All Chapters of Ibu Susu Anak Hot Duda: Chapter 51 - Chapter 60
192 Chapters
51. Calon Suamiku Psikopat
Lisa berlari menuju kamar yang dulu ia tempati, ia sangat shock sampai tak ingat kalau ada pecahan kaca di tempatnya tadi, sehingga kakinya terkena pecahan kaca itu. "Aw!" pekiknya ketika merasakan sakit di kedua kakinya. Ia memakai sendal, tetapi ada satu pecahan kaca yang menembus ke telapak kakinya. Ia tak mengerti dengan apa yang tadi Max bicarakan, itu terlalu jauh dari ekspektasinya. Max bukan orang yang bisa membunuh yang lain kan. "Gak mungkin, Max gak mungkin bunuh orang ...." gumam Lisa berusaha meyakinkan diri sendiri. Sementara itu, di balik pintu, Max merasa ragu untuk mengetuk pintu Lisa. Ia tau Lisa mendengarnya bicara padanya, tapi apa yang harus ia jelaskan. Ia takut Lisa tak menerimanya dengan kenyataan itu. Ia bukan orang baik, ia bisa melakukan apapun untuk agar tujuannya tercapai atau mungkin ia bisa saja membunuh orang dengan sengaja. Namun semua itu terlalu mengerikan di telinga Lisa yang lembut. ••• Mei menatap Lisa bingung, sedari tadi Lisa hanya melamu
Read more
52. Pergolakan Hati Lisa
"Membunuh orang?" ulang Lisa shock. Max mengangguk kemudian menunduk, bagaimana bisa ia akan sampai di titik dimana ia menyesali semua itu. Ia tak tau harus bagaimana, tapi apakah Lisa masih mau menerimanya. Lisa menghela napas, ia berusaha tetap tenang, tetapi tak bisa, ia sudah terlanjur teekejut dan bingung dengan situasi itu. "Kenapa?" "Karena mereka jahat, kalau mereka masih hidup ada banyak orang baik tersakiti." "Tapi caramu jahat Max, kamu bunuh orang." Max memejamkan matanya lelah, ia tak tau harus bagaimana mengingat ada banyak hal yang belum siap Lisa dengar. "Lisa, kita bicarakan nanti ya." "Hem, kamu istirahat dulu." "Iya, maaf ...." Lisa tak menjawab lagi dan membiarkan Max pergi dari kamar baby Axel. Entah apa yang membuat Lisa jadi semakin ragu. Apakah menikah dengan Max adalah keputusan terbaiknya? Di kamar mandi, di bawah shower Max kalut dengan pikirannya, diam menatap ke arah air yang berjatuhan di bawah, di antara kakinya. Ia tak pernah merasa setaku
Read more
53. Dunia Bawah
Lisa terperangah melihat banyaknya orang berbaris rapih di sebuah lapangan besar yang menghadap mereka. Ia sekarang berada di depan barisan bersama Max di depannya kemudian ia melihat mereka memiliki tato dengan tanda yang sama seperti yang ada di tubuh Max waktu itu. Ia seperti kelinci sekarang, "Ini gimana?" gumamnya takut. Melihat Lisa yang cemas dan ketakutan, Max langsung mendekatinya dan merangkulnya agar ia merasa aman. "Tenang, mereka enggak akan nyakitin kamu, Sayang," gumam Max lembut. Mendengar ucapan Max, Lisa mulai tenang dan mengangguk. Setidaknya Max akan bertanggungjawab melindunginya kalau ada apa-apa. Kemudian Max menatap ke arah depan, menatap semua bawahannya yang jumlahnya ada 100-an lebih itu. "Jadi aku mengumpulkan kalian di sini untuk memperkenalkan calon istri saya pada kalian. Dia adalah calon istri saya yang akan menjadi bos perempuan kalian, sehingga bagaimanapun posisi kalian dan di manapun kalian ketika ada di luar pulau ini, kalian harus siap mel
Read more
54. OVT
Dunia bawah yang Lisw temui pada Max ternyata bukan dunia jahat yang ada di internet, bukan pula bersih tanpa noda. Ia sudah mencoba salat istikharah tapi, belum ada petunjuk yang mengarah kepada, apakah ia harus menerima Max atau mundur seperti yang disarankan oleh pria itu. Berita tentang Max yang akan menikah dengannya pun terus terngiang di media sosial, bahkan menjadi trending yang terus dibicarakan oleh orang-orang. Namun, keberadaan dunia bawah itu membuat pandangan Lisa semakin kabur terhadap Max. Ia terus overthinking terhadap masa depan mereka, bahkan ketika sidangnya sudah selesai, ia masih berpikir bahwa apakah itu memang jalan yang sudah jadi bagian dari takdirnya. "Bener gak sih pilihanku?" gumam Lisa menatap luar jendela. Ia sudah meninggalkan pikiran-pikiran yang buruk tentang Max, tapi tidak bertahan lama. Max tidak bisa berhenti untuk membunuh orang, hal yang tak bisa ditangani seperti yang dikatakan Wina adalah membunuh. "Saya tidak bisa membayangkan bagaimana An
Read more
56. Kabur atau Hilang?
Hanum menghampiri Mei untuk bertanya padanya mengenai keberadaan Lisa. "Mei, tau Lisa dimana?" Mei mengeryit heran, "Gak tau, kemana emang?" "Lah, gue nanya. Dia gak bsia dihubungi, kan hari ini gladi resik untuk Wisuda," ujar Hanum. "Gue WA juga gak aktif dianya sejak kemarin. Lo udah ingetin belom?" "Udah, masalahnya dia gak aktif WA nya. Gak mungkin kan nomer gue diblok." "Lu gak nakal kan sampe diblok?" "Ih, si Mei mah ngaco!" kesal Hanum melihat tanggapan Mei yang tidak serius. "Gue tanyain Umi dulu, keknya dia tau nomor temen kerjanya Lisa." "Sok lah, cepet." "Iya sabar!" Mei pun menelpon Uminya dan menanyakan pasal nomor Bi Ijah padanya. Namun, Uminya malah panik dan terdegar ada yang menangis di sana. "Neneknya Lisa ke sini cariin Lisa, Bi Ijah juga ke sini karena dikira Lisa di rumah. Kamu malah nany juga, terus Lisa dimana?" "Emang dimana Mi? Aku juga lagi ditanyain temen sejurusannya Lisa ini, masa gak tau dimana." "Dia pagi tadi ijin ke kampus buat gladi res
Read more
57. Dia ....
Max memukul jok depannya, mengagetkan si asisten Pilot Privat Jet miliknya. Ia sangat kesal karena belum juga menemukan keberadaan Lisa, tidak ditemukan titik yang akurat, sampai minta izin pada beberapa negara yang dilewati jalur udaranya. Perasaannya kalut, otaknya seolah mendidih. Bagaimana bisa ia kecolongan dan membiarkan Lisa lepas dari dekapannya. "Lisa," gumamnya. Entah dimana gadis itu sekarang, bulir air mata mulai mengalir, tetapi segera ia seka dan memerintahkan para Pilot untuk menuju titik lokasi yang dikirimkan tim IT terhebatnya. "Hallo, hallo Ronald!" sapa Max ketika Ronald temannya yang membantu melacak, ia adalah teman yang berasal dari Jerman. "Sepertinya dia ada di Indonesia itu sendiri, di bagian Papua dan berada di hutan." "Damn! Bagaimana bisa kau baru ngomong sekarang, kmi sudah berputar-putar di udara beberapa negara hampir 24 jam!" "Sorry, ini baru ketemu. Kau tinggal ke sana, nanti biar kublokir akses mereka, akan kubunuh semua jaringan mereka." "Oh
Read more
58. Merasa Gagal
Tentu saja di dalam hutan itu Polisi, Max dan timnya kesulitan mencari Lisa karena memang hutannya sangat lebat. "Eh anjir! Lu beneran ngarahin kita ke sini?!" kesal Max pada Ton yang terhubung lewat telpon. "Masa dalam situasi begini gue bohong, serius udah ikuti aja! Ini masih lurus, btw di situ sistem navigasinya mulai lemah ya?" "Ya lu pikir aja sendiri, di hutan rimbun, kapanckapan gue karungin lo biar ngerasain jalan ke sini. Banyak nyamuk lagi." Sedari tadi Max hanya mengome-ngomel sambil jalan ke dalam hutan, ia sangat kesal tetapi ia tau bahwa Ron tidak mungkin mengarahkan ke jalan yang salah. "Bingung gue, udah dibantuin malah marah-marah!" "Gue khawatir bego, Ayang gue diapain di hutan begini?!" Ron terdengar menghela napas, "Oke, slow down dan terus jalan, jangan banyak bacot makanya biar cepet ketemu." Yang memahami Bahasa Inggris sedikit, jadi hanya beberapa yang paham tentang pertengkaran dua orang dari telpon itu. "Mana sih, anjir! Banyak serangga lagi ...." ge
Read more
59. Belum Sadar
