All Chapters of Istri Pura-pura sang Putra Mahkota: Chapter 11 - Chapter 20
34 Chapters
Bab 11 Drama Penjemputan
"Lihatlah dia! Dia masih terus mengigau tentang pangeran," cibir Casandra. "Biarkah saja. Nanti juga dia lelah sendiri. Ayo kita bersiap untuk arisan saja," ucap Jessica. Tok! Tok! Tok!Seseorang mengetuk pintu. "Siapa itu?" gumam Jessica. "Casandra coba bukalah pintunya!" Casandra mengikuti perintah Jessica untuk membuka pintu. Dia mendapati seorang pria muda berpakaian jas berdiri tepat di depan pintu. "Siapa ya? Mencari siapa?" tanya Casandra. "Saya ditugaskan untuk menjemput Nona Caroline Walter dan membantunya pindah ke rumah baru," jawab pria itu. "Caroline Walter? Siapa itu? Tidak ada yang bernama Carolin di sini," saut Jessica saat Casandra terlihat kebingungan dan tidak memberi jawaban apapun. "Bukankah ini kediaman keluarga Walter?" "Benar. Tapi tidak ada yang bernama Caroline," Jessica terus berpura - pura. "Nyonya, kemarin saya menjemput Nona Caroline di rumah ini juga. Kau lihatlah ini," Pria itu menunjukkan lencana kerajaan di dadanya kirinya. "Aku ditugaskan
Read more
Bab 12 Rumah Baru
Casandra menelan ludahnya. Tubuhnya menjadi kaku seperti patung. Dia syok mendengar penuturan William. Jessica tidak ada pilihan lain selain bangkit dan dengan tergesa membuka pintu kamar Caroline. Caroline segera berlari menuju William."Will!" panggilnya. Sengaja ingin menunjukkan kedekatannya dengan William. "Kau baik - baik saja Carol?" William merangkul Caroline di hadapan semua orang, membuat semua mata melotot tidak percaya. Caroline hanya mengangguk. "Apa kita akan berangkat sekarang?" "Tentu saja. Ayo!" William menuntun Caroline. "Tunggu!" ucap Jessica. "Yang Mulia, bukankah Anda mengatakan akan menikahi Caroline kami? Lantas, bukankah itu artinya kita akan menjadi keluarga? Lebih baik kita makan bersama untuk saling mengakrabkan diri bukan?" Casandra mengangguk - angguk dengan semangat. "Hmm... itu tergantung jawaban Caroline. Carol, katakan padaku, apa mereka keluargamu?" Caroline men
Read more
Bab 13 Guntur
"Sudah matang semuanya, sini makanlah!" William meletakkan hasil masakannya di meja makan. "Wah! Kelihatan enak," Caroline mendudukkan dirinya di kursi makan. William mulai melahap isi makanan dalam piringnya. "Ayo makanlah! Apa kau tidak suka pasta?" "Tidak. Aku sangat suka pasta. Aku hanya sedikit canggung. Aku makan semeja dengan seorang putera mahkota dan makanan ini dia yang masak." "Bukankah aku sudah bilang untuk membiasakan dirimu?" William terlihat cuek dan terus menyantap makanannya. "Kau benar. Aku hanya belum terbiasa. Dan... kau agak berbeda dengan citra pangeran yang ada di pikiranku." "Memangnya seperti apa citra pangeran yang kau tahu?" William menatap Caroline dengan penasaran. "Hmm... aku pikir seorang pangeran hanya ingin dilayani. Lalu jika dia keluar, akan ada banyak bodyguard yang mengikutinya. Dan terhadap para perempuan, dia akan bersikap sedingin es." William tertawa. Ini bukan k
Read more
Bab 14 Wajah Baru Caroline
