All Chapters of Menjadi Ibu untuk Anak Kembar CEO: Chapter 71 - Chapter 80
108 Chapters
Bab 70. Dijebak
“Apa Mommy yakin ingin melihatnya? Tapi kau tidak boleh mengambilnya. Daddy pasti akan marah besar.” Mike mencoba mengingatkan.“Berikan saja nomornya. Aku tahu apa yang kulakukan.” Fay meyakinkan kedua anak itu.Mike melirik Mika. Gadis kecil itu membisikkan sebuah kombinasi angka ke telinga Fay.“Sudah ingat?” ujar Mika sambil mengamati Fay yang terlihat berusaha menghapal.Fay mengangguk dan mengulangi deretan angka yang diberikan Mika.Anak perempuan itu mengacungkan jempol sebagai isyarat bahwa Fay telah mengingatnya dengan benar.“Kalian yakin kalau daddy kalian sedang ada di ruang kerja? Sebaiknya aku melihat ke sana du—““Tidak usah. Daddy ada di ruang kerjanya dan terlihat sangat sibuk. Mungkin dia hanya akan keluar dari sana saat makan malam.” Mika dan Mike berebutan menghalangi langkah Fay yang hendak beranjak memeriksa.Fay mengerutkan kening sesaat. Tapi lalu berkata, “Kalau begitu kalian berjaga-jaga. Beritahu aku kalau ayah kalian ke luar dari ruang kerjanya.”“Baik.” K
Read more
Bab 71. Ide Fay
Cade tidak terlalu yakin dengan ide yang dibuat Fay. Tapi dia mendengarkan juga. Cukup menyenangkan melihat Fay tidak menunjukkan sikap permusuhannya saat ini.“Apa kau punya kertas?” Fay kembali ke dalam, melihat ke sekeliling ruangan.Cade tidak punya pemikiran apa yang mungkin akan dilakukan Fay.“Di laci bawah.” Cade memberitahu, menunjuk pada meja rendah.Fay segera mendapatkan yang dia inginkan. Dia juga mengambil sebuah pulpen dan mulai menulis dengan huruf-huruf besar.“SOS. Kami terjebak di lantai atas Flyod.”Fay menulis berlembar-lembar.“Apa yang akan kaulakukan pada kertas-kertas itu?” Cade mencoba menebak dan keningnya mengernyit karena sebuah pemikiran absurd. “Kau akan menyebarkannya ke atas jalan di bawah sana?”“Bukankah itu sebuah ide brillian?” Fay terlihat makin bersemangat menuliskan huruf-huruf di atas kertas.Cade menyentuh pelipisnya dan merasa sedikit pusing. Ini sangat konyol. “Lebih dari setengah penduduk Axton tahu kalau yang tinggal di lantai atas Floyd a
Read more
Bab 72. Tidur di Ranjang yang Sama
“Kenapa tidak bilang kalau kau punya camilan di sini?” Fay merenggut kantong besar dari atas sofa sambil memarahi Cade.Dia melihat ke dalam kantong dan matanya bersinar lebih cerah. Ada keripik, biskuit dan berbagai makanan ringan lain. Ini lebih baik dari pada makan malam yang sesungguhnya. Meski dia harus bekerja sedikit lebih keras untuk menghabiskan semuanya agar cukup kenyang. Yah, makanan ringan memang hanya sedikit memiliki komposisi karbohidrat yang memungkinkan perasaan kenyang.Dengan penuh bahagia, Fay mendekap kantong besar itu layaknya harta karun. Sementara di ujung sofa yang lain, Cade melihat adegan berdurasi beberapa detik itu serta mendengar omelan Fay Tadi dia juga tidak memperhatikan kantong plastik itu. Setahu dia benda itu tidak ada saat dia pulang hari ini. Saat Fay bermaksud mencari tempat yang nyaman untuk menikmati camilannya, dia segera teringat. Berbalik pada Cade, Fay bertanya pada lelaki itu, “Apa kau juga mau? Aku bisa memberimu sedikit.”Biasanya Fa
Read more
Bab 73. Bebas
Cade mengangkat alis mendengar ucapan Fay yang penuh percaya diri.Iya, aku harus mengakui kalau kau terlihat sangat cantik tadi malam. Cade hanya menggumamkan itu di dalam pikirannya.“Kenapa kau tidak memeriksanya?” Cade mengingatkan.“Memeriksa apa?” Fay tampak linglung.Cade mengerutkan kening. Gadis ini, apa sepolos itu?“Semacam bukti bahwa telah terjadi sesuatu di antara kita.”“Bukti apa lagi? Sudah jelas kalau kau memelukku.” Fay bersikeras dengan pendapatnya sendiri.“Itu bukan bukti. Dan jelas-jelas yang memeluk adalah kau.” Cade tidak bisa menerima perkataan Fay yang tidak berdasar. “Aku tidak percaya kalau kau sepolos itu. Kau mungkin pernah membaca atau menonton—““Aku tidak menonton film yang menjijikan.” Fay menyela cepat. Pipinya sedikit memerah. Sejujurnya dia pernah menonton film seperti itu, tapi tanpa sengaja. Callie menjebaknya. Itu sangat—memalukan.“Benarkah?” Cade menatap dengan pandangan menyelidik. Dia sempat menangkap semburat merah itu.“Tentu saja benar.”
Read more
Bab 74. Aku Akan Mati
Dokter Leight segera dipanggil ke Flyod. Anak-anak sudah menangis sebelum pemeriksaan. Mereka mengkhawatirkan Fay dan Cade sibuk menenangkan keduanya.Saat itu Fay sudah sadar dan mulai mengeluhkan sakit perutnya. Dia sempat mendengar dokter berbicara dengan Cade yang menganjurkan agar Fay dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan yang lebih intensif. “Berikan aku obat saja. Aku tidak mau ke rumah sakit.” Fay berkata lemah. Dalam pikirannya, hanya orang-orang dengan sakit parah yang mendekati kematian yang perlu ke rumah sakit.Ini hanya sakit perut, kan?Sebuah serangan nyeri yang luar biasa datang lagi. Fay menggertakkan giginya menahan sakit. Tidak ingin orang-orang menganggapnya memiliki penyakit yang parah. Tapi dia tidak bisa menahan tubuhnya yang gemetar dan keringat yang merembes ke luar dari pori-porinya.Cade mendekat, menyentuh kening Fay. Panas. Dia melihat kalau Fay sangat kesakitan.Fay tengah memejamkan matanya. Saat sentuhan tangan Cade mendarat di kulitnya, dia entah k
Read more
Bab 75. Tamu
“Kau sangat tampan. Apa kau malaikat?” tanya Fay pada lelaki tampan dengan pakaian putih di sebelahnya. Dia belum pernah bertemu malaikat sebelumnya. Tapi malaikat tentunya lebih menawan dari manusia. Lelaki ini jauh lebih tampan dari semua lelaki yang pernah dilihatnya. Dia pasti malaikat. Dan malaikat biasanya ada di surga.Sayang sekali. Ternyata Fay sudah benar-benar mati. Operasi itu tidak berhasil menyelamatkannya seperti perkiraan semua orang. Kini Fay telah berpindah ke surga yang damai. Tapi mungkin itu lebih baik. Dia akan bisa bertemu kedua orangtuanya dan Audrey. Di mana mereka? Fay berpikir untuk mencarinya nanti.Malaikat itu menunduk dan menjadi lebih dekat. Wajahnya bersih dan ramah.“Kau sudah bangun?” Itu lebih mirip sebuah penegasan dari pada pertanyaan.“Apa kau yang akan menjadi pasanganku di surga ini?” Fay balik bertanya.Bukankah para lajang yang meninggal akan mendapatkan pasangan yang lebih baik di surga?Fay menggerakkan tangannya dan mencoba menyentuh mal
Read more
Bab 76. Gina Treyvon
“Bibi, siapa sebenarnya gadis tadi?” Baru saja mereka tiba di kamar Fay, Mike yang penasaran segera menanyakan tentang tamu mereka hari ini. “Aku tidak percaya kalau dia dan daddy hanya berteman.”Fay yang sudah menghempaskan diri di atas ranjang segera melempar Mike dengan bantal. “Aku sudah bilang, jangan ikut campur urusan orang dewasa.”“Aku hanya ingin tahu. Apa Mommy tidak penasaran dengan dia?” Mike tidak sempat mengelak. Bantal itu menghantam wajah imutnya. Tentu saja tidak sakit. Hanya membuatnya kaget sesaat.“Aku tidak peduli. Aku tidak suka ikut campur urusan orang.” Fay menyahut acuh. Dia mulai berguling-guling di ranjang. “Ah, nyamannya. Sebagus apa pun ranjang rumah sakit, tetap saja tidak senyaman ranjang sendiri.”Mika mencibir diam-diam. Mommy, ini tempat daddy. Dan semua yang ada di tempat ini tentu saja milik daddy. Sejak kapan menjadi milikmu? Tentu saja kalau kalian menikah suatu hari, kau bisa mengakuinya juga sebagai milikmu.Callie duduk di sofa dan terdiam
Read more
Bab 77. Sebuah Trik
“Kau—kenapa kau bisa di sini?!” Fay benar-benar merasa seperti melihat hantu.Gina Treyvon datang ke Flyod sepagi ini ada urusan apa? Lebih-lebih dia datang ke kamar Fay dengan senampan sarapan. Apa Gina tidak sabar ingin membunuhnya dengan memasukkan sesuatu racun ke dalam makanan yang dia bawa? Fay menjadi paranoid sendiri.Gina meletakkan nampan ke atas nakas dan duduk di pinggir tempat tidur. “Aku dengar kau belum sarapan. Jadi aku menawarkan diri untuk membawakan makanan ke sini. Bubur sangat bagus untuk pencernaan. Kau makanlah.”Fay menatap curiga pada semangkuk bubur yang dibawa Gina.Mereka baru bertemu kemarin. Belum menjadi akrab. Pertemuan itu bahkan terkesan kurang nyaman. Fay wajar curiga dengan kebaikan dan perhatian Gina. Bahkan Callie dan nyonya Besar Goldwin belum mendatangi Fay pagi ini.“Kau tidak memasukkan racun ke dalamnya, kan?” Fay bertanya dengan serius.Gina sedikit terkejut dengan pertanyaan Fay yang sangat terang-terangan. Wajahnya menjadi merah dalam seke
Read more
Bab 78. Kekhawatiran Fay
Setelah semua orang pergi, Mike dan Mika mendatangi Fay di kamarnya.“Pergi kalian! Dasar penjilat.” Fay melempari anak-anak dengan bantal. Dia masih kesal dengan ucapan Mika yang ikut menyalahkannya setelah kejadian dengan Gina Treyvon.“Mommy, berhentilah marah-marah. Kami ke sini ingin memberitahumu sesuatu.” Mike memanjat naik ke ranjang dan duduk di pinggirannya.Mika mengikuti kakaknya, tapi lebih memilih duduk di sebelah Fay yang bersandar di kepala ranjang.“Aku tidak tertarik.” Fay menarik selimut hingga kepala lalu memejamkan mata. Tingkahnya seperti anak kecil yang sedang merajuk. Pikirannya masih belum tenang meski sebelum pulang, nyonya Goldwin sempat mengatakan padanya kalau dia mempercayai Fay. Sedangkan Cade tidak mengatakan apa pun. Tapi tentu saja dia akan mendukung pacarnya itu. Teringat lelaki itu membuat Fay makin kesal.Sebenarnya itu belum terlalu jelas. Gina dan Cade telah lama putus. Fay juga tidak melihat kalau mereka sudah berdamai. Cade jelas membuat jara
Read more
Bab 79. Mommy Jauh Lebih Kuat
“Kalau kau memang mengkhawatirkan anak-anak, kenapa kau tidak ikut dengan mereka saja?” ujar Callie saat mereka sudah berada di dalam taksi. “Tidak perlu membuntuti seperti ini.”“Aku harus mengawasi mereka dari kejauhan. Jadi si gadis hantu tidak akan mengira kalau seseorang memperhatikannya bila dia mencoba melakukan sebuah trik lagi. Tuan, bisakah lebih cepat lagi? Ikuti mobil hitam di depan sana!” Fay menepuk sandaran supir menyuruhnya bergegas mengejar.Callie yang duduk di sebelah memutar bola matanya. “Mereka tidak sedang diculik. Kau tidak perlu bertingkah seakan ada sebuah penculikan. Kita bisa menemukan mereka di taman hiburan.”Sang supir melirik lewat kaca spion pada dua penumpang. Terutama gadis di belakangnya yang tadi menyuruh mempercepat laju mobil. Dia sempat merasa bahwa telah terjadi sebuah kejahatan.Fay berpikir sebentar. Seperti baru sadar, dia menarik punggung ke sandaran. “Kau ternyata cukup pintar,” ujarnya seraya menyenggol Callie.Callie tidak mengerti standa
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status