Semua Bab Keluarga Kecil Suamiku: Bab 21 - Bab 28
28 Bab
Kematian
Suasana haru menyelimuti proses pemakaman Alifa. Gadis kecil itu menghembuskan nafas terakhirnya saat dalam perjalanan menuju rumah sakit.Elisa berkali-kali jatuh pingsan saat tubuh mungil yang terbungkus dengan kain kafan itu hendak dimasukkan ke dalam liang lahat, sedangkan Firman nampak terpekur menatap jenazaha Alifa.Hilda diam mematung, dia tak menyangka jika gadis yang ditemuinya beberapa waktu lalu meninggalkan dunia ini dengan begitu cepat. Karena buku raport miliknya lah Hilda dapat menguak keluarga kecil suaminya sebelum Hilda dipersunting oleh Firman.“Ayo kita pulang,” Alex mengajak Hilda untuk meninggalkan pemakaman yang mulai sepi. Hanya tinggal beberapa orang saja yang masih ada dipemakaman.Hilda pun mengangguk pasrah, dia pun melangkahkan kaki meninggalkan pemakaman.“Tunggu!” tiba-tiba saja Elisa berteriak lalu berlari ke arah Hilda yang sedang berjalan menuju ke area parkir kendaraan.“Dasar wanita tak tahu diri! Kamu sudah menjadi pelakor dan kini kamu juga membu
Baca selengkapnya
Kasak Kusuk
Dengan sedikit berlari, Firman berusaha mengejar Alex yang hendak masuk ke dalam mobil. Setelah kejadian dipemakaman Alifa, Firman tak bisa menghubungi Hilda, ingin menghubungi mertuanya dia tak punya keberanian.“Pak! Pak Alex!” seru Firman ketika hampir sampai dihadapan Alex.Seketika Alex mengurungkan dirinya untuk masuk ke dalam mobil. Pandangannya kini menuju kepada Firman yang nampak terengah-engah.“Anda memanggil saya?” tanya Alex dengan wajah penuh heran.“Iya Pak. Maaf sebelumnya, bagaimana kabar Hilda sekarang Pak? Dia dan janinnya baik-baik saja kan?” cecar Firman yang dengan tanpa malu bertanya pada Alex.Alex mengernyitkan keningnya dengan senyum sinis, “mengapa anda menanyakan kabar istri anda sendiri pada saya? Bukankah anda suaminya?”“Sampai saat ini saya tidak bisa menghubungi dia Pak.”“Lalu apa hubungannya dengan saya?” Alex membalikkan pertanyaan.“Eeemmm, saat kejadian dipemakaman kemarin Pak Alex yang menolong dia. Pak Alex pasti tahu kabar istri saya. Bapak ng
Baca selengkapnya
Bertubi-tubi
Nampak beberapa awak media ikut menerobos masuk ke dalam ruangan Hilda. Beberapa petugas keamanan yang ada dikantor Hilda tak cukup kuat untuk menahan mereka semua untuk tidak masuk ke dalam.“Apa benar Pak Alex ada hubungan terlarang dengan Bu Hilda?” tanya seorang wartawan lelaki. Sekilas Alex membaca name tag yang dikalungkan dileher pria tersebut.Alex terlihat tenang menghadapi situasi saat ini. Alex tahu, pasti ada seseorang yang menyebar isu kepada orang-orang. Lain halnya Hilda yang terihat pucat dan gugup.“Pak Alex, bisa tolong dijelaskan sejauh apa hubungan anda berdua selama ini?” Wartawan lain pun ikut berseru.“Saya akan menjawab pertanyaan rekan-rekan yang ada disini setelah kalian mendapat bukti nyata jika memang saya dan Bu Hilda ada hubungan terlarang. Namun jika tidak ada bukti … “ Alex berhenti sejenak sambil menatap semua orang yang ada diruangan.“Saya tak segan-segan untuk membuat kalian dipecat dari tempat kerja bahkan akan saya masukkan ke daftar blacklist ke
Baca selengkapnya
Gegar Otak?
Tok! Tok! Tok!Hilda mengetuk pelan pintu ruang rawat tersebut, perlahan dia membuka daun pintu.Seorang wanita yang terbaring didalam sana menoleh ke arah Hilda.“Elisa!” pekik Hilda sambil menutup mulutnya. Dirinya tak menyangka, hari ini dia mendapat kejadian bertubi-tubi.Jadi wanita yang menjadi korban kecelakaan tadi adalah Elisa. Sungguh tak disangka sama sekali.“Siapa kamu?” lirih Elisa lemah.“Siapa Elisa? Siapa aku? Tolong aku … “ rintih Elisa sambil menangis. Salah satu tangannya memegang pelipis kepala.Hilda kembali terkejut, mengapa Elisa tak mengenali dirinya sendiri. Apakah Elisa mengalami cedera serius hingga gegar otak? Tapi bukankah pria tadi bilang jika Elisa baik-baik saja? Hilda bergumam dalam hati.“Elisa!” tiba-tiba Firman masuk ke dalam kamar.“Hilda? Kenapa kamu ada disini? Apa kamu tahu siapa yang membuat Elisa menjadi seperti ini?” cecar Firman.Hilda bergeming. Dia melihat Firman membelai lembut pucuk kepala Elisa. Hilda sudah berusaha membuang jauh rasa
Baca selengkapnya
Ditahan Polisi
PoV HildaPerlahan aku meninggalkan rumah sakit dimana tadi aku diselamatkan oleh Albert. Sebenarnya aku masih ingin menunggu hasil dari dokter yang menangani Elisa. Aku yakin dia pasti hanya berpura-pura.Kali ini aku memilih untuk pulang ke rumahku sendiri. Lama aku tak menyambangi, pasti beberapa tanaman sudah terlihat rimbun.Namun betapa terkejutnya aku, setelah sampai dirumah, justru aku melihat seorang wanita asing yang sedang menyirami taman depan.Mungkinkah Mama menyewa seseorang untuk bersih-bersih disini? Aku menerka-nerka.“Selamat siang, ada yang bisa saya bantu Bu?” sapa wanita tersebut dengan seulas senyum ramah.“Maaf, Ibu siapa ya?” tanyaku.“Oh, saya baru saja menempati rumah ini Bu. Dua minggu lalu saya membeli rumah ini dengan harga yang cukup murah menurut saya,” paparnya lagi.Aku tertegun mendengar penjelasannya. Tubuhku menegang, jantungku seolah berhenti berdetak.“Apa ada yang bisa saya bantu Ibu?” tegur wanita itu lagi membuatku tersadar dari lamunanku.“Ma
Baca selengkapnya
Berdamai?
Hampir pukul sepuluh malam, Hilda sampai dikediaman orang tuanya. Terlihat raut cemas diwajah Pak Baskoro.“Nak Albert? Mengapa Hilda bisa bersama denganmu?” sorak Pak Baskoro begitu melihat Albert turun dari kendaraan.“Pak Baskoro. Ternyata memang benar ya, dunia itu tak seluas daun kelor,” seloroh Albert. Mereka tertawa bersama.“Papa mengenal Albert?” tanya Hilda keheranan.Pak Baskoro dan Albert saling memandang dan tersenyum.“Iya Nak, dia merupakan salah satu kolega Papa. Pemilik Rumah Sakit Bakti Sehat. Muda, tampan, mapan,” terang Pak Baskoro terkekeh sambil menepuk-nepuk bahu Albert.Hilda menatap sekilas ke arah Albert, dia terlihat sedikit salah tingkah.“Berarti rumah sakit tadi itu … “ gumam Hilda.“Kau dari rumah sakit? Siapa yang sakit?” selidik Pak Baskoro mendengar ucapan Hilda.“Te—man Pa. Tadi teman Hilda mengalami kecelakaan, jadi aku membawanya ke rumah sakit. Dan kebetulan sekali tadi aku disana bertemu dengan dia,” jelas Hilda sambil menunjuk ke arah Albert.“A
Baca selengkapnya
Tuntutan
Suasana mendadak berubah menjadi hening. Semua yang ada diruangan menanti apa yang akan diucapkan olehnya.“Kembalikan rumahku Mas! kembalikan rumah yang kau jual tanpa sepengetahuanku!” pekik Hilda.Wajah Firman nampak pias. Dia tak menyangka jika Hilda akan mengetahui lebih cepat. Firman beranggapan Hilda tak akan kembali ke rumahnya itu.“Hahaha. Kau sudah tahu rupanya? Baguslah, jadi aku tak perlu repot-repot menjelaskan kepadamu,” tukas Firman menutupi kegusaran hatinya. Dia berusaha mengintimidasi Hilda.“Mana uang hasil penjualan rumahku Mas?! Kau tak ada hak menjual rumah itu!” geram Hilda.Albert nampak bingung dengan kejadian ini, dia memang tak cukup paham hubungan rumah tangga Hilda dengan suaminya. Sedangkan nampak terlihat merah padam, kedua tangannya mengepal keras. Dia tak rela jika Hilda disakiti oleh Firman.“Ck, uang penjualan rumah sudah habis Hilda. Uang itu sudah ku pakai untuk biaya pengobatan Alifa, karena kau tak mau membantuku! Anggaplah itu uang sedekahmu un
Baca selengkapnya
Serangan Jantung
“Aku hanya bercanda Nyonya Firman kedua, jangan dimasukkan ke dalam hati ya,” ujar Albert seraya terkekeh. Hilda memilih diam, hatinya tentu saja tak rela dia disebut pelakor lagi oleh orang yang tak tahu awal ceritanya. Sampai akhirnya taksi yang ditunggu oleh Hilda pun tiba dihadapannya. Bergegas dia langsung masuk ke dalam mobil. Ponsel Hilda tiba-tiba berdering, ada panggilan masuk dari sang papa. “Halo Pa,” Hilda menjawab panggilan tersebut. “Halo Nak, kamu dimana? Papa … Papa Hi … “, terdengar suara Bu Nirmala terbata-bata lalu terisak menangis. “Tenang Ma, jelaskan secara perlahan. Ada apa dengan Papa? Mama ini lagi dikantor dengan Papa?” tanya Hilda sedikit gusar. “Papa ada dirumah sakit Nak,” jawab Bu Nirmala dengan suara lirih masih dengan isak tangisnya. Hilda pun meminta sopir taksi online untuk memutar arah setelah Bu Nirmala mendapat informasi rumah sakit Pak Baskara berada. Dengan kecepatan yang agak tinggi, Hilda menuju ke Rumah Sakit Medical Center. === “Waw,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status