Malam ini tepat tujuh hari Caroline berada di rumah sakit Westbay. Dokter Harry adalah dokter kecantikan kepercayaan William. Dan atas sarannya, Caroline menjalani prosedur pencangkokan kulit di wajahnya yang terdapat luka bakar. William tidak terlalu sering menjenguk. Namun, lelaki itu sudah menyiapkan penjagaan yang ketat dan perawat yang kompeten untuk Caroline. Untungnya, si cerewet Vivian dengan rajin menjenguk Caroline setiap malam sepulang kerja. "Aku sudah mencari tahu di internet, ternyata Dokter Harry adalah dokter bedah kecantikan terbaik di negeri kita. Dia mendapatkan gelar dan penghargaan di Amerika, pengalamannya banyak dan reputasinya sangat baik. Kau sungguh beruntung calon tuan puteri," celoteh Vivian suatu malam di rumah sakit. "Kau benar. Keberuntunganku benar - benar berada di level yang tidak masuk akal. Dokter Harry juga ramah sampai - sampai aku ingin menjadikannya ayah." "Aku tidak sabar melihat penampilan barumu. Kau pasti sangat cantik. Traktirlah aku m
Read more
Bab 15 Adopsi
"Tunggu, apa kau operasi plastik? Kemana bekas lukamu?" Jessica memandang wajah Caroline yang sudah mulus tanpa satu pun bintik hitam."Tentu saja. Aku akan jadi seorang puteri, mana mungkin William membiarkan wajahku jelek?" "Hah! Kau pasti senang sekarang hidupmu jauh lebih baik. Sebenarnya ke dukun mana kau membeli jimat hingga seorang pangeran jatuh kepadamu? Sebelum ini, laki - laki sekelas Antonie pun enggan bersamamu." "Aku tidak membayar dukun manapun. Tapi apa Ibu tahu di mana letak keberuntunganku? Keberuntunganku adalah saat Casandra merebut Antonie dariku. Terimakasih sudah membebaskanku dari Antonie dan membuatku menghadiri pasar pengantin." Jessica membuang muka. Caroline bisa merasakan kebencian dalam tatapan Jessica. "Tapi itu tidak penting. William bilang dia ingin membicarakan mengenai identitas baruku. Ya, tapi itu jika Ibu tertarik dan ingin melunasi hutang kepada Nyonya Debora. Tapi jika Ibu tidak suka, kami bisa
Read more
Bab 16 Penyesalan Antonie
"Menurutmu apa mereka akan tahu bahwa itu surat adopsi palsu?" Caroline bertanya dengan bimbang saat dia dan William berada dalam perjalanan pulang dari rumah Jessica. William menggeleng dengan mantap. "Secara teknis itu bukanlah surat palsu karena itu dikeluarkan secara resmi oleh kerajaan. Cetakan, kop dan stempelnya asli. Hanya saja, peristiwa adopsi itu tidak pernah ada. Dan keluarga Walter tidak akan pernah mengetahuinya." "Aku harap begitu. Casandra dan Ibu bukan tipe orang yang kritis dan tidak terlalu cerdas. Kurasa kau benar." "Sekarang tinggal menghapus namamu di database sekolah. Setelahnya, semua teman yang pernah mengenalmu hanya perlu diberitahu bahwa mereka salah orang." Caroline mengangguk. Jauh di lubuk hatinya, dia merasa sedih sosok Caroline seperti dilenyapkan begitu saja. "Boleh aku tanya satu hal?" ucapnya. "Apa?" "Jika namaku dihilangkan dari database semua sekolahku, apa itu berarti ijazahku tidak akan berlaku?" "Sebelum menjawabnya, aku ingin tahu keman
Read more
Bab 17 Makan Malam Kerajaan
Sudah lewat tengah malam, tapi Caroline belum juga tidur. Gadis itu membolak - balikkan badannya berharap menemukan posisi yang nyaman agar dia bisa terlelap. Tapi bukan masalah kenyamanan yang membuatnya tetap terjaga melainkan jantungnya yang terus berdetak kencang. Besok akan ada makan malam antara keluarga kerajaan dengan keluarga Bellwood. Bisa dibilang ini adalah pertama kalinya Caroline berinteraksi langsung dengan mereka sebagai Ariana. Kendati segala persiapan telah Caroline jalani