Lahat ng Kabanata ng Dipinang Dosen Tampan: Kabanata 31 - Kabanata 40
123 Kabanata
Wajah Laura Pucat
Tiara menganggukkan kepalanya dengan sangat cepat. “Oke, Sayang. Mami nggak akan deket-deket sama mantan pacar gak jelas kamu itu. Lebih baik nggak usah kenal dia lagi, daripada harus dibenci sama Laura. Iya nggak, Jo?” Jonathan mengangguk seraya mengulas senyum tipis. “Ya. Udah, gitu aja. Jam sembilan, acaranya tutup ya, Mi. Laura udah lelah, udah pengen istirahat.” Tiara kemudian menatap Laura yang tengah duduk lemas di bangku pelamin. “Istri kamu pucat sekali, Jo.” Perempuan itu lantas menghampiri sang menantu dengan tergesa-gesa. “Sayang. Muka kamu pucat sekali. Istirahat aja ya, Nak. Udah mau selesai pun, acaranya.” Tiara sangat mengkhawatirkan menantunya itu. “Laura. Are you okay?” tanya Jonathan cemas. Laura menganggukkan kepalanya kemudian mengusap wajahnya dengan pelan. “I’m okay, Mi, Jo. Hanya sedikit pusing aja.” “Jo. Bawa Laura masuk ke kamar, yaa. Acaranya sebentar lagi akan ditutup,” titahnya kemudian. Jonathan kemudian membawa Laura ke dalam kamar yang sudah dise
Magbasa pa
Semoga Segera Diberi Momongan
Jonathan lantas melepaskan bibirnya lantaran oksigen yang hampir habis. Kemudian mengatur napasnya dan membuka handuk yang masih melilit di pinggangnya. Sementara Laura sudah polos, tak ada sehelai benang pun menempel di tubuhnya. Lalu, menggendong perempuan itu, membawanya ke atas tempat tidur. Perempuan itu ia jatuhkan ke atas tempat tidur. Bibirnya menyunggingkan senyum menggoda. “Are you ready, to our first night? Sebagai pasangan suami-istri yang sudah diketahui banyak orang,” kata Jonathan seraya menatap sang istri yang tengah berada di bawah kuasanya. Perempuan itu mengangguk. “Of course!” ucapnya parau. Laura kemudian mengambil alih. Ia duduk di atas paha sang suami dan mulai menyatukan dirinya di bawah sana. Bibirnya ia gigit. Menikmati gesekan dan gerakan yang tengah mereka lakukan. Memompa dengan irama yang masih santai. Kemudian Jonathan meraup bibir perempuan itu dengan gemas. Tangannya meremas kedua gundukan itu dengan pelan. Jonathan pun menaik turunkan tubuh sang
Magbasa pa
Honeymoon
Jonathan mengacak pucuk kepala istrinya itu. “Sama-sama, kalau bisa. Kalaupun harus aku duluan, semoga kamu nggak mau cari yang baru. Nunggu sampai dijemput dan kita bisa kembali bersama di sana,” ucapnya lembut. Lelaki itu benar-benar tidak ingin jauh dari Laura. Hingga nanti mati pun, bisa disatukan kembali di sana. Laura menatap sang suami dengan tatapan lekatnya. “Kamu memang suami yang luar biasa.” “Kalau begitu, jangan berikan pilihan gila lagi untuk Kiara. Kalaupun itu anak aku, pengadilan tidak akan membenarkan itu anak aku karena tidak adanya pernikahan dalam hidup kami.” “Iya, iyaa. Aku lagi kesel aja sama si Kiara. Tiap datang, pasti bahas hamil. Giliran ditanya hal aneh, malah nggak bisa jawab. Nggak aja nanti aku tanya gimana cara kamu cium sama remas-remas si kembar.” Jonathan menggetok kening Laura seraya menatap datar istrinya itu. “Nggak usah nanya yang aneh-aneh lagi.” Laura lantas mengerucutkan bibirnya. Tak lama setelahnya, Gerald serta sang anak datang ke ru
Magbasa pa
Sangat Bagus
