Lahat ng Kabanata ng Hasrat Sang Pewaris: Kabanata 11 - Kabanata 20
22 Kabanata
Hangatnya Pelukan Dosen
"Aku masih perawan, Saka!" Laura tertunduk dengan air mata yang mulai berjatuhan.Saka sontak tersentak, ia menatap dosennya itu seakan tak percaya.'Dua tahun menikah tapi belum tersentuh dan masih perawan?' gumam Saka di dalam hatinya sambil menatap Laura antara percaya dan tidak.Kendati demikian Saka kebingungan sekaligus merasa iba dan kasihan namun ia tak mampu untuk berbuat apa pun.Saka kini benar-benar merasa bersalah, mungkin karenanya, Laura yang selalu tampil tenang di kampus ini pun kini enjadi menangis dan seakan seperti wanita yang rapuh."Apa ini alasan ibu hingga kemarin ibu mengajakku tidur?" tanya Saka memberanikan dirinya.Laura pun mengangkat wajahnya, menatap Saka dengan matanya yang basah."Bukan karena itu, tapi ... "Suara Laura terhenti, dilanjutkan dengan tangisnya yang semakin menjadi.Saka semakin keheranan melihat dosen cantiknya ini."Maaf, Bu. Aku- ""Sudahlah, lupakan itu!" potong Laura sambil mengangkat wajahnya dan menyeka air matanya dengan pungung
Magbasa pa
Jadi Orang Ketiga
Kedatangan Smith, suaminya Laura membuat Saka dan Laura yang tengah berpelukan sontak terkejut.Smith yang sudah tua dengan kumis tebal serta rambut putihnya nampak sangat murka.Tongkat yang ia pegang di tangannya terlihat bergetar seiring dengan getaran di dadanya.Laura langsung bangkit dengan sangat panik dan gugup, ia menghapus air matanya kemudian menghampiri suaminya itu."Maaf, Mas. I - ini tidak seperti yang kamu lihat, dia -dia mahasiswaku, datang ke sini untuk bimbingan sidang skripsinya, Mas," jelas Laura kepada Smith dengan gugup.Saka menelan salivanya, ia yang selalu menjauh dan menghindari urusan pribadi dosennya ini, kini malah terlibat secara langsung."Iya, Tuan. Saya hanya ingin- ""DIAM KAU!" sentak Smith sambil menunjuk Saka dengan tongkatnya.Saka langsung terdiam, sementara Smith kembali menatap Laura kemudian melangkah satu langkah ke hadapan Laura yang langsung tertunduk."Aku sudah datang ke negeri ini dari tiga hari yang lalu, aku memata-mataimu terlebih da
Magbasa pa
Laura Serahkan Kesucian
Saka mencengkram tangan Smith yang hendak menampar Laura.Ia tak ingin melihat kekerasan terhadap seorang wanita, terlebih dosennya."Owh, mau jadi pahlawan rupanya si miskin ini!" celetuk Smith sambil menatap Saka seraya berusaha untuk melepaskan cengkraman tangannya dari Saka.Namun, Saka malah makin mengencangkan cengkramannya saat ia mendengar ucapan Smith yang mengatakan dirinya sebagai pria miskin.Sebuah hinaan yang sudah tak ingin ia dengar lagi."Lepaskan! beraninya sampah sepertimu menyentuhku, hah!" sentak Smith dengan sedikit meringis.Saka memelintirnya sedikit keras lagi hingga wajah Smith memerah.Para bodyguard Smith yang berbadan besar langsung bergerak namun Laura lantas berteriak."Pergilah, Saka! Ini urusan keluargaku, kamu jangan ikut campur!" teriak Saka.Saka paham jika maksud Laura adalah agar Saka tidak terlibat masalah dengan Smith yang punya pengaruh serta kekuatan yang besar.Tapi Laura salah duga, ia tidak tahu, jika pengaruh serta kekuatan Saka sebagai pe
Magbasa pa
Perkakas yang Loyo
