Semua Bab Presdir Tampan Itu Ayah Anakku: Bab 71 - Bab 80
298 Bab
Permintaan Rachel
"Kamu buta, ya? Ini warnanya hijau! Aku sudah bilang, yang hijau ditumpuk di sini!" bentak Nevan kesal.Mata Rachel berkaca-kaca, tetapi dia menahan diri agar tak meneteskan air mata."Maaf, Kak ....""Sudah! Aku lelah bermain dengan anak bodoh sepertimu!"Rachel tak sanggup lagi membendung kesedihan. Sejak Sekar selesai mengajar, Dion dan Vina sibuk berdiskusi di luar ruangan bermain.Vina dan dan Dion tak mendengar Nevan yang terus membentak-bentak Rachel dan mengucap kata-kata kasar padanya."Hu hu hufp-"Nevan buru-buru membekap mulut Rachel yang hampir menangis kencang. Dia celingukan mencari sosok Dion dan Vina, lalu mengembuskan nafas lega karena mereka berdua tak melihat ke arahnya sekarang."Jangan menangis! Kalau kamu menangis, Kakak tidak akan mau jadi temanmu lagi!" ancam Nevan.Rachel buru-buru menghapus air matanya. "Tapi, jangan kelas-kelas cualanya, Kak. Jangan cepelti Ayah dan Bunda yang cuka bentak-bentakan!"Nevan terdiam mencerna kata-kata Rachel. Orang tua Nevan se
Baca selengkapnya
Merangkai Masa Depan
"Tentu saja, Ayah akan memberimu adik. Tapi, tidak sekarang." Rangga menghindari sorot tajam Vina yang membeliakkan mata padanya.Rangga tak merasa bersalah sama sekali. Keinginan Rachel adalah yang paling utama.Memberi adik untuk Rachel juga tak ada salahnya, bukan? Rangga dengan senang hati akan membuatkan adik bayi untuk putrinya."Sungguh? Ayah tidak bohong? Kenapa tidak cekalang?" Rachel lega karena kekhawatiran Nevan tak pernah terjadi. Ayahnya langsung menuruti permintaannya tanpa keraguan."Ayah tidak bohong.""Janji?" Rachel ingin memastikan sekali lagi."Kalau itu, Bunda yang harus berjanji kepada Rachel, bukan Ayah. Karena Bunda yang akan mengandung adik Rachel."Rachel dan Rangga menatap Vina penuh harap. Kelingking Rachel masih mengambang di udara, menanti kelingking Vina menyambut untuk berikrar janji.Vina memejamkan mata pura-pura tidur, berharap Rachel akan lelah dengan sendirinya dan melupakan keinginan yang menurut Vina tak masuk akal. Vina tak habis pikir, bisa-bi
Baca selengkapnya
Anak Hilang
"Uhuk ... uhuk ...." Rachel terbatuk-batuk ketika mencium bau rokok yang memenuhi ruangan.Rachel memandang sekelilingnya yang tampak gelap dan menyeramkan. Hanya ada cahaya-cahaya kecil yang menerobos dari dinding semi permanen."Dia bangun, Bos," ucap salah satu penculik."Diamkan saja," jawab bosnya acuh tak acuh."Bunda ... Ayah ...." Rachel merintih lirih.Para pria yang ada di hadapan Rachel sekarang, bukan om-om pengawal yang Rachel kenal. Rachel sangat ketakutan melihat tampang-tampang seram para pria itu. Belum lagi, tato di sekujur tubuh mereka yang menampilkan gambar-gambar menakutkan. Pun dengan tangan dan kaki Rachel yang terikat menambah kepanikan.Rachel ingin menangis, tetapi bersuara pun dia tak berani. Rachel sampai tak sadar ketika Nevan menggeliat di sampingnya."Urgghh," erang Nevan.Rachel tersentak ketika badan Nevan menyentuh kakinya. Hampir saja Rachel menjerit keras."Rachel, Rachel ... kamu baik-baik saja?" Nevan berusaha berdiri, tetapi tak dapat menggerakk
Baca selengkapnya
Aksi Penyelamatan
"Kenapa tidak memanggil polisi lebih dulu?" gumam Vina khawatir."Pengawal kita yang akan membawa para penculik itu ke sana," balas Rangga.Belasan mobil mengepung gudang kosong yang berada di pegunungan. Puluhan pengawal mengitari area itu, tak menyisakan jarak sedikit pun.Dion tergesa-gesa turun dari mobil dengan raut muka yang tak biasa. Baru kali ini Dion benar-benar marah sampai ingin menghabisi seseorang."Kamu diam di sini. Jangan keluar apa pun yang terjadi! Mengerti?" tegas Rangga."Iya," sahut Vina pelan."Aku tidak main-main, Vina. Jangan mengacaukan situasi dengan kepanikanmu sendiri." Rangga kembali menegaskan."Iya. Aku tidak akan keluar dari mobil. Cepat selamatkan Rachel."Rangga pun turun dari mobil dan menyusul Dion. Mereka harus ekstra hati-hati agar tak membahayakan Rachel dan Nevan yang disekap di dalam.Satu pengawal memberi kode dengan empat jari. Yang lain mengangguk tanda mengerti.Rangga, Dion, dan para pengawal lain bersembunyi di samping gudang. Di belakang
Baca selengkapnya
Para Ulat Bulu
"Ganti semua asisten rumah tangga dengan orang baru yang bisa dipercaya," titah Rangga."Baik, Pak. Orang yang memberikan obat bius itu sudah digiring ke kantor polisi bersama Seno dan komplotannya.""Belinda sudah ditangkap?""Mereka tidak mau mengaku saat ditanya polisi. Semua kesalahan dilimpahkan pada Seno yang mengaku butuh uang dan akan memeras para orang tua. Jika kita memberikan rekaman interogasi kemarin, Seno bisa menuduh kita yang memaksa dia untuk mengatakan hal tersebut.""Baiklah. Pergilah ke rumah."Dion diam-diam tersenyum saat menunduk. "Baik, Pak."Pekerjaan Dion kini berkurang karena Rangga menambah asisten lain untuk mengurusi masalah kantor dan sekretaris yang baru pun lumayan cekatan. Dion bisa bersantai sambil bermain bersama anak-anak dengan dalih menjaga keamanan mereka.Ketika Dion hampir meraih gagang pintu, Belinda membukanya lebih dulu. Pintu itu hampir saja menabrak Dion."Lihat-lihat kalau jalan!" bentak Dion sambil menatap nyalang Belinda. Tampang garan
Baca selengkapnya
Pijatan Lembut
"S-sesak ...."Debaran jantung dan getaran setiap tarikan napas Rangga terdengar jelas di telinga Vina. Dia kemudian teringat saat di tenda dan mendengar suara yang sama dari dalam dada Rangga.'Ternyata, yang waktu itu bukan suara jantungku,' batin Vina."Sebentar lagi," ucap Rangga pelan.Apakah Rangga hanya ingin memiliki Rachel dan Vina sehingga mengatakan cemburu? Atau karena Rangga memiliki perasaan padanya?Vina terlalu malu untuk bertanya dan memastikan. Seumur-umur, hanya Rangga yang pernah sedekat ini dengannya. Vina tak memiliki pengalaman ataupun keberanian untuk berbicara tentang asmara.Rangga mengendurkan pelukan, lalu mengangkat dagu Vina. Mata jernih pria itu terus menatap bibirnya. Vina pun memalingkan wajahnya. "J-jangan begini. Aku tidak mau dicium dan disentuh-sentuh lagi dengan pria yang tidak memiliki status apa pun denganku.""Siapa yang mau menciummu? Sepertinya, kamu yang mengharapkan itu. Bilang saja kalau kamu memintaku untuk menciummu. Aku akan mempertimb
Baca selengkapnya
Keganasan sang Kakek
"Apa Pak Mahendra sudah tahu tentang Rachel?" tanya Dion.Vina juga sempat berpikir yang sama karena Mahendra mengancam dengan menggunakan nama anaknya. Tetapi, seharusnya Rangga juga dipanggil ke sana, bukan?"Tidak mungkin. Kakek pasti akan menghajarku lebih dulu sebelum memanggil Vina," ucapan Rangga menguatkan pemikiran Vina."Lalu, apa yang akan kamu lakukan, Vin? Bilang saja, kamu sedang sibuk atau di luar kota," usul Dion."Itu tidak mungkin. Pak Mahendra akan mencariku dan menemukan aku yang tinggal di rumah cucunya." Vina melirik Rangga."Ibu tidak mau kalau Mahendra sampai menyakiti Vina. Kamu antar Vina ke sana, Nak Rangga. Biar Ibu dan Dion yang mengurus anak-anak."Rangga bersiap bangun dari kursi dan meminta Dion kunci mobilnya."Tidak, aku akan pergi ke sana sendiri. Siapa tahu, Pak Mahendra hanya ingin membicarakan tentang masalah katering. Jangan khawatir, Bu. Aku akan baik-baik saja." Vina menepuk bahu Martha."Aku akan mengantarmu." Rangga memutuskan."Tidak. Pak Mah