Waktu sudah menunjuk angka tujuh malam. Laura baru saja menyelesaikan acara mandinya setelah dua jam lamanya tidur. “Suami gue ke mana? Kok ngilang?” gumamnya seraya mencari baju di dalam kopernya. “Baju apaan ini? Masa iya, gue pake lingerie mulu tiap hari? Yaa kali gue, ke menara eiffel juga pake baju beginian.” Laura geleng-geleng kepala karena salah membuka koper yang isinya baju kurang bahan semua. Jonathan menyiapkan itu semua karena sudah sangat yakin dalam dirinya, bila selama empat belas hari itu mereka hanya akan bergumul indah, mengacak-acak sprei dan lain sebagainya. “Udah malam juga sih. Nggak mungkin Jonathan mau ajak gue jalan-jalan keluar. Ya udahlah. Pake baju mini bahan aja. Siapa tahu bisa sampai pagi.” Laura tertawa sendiri atas ucapannya itu. “Sialan. Gue kira nggak bakalan seenak ini. Kayaknya gue udah terkontaminasi oleh pusakanya Jonathan. Sampai otak gue nggak mau lepas dari ingatan pedang samurai berurat itu.” Laura menepuk jidatnya kemudian mengenakan l
Magbasa pa
Semakin Hari Semakin Menggila
Laura kalah telak. Ia kemudian menggaruk rambutnya seraya mengunyah sosis panggang miliknya.Sementara Jonathan terkekeh pelan melihat ekspresi Laura yang begitu menggemaskan. “Just kidding, Sayang. Aku nggak segila yang kamu kira.”Laura menolehkan kepalanya dengan pelan kepada suaminya itu. “Sekuatnya aja, yaa.”Jonathan mengangguk. “Ya. Memang selalu seperti itu.”Laura lantas mengulas senyumnya. “Kamu pernah dengar aku bilang cinta, nggak?”Jonathan menggeleng pelan. “Kamu hanya menunjukkan.”Laura manggut-manggut dengan pelan. “I love you,” ucapnya kemudian menerbitkan senyumnya dengan lebar.“Udah kenyang, Jo.”“Sama. Kita nonton TV dulu sebentar, yaa.”Laura menganggukkan kepalanya. Keduanya lantas beranjak dari duduknya kemudian masuk ke dalam kamar. Laura memilih memandang pemandangan indah di kota Paris itu. Lampu gemerlap yang indah membuat Laura takjub akan keindahan malam di kota Paris.Jonathan juga tidak jadi menonton televisi. Ia lupa, tayangan di sana menggunakan baha
Magbasa pa
Masih Ingin?
Jonathan hanya tersenyum menyeringai. Ia kemudian mencium bibir perempuan itu lagi dengan tangan meremas gumpalan daging indah itu.“Eeuuhh!” keluh Laura kemudian tangannya memegang kedua bahu suaminya itu. Merasakan sensasi yang luar biasa, yang dibuat oleh Jonathan kepadanya.Ia kemudian membalikan tubuh perempuan itu. Menyatukannya lagi dan memacunya lagi.“So fucking hot!” lirih Jonathan dengan tangan menekan punggung perempuan itu. Lalu menciumi kulit putih itu dengan lembut.Laura kembali mengejang. Puncaknya kembali tiba yang keberapa kali, ia pun tidak tahu. Jonathan berhasil membuat Laura lemas tak berdaya karena sudah tidak terhitung berapa kali Laura mengeluarkan pelepasannya.Sementara Jonathan ... belum sekali pun ia menembak benih-benih itu sebab belum ingin keluar, masih ingin memacu tubuh perempuan itu.Dua jam kemudian ....Jonathan sudah tiba. Ia kemudian memacu tubuh Laura dengan kecepatan maksimal. Pekikan dan erangan sudah tidak terkendali lagi. Jonathan memacunya
Magbasa pa
Mencari Tahu Devano
Laura lantas menjatuhkan tubuh sang suami kemudian merangkak ke bawah sana. Melahap benda itu dengan gerakan yang membuat Jonathan semakin menggila.“Arrgghh! Laura, oh my God!” Jonathan meremas kepala Laura seraya menikmati setiap permainan yang tengah dilakukan oleh istrinya itu.“Don’t stop, Honey!” lirih Jonathan yang tengah kegirangan akan permainan yang dilakukan oleh istrinya itu. “Never!” ucapnya kemudian tersenyum menyeringai.Laura kemudian menghentikan permainannya. Ia kembali menatap sang suami dengan tatapan penuh gairahnya.Jonathan pun menciumi tubuh perempuan itu lagi. Bahkan tautan itu turun dengan seksi pada leher jenjang sang istri. Menciuminya dengan tanda cinta yang ia tingalkan di sana. Kemudian melahap pucuk nikmat itu dengan lahap. Kulit sintal, putih dan halus Laura tidak ada satu pun yang terlewat disentuh oleh Jonathan. Hingga tiba di bawah sana. Ia merebahkan tubuh sang istri. Tangannya kini tengah bermain riang di bawah sana.“Arrrgghh! Jo!” Laura meraca
Magbasa pa
Hamil?
“Waah! Kalau itu gue nggak tahu, Jo. Elo tanya aja ke dia nanti kalau udah pulang. Tunggu sampai minggu depan, Jo. Gue nggak punya nomornya soalnya. Tapi, alamat rumahnya gue ada. Nanti gue kirim deh, ke elo.”Jonathan menghela napas panjang. Setidaknya dia harus sabar menunggu sampai Devano tiba di Indonesia. “Ya sudah. Kirim alamat rumah Devano sekarang juga, yaa. Aku tunggu. Satu lagi, thank you untuk informasinya.”“Ya, sama-sama.” Galuh menutup panggilan tersebut.Jonathan kemudian menatap Laura yang sudah terlelap dalam tidurnya. “Aku tidak ingin kehilangan kamu, Laura. Aku juga tidak ingin memiliki anak dari orang lain selain dengan kamu,” ucapnya dengan pelan.Ia kemudian menghubungi Albert, berharap papanya masih terjaga.“Ada apa, Jo?” tanya Albert di seberang sana.Kini, lelaki itu tengah menuangkan air panas ke dalam cangkir yang berisi kopi di dalamnya.“Udah tidur belum, Pi?” tanyanya pelan.“Belum, Nak. Ada apa? Ada yang ingin kamu tanyakan?” tanyanya kemudian.Jonathan
Magbasa pa
Ada Kiara di Kampus
Tiba di rumah sakit ....Keduanya langsung masuk ke ruang pemeriksaan di mana Ramos sudah menunggunya di sana.“Eeh! Main serobot aja. Emang udah yakin, lagi hamil?” Gerald menarik tangan Laura karena kebetulan keduanya sedang berada di sana.“Yaa nggak tahu sih. Kakaaaak!” Laura merengek kepada Sandra.Perempuan itu lantas terkekeh. “Jangan dengerin. Lanjut aja. Aku mau ke toilet dulu.”“Weeeekk!” Laura menjulurkan lidahnya kepada Gerald.Pria itu lantas menyunggingkan bibirnya. “Uncle. Kalau rahimnya kosong, gantung aja di pohon cemara. Buang-buang waktu doang!”Ramos hanya geleng-geleng kepala melihat adik-kakak yang selalu ribut itu. “Baring dulu, Lau. Kita lakukan USG dulu, buat lihat apakah benar, kamu lagi hamil atau nggak.”Laura menganggukkan kepalanya kemudian berbaring di atas bangsal. Menuruti perintah Ramos yang masih setia selama hampir tiga puluh tahun lamanya bahkan sudah menjadi dokter senior di sana.Usianya yang baru menginjak lima puluh delapan tahun itu rupanya me
Magbasa pa
Menampar Pipi Jonathan
Setibanya di kampus ....Laura turun dari mobil suaminya kemudian menemui Misya yang sudah menunggunya di depan gerbang.“Ada apa sih, Sya? Dia ngapain lagi?” tanya Laura kepada Misya.“Gila sih tuh orang. Bentar lagi, suami elo pasti balik lagi ke sini.”Laura mengerutkan keningnya. “Ngapain lagi itu orang, Sya? Kasih tahu ke orang-orang, kalau dia lagi hamil anaknya Jonathan?”“Kok elo tahu? Lau. Lagi heboh tahu nggak. Elo nggak ngerasa, mereka liatin elo kayak begitu?”Laura mengedarkan pandangannya dan memang benar, semua mata tengah tertuju pada Laura.“Mentang-mentang punya segalanya. Bisa-bisanya jadi perebut. Udah tahu, pacarnya lagi hamil, masih aja dipaksa nikahin!”Beberapa cemoohan kembali keluar dari mulut orang-orang yang tidak tahu apa-apa dengan apa yang terjadi sebenarnya.“Pada kenapa sih? Aneh!”“Yaa karena si Kiara nyebar berita di sosial media, Laura. Noh!” Misya memberikan ponselnya, memperlihatkan artikel tentang kehamilan Kiara.Laura menelan salivanya dengan p
Magbasa pa
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status