mungkin bagus setelah bertemu dengan Zoya, namun tidak dengan Maya yang tengah dalam keadaan berduka.Erlang bersandar di headboard ranjang. Sebelum bercerita dengan Maya, dia masih sempat mengirimkan pesan pada Zoya.Pesan teks yang dikirim Erlang sudah masuk, namun belum terbaca oleh Zoya. "Apa Zoya sudah tidur?" Erlang kecewa. Mereka sudah berbaikan, tapi kenapa istrinya itu masih mengabaikan pesan darinya."Lagi chating- an sama siapa?" Maya masih berpikir jika Erlang sedang patah hati berat saat ini. Apalagi ketika mendapati wajah cemas Erlang, dalam hati dia pun menertawakan pria itu."Dengan Zoya, tapi dia mungkin sudah tidur." Erlang meletakkan ponselnya di atas nakas. "Apa kamu mau langsung tidur?" tanyanya.Maya sudah naik ke atas ranjang. Dia menggelengkan kepala. "Tidak, aku ingin bertanya sesuatu.""Apa itu?""Tentang hubunganmu dengan kedua istrimu, apa kalian pernah berbulan madu ke New Zea
Read more
Bab 53.
Tidak hanya memiliki rasa percaya diri yang tinggi, Maya juga tampak angkuh ketika berjalan menuju ruangan privasi. Gaya berjalannya juga sudah seperti model papan atas, tidak tertandingi oleh rakyat biasa lagi.Sikap Maya yang demikian tentu saja ingin menunjukkan pada Zoya jika dirinya sangat layak untuk menjadi istri sah dari seorang Erlang Januar."Turunkan kepalamu itu, berjalanlah seperti orang normal!" titah Erlang dengan tegas.Bukannya bangga, Erlang justru malu melihat kelakuan Maya. Biasanya, wanita itu tidak pernah bersikap sombong, namun mendadak bertingkah aneh ketika akan dipertemukan dengan Zoya.Maya mencebik dengan kepala yang masih terangkat. "Aku seperti ini hanya ingin membantu kamu agar image mu tidak turun di mata istri keduamu itu."Erlang berhenti melangkah tatkala mereka sudah tiba di depan pintu ruangan. Dia juga menahan Maya, kemudian menurunkan kepala wanita itu agar terlihat sopan di mata Zoya."Dengar, Maya, Zoya bukan jenis wanita yang seperti di dalam
Read more
Bab 54.
Dari cara bicara Maya, Zoya sudah bisa menyimpulkan bahwa istri muda Erlang memiliki niat terselubung dalam pernikahannya.Selain ingin membalas dendam atas kematian Herman, sudah sangat jelas jika Maya juga menginginkan harta kekayaan Erlang yang kini dipegang secara penuh oleh Zoya.Erlang baru tiba di depan pintu ruangan ketika Maya mulai menunjukkan kecerobohannya. Dia segera mendekati istri ketiganya. "Apa yang kamu bicarakan, Maya?" "Aku mengatakan yang sesungguhnya, bukankah kita sudah pernah membahas ini sebelumnya? Dan aku rasa saat itu kamu tidak masalah dengan keinginanku ini." Maya tidak pernah takut pada akibat dari ucapan yang baru saja diutarakannya. Selagi tubuhnya masih menjadi penghangat ranjang satu-satunya bagi Erlang, posisinya akan tetap aman.Erlang menggelengkan kepala. "Tidak, Maya ... aku rasa kamu terlalu buru-buru. Pertemuan kita hari ini murni hanya untuk perkenalan, bagaimana bisa kamu meminta sesuatu dari Zoya padahal kami berdua belum pernah membicara
Read more
Bab 55.
Maya meneliti Arsyila dari atas hingga ke bawah. Sekilas tidak ada masalah yang tampak dari wanita berparas anggun itu. Arsyila sama saja seperti wanita dewasa pada umumnya.Ini pertama kalinya Maya berduaan dengan Arsyila dan dia terkejut dengan tuduhan wanita itu."Kamu bilang apa tadi?" Maya menantang. "Kamu digaji oleh si pelakor itu kan?" ulang Arsyila menuduh dengan sesuka hati. "Berapa dia membayarmu? Katakan saja padaku, aku akan membayar dua kali lipat bahkan sepuluh kali lipat pun aku mampu, asal kamu bekerja padaku saja?" Maya sedikit tertarik karena dia juga tidak menyukai Zoya. Dia melirik kiri kanan untuk memastikan tidak ada yang mendengarkan obrolan mereka. "Apa yang akan kamu berikan padaku?" Maya mengecilkan suaranya. "Jika kamu memiliki banyak uang, kenapa tidak menyewa orang lain saja untuk menghabisi si Zoya itu?"Dibandingkan dengan Maya, Arsyila lebih cocok melakukan perbuatan jahat itu. Maya tidak ingin mengotori tangannya, sedangkan Arsyila yang masih dala
Read more
Bab 56.
Tidak ada yang memberitahu Erlang jika salah satu kafe miliknya telah mengalami kebakaran akibat ledakan bom. Zoya memilih diam. Panik dan rasa takut itu masih melanda. Baru saja mengalami kebangkrutan, kemudian selamat dari maut, tentu saja Zoya tidak bisa tenang dengan kejadian yang baru saja menimpanya.Begitu juga dengan Hendra dan istrinya yang memilih untuk menenangkan pikiran Zoya saat ini. Mereka telah sepakat menyerahkan semuanya kepada pihak yang berwajib.Pukul 9 malam, Erlang tiba di kediaman Zoya. Tidak terlihat aktivitas apa pun. Penerangan di rumah berlantai dua itu juga sudah dimatikan, menandakan penghuninya telah beristirahat."Pak Erlang mau bertemu bu Zoya?" satpam yang berjaga di rumah itu bertanya ketika melihat suami dari majikannya itu berdiri di depan pagar.Erlang mengiyakan. "Aku ingin bertemu dengan Zoya, tapi aku rasa dia sudah tidur, lebih baik aku datang lain kali saja."Erlang sudah seperti orang asing saja, padahal dia juga sudah lama tinggal di rumah
Read more
Bab 57.
