Semua Bab Bukan Perawan Kegatalan: Bab 21 - Bab 30
120 Bab
21. Meilia
Happy Reading*****"Hai, namamu Hanum, kan?" sapa perempuan dengan rambut lurus melebihi bahu. Kulitnya putih bersih dengan pakaian yang cukup elegan.Hanum mencoba mengingat siapa perempuan yang sedang menyapanya ini. Namun, otaknya sama sekali tidak bisa diajak kompromi. Dia terus meneliti tampilan si perempuan dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Maaf, saya nggak kenal Anda. Ada keperluan apa, ya?" tanya Hanum ketus. Perempuan yang tak lain adalah Meilia, tersenyum kecut. Sungguh, memalukan tidak diingat oleh orang yang pernah ditemui. Entah ucapan Hanum benar atau tidak. Meilia tak lagi peduli, dia cuma ingin memastikan sesuatu."Oke," jawab Meilia. Tangannya terulur hendak menyalami Hanum. "Kenalkan, aku Meilia. Istri sah dari Aryan."Hanum membuang muka. "Ternyata wanita ini istrinya. Cantik, elegan dan terlihat pintar, tapi kenapa Mas Aryan masih mencari perempuan lain untuk melampiaskan hasrat bejatnya. Dasar laki-laki player," rutuknya dalam hati.Sang pemilik rumah mener
Baca selengkapnya
22. Kalut
Happy Reading*****Dirga sampai di rumah sakit di mana bundanya di rawat. Perempuan berjilbab itu tampak pucat. Matanya masih terpejam ketika sang putra membuka pintu."Gimana keadaannya Bunda, Pak?" tanya Dirga pada lelaki yang duduk di sofa."Mendingan, Mas. Kata dokter sudah lewat masa kritis. Mas Dirga kapan sampai?" Lelaki itu adalah Pak Samsudin salah satu pengacara keluarga Dirga yang sudah dianggap saudara oleh bundanya."Kenapa sampai kumat lagi, Pak. Bukankah seminggu lalu keadaan Bunda sudah jauh lebih baik. Makanya, saya bisa meninggalkan beliau." Dirga duduk tepat di samping brankas bundanya. Memegang tangan yang terbebas dari selang infus dan menciumnya lembut."Bunda harus kuat demi aku. Katanya pengen lihat aku menikah dengan perempuan yang paling aku cintai. Sekarang, aku sedang berjuang untuk mendapatkannya walau jelas tidak akan mudah. Bunda harus cepat sehat, ya. Nanti, aku kenalkan. Dia itu cantik banget, hatinya juga baik dan pastinya bunda akan langsung dapat c
Baca selengkapnya
23. Kemarahan Kaisar
Happy Reading*****Hanum terbangun ketika rasa panas menyerang tubuhnya. Keringat mulai membasahi seluruh tubuh apalagi mimpi buruk yang dialami tadi, semakin menambah ketakutannya saja."Sudah bangun, Nak?" tanya Saraswati yang duduk di sofa tak jauh dari ranjang Hanum. Dia sedang memangku Azri sambil memberikan ASI yang berada di botol."Ma, kenapa dia jahat. Aku nggak salah apa-apa. Aku nggak tahu kalau dia sudah punya istri. Dia yang merayuku, dia yang menjebakku. Aku bukan perusak rumah tangga mereka," racau Hanum. Dia mulai menarik-narik rambutnya. Saraswati tidak bisa mencegah perbuatan Hanum selain berteriak memanggil suami dan juga putranya."Berhenti, Nak. Berhenti!" teriak perempuan paruh baya itu. "Papa, Abang!" panggilnya sambil membuka pintu kamar."Astagfirullah," ucap Lathif. Lelaki itu segera memegang tangan Hanum dengan kuat. Mencari sesuatu yang bisa dia gunakan untuk menghentikan tangan anak angkatnya untuk menyakiti dirinya sendiri."Ma, ambilkan obatnya.""Iya.
