All Chapters of Istri Sah, sang Presdir Dingin: Chapter 21 - Chapter 30
188 Chapters
Bab 21
"Bodoh, kamu sendiri tahu, yang kuinginkan bukanlah terima kasihmu. Segera beritahu aku kalau kamu butuh bantuan. Zayn lumayan nakal, kalau dia menghambat rencanamu, aku akan mengirim orang untuk menjemputnya pulang!""Tidak perlu, keberadaan Zayn justru memberiku motivasi. Dia disini baik-baik saja, tenanglah …. ditambah lagi, Angkasa cepat atau lambat akan tahu keberadaan Zayn," ujarnya dengan tenang "Justru, jika menghindarinya bukan sebuah solusi, asalkan dia sejak awal telah memutuskan bahwa Zayn bukan anaknya, maka Zayn akan aman."Kata-kata Tasya membuat Khiar kehilangan kata-kata. "Aku akan mendukung apapun yang kamu lakukan.""Terima kasih, Khiar. Hanya saja, hari ini kecurigaannya padaku cukup besar, untung saja aku cepat tanggap, aku berencana membuang bekas luka bakarku, apa kamu tahu siapa yang bisa dipercaya?" Begitu Tasya teringat akan Angkasa yang baru datang tanpa terkendali, hatinya sedikit takut.Kali ini bisa menghindarinya, tapi bagaimana dengan lain kali?Kalau i
Read more
Bab 22
Setelah satu jam berlalu, Tasya akhirnya bertemu dengan Dokter tersebut di desa Arjasari."Apakah Anda Dokter Wade? Aku datang kemari karena Khiar," ucap Tasya.Mendengar Khiar yang mengenalkan tempat itu padanya, dokter itu bersikap begitu hormat pada Tasya. "Ahh …. Khiar telah memberitahuku semuanya, jika memang begitu, bisa kita mulai."Tasya berbaring di atas kasur, menahan jarum-jarum kecil yang menusuk-nusuk kulitnya, dan sekali lagi dia kembali pada ingatannya tentang kebakaran enam tahun yang lalu. Begitu panas, begitu membuat orang putus asa!Sekujur tubuhnya bermandikan keringat dan darah, namun dia mengertakkan giginya dengan erat, tanpa berkata apapun sampai selesai.Pekerjaan itu memakan waktu cukup lama, namun Tasya tetap bertahan meskipun di tengah-tengah fia merasa pusing. Bahkan, dokter itu pun khawatir melihatnya yang pucat pasi. Tapi, Tasya tetap memintanya meneruskan pekerjaannya.Ketika sudah selesai, seluruh tubuhnya terasa lemas, setelah beristirahat sejenak bar
Read more
Bab 23
Adelia segera membalikkan badan, dia melihat Zayn yang membuka pakaian Tasya, melihat bekas operasi yang terlihat masih baru di tubuhnya.'Mama …. sebenarnya apa yang terjadi?' Zayn tidak mengerti, dia hanya menyipitkan matanya. "Aku harus mencari tahu kenapa Mama melakukan operasi!"Ekspresi Zayn yang menyipitkan matanya itu sangat mirip dengan Angkasa, membuat Adelia menghela napas. Namun, itu justru membuat Zayn tersadar dari pikirannya sendiri. "Tante Adelia?""Mamamu sekarang sudah tidak apa-apa, jangan khawatir lagi, ya .… Aku akan membeli makanan, kamu jangan kemana-mana," ucapnya membelai rambut bocah itu. "Malam ini aku akan menginap di sini untuk menjaga Mamamu, sebentar lagi aku akan mengantarmu pulang, apa kamu tidak takut dirumah sendirian?" Sambil Adelia mengelus kepala Zayn, hatinya timbul secercah rasa sayang.Anak ini meskipun kecil tapi banyak cerdas, banyak ide. Tapi, bagaimanapun juga dia adalah anak kecil. Melihat Mamanya sedang dalam bahaya, tak urung dia pasti m
Read more
Bab 24
Untuk satu hal ini Zayn tak mengerti, tapi dia tidak tahan melihat orang lain menyiksa ibunya, apalagi Angkasa! Sepertinya pelajaran yang diberikannya pada Angkasa tidak cukup.Bibir Zayn mengembang, dia ingin melakukan sesuatu, tapi tiba-tiba teringat akan kejadian lalu di mana dia hampir ketahuan. Akhirnya dia berpikir sejenak, lalu menutup komputer. Bocah kecil itu mengeluarkan ponsel, mencari nomor telepon David yang baru hari ini dimintanya, lalu segera meneleponnya."Halo, siapa ini?" Suara manja kekanak-kanakan dari seberang sana terdengar.Zayn menjawab dengan dingin. "Ini aku, Zayn.""Zayn? Kamu meneleponku! Bagus sekali! Apa kamu sudah berniat untuk berteman denganku?" David langsung melompat kegirangan.Karena dia adalah cucu sulung dari keluarga Angkasa, maka semua orang begitu menghormatinya, tidak ada yang berani berteman dengannya. Hanya satu, Zayn yang hari ini baru masuk pertama kali, dia yang berani berebut barang dengannya. Bahkan, Zayn tidak menjaga sikap di depann
Read more
Bab 25
Adelia menatap Tasya dengan kebingungan. 'Apa yang akan kamu lakukan sebenarnya?'Dia ingin Tasya menyelesaikannya secara adil, tapi siapa pihak lawannya itu? Lawannya adalah Angkasa! Seorang Tuan Muda di Bandung, Konglomerat di kota ini.Hanya dengan menghentakkan kaki saja, dia bisa membuat orang di kota ini ketar-ketir, apa yang bisa dilakukan oleh rakyat biasa seperti dirinya ini? Yang bisa dilakukannya untuk Tasya hanyalah sebuah tempat tinggal, sebisa mungkin menutupi permasalahan ini untuk membantunya.Adelia bisa merasakannya, kali ini Tasya memiliki rencana tersendiri dalam kepulangannya, bahkan mungkin ada sesuatu yang akan dilakukannya. Tapi, Tasya tidak mengatakannya padanya, dia juga tidak enak bertanya. Sampai saat ini ketika dia melihat Tasya yang begitu kesakitan, Adelia merasa sedih yang tak dapat diungkapkan.Susah payah dia menenangkan Tasya, namun air mata terus mengalir dari matanya tanpa henti. Tasya tidak berhenti mengigau, tidak berhenti berkata dan terus meman
Read more
Bab 26
Pagi hari.Saat Zayn membuka matanya, dia melihat samar bayangan seorang perempuan. "Mama! Kamu sudah pulang!" Sahut Zayn melompat dari kasur dengan girangnya. "Apa MamaSm sudah baikan?""Ya, Mama sudah baikan," jawab Tasya sembari mengelus kepala Zayn, merasa dialah malaikatnya seumur hidupnya, hadiah terbaik dari Tuhan."Hari ini, kamu tidak perlu ke sekolah, Mama juga tidak apa-apa, pergilah bermain setelah sarapan," Tasya berharap anaknya juga punya kehidupannya sendiri, karena itulah dia membawa anaknya pulang dan menitipkan Zayn pada Adelia, itu membuatnya tenang.Zayn tersenyum sambil menggenggam tangan Tasya, dia menariknya ke meja makan, lalu berkata pelan. "Mama, aku temani Mama makan dulu, hari ini aku memang mau keluar sebentar …." ucapnya dengan mata yang berbinar. "Aku sudah janjian dengan seorang teman di sekolah, apa kamu mengizinkanku pergi?"Melihat kedua mata anaknya itu berbinar-binar sambil memohon, Tasya tak sanggup menolaknya. "Ya, tapi kamu harus hati-hati, seg
Read more
Bab 27
Mendengar permintaan maaf dari Angel, Adelia merasa sangat marah. "Apanya yang meminta maaf?!""Dengakan saja dulu, jangan berbicara seperti itu," Tasya mencoba menenangkan Adelia."Apa? Buka pikiranmu! Permintaan maaf itu, rasanya mereka ingin memakanmu bulat-bulat, tapi kamu begitu tak peduli, aku ragu apakah kau bisa keluar dengan selamat jika masuk ke Wijaya Company!" Adelia heboh dan panik bukan main, melihat Tasya yang seperti tidak peduli, ida sudah tak sabar lagi. "Kamu telah bersalah pada banyak orang, mengerti tidak? Setidaknya karyawan Wijaya Company tidak akan menyukaimu, mereka akan merasa kamu telah mempersulit CEO mereka. Apa kamu tidak tahu, beberapa tahun ini karena Angkasa terus single, nama dan image dirinya semakin melambung di Bandung!"Tasya hanya tersenyum dan bangkit berdiri, lalu berkata sambil menepuk-nepuk bahu Adelia. "Sudahlah, jangan khawatirkan aku, kamu kira aku masih sama dengan enam tahun yang lalu? Kalau Angel ingin bermain-main denganku, dia sedikit
Read more
Bab 28
Sebenarnya dia tahu Tasya telah berobat ke mana-mana agar bisa melahirkan anak, dia tak bisa mencegahnya saat itu. Seorang wanita yang tak bisa melahirkan anak justru lebih baik menurutnya, toh pernikahan ini terjadi bukan dilandaskan cinta, anak hanya akan menjadi beban, membuatnya semakin terikat.Tapi yang tak dipikirkannya adalah, ketika dia melihat Tasya memakan obat-obat itu, hatinya justru bergerak. Ketika dia melihat Tasya yang keracunan hingga harus dirawat di rumah sakit, justru dialah yang pertama kalinya kehilangan ketenangan.Saat itu …. Fia tahu, entah sejak kapan posisi Tasya dalam hatinya berubah, tapi dia tidak suka perubahan ini. Akhirnya, fia memaksa dirinya untuk semakin menjauhinya, semakin bersikap dingin padanya, dikiranya dengan begini dia bisa mengembalikannya ke posisi semula.Tapi Tasya selalu maju terus tanpa mundur, tak peduli sedingin apa sikapnya terhadapnya, dia tetap akan menyambutnya dengan senyuman, menyimpan kepahitan dan air mata bagi dirinya sendi
Read more
Bab 29
Namun, sebelum dia hendak keluar pintu, dilihatnya Angel sedang menyuapi David makan."Pah, kamu mau keluar?" Melihat Angkasa turun, David sangat kegirangan, dia segera turun dari kursi makannya dan berlari ke arahnya."David, tanganmu kotor, jangan sentuh pakaian Ayahmu," .elihat tangan David yang berminyak, Angel buru-buru mencegahnya, sayang dia terlambat, David sudah berada dalam pelukan Angkasa.Melihat bocah yang ada dalampelukannya ini, kedua mata Angkasa yang biasanya dingin itu memancarkan segurat kehangatan.Pria itu mengusap kepala David, dan berkata sambil tersenyum. "Aku harus pergi keluar, ini akhir pekan, kenapa kamu bangun sepagi ini?""Aku dan teman sekolahku sudah janjian untuk mengunjungi kantor Ayah," ujarnya tersenyum. "Pah, apa kamu bisa mengantarkan kami ke sana?" David memohon padanya sambil memeluk kakinya dengan wajah manja, bola matanya mengerjap-ngerjap.Melihat wajah anaknya, Angkasa tiba-tiba terlintas sebuah wajah yang lain. Bocah yang memiliki lipatan
Read more
Bab 30
Ketika mereka sampai di gerbang sekolah, Zayn sudah tiba.David membuka pintu mobil dan berlari ke arahnya. "Zayn! Cepat naik, Ayahku yang hari ini langsung mengantar kita mengelilingi perusahaan."Kata-kata David seketika membuat Zayn terhenyak. 'Ayah?!'Ketika dilihatnya Angkasa turun dari dalam mobil, melihat David yang memanggilnya Ayah dengan manis, Zayn merasa perasaan yang di hatinya ini bukan perasaan senang.Angkasa pun tidak menyangka teman sekolah David adalah Zayn, bocah lelaki yang mengencinginya di bandara waktu itu. Dia berjalan maju dan melihat Zayn dengan dingin, tidak berkata apapun, tapi aura tubuhnya yang menekan itu terasa.Diaa adalah seorang CEO, banyak orang dewasa yang menyingkir ketika bertemu Angkasa di jalan. Tapi, Zayn sama sekali tak tahu hal itu, dia terus menatap Angkasa, senyum di bibirnya mengembang, bocah itu berkata sambil tersenyum manis. "Hai paman, kita bertemu lagi."Keberaniannya membuat Angkasa hanya menatapnya. "Kamu teman sekolah David?""Ya
Read more
PREV
123456
...
19
DMCA.com Protection Status