All Chapters of Istri Sah, sang Presdir Dingin: Chapter 31 - Chapter 40
188 Chapters
Bab 31
"Bukankah kamu sedang sakit? Aku datang menjengukmu." Perkataan Angkasa sangat natural, kedua matanya terpaku menatap Tasya.Wajah Tasya merah, kondisinya benar-benar tidak baik.Angkasa buru-buru mengulurkan tangan untuk meraba keningnya, membuat Tasya terlonjak kaget dan mundur ke belakang."Jangan bergerak," suaranya begitu dingin.Tanpa sadar Tasya menurut, detik berikutnya ketika dia tersadar mengapa dia begitu penurut, tangan Angkasa sudah menyentuh keningnya. Suhu yang hangat jauh lebih nyaman dibandingkan dengan suhu tubuhnya saat ini.Tiba-tiba wajah Angkasa berubah. "Sudah sepanas ini kamu masih di rumah? Apa kamu anak-anak? Tidak tahu bagaimana ke rumah sakit? Cepat ganti baju, aku antar kamu ke rumah sakit!"Tasya tidak pernah melihat Angkasa setegang ini sebelumnya.'Dasar lelaki, benar-benar busuk!''Wanita yang memperlakukannya dengan baik di rumah tidak dihargainya, dia justru malah memperhatikan dan menjaga wanita di luar!' Tasya mendengus dalam hati, namun wajahnya t
Read more
Bab 32
"Hei, kamu tidak mengerti kata-kata orang, ya? Kubilang, aku tidak suka jahe!" Tasya segera melompat turun dari ranjang, melihat Angkasa yang tengah sibuk di dapur rumahnya, tiba-tiba dia merasa sesak.Tidak seharusnya situasi hangat seperti ini ada diantara mereka berdua. Dan lagi, fia tidak merasa Angkasa yang sekarang jatuh cinta padanya, ini hanya untuk mendekatinya saja. Tasya ingin mendekat untuk mengambil pisau yang ada di tangan Angkasa, namun Angkasa tiba-tiba membalikkan badan dan menahannya di pintu dapur.Tasya dapat merasakan hembusan nafasnya. Tanpa sadar, jantung Tasya berdegup kencang, dia ingin memberontak, namun tiba-tiba tubuhnya terasa melayang. Angkasa sekali lagi menggendongnya dan membaringkannya kembali ke ranjang."Kalau tidak ingin melihatku memaksamu berbaring di ranjang, sebaiknya kamu menurut!" Selesai mengancam Tasya, dia berbalik ke dapur.Tasya terbengong-bengong. Dia tidak heran dengan sifat Angkasa yang pemaksa itu, tapi caranya yang membuatnya tidak
Read more
Bab 33
Zayn yang sedang berada di panti asuhan duduk sembari memegang sebuah permen loli di tangannya. "Mama, saat ini aku ada di Panti Asuhan Mekar Laksana. Ingat, kan anak yang dulu belum sempat menerima bantuan? Dia sekarang di sini!" ucapnya sambil tersenyum. "Hari ini aku bertemu dengan ibu kepala panti asuhan, dan datang untuk melihat-lihat disini. Aku rasa disini sangat nyaman, oh iya katanya ada yang memberikan donasi untuk mereka, dan kepala panti memperlakukanku dengan baik. Mama, tolong jemput aku setelah kamu selesai urusanmu, ya?""Ya. Pasti, aku pasti pergi menjemputmu." Sahut Tasya sambil tersenyum.Wajah Angkasa semakin buruk. 'Mau menjemputnya? Orang itu akan datang ke Bandung?! Aku harus melihatnya!'Tasya menutup telepon, ketika dilihatnya Angkasa masih disana, dia sedikit heran. "Kenapa kamu belum pergi juga?" Sikap Tasya yang lembut ketika di telepon tadi berubah sengit.Melihatnya yang memperlakukannya dengan dingin, emosi Angkasa seketika bergejolak. "Siapa yang ingin
Read more
Bab 34
Mengapa dia bisa sebrengsek itu?Angkasa mengangkat tangannya ingin kembali mengetuk pintu. Namun, lengannya tergantung di udara beberapa saat sebelum akhirnya dia mengurungkan niatnya.Pria itu menghela napas, menatap kembali pintu rumah itu, dan melepaskan apron yang dia gunakan. Angkasa menaruhnya di gagang pintu, lalu meninggalkan tempat itu dengan gundah.Setelah Tasya terdiam cukup lama, dia bangkit setelah menata ulang perasaannya. Wanita itu berjalan menuju dapur, melihat bahan makanan yang belum selesai dimasak itu, akhirnya dia melanjutkannya. Apapun yang terjadi, tidak boleh membuang-buang makanan."Tasya, apa kamu dirumah?"Panggilan itu membuat Tasya menolehkan kepalanya, wanita itu berjalan keluar dan dilihatnya sosok wanita berjalan menuju ke arahnya."Adel, akhirnya kamu pulang," sahut Tasya menyodorkan pipi kiri dan kanannya. "Adel, aku harus menjemput Zayn, aku ingin meminjam mobil milikmu, ya?"Mendengar Tasya ingin menjemput anaknya, Adelia mengerutkan keningnya. "
Read more
Bab 35
"Sembarangan. Ini urusan orang dewasa, anak kecil jangan ikut-ikutan, sana! Kerjakan tugasmu." Tasya menyuruh Zayn kembali ke kamarnya, lalu membuang semua bunga itu ke tempat sampah.Zayn kembali dan memeriksa CCTV, dia harus tahu apa yang telah dilakukan Angkasa, dahinya mengernyit, sorot matanya menyiratkan sesuatu.Kembali lagi, keesokan harinya, sekarang seorang kurir makanan mengantarkan makanan, semuanya adalah makanan kesukaan Tasya dulu, dan lagi berasal dari restoran terbaik di Bandung.Biasanya untuk memesannya saja, setidaknya harus melakukan reservasi seminggu sebelumnya, dia tak menyangka Angkasa menggunakan seluruh koneksinya hanya untuk mengantarkan makanan ini pada Tasya. Hari terus berlanjut dan Angkasa mengirimkan berbagai macam barang-barang dan makanan.Kemudian, Angkasa meminta dokter ke rumah Tasya untuk memeriksa pemulihannya. Namun, Tasya mengusirnya pergi. Tasya merasa dirinya hampir gila. Angkasa bukan seorang yang ramah, tapi sekarang semuanya itu benar-ben
Read more
Bab 36
Awalnya Tasya tidak ingin meladeninya, tapi ketika dilihatnya begitu banyak orang di sana, perasaan terjebak yang dia rasakan saat itu membuatnya mengamuk.Namun Angkasa justru segera menangkap tangannya dan berkata sambil tersenyum. "Hari ini kamu mewakili Star Company, lagipula apa kamu tidak ingin melihat pabrik milikku? Aku sudah melihat pakaian rancanganmu, meskipun aku tidak berjodoh membeli salah satunya, namun melihat filosofi rancanganmu itu, sepertinya aku ada chemistry dengannya."Melihat Tasya yang terdiam seperti kesal, Angkasa kembali berkata. "Kurasa saat ini kita bicara soal pekerjaan, tak peduli apa keberatanmu terhadapku, tapi saat ini kita dalam hubungan kerjasama, bukankah sebaiknya kita menyelesaikan soal pekerjaan lebih dulu? Apalagi selama seminggu ini, harusnya kesehatanmu sudah membaik, kan?"Kata-kata ini membuat Tasya tidak dapat membalasnya satu katapun, dia akhirnya hanya menahan kemarahan dalam dirinya itu. "Baiklah, hari ini ada banyak reporter, jangan b
Read more
Bab 37
Tasya merasa risih dengan sikap Angkasa, rasanya dia ingin melepaskan diri dari lengan Angkasa, tapi kemudian dia mendengar Angkasa berkata. "Aku sudah melihat hasil rancanganmu, sangat mirip dengan yang ada dalam bayanganku. Kebetulan aku sendiri juga sedang mendesain satu unit, apa kamu mau melihatnya?"Perkataan Angkasa membuat Tasya terdiam. Sejak kecil fia suka menggambar, tapi dia mulai belajar desain pakaian karena Angkasa, karena Angkasa menyukainya, maka dia juga ikut suka. Bahkan dia pernah berpikir dengan polosnya, sebuah fashion bertema Dark Angel akan dipersembahkan untuknya.Tapi yang tak pernah terpikirkan olehnya adalah, ketika desain fashion itu baru jadi setengah, dia dan Angkasa sudah berpisah. Fashion itu benar-benar didesain khusus mengikuti angan-angan Angkasa, setelah dia mengubahnya sedikit, dan menambahkan berbagai desain lainnya, daya tarik dan kewibawaan fashion tersebut menjadi gabungan yang sempurna, barulah dia mempublikasikannya.Yang menyakitkan adalah,