mulai dari pelajaran hidup Ariana, table manner hingga gaya bicara dan berpakaian ala Ariana, tetap saja berperan menjadi orang lain artinya berakting secara langsung terus menerus tanpa toleransi kesalahan sedikit pun. [Aku tidak bisa tidur. Aku sangat nervous] Caroline mengirim pesan kepada William. Caroline pikir William pasti sudah tidur dan baru akan merespon pesannya esok hari. Tak disangka balasan dari William masuk kurang dari satu menit kemudian. [Aku juga. Cobalah minum coklat hanga
Read more
Bab 18 Pesan dari Jessica
"Carol? Carol!" William menepuk bahu Caroline yang tetap bergeming sekalipun telah dipanggil beberapa kali. Hentakan suara William dan tepukan di bahunya cukup mengagetkan dan membawanya kembali ke alam sadar. "Ya?" tanya gadis itu. "Kau melamun? Apa yang sedang kau pikirkan? Aku memanggilmu berkali - kali tapi kau tidak merespon." "Maaf, pikiranku sedang memikirkan banyak hal." "Boleh aku tahu?" "Hm... sebenarnya, aku rasa aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang tua Ariana. Aku ingin tinggal di rumah mereka." "Kau ingin tinggal di rumah orang tua Ariana?""Ya." "Mengapa? Tadi kulihat kau bicara dengan Elliana. Apa yang kalian bicarakan?" "Oh, dia hanya memberiku beberapa wejangan pernikahan. Dia kelihatan seperti ibu yang sangat penyayang dan perhatian," Caroline tidak menceritakan mengenai kalungnya. Dia pikir untuk saat ini, dia akan menyimpan kalung Ariana tanpa sepe
Read more
Bab 19 Penyekapan
"Ibu, aku datang," Caroline mengetuk pintu rumah lamanya hingga beberapa kali tepat pada pukul 8 malam sesuai dengan yang Jessica minta. Jessica membuka pintu dengan segera seolah sudah menunggunya. "Aku kira kau tidak akan datang. Ternyata kau masih percaya padaku? Ayo masuk!" Caroline mengikuti di belakang Jessica. "Aku tidak punya banyak waktu. Bisakah Ibu langsung ke intinya?" Jessica mencibir. "Apa kau sudah menjalani kehidupanmu sebagai puteri hingga menjadi sangat sibuk?" "Aku punya banyak kursus dan ada PR yang harus kukerjakan juga," Caroline memilih untuk tidak menanggapi cibiran Jessica. "Baiklah. Aku akan langsung ke intinya. Tunggulah di sini. Aku akan mengambil sesuatu yang ingin kutunjukkan," Jessica beranjak menuju kamarnya meninggalkan Caroline sendirian. BUK!! Saat Caroline sedang menunggu, seseorang memukul tengkuknya dengan sangat keras. Caroline terjungkal dan kesakitan. Pu
Read more
Bab 20 Penangkapan
"AARGH!" teriak Casandra dari luar ruangan. Teriakannya cukup keras, membuat Jessica membatalkan aksinya. "Casandra, ada apa?" Jessica berteriak agar Casandra mendengarnya dari dalam. Belum sempat Jessica mengecek keadaan, segerombolan pria masuk dengan paksa dengan menggebrak pintu. Jessica terperangah. Para pria itu mengenakan seragam polisi kerajaan. Di belakang mereka, Casandra dan Albert sudah dalam keadaan tertangkap dengan tangan diborgol. "Jessica Walter, Anda tertangkap basah telah melakukan penyekapan dan percobaan pembunuhan kepada Ariana Bellwood. Menyerahlah dan ikut kami ke kantor polisi untuk investigasi!" "TIDAK!" Alih - alih pasrah, Jessica justru melakukan perlawanan. Dengan cepat dia menyandera dan menodongkan pistolnya kepada Caroline. Caroline sedikit panik. Tapi, dalam hati dia percaya bahwa para polisi ini lebih kompeten daripada ibu angkