All Chapters of Keluargaku Takabur Setelah Kubuat Makmur: Chapter 11 - Chapter 20
70 Chapters
Hal yang terjadi pada Lukman
Saat adik-adikku suksesPart 11Lukman langsung masuk ke dalam rumah Nurma, tanpa menjawab pertanyaan dari sang Kakak.Nurma merasa heran dengan apa yang di lakukan adik bungsunya ini, padahal besok hari pernikahan Mala, dan Lukman yang akan menjadi wali untuk Mala, menggantikan sang Ayah yang sudah lama pergi. Untuk apa dia datang ke rumahnya malam-malam begini, harusnya dia ada di rumah Ratri, Ibunya. Ikut membantu mempersiapkan acara pernikahan yang akan di gelar hari esok. "Kalau ada yang nyari aku, jangan bilang aku ada di sini ya Teh!" pesan Lukman pada Nurma, sang Kakak.Wajah Lukman terlihat pucat, Nurma merasa adik bungsunya itu sangat merasa ketakutan."Iya, emang kamu kenapa?" Nurma kembali bertanya pada sang Adik.Lukman berlari ke belakang rumah Nurma sehingga menimbulkan suara yang cukup berisik karena lantai rumah Nurma hanya terbuat dari papan."Lukman kamu ngapain? kamu mau bikin rumah Teteh roboh?" Tanya Nurma saat melihat adiknya naik ke atas para.Orang sunda bia
Read more
Keadaan Ratri sekarang
Saat adik-adikku suksesPart 12"Halo Pak Aleh, ini saya Nurma dari RT enam yang biasa Bapak anter kontrol ke RS Delima," ucap Nurma saat telepon sudah tersambung."Iya, ada apa?""Pak saya minta tolong, Ibu saya tidak sadarkan diri, sepertinya penyakitnya kambuh, saya butuh ambulan Pak buat bawa Ibu saya ke rumah sakit.""Oh baik, tunggu ya, saya langsung ke sana, nyiapin ambulannya dulu!""Baik Pak, terima kasih.""Teteh jahat, Teteh udah mempermalukan aku di depan banyak orang, Teteh udah jatuhin mental aku!" Dewi langsung masuk ke dalam kamarnya, dia benar-benar tidak peduli dengan keadaan sang Ibu.Begitupun Mala, Nurma sangat heran apa yang membuat Mala menangis sampai meraung seperti itu? pernikahannya besok belum tentu batal meskipun Lukman tidak ada. Bukankah masih ada wali hakim yang bisa menikahkannya.Mala menghawatirkan sesuatu yang belum pasti terjadi, padahal keadaan Ibunya yang jelas-jelas butuh pertolongan dia abaikan. Sepertinya Mala tidak merasa takut kehilangan Ibu
Read more
Pernikahan Mala yang batal
Saat adik-adikku suksesPart 13Dari jauh, Nurma memperhatikan para petugas KUA sedang berbincang-bincang dengan beberapa anggota keluarga, beberapa saat kemudian mereka beranjak pergi meninggalkan kediaman Ratri.Karena rasa ingin tahunya yang begitu besar, Nurma mencegat salah satu petugas KUA dan bertanya mengapa mereka membubarkan diri dari rumah Ibunya padahal akad nikah Mala dan Bayu belum dilaksanakan."Maaf Pak, petugas KUA nya kenapa pada pulang ya? kan akad nikahnya belum?" tanya Nurma pada Pak Abdul yang merupakan seorang wali hakim."Jadwalnya sudah lewat dari yang di janjikan, sedangkan pengantin laki-lakinya belum nampak hadir, dan kami tidak bisa menunggu lagi karena hari ini ada beberapa pengantin yang harus kita urus.""Oh begitu, terima kasih ya Pak, hati-hati di jalannya.""Iya, mari Bu."Nurma pun akhirnya masuk ke dalam rumah Ibunya untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di hari pernikahan adiknya ini.Suasana di dalam rumah cukup ramai, beberapa orang se
Read more
Hutang bekas hajatan
Saat adik-adikku suksesPart 14"Mana si Mala? masih belum pulang juga?" tanya Ratri dengan perasaan hawatir."Belum Bu, Ibu tenang ya, Kang Hendi sama warga, lagi nyari Mala Bu.""Tenang, tenang, kepalamu tenang, mana mungkin Ibu bisa tenang kalau sampai jam segini si Mala belum ada kabarnya."Nurma menghembuskan nafas kasar menghilangkan rasa tidak nyaman di hatinya, dia mengerti dengan perasaan Ibunya tapi Nurma juga menghawatirkan kondisi kesehatan Ratri, apalagi dokter berpesan agar Ibunya itu tidak terlalu memikirkan sesuatu yang cukup berat.Hening, hanya suara jam dinding menemani Nurma sekarang, Ibunya sudah tertidur lelap setelah di beri obat dua jam yang lalu.Nurma bersujud dan memohon agar di berikan kemudahan untuk segala sesuatu yang harus di hadapi, terutama tentang adik-adiknya yaitu Lukman, dan Mala.Jarum jam terus berputar dan sekarang sudah berada di angka 4, sebentar lagi adzan subuh berkumandang, akan tetapi belum ada tanda-tanda Mala ataupun Hendi datang."Nurm
Read more
Rumah yang disita
Saat adik-adikku suksesPart 15Nurma melanjutkan langkahnya untuk pulang, pertemuannya dengan Anis barusan menambah beban pikiranya."Loh, Neng kok pulang lagi? Ibu siapa yang jagain kalau Neng pulang?" tanya Hendi saat istrinya baru sampai di rumah."Mala udah pulang Kang," jawab Nurma sambil mengusap keringat di keningnya."Alhamdulilah, ketemu dimana si Mala?""Si Mala pergi ke rumah Bayu, mantan calon suaminya, terus di anterin pulang sama orang tuanya Bayu.""Oh gitu, syukur deh kalau si Mala udah pulang, eh tapi Neng kan tahu si Mala lagi kurang sehat sekarang, masa ninggalin orang yang sama-sama sakit di sana?""Nurma cape Kang, mau istirahat, udah cape fisik di tambah batin juga ikut cape, Akang tahu gak sih gimana rasanya kerja tapi gak di harga sama sekali.""Yaudah Neng istirahat ya, Akang juga ngerti kok.""Tedi mana Kang?""Biasa, tadi pamit mau main katanya.""Kang, Neng baru tahu kalau Ibu punya hutang sampe 10 juta bekas hajatan kemarin.""10 juta? bukannya tanah Nen
Read more
Paksaan dari Bu Ratri
Saat adik-adikku suksesPart 16Nurma langsung pergi meninggalkan kediaman Ibunya yang hampir di sita itu, dia benar-benar kecewa atas apa yang baru saja Ibunya katakan.Dia memang hanya lulusan sekolah dasar, akan tetapi Ratri juga tidak jauh lebih pintar dari anak yang di ragukannya itu."Tedi, ayo pulang Nak!"Tedi hanya menganggukan kepala dan langsung mengikuti langkah sang Ibu.Nurma benar-benar tidak tahu siapa orang yang datang pada Ibunya dan kemudian meminta sejumlah uang dengan iming-iming Lukman akan di bebaskan.Seandainya Nurma tahu, dia pasti akan melarang Ibunya untuk melakukan itu apalagi sampai meminjam uang kepada kepada lintah darat, biarlah Lukman menanggung akibat dari kesalahan yang telah dia lakukan, jika dia di tolong sampai bebas, Nurma hawatir di kemudian hari adik bungsunya itu akan melakukan hal yang sama.Rentenir memang awalnya sangat membantu, namun dia tidak akan memberi ampun jika orang yang telah ia beri pinjaman tidak bisa membayar.Buktinya sekaran
Read more
Rumah Bu Ratri sudah disita
Saat adik-adikku suksesPart 17"Kurang ajar kamu Nurma, gak takut kualat kamu? dimana-mana anak itu wajib membantu orang tua yang kesusahan.""Tapi kan Ibu sendiri yang membuat kesusahan itu.""Maaf ya Bu, sekali lagi Nurma tegaskan Ibu minta tolong sama Dewi saja, dan minta tanggung jawab pacarnya Dewi yang ngaku bisa bebasin Lukman, uang udah masuk tapi mana Lukman belum bebas juga," sambung Nurma."Kamu tahu dari mana kalau pacarnya Dewi yang bakal bebasin Lukman?""Dari Dewi sendiri.""Ya iyalah Dewi itu hebat, pacarnya polisi gak kayak si Hendi yang cuma kuli bangunan.""Silahkan Ibu banggakan pacar Dewi, aku tak masalah, hanya saja aku mohon jangan hina Kang Hendi, memangnya kenapa kalau Kang Hendi kuli bangunan Bu?"Bu Ratri hanya diam, dia menatap tajam anak sulungnya itu, beberapa saat kemudian dia pergi meninggalkan kediaman Nurma.***Nurma berencana untuk menjenguk Lukman di rumah tahanan, dia memasak beberapa menu kesukaan Lukman, sebesar apapun kesalahan Lukman yang te
Read more
Tamu tak di undang
Saat adik-adikku suksesPart 18"Cuma kuli bangunan aja lagaknya kayak karyawan pake ngajak anak istri tinggal di kota, emang si Hendi mampu nyari uang buat biayain hidup kalian di kota?" tanya Bu Ratri dengan wajah sinis."In syaa Allah, Kang Hendi mampu Bu.""Jangan sombong, sekarang dia lagi ada kerjaan, kalau lagi nganggur gimana? mau tinggal di kolong jembatan, jadi gelandangan gitu?""Cukup Bu, Nurma tahu suami Nurma bukan pegawai, bukan orang yang memiliki jabatan, tapi kerja kerasnya tidak pernah membuat anak dan istrinya kelaparan, jangan terus menghina Kang Hendi Bu, karena mau sehebat bagaimanapun anak dan calon menantu Ibu yang lain pada kenyataannya mereka tidak bisa menolong Ibu." "Oh, jadi kamu merasa berjasa sekali karena Ibu ikut tidur di gubug reotmu ini? pantas saja hidupmu masih sulit, sama Ibu sendiri saja perhitungan.""Maksud Nurma bukan seperti itu Bu, tapi jika Ibu berpikiran seperti itu, terserah saja, Nurma lelah menjelaskan karena tidak akan ada benarnya
Read more
Membawa Ibu ke tempat Dewi
Saat adik-adikku suksesPart 19"Jangan sembarangan ngomong kamu! Lukman itu anak baik, gak mungkin dia sampai ngehamilin anak orang, atau jangan-jangan kamu cuma ngaku-ngaku aja?" ucap Bu Ratri pada Hilda yang masih berlinang air mata."Heh Bu, anak saya juga perempuan baik-baik!" Bu Lastri membela Hilda, anaknya."Kalau perempuan baik-baik gak mungkin dong mau di tidurin sampai hamil padahal belum halal, murahan sekali!""Jangan mulut anda Bu Ratri! di sini yang bajingan anak anda! dia mencekoki anak saya sampai tidak sadar, sehingga anak saya tidak bisa memberontak saat anak Ibu melakukan sesuatu!""Cukup, cukup! sekarang bukan waktunya saling menyalahkan!" Nurma menghentikan perdebatan antara Ibunya dan Bu Lastri."Hilda, apalah kalian memiliki hubungan spesial sebelumnya?" tanya Nurma."Iya, kami sudah berpacaran sejak lama, Lukman sebenarnya ingin cepat menikah, akan tetapi dia tidak mau melangkahi kedua kakak perempuannya yang masih gadis.""Oh, seperti itu, apa Hilda tahu di m
Read more
Penderitaan Bu Ratri
Saat adik-adikku suksesPart 20Nurma terus melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukan makian dari Ibunya, dan Dewi berusaha mengejar Nurma."Teh, aku mohon Teh, bawa Ibu, aku gak bisa tinggal bareng Ibu!" pinta Dewi pada Nurma."Maaf, tapi Teteh juga gak bisa, permisi, Teteh mau lewat," ucap Nurma.Usaha Dewi ternyata gagal, dan Nurma akhirnya berhasil mengantarkan Ibunya ke tempat adiknya itu."Pak, langsung pulang ya!" ucap Nurma pada sopir angkot."Iya Bu!""Anak saya gak bangun Pak?""Gak Bu, dari tadi dia tidur!""Syukurlah!"Mobil angkot yang di sewa Nurma terus melaju untuk membawanya pulang.Sementara itu, setelah di tinggalkan Nurma, Dewi melampiaskan amarah pada Ibunya."Ibu kenapa sih gak nolak waktu si Nurma mau ngajak Ibu ke sini?" sungut Dewi pada wanita yang telah melahirkannya itu."Ibu juga gak tahu, soalnya dia bilang mau ngajak Ibu ke kota!" sahut Bu Ratri."Arrrrgghhhhh, kesel, pokoknya kesel, kalau kayak gini mental health aku bisa ancur!" Dewi meracau."Ibu gak k
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status