Wooow! Tubuh Laura nampak putih bersih, lekuk-lekuk serta tonjolan terpahat dengan sempurna, terpampang jelas di hadapan Smith.Smith langsung menekan salivanya, tubuh yang ia harapkan selama ini akhirnya bisa ia nikmati.Namun, seketika saja wajah Smith tiba-tiba berubah menjadi panik. Ia menunduk sambil meraba sesuatu di bawah pusarnya.Entah apa yang terjadi, Smith langsung bangkit kemudian merogoh ponsel dari atas meja dan menelpon seseorang."Gimana ini, Dok! Punyaku gak berekasi, padahal kemarin udah gerak!" ucap Smith dengan penuh kemarahan serta rasa paniknya.Smith terlihat marah-marah terhadap seseorang di telpon itu."Aku akan minum obatnya, tapi kalau sampai besok punyaku masih gak berfungsi, akan kubunuh kau!" pungkas Smith sambil mengakhiri sambungan telponnya kemudian meletakkan ponselnya itu di atas meja dengan kasar.Sepertinya, Smith menelpon dokternya dikarenakan perkakasnya kembali tidak berfungsi.Sungguh kesal hati Smith karena perkakasnya itu sedang sangat ia bu
Magbasa pa
Gembel vs Marketing Seksi
"Mbak tolong tunjukkan mobil yang paling bagus dan paling mahal di showroom ini!"Saka sengaja mengucapkan itu dengan suara yang sedikit keras sehingga hampir semua orang di sana menatap ke arah Saka.Namun, pada akhirnya ucapan Saka itu dibalas dengan gelak tawa saat mereka melihat penampilan Saka."Maaf, Mas. Sebaiknya kamu pergi! Kami sedang sibuk di sini," ucap Ethan -lelaki berkemeja putih yang merupakan supervisor pemasaran di showroom ini."Bukankah sudah aku bilang, aku mau beli mobil di sini!" timpal Saka sambil menatap lelaki itu dengan tajam.Lelaki itu langsung tertawa, sementara wanita cantik yang merupakan marketing baru hanya tertunduk di sampingnya."Oke, oke, silahkan dipilih mobilnya, aku mau tahu, apa kamu bisa bayar! Kalau kamu gak bisa bayar, jangan salahkan aku kalau kami menyeretmu keluar dari sini," celetuk lelaki itu dengan tegas.Ethan pun menyuruh para marketing senior di sana untuk melayani Saka."Maaf, Pak. Aku sedang menunggu costemer lain, suruh Selly aj
Magbasa pa
Mencengangkan Seisi Kampus
Hansen langsung menoleh kepada Ethan dengan tatapan yang sangat tajam."Tadi kamu bilang dia apa? gembel katamu?" ucap Hansen dengan wajah merah dan rahang yang gemurutuk."I -iya, Tuan. Dia gembel yang mengacau di sini dengan belagak mau beli.""Liat aja penampilannya, Tuan. Gak mungkin kan dia bisa beli mobil seharga 90 milliar?" lanjut Ethan sambil menunjuk Saka.Hansen semakin terlihat murka, matanya membulat sempurna dengan urat-urat leher yang nampak menyembul."Tapi tenang, Tuan. Saya bisa membereskan gembel ini," lanjut Ethan dengan jumawa.PLAAAAAAAAAAK!Hansen langsung menampar Ethan dengan sangat keras hingga membuat ruangan itu hening seketika.Suasana ketegangan mulai nampak di wajah para marketing yang jelas keheranan melihat supervisor-nya ditampar oleh Hansen."Apa selama ini kerjamu seperti ini, Ethan? Melihat costumer hanya dari penampilannya saja!" sentak Hansen sambil menunjuk Ethan yang menunduk sambil meraba pipinya yang merah."Tu -tuan, maafkan atas kejadian in
Magbasa pa
Numpang Viral
Jetrek! Jetrek!Para Mahasiswa sengaja mengabadikan momennya bersama sebuah mobil mewah yang kabarnya hanya ada satu di negeri ini.Mereka meng-uploudnya ke media sosial mereka hingga mendapatkan komentar serta like yang cukup banyak."Aku kira ini mobilmu, Damian?" ucap Jerry sambil menatap mobil Bugatti Divo berwarna hitam legam dengan penuh kekaguman.Damian yang disinyalir merupakan orang terkaya di kampus ini mengerutkan keningnya sambil menatap mobil yang sejatinya ia inginkan namun tidak mampu untuk ia beli dengan harga yang sepantastis itu."Pemiliknya pasti bukan dosen atau mahasiswa di sini, kamu tahu kan, di kampus ini tidak ada orang yang lebih kaya dariku," ucap Damian sedikit kesal karena pamornya merasa tersaingi.Bahkan Wilma pun terlihat begitu terkesan hingga matanya tak berkedip menatap mobil mewah itu."Mobilnya bangus banget, Mas. Kamu beli deh mobil kayak begini," ucap Wilma sambil bergelayutan di tangan Damian."Apa kamu gila, mobil ini harganya hampir 100 Milya
Magbasa pa
Laura dan Kesuciannya
Saka duduk di dalam mobil mewahnya ia menatap Damian, Wilma, beserta mahasiswa lainnya yang nampak terbelalak.Mereka tak percaya jika mobil yang sedari tadi mereka kagumi kini dinaiki oleh Saka yang mereka kenal sebagai gembel kampus.Siapa yang bisa percaya jika orang yang mereka kenal sebagai mahasiswa miskin memiliki mobil super mewah yang diproduksi terbatas bahkan hanya ada satu di negeri ini.Sementara, Saka tersenyum tipis, ia mengenakan kacamata hitamnya kemudian menekan sebuah tombol hingga kaca jendela mobilnya terbuka dengan mulus.Wajah tampannya menyembul dan terlihat mempesona saat ia duduk di kursi kemudi mobil idaman itu.BRUUUUUUM! BRUUUUUM! BRUUUUM!Dengan sengaja Saka menginjak-nginjak pedal gas mobilnya untuk memanas-manasi Damian dan mahasiswa lainnya yang masih mematung dan tercekat.Tanpa banyak berkata lagi, Saka pun melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.Wilma menelan salivanya.'A -apa itu mobilnya? Sial, kenapa aku lihat gembel itu menjadi begitu tampa
Magbasa pa
Mendobrak Gembok Kesucian
"Diamlah, aku akan membuatmu merasakan nikmat!" ucap Smith sedikit membentak sambil berusaha untuk menarik celana dalam Laura.Laura menangis, ia tak rela kesuciannya direnggut oleh lelaki tua ini.Meski Smith adalah suaminya, tapi Laura tidak mencintainya, pernikahannya ini pun merupakan sebuah keterpaksaan.Sementara, Smith nampak sudah tak tahan, perkakasnya sudah mengeras dan siap untuk dilesakkan.Perlahan jarinya menarik celana dalam Laura ke arah bawah.Jantung Smith terlihat naik turun seiring napasnya yang sudah tak beraturan.Tenaga Smith cukup kuat hingga Laura tak bisa lagi untuk melepaskan dirinya.Tenaga Laura hampir habis, Laura hampir pasrah dan menyerahkan tubuhnya, hingga tiba-tiba saja wajah Saka melintas dalam pikirannya.Ketidakrelaan semakin kuat dalam benak Laura hingga tanpa sengaja juru matanya menangkap sebuah vas bunga di sebuah nakas di sampingnya.Tanpa pikir panjang, tangan kanan Laura merogoh kanvas bunga itu kemudian menghantamkannya ke kepala Smith.BR
Magbasa pa
Cinta Anak Pemilik Kontrakan
"Kamu mau membangkang hanya karena mahasiswa miskin seperti dia!" sentak Bu Ratna kepada anaknya sambil menunjuk Saka."Kamu udah dewasa, Mama gak larang kamu jatuh cinta, tapi ya harus pilih-pilih, masa pria miskin seperti dia bisa buat kamu jatuh cinta!" lanjut Bu Ratna dengan tatapan nyinyir dan kesal kepada Saka."Tampan aja gak akan cukup, Vinna!" lanjutnya sambil menepuk pundak Vina untuk membuat anaknya mengerti.Vina langsung menyingkirkan tangan mamanya, ia mundur satu langkah seakan tak ingin dekat dengan ibunya yang sudah mengusir Saka."Pokoknya, jika Mama tetap mengusirnya maka aku pun akan pergi dari sini," tegas Vina sambil menatap Bu Ratna dengan tajam.Bu Ratna langsung terdiam, bagai mana pun juga dia sangat menyayangi Vina sebagai anak semata wayangnya.Sementara, Saka yang selesai memungut barang-barangnya langsung menghampiri Bu Ratna dan Vina yang tengah berditegang.Rupanya sedari tadi Saka merasa tak nyaman atas pertengkaran ibu dan anak di hadapannya."Ini ...
Magbasa pa
PREV
123
DMCA.com Protection Status