Baca selengkapnya
Solusi Mendebarkan
"Ini tidak benar!" Vina mengibaskan kertas di tangannya.Mahendra memicingkan mata. Perempuan yang dianggap Mahendra ingin mengeruk harta itu seharusnya senang dengan penawaran darinya. Vina justru menyangkal tes DNA itu. Apakah Vina ingin menghancurkan Cakrawala Group menggunakan anaknya saat Mahendra sudah tak ada? Mahendra jadi semakin membenci Vina karena bayangannya sendiri."Kamu ternyata bukan cuma perempuan hina dan murahan. Kamu perempuan serakah yang ingin menjadi istri keturunan Cakrawala agar mendapat semua hartaku dengan memanfaatkan orang bodoh seperti Julian!" Mahendra tanpa henti terus menghina Vina.Vina mengabaikan apa pun yang keluar dari mulut Mahendra. Dia lebih ingin membantu Julian agar bisa segera keluar dari rumah ini."Kamu bisa berdiri? Aku akan mengantarmu ke rumah sakit." "Vin, Kakek sedang bicara dengan kamu. Kakek bisa lebih marah lagi kalau kamu mengabaikan kata-katanya," ujar Julian."Mau Pak Mahendra marah atau tidak, itu bukan urusanku. Aku tidak me
Baca selengkapnya
Bersiap Menikah
"Setelah kita menikah, Belinda tidak akan bisa menuntut untuk menikah denganku. Kakek juga, mau tak mau harus menerima kamu dan Rachel. Dan aku akan lebih mudah melindungimu saat kita sudah menikah," ungkap Rangga.Vina menoleh ke arah Rangga, tetapi Rangga mendorong kepala Vina agar tak bisa menatap dirinya. Vina sangat penasaran, ekspresi apa yang ditunjukkan Rangga sekarang?Vina sangat ingin melihat Rangga. Walau wajah Vina sendiri merah padam karena pernyataan Rangga barusan. Dan meskipun Rangga meminta Vina menikah hanya untuk menyelesaikan masalah dan demi masa depan Rachel juga tentunya."Kita tidak bisa menikah secepat itu, apalagi tanpa restu Pak Mahendra. Aku ... juga belum siap," jawab Vina kemudian. "Restu Kakek tidak dibutuhkan untuk syarat menikah. Dan aku tidak sedang minta pendapatmu. Tetapi, aku memberi tahu rencanaku," tegas tangga. "Apa maksudmu?""Kita tetap harus menikah secepatnya. Aku yang akan mengatur semua. Kamu cukup diam di rumah menjaga Rachel."Suasana
Baca selengkapnya
Pengumuman Pernikahan
"Eh, ini mau dibawa ke mana Bos saya?!" bentak Ida. Teman-teman Vina mencoba membantu Vina tatkala empat pria itu menyeret Vina dan Rachel masuk ke dalam mobil.Tetapi, usaha mereka sia-sia. Pengawal Mahendra bertambah banyak untuk menghalau mereka."Apa yang Anda lakukan?! Jangan sentuh putri saya!" teriak Vina.Vina sangat ketakutan, juga marah luar biasa tatkala para pengawal itu memisahkan dirinya dengan Rachel. Vina dibawa ke mobil lain, sedangkan Rachel masuk bersama di mobil Mahendra.Rachel juga ketakutan sampai tak bisa berkata-kata, takut jika para pengawal itu akan menampar dirinya jika bicara atau menangis. Rachel pun teringat lagi pada para penculik yang menyakiti Nevan.Alhasil, Rachel hanya menurut. Rachel didudukkan di kursi penumpang belakang, bersebelahan dengan Mahendra."Rachel! Saya akan melaporkan kalian semua ke kantor polisi!" ancam Ida sambil menggedor-gedor kaca mobil, setelah para pengawal memasuki mobil masing-masing.Rachel menatap teman bundanya penuh har
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
30
DMCA.com Protection Status