Tim Max membawa Larissa menuju ke pusat kota untuk kemudian diproses secara hukum, bawahan Larissa juga sudah melakukan perlawanan, tetapi itu tidak berarti karena mereka kurang persiapan. Sepertinya mereka percaya diri bahwa mereka akan berhasil dan tidak akan ditemukan oleh Max di manapun mereka berada. Namun sayang, Larissa mungkin lupa kalau Max sangat mencintai Lisa. Ia akan mencari dimana Lisa berada bahkan jika prosesnya memakan waktu bertahun-tahun dalam proses itu. Larissa baru menyadari bahwa ia juga merasa tertipu oleh pihak lain. Ada seseorang yang menghasutnya untuk memberontak tetapi ia tidak mau bertanggung jawab ketika ia sudah hancur seperti kali ini. Max tidak akan pernah memaafkan Larissa, ia sudah membuat masalah dua kali pada Max. Dua kali ini Larissa mengecewakannya, ia tidak akan pernah melepas kasus ini begitu saja dan tak akan membiarkan Larissa diterma sebagai orang baik-baik. Akhirnya kasus penculikan Lisa pun muncul dengan data yang akurat dan Larissa seb
Read more
60. Penjara atau Mati
Bukan Max kalau tidak kejam terhadap orang yang menyentuh miliknya. Larissa sudah keterlaluan menculik dan menganiaya Lisa. Bahkan sekarang Lisa harus mengalami kedaan dimana Lisa tak bisa menggerakkan tubuhnya dengan baik, setiap kulitnya merasa sakit dan seperti lukanya terbuka lagi. Tak perduli seberapa banyak Tuan dan Nyonya Subagyo memohon padanya untuk membebaskan putri mereka, tapi Max mengabaikannya. Ia malah mengusir dua orang itu setelah meminta kedua orang itu membuka mata terhadap banyaknya kejahatan yang dilakukan anaknya pada mereka. Max yang ada di kantor cabang Jakarta Selatan itu langsung memerintahka Satpam untuk mengusir mereka. "Jangan biarkan mereka mnedekat pada saya, cepat bawa mereka pergi dari sini!" tegas Max pada satpam yang langsung dilaksanakan. "Tolong biarkan putri kami bebas!" ujar Tuan Subagyo. "Iya, dia putri kami stau-satunya! Tolooong Pak Maxel!" sambung Nyonya Subagyo memohon sambil menangis. Namun, Max menulikan pendenarannya dan ia pergi kel
Read more
61. Wisuda
Lisa tertawa mendengar pertanyaan Max yang menurutnya konyol. "Kamu melihatku selemah itu?" tanya Lisa balik.Tak disangka repson itu yang Max dapat, "Jadi, kamu masih suka sama aku?""Suka tidak suka bukan ditentukan dengan kecelakaan yang menimpa, Max. Mentalku tidak selemah itu ... aku terbiasa dengan tekanan.""Tapi karenaku kamu mengalami ini," gumam Max menunduk lesu."Kamu menginginkan hal ini terjadi?" tanya Lisa."Enggaklah.""Itulah kenapa kamu harus tau, kamu bukan pelakunya, kamu tidak menginginkan ini, makanya ... jangan menyalahkan diri sendiri. Oke?"Max mengangguk tersenyum, "Oke. Makasih, Sayang."Bagaimana bisa Max yang biasanya galak menjadi sosok yang sok imut seperti sekarang. "Haha! Kamu lucu, aw!" Lisa meringis karena lukanya sakit akibat tertawa terlalu lebar."Nah kan, kuwalat tuh ngetawain calon suami.""Hemph!" Lisa cemberut tak suka, "Nyebelin."Max pun membujug Lisa sampai telpon dari Eva menyadarkannya kalau ini sudah saatnya baby Axel pulang. Namun n
Read more
PREV
1
...
45678
...
20
DMCA.com Protection Status