Read more
Bab 38
Dengan sedikit ragu, Tasya tersenyum sambil menerima kunci itu. "Jika Tuan Angkasa memaksaku, apa boleh buat," Tasya berjalan menuju mobil itu untuk melihatnya. "Apa aku boleh mencobanya?""Tentu saja," Angkasa sangat menyetujui permintaan Tasya. "Bolehkah aku ikut duduk disampingmu?""Tuan, aku hanya ingin mencobanya seorang diri, aku akan sangat tertekan jika kamu duduk di sampingku," ujar Tasya karena takut Angkasa semakin curiga kepadanya.Angkasa merasa heran, lalu dia berkata. "Apa kemampuan mengemudimu cukup bagus?""Apa kamu sedang mengejekku?" Mata Tasya bersinar seakan tak ingin kalah, namun Angkasa tidak terpaku dengannya.Angkasa selalu merasa kepulangan Tasya kali ini tidak sama seperti sebelumnya. Meskipun tidak ada bukti kuat bahwa dia adalah istrinya, tapi Angkasa dapat mengenalinya."Hmm …, berhati-hatilah," Angkasa tetap memperingatinya.Tawa Tasya merekah. "Terima kasih, Tuan Angkasa."Tasya menginjak pedal gas dan mobil melesat pergi, tak seorangpun melihat sepasan
Read more
Bab 39
Wiiiuuw~Di saat Angkasa tengah berlari dengan terengah-engah, suara sirene mobil ambulans terdengar samar-samar.Kepulan asap dari api pun naik ke angkasa. Angkasa diselimuti ketakutan, dia tak ingin menunda lagi, secepat mungkin membawa Tasya ke rumah sakit.Di tengah keributan orang, Angel menggenggam kedua tangannya, kedua matanya yang gelap dan beracun itu memandang tubuh Tasya yang terluka. Belum pernah dia melihat Angkasa sepanik dan setegang itu dengan seorang wanita!"Selain Tasya, yang harus mati sekarang adalah Helen!"Namun sayang, kali ini dia bisa selamat.Angel memanfaatkan keributan ini untuk segera membersihkan TKP, sebisa mungkin menghapus seluruh jejaknya.***Ketika Adelia mendengar kabar bahwa Tasya kecelakaan, dia tak tahu bagaimana sebaiknya memberitahu Zayn. Dia baru sadar setelah melihat ke belakang dan menemukan Zayn tengah berdiri di sana, entah berapa banyak yang didengarnya."Z-zayn?" Tatapan mata Adelia kosong."Mommy? What happen?" Zayn terhitung sangat
Read more
Bab 40
'Aku pasti akan melindungi Mama, aku tidak akan membiarkannya menderita seperti dulu!' Mata Zayn menyiratkan sebuah keyakinan.Bocah kecil itu turun dari tangga dan bergegas kembali ke sekolah.***"Tuan, terjadi masalah besar!" Teriak Ethan dari kejauhan berjalan menuju ke arah Angkasa yang sedang menunggu di depan pintu ruang UDG. "Data perusahaan, desain yang akan kita publish minggu depan tiba-tiba tersebar di internet!""Apa katamu?!" Angkasa terkejut mendengar ucapan itu, wajahnya memuram. "Sudah periksa apa yang terjadi?" Wajah Angkasa menyeram, dia juga melihat lampu ruang operasi belum juga menyala.Kalau saat ini dalam kondisi normal, dia pasti sudah langsung melesat ke kantor. Tapi, saat ini orang yang sedang dioperasi di dalam adalah Tasya, ada kemungkinan dia akan kehilangan istrinya lagi seperti enam tahun lalu! Dia tak bisa meninggalkannya apapun yang terjadi.Ethan mengikuti arah pandang Angkasa yang menatap ruang operasi, meskipun heran dengan perhatian dan ketegangan
Read more
PREV
123456
...
19
DMCA.com Protection Status