"Maya ...." Tanpa ragu, Zoya menyebutkan nama wanita yang dicurigai ingin mencelakai hidupnya. "Dia ingin aku mati, Lang."Sontak Erlang terkejut mendengarnya. Tidak langsung percaya begitu saja, dia kemudian menatap Hendra yang juga tengah menatapnya. "Itu benar, Lang," Hendra mengulang apa yang diucapkan oleh sahabatnya. "Maya yang melakukan ini, karena dia ingin membunuh Zoya."Erlang tidak membalas, namun dari ekspresinya, bisa disimpulkan jika dia ragu untuk mempercayai ucapan istri dan sahabatnya. Melihat itu, Hennah tidak bisa tinggal diam. "Jangan membela istri mudamu itu lagi, Lang. Sudah cukup apa yang dilakukan wanita rubah itu pada Zoya!""Hennah ...!" Dengan cepat Hendra menegur istrinya. Dia menghampiri wanita itu, lalu menariknya ke dalam kamar. "Ada apa denganmu, kenapa harus membawaku ke sini?" Hennah marah pada suaminya. Hendra selalu saja menghalanginy untuk bicara."Kamu selalu saja seperti ini. Tidak bisa mengontrol diri. Harusnya kita bicarakan dengan baik bai
Read more
Bab 58
Erlang duduk di barisan paling depan. Dia terlihat sebagai orang yang paling bersemangat pagi itu. Dengan mata mengantuk dan wajah kurang fresh, dia menunggu penjelasan dari pihak kepolisian.Bukan hanya masalah kerugian yang Erlang pikirkan saat ini. Dia juga tidak bisa menerima dengan tuduhan Zoya dan Hendra. Pagi itu juga dia harus membersihkan kesalahpahaman itu terutama nama Maya yang dianggap sebagai dalang dari semua masalah yang terjadi."Orang yang meletakkan bom tersebut sudah kami amankan," polisi bernama Rendi memberitahu. "Dia sudah kami tahan sekitar pukul satu malam tadi.""Apa aku bisa bertemu dengannya?" Erlang bertanya dengan terburu buru. "Aku ingin melihat pria seperti apa yang berani menghancurkan kafe kami?" pinta Erlang dengan cepat."Kami sudah mengintrogasi terduga pelaku tadi malam ...." Rendi belum selesai bicara, namun Erlang sudah menyela dengan bersemangat."Bagaimana hasilnya?" Hanya Erlang yang bicara. Sedangkan Hendra, Hennah dan Zoya masih terdiam me
Read more
Bab 59
"Berhenti, Maya!" seru Erlang tatkala melihat Maya melucuti pakaiannya sendiri. Wanita itu nyaris telanjang di depan Erlang."Kenapa? Apa aku kurang menarik atau kamu sudah mulai bosan?" Maya terlihat kecewa. Sudah hampir seminggu mereka tidak bercinta akibat kesibukan pada urusan masing masing. Meski pun tinggal bersama dan selalu bertemu setiap harinya, namun Erlang dan Maya lebih fokus pada urusan masing masing membuat keduanya jarang menghabiskan waktu di ranjang.Kini, Maya membutuhkan uang lebih. Hanya dengan melayani Erlang, memuaskan birahi pria itu, dia bisa meminta haknya secara berlebih. "Bukan itu masalahnya." Erlang menyentuh perutnya. "Aku lapar sekarang, jadi tolong minta pelayan untuk mengantarkan makanan sekarang juga!"Maya segera membetulkan dress nya yang sudah terlepas di bawah dada, lantas meraih jaketnya untuk menutupi punggungnya yang terbuka."Tunggu di sini, aku akan memesan beberapa jenis makanan untukmu," kata Maya sambil berlalu dari ruangan itu.Sementa
Read more
Bab 60
Maya memiliki caranya sendiri untuk menaklukkan Erlang. Lambat laun pria itu pasti mengetahui siapa dirinya sebenarnya, jadi Maya berniat untuk mengatakan nama kakaknya yang merupakan teman dekat Arsya dan juga dikenal baik oleh suaminya itu."Herman ...," Maya mengucapkan nama itu dengan jelas."Apa ...?" Sontak saja Erlang terkejut mendengar nama yang sudah familiar itu."Herman adalah nama kakakku," Maya mengulanginya lagi. "Aku rasa kamu juga mengenalnya dengan baik."Dari Bu Marta, Maya mengetahui jika Zoya dan Hendra telah mencari tahu info tentang keluarganya. Maka, dia perlu bergerak lebih cepat dari kedua orang terdekat suaminya itu. Jangan sampai Zoya lebih dulu bercerita pada Erlang tujuan Maya menikahi Erlang.Erlang terkesiap. Mulutnya seakan terkunci untuk menanyakan lebih lanjut. Dia perlu mencari cara untuk menjelaskan masalah yang telah menimpa mereka beberapa tahun yang lalu."Tidak usah tegang seperti itu!" Maya tidak menunjukkan gelagat yang aneh. Dia bersikap san
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status