Baca selengkapnya
24. Tekad Dirga
Happy Reading*****Semalaman, Dirga menjaga sang Bunda yang tertidur bahkan kesehatannya sendiri tak lagi dipedulikan. Setelah keluar menemui perempuan yang telah membuat bundanya seperti ini, lelaki itu kembali ke rumah sakit. Pagi ini, sang bunda yang bernama Rahmi membuka mata terlebih dahulu. Melihat sosok Dirga tertidur sambil duduk, perempuan itu meneteskan air mata. Ada banyak luka yang telah dia berikan bahkan Dirga dipaksa dewasa sebelum waktunya karena semua masalah rumah tangganya.Sekuat tenaga mencoba menahan isakan, nyatanya Rahmi tak mampu. Dirga terbangun dan melihat dirinya yang sedang menangis."Bunda kenapa?" tanya Dirga. Mendekat ke arah perempuan yang telah melahirkannya dan mengambil air putih di atas nakas. "Aku sudah di sini, jangan menangis lagi, Bun."Menyodorkan gelas berisi air putih, Dirga menunggu Rahmi meneguknya. "Bunda tidak apa-apa, Mas. Bunda sedih saja melihatmu tertidur sambil duduk seperti tadi. Sedari kecil, Bunda selalu memberikan luka. Tidak
Baca selengkapnya
25. Sakit
Happy Reading *****"Ga, Hanum kenapa?" Sekuat tenaga, Kaisar merengkuh adik angkatnya dalam pelukan."Tidak tahu, Kai," jawab Dirga yang juga berusaha menenangkan Hanum.Kedua tangan perempuan itu masih aktif bergerak untuk menyakiti tubuhnya sendiri. Dirga sungguh tak tega melihat keadaan Hanum. Namun, untuk mencegah dan berbuat lebih seperti yang dilakukan Kaisar pun, lelaki itu tidak mampu."Tenang, Dik. Tenang," kata Kaisar. Dia terpaksa membopong perempuan berambut panjang itu kembali ke kamarnya sementara si Bibi, disuruh mengambilkan minum.Sekalipun pergelangan tangan Hanum sudah berdarah karena cakarannya sendiri. Namun, perempuan itu tidak sedikitpun mengeluh. Dia, hanya menangis dan terus menangis. Meracau dengan kata-kata yang tidak dimengerti oleh Dirga.Mantan atasan Hanum, hanya mengekor sahabatnya saja menuju lantai dua kediaman keluarga Lathif. Sesampainya di kamar, Kaisar segera memasukkan obat secara paksa pada Hanum. Kedua tangannya sudah diikat dengan sapu tanga
Baca selengkapnya
26. Kesempatan
Happy Reading*****"Tenang, Ma. Kenapa Mama malah marah pada sahabat Abang? Dia itu Dirga, sahabat yang sering Abang ceritakan dan selalu gagal ketika akan diperkenalkan." Kaisar berdiri dan mengusap lengan mamanya lembut. Dia juga berusaha memindahkan Azri ke dalam gendongannya. Tangis balita itu begitu keras. Mungkin merasa tidurnya terganggu dengan suara Saraswati."Mama tidak peduli sedekat apa kalian dulu. Yang Mama tahu, dia ada kaitan dengan masa lalu adikmu yang pahit. Jangan sampai Hanum mengalami depresi seperti kemarin. Waktu Dirga ke sini pertama kali saja, tubuh adiknya bereaksi hebat," jelas Saraswati. Dia menatap tajam tidak suka pada sahabat putranya. Lelaki yang ditatap malah mengingat-ingat setiap pertemuan dengan Hanum. "Pantas saja, Hanum selalu bicara ketus dan meninggalkan aku sendirian. Jadi, ini sebabnya?" kata hati Dirga."Sebaiknya kamu pergi dari rumah kami. Jangan sampai Hanum melihatmu dan kembali mengalami hal yang tidak mengenakkan," usir Saraswati."
Baca selengkapnya
27. Tragedi
Happy Reading*****"Kapan kamu akan hamil lagi, Mei? Sudah lebih setahun dari sejak bayi kalian meninggal. Mengapa tidak melakukan program hamil lagi?" tanya Septi di saat mereka makan malam bersama.Sangat lama, perempuan paruh baya itu menunggu kehadiran cucunya. Tidak tahu saja jika Meilia sudah mengangkat sebelah rahimnya dan dipastikan perempuan itu makin sulit untuk hamil."Ma, jangan memojokkan Meilia. Kami juga sedang berusa," bela Aryan yang duduk di samping sang istri."Jangan buat suasana makan menjadi adu debat. Papa tidak suka," sahut Lingga.Septi mencebik dan menatap suaminya. "Kalau seperti ini terus, kita tidak akan memiliki pewaris, Pa. Generasi selanjutnya akan putus di tangan Aryan. Tahu gitu, aku minta saja Hanum untuk tinggal di sini. Saat itu, dia pasti hamil anaknya Aryan. Mukanya aja pucet banget kayak orang hamil muda."Septi, hanya mengetahui perempuan yang menjadi selingkuhan anaknya adalah Hanum. Tidak pernah tahu jika putra semata wayangnya seorang playe
Baca selengkapnya
28. Sebuah Pernyataan
Happy Reading*****Menikmati wajah teduh Hanum ketika sedang terlelap sungguh suatu ketenangan tersendiri bagi Dirga. Tak pernah terbayangkan kejadian seperti tadi akan dilakukan oleh Hanum. Sosok wanita yang dulu begitu ceria, penuh harapan untuk memperbaiki masa depan terutama perekonomian keluarganya.Kini, berubah menjadi sosok yang begitu putus asa. Depresi akan keadaannya dengan menyakiti diri sendiri."Mas tidak tahu begitu banyak luka yang sudah dibuat Aryan untukmu, Num. Andai sedikit saja, kamu mau membaginya saat itu denganku. Mas tidak akan merasa bersalah begini. Kenapa harus kamu simpan sendirian. Sebegitu tidak percayanya kamu denganku, Num." Dirga terus bergumam sendirian dalam kamar Hanum. Walau tangannya sangat ingin menyentuh sang pujaan, tetapi tidak dilakukan karena terlalu takut Hanum marah.Perempuan itu tidak pernah menyukai interaksi fisik dengan lawan jenis kecuali, dia yang mengijinkannya. Cukup sekali Dirga melakukan kesalahan dan itu sudah membuatnya meng
Baca selengkapnya
29. Bahagia sekaligus Sedih
Happy Reading*****Tak ingin membuat pujaannya marah, Dirga kembali melakukan panggilan video. Namun, sekali lagi Hanum langsung mematikan panggilan. Memilih mengirimkan chat supaya tahu alasan Hanum mematikan sambungan tadi. Dirga mendapat balasan."Pakai baju dulu kalau mau telpon lagi. Ada Papa sama Mama mau ngomong. Nggak sopan kalau Mas Dirga begitu," tulus Hanum.Si lelaki tersenyum malu dan berkata sendiri, "Oh, jadi dia malu melihat aku bertelanjang dada dengan memakai handuk tadi. Kamu aneh, Num. Bukankah ini bukan pertama kali kamu melihat lelaki berbuat seperti aku. Sebelumnya, kamu pasti pernah melihat Aryan seutuhnya."Mengetahui kenyataan itu, Dirga merasa cemburu karena bukan dia yang pertama bagi Hanum. Namun, lelaki itu segera menghentikan lamunan yang tidak jelas dengan segera karena Hanum memintanya membalas chat."Kenapa memangnya Om Lathif ingin berbincang dengan Mas?""Karena Mas Dirga terlalu lebay. Pake ngirim buket mawar dengan catatan yang sungguh menggelika
Baca selengkapnya
30. Perpisahan
Happy Reading*****Suara ketukan terdengar oleh Hanum di ruang kerjanya. "Masuk," suruh Hanum pada seseorang yang mengetuk pintu tersebut."Dik, bundanya Dirga meninggal dunia. Kamu mau ikut melayat atau bagaimana? Abang sama orang tua kita akan berangkat setengah jam lagi. Mumpung dapat tiket.""Innalillahi wa Inna ilaihi rojiun. Aku pengen ikut, tapi gimana sama Azri. Apa dia boleh naik pesawat?""Abang rasa boleh. Dia kan sudah enam bulan lebih. Gimana, apa kamu mau ikut? Kita nggak punya banyak waktu, Dik."Hanum tampak berpikir sebentar. Lalu, menjawab, "Aku ikut, Bang." Segera membereskan kertas-kertas laporan di mejanya.*****Dirga masih menunggu kelengkapan administrasi untuk membawa pulang sang Bunda. Rencana, setelah bisa dibawa pulang akan segera dikuburkan di sebelah makam kakek dan neneknya. Di pulau ini, tidak bisa sembarangan menguburkan jenazah apalagi Dirga bukan penduduk asli Bali.Ada semacam peraturan adat yang tidak boleh menguburkan sembarang orang di tanah pu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status