Keluarga Kecil Suamiku

Keluarga Kecil Suamiku

Oleh:  Maharani  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
28Bab
671Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Hilda tak tahu jika selama ini Firman, sang suami, telah membohongi dia dan pernikahannya. Kebusukan sang suami dapat tercium oleh Hilda setelah kepulangan Firman dari luar kota. Hilda diam-diam menyelidiki sendiri apa yang sebenarnya disembunyikan oleh Firman darinya.

Lihat lebih banyak
Keluarga Kecil Suamiku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
28 Bab
Buku Raport dan Lipstick
Tok tok tokTerdengar suara ketukan dari pintu utama, Hilda terbangun dari tidurnya. Berkali-kali dia mengerjap-ngerjapkan kedua bola matanya sambil menajamkan kedua daun telinganya, benarkah ada suara ketukan pintu.Tok tok tokTernyata benar, Hilda pikir dia sedang bermimpi, sambil turun dari atas ranjang dia melirik jam di dinding, pukul 01.30.“Siapa yang mengetuk pintu tengah malam begini?” sambil bergumam, Hilda berjalan menuju pintu utama.Hilda menyibak sedikit tirai jendela agar dapat melihat siapa tamu yang datang ditengah malam begini.“Mas Firman?” ucap Hilda sedikit kaget, lalu gegas membukakan pintu untuk suaminya itu.“Maaf ya sayang, Mas jadi bangunin kamu tengah malam begini.” Ucap Firman setelah masuk ke dalam rumah.Hilda meraih koper yang dibawa oleh Firman, tak lupa juga mencium takzim punggung tangan suaminya. Firman merebahkan tubuhnya diatas sofa ruang tamu, sedangkan Hilda menuju ke dapur, membuatkan minuman hangat untuk suaminya. Koper suaminya diletakkan di
Baca selengkapnya
Siapa Elisa?
Pukul 06.30 Hilda sudah siap untuk berangkat kerja, roti bakar coklat dengan susu hangat pun sudah tersaji di meja makan. Firman yang baru saja terbangun dari tidurnya bergegas menuju kamar untuk mempersiapkan diri berangkat kerja. “Kamu kok nggak bangunin aku sih?!” ujar Firman kesal kepada Hilda, seraya mengancingkan kemejanya. “Sudah ku bangunkan, tapi kamu malah mengigau nggak jelas. Lagi pula salah siapa pakai tidur diluar segala.” tukas Hilda tanpa menatap ke arah Firman. “Mengigau? Memangnya aku mengigau apa?” Firman mendekati sang istri yang tengah menikmati roti bakar. “Memangnya kamu mimpi apa? Siapa Elisa?” kini Hilda menatap lekat ke arah Firman, keningnya berkerut mencoba mencari kebenaran di wajah Firman. "Ya mana aku tau siapa Elisa, kamu salah dengar kali." jawab Firman tanpa berani menatap ke arah Hilda."Haha. Kamu lucu Mas. Kamu pikir aku anak kecil yang gampang dibohongi? Nggak mungkin kamu sampai ngigau menyebut-nyebut nama seseorang jika tak sedang kepikira
Baca selengkapnya
Direktur
Bab 3Hilda beserta sekertarisnya, Lusi, tiba di PT Sanjaya 5menit sebelum meeting di mulai, hampir saja dia terlambat karena jalanan yang cukup padat.Begitu sampai di lobi PT Sanjaya, Hilda dan sekertarisnya langsung diantar oleh staff resepsionis menuju ruang meeting yang sudah dipersiapkan sebelumnya.Hilda berjalan dengan rasa percaya diri, beberapa staff di perusahaan tersebut juga menyapanya, ya karena memang mereka terlebih dahulu sudah tahu jika Hilda adalah istri Firman yang menjabat sebagai manager marketing di PT Sanjaya.Hilda memang dulu pernah diajak oleh Firman untuk ikut acara Family Gathering yang biasanya diadakan setahun sekali di PT Sanjaya, namun sejak tahun kemarin Firman tidak pernah mengajaknya lagi, alasannya karena memang sudah tidak diadakan lagi.“Selamat pagi Ibu Hilda, apa kabar?” sapa Reno sambil menjabat tangan Hilda.“Selamat pagi Pak Reno, saya baik.” Jawab Hilda dengan tersenyum dan menerima jabat tangan Reno.“Mari silahkan langsung masuk saja, Pak
Baca selengkapnya
Bertemu Didepan Sekolah
“Halo anak cantik, sedang menunggu siapa?” tanya Hilda ramah pada gadis kecil berkuncir kuda yang sedang berada didepan gerbang sekolah.“Halo Tante. Lagi tunggu Mama,” gadis kecil tersebut membalas sapaan dari Hilda.“Kamu kelas berapa sayang?” Hilda berjongkok menyeimbangkan tinggi badannya dengan gadis kecil itu.“Kelas satu Tante. Tante disini mau jemput juga ya?”“Ah iya, Tante mau jemput keponakan, dia juga sekolah disini. Kalau boleh Tante tahu, siapa nama kamu sayang?”“Alifa, Tante namanya siapa? Keponakan Tante kelas berapa?” Alifa menyodorkan tangannya untuk berkenalan dengan Hilda yang justru kini diam terpaku setelah mendengar ucapan dari Alifa.Hilda tak menyangka akan secepat ini bertemu dengan Alifa, seolah-olah Tuhan memberi kemudahan pada Hilda untuk menyelidiki tingkah sang suami di belakangnya.Jantungnya kini berdegup cukup kencang, ingin rasanya membawa gadis kecil ini ke hadapan Firman dan bertanya langsung tentang siapa gadis ini, namun akal sehat Hilda nampakn
Baca selengkapnya
Rasakan Kamu Mas!
Hilda hanya melihat sekilas ke arah Firman tatkala terkejut setelah menerima panggilan masuk, setelah itu Hilda memalingkan pandangannya ke arah jendela. Jalanan yang cukup padat, membuat tubuh terasa penat, belum lagi cuaca yang cukup menyengat pada siang ini, ditambah lagi kekacauan yang dirasakan di dalam hati dan pikiran Hilda saat ini. “Eeemmm, Sayang, bagaimana kalau,,,” “Mas, rasanya aku sedang tidak enak badan, bagaimana kalau makan siang kali ini kita batalkan saja? Rasanya badanku terasa sakit semua, dan kepala juga sedikit pusing.” Ujar Hilda memotong ucapan Firman tanpa mengalihkan pandangan. “Ah, kamu sedang sakit? Ya sudah, kalau begitu kamu mending pulang aja, istirahat dirumah.” Ucap Firman seketika. “Eeemmm, terus kalau aku pulang kamu gimana Mas? Kasihan kamu nggak jadi makan siang. Atau aku temani saja tapi aku nggak ikut makan?” kini Hilda menoleh ke arah Firman. “Ah, kamu nggak usah mikirin Mas, gampang, nanti bisa bikin mie instant atau beli makanan cepat sa
Baca selengkapnya
Barang Temuan
Sudah satu minggu ini Firman harus rela menggunakan jasa taksi online untuk pulang pergi menuju kantor tempatnya bekerja, mobilnya yang biasanya digunakan oleh Firman, kini dipegang alih oleh Hilda. Firman tak ingin berdebat panjang dengan istrinya, karena jika salah bicara, bisa-bisa Hilda bertindak bar-bar seperti waktu lalu. Sejak Firman tak lagi menggunakan mobil pribadi, dia tak lagi bisa pulang malam dengan alasan lembur karena malam hari pasti taksi online sulit ditemukan. “Udah sarapan belum Mas?” tanya Hilda yang baru saja selesai mandi sehabis lari pagi, karena ini hari minggu, Hilda memang biasa berolahraga disaat dia sedang libur kerja. “Belum, memang kamu sudah masak?” tanya Firman yang sedang menikmati acara televisi diruang keluarga. “Malas masak aku Mas, kamu traktir aku aja deh yok, kita cari sarapan diluar.” Ajak Hilda dengan antusias. “Ya udah ayo.” Firman setuju lalu beranjak dari duduknya. Mereka berdua pun bersiap-siap untuk mencari sarapan diluar, Firman m
Baca selengkapnya
Jati Diri Yang Disembunyikan
PoV HildaAku pikir 3tahun pernikahanku dengan Mas Firman adalah waktu yang cukup untuk kami saling mengenal lebih dalam tentang kelebihan kita masing-masing dan bisa saling mengisi kekurangan dalam diriku dan Mas Firman, namun faktanya tidak.Mas Firman, yang aku berikan kepercayaan sepenuhnya ternyata menyimpan kebohongan dan kebusukan, meski aku belum tahu pastinya namun aku yakin dia telah mengkhianati pernikahannya denganku.Kini aku harus mencari tahu sendiri sejauh mana kebohongan yang telah dia sembunyikan selama ini dariku.Aku mengenal Mas Firman melalui Riana yang merupakan temanku sejak dibangku kuliah. Dia bilang jika Mas Firman ini adalah tetangga Riana dikampung dan halaman, dan dia ke kota karena ingin mencari pekerjaan.Aku pun membantu Mas Firman untuk mencarikan pekerjaan, kebetulan orangtuaku memiliki koneksi yang cukup luas karena Papaku memiliki perusahaan yang cukup bonafide di kota ini sehingga tak perlu waktu lama mencarikan pekerjaan untuk Mas Firman.Baik Ri
Baca selengkapnya
Kejutan Lagi
Pov Firman Aku memutuskan untuk mencari pekerjaan yang layak dikota besar, dan kebetulan sekali sepupuku, Riana, memiliki teman disana, bahkan Riana juga kini bekerja disana berkat bantuan temannya itu. Ya, 4tahun yang lalu aku merantau ke kota, ku tinggalkan anak istriku demi membahagiakan mereka, Elisa istriku, tidak ingin hidup susah terus menerus. Meski awalnya aku berat untuk meninggalkan Elisa dan Alifa putri kecilku, namun harus ku lakukan, dan janjiku pada Elisa jika aku sukses, aku akan membawa mereka juga untuk tinggal di kota. Setelah sampai dikota, aku menyewa sebuah kamar kost, tak apalah sempit asalkan bisa untuk tempat berteduh dan mengistirahatkan badan. Keesokan harinya aku dikenalkan kepada Hilda yang merupakan teman Riana. “Kenalin Hil, ini yang namanya Mas Firman,” Riana mengenalkan aku pada Hilda. “Hai, Hilda,” ucap Hilda tersenyum sambil mengulurkan tangannya. “Saya Firman mbak,” ucapku gugup sambil menjabat tangan Hilda. “Mas Firman sebelumnya kerja dima
Baca selengkapnya
Bertengkar Lagi
Dengan perasaan kesal, Hilda melajukan kendaraannya menuju Jalan Sudirman, dia berencana menemuai Riana dikostnya.Hilda tak mempedulikan lagi Firman yang masih terpaku dikantornya, sudah besar ini nanti juga bisa pulang sendiri, pikir Hilda.Hanya butuh waktu sekitar 20menit untuk sampai ditujuan, nampaknya Riana juga sudah tiba dikostnya, kendaraannya sudah terpakir disana.Tok Tok TokHilda mengetuk pintu kamar Riana dan mengucapkan salam, tak menunggu lama terdengar suara seseorang memutar anak kunci pintu tersebut.“Hilda? Lho kok kamu bisa tiba-tiba disini?” Riana tercengan mendapati Hilda yang sudah berdiri diambang pintu.“Kamu itu bukannya menjawaba salamku malah bengong gitu,” ucap Hilda terdengar kesal.“Ya habisnya kamu nggak biasanya aja tiba-tiba datang kesini Hil.” ucap Riana tanpa menyuruh Hilda untuk masuk ke dalam.“Berarti aku nggak boleh nih main kesini? Ya sudah, aku pulang aja, maaf kalo ganggu kamu!” Hilda dengan kesal langsung memutar balik tubuhnya dan hendak
Baca selengkapnya
Hadiah Untuk Siapa
Sudah 3hari Hilda merasa kondisi tubuhnya makin kurang sehat, tak ada sesuap nasi pun yang masuk ke dalam perutnya, dia hanya bisa makan buah itu pun jenis tertentu.Dia juga sudah memeriksakan keadaanya, dokter mengatakan jika Hilda positif hamil dan usia kandungannya memasuki 5bulan.Hal ini sebenarnya yang ditakutkan oleh Hilda, disaat dia mencium kebusukan sang suami, namun Tuhan memberikan hadiah yang seharusnya menjadi hadiah terindah bagi dia dan Firman.Tok Tok Tok“Hil, kamu masih nggak enak badan? Kamu masih cuti hari ini? Mau aku antar ke rumah sakit?” tanya Firman diluar kamar sambil mengetuk pintu kamar Hilda.Tak ada jawaban apapun dari Hilda, Firman sebenarnya khawatir kondisi Hilda, namun sejak pertengkaran terakhir, Hilda benar-benar menghindar dari Firman, bahkan Firman tak pernah bertemu dengan Hilda meskipun sebenarnya Hilda berada dirumah.Hilda sengaja tak ingin bertemu dengan Firman, dia tak ingin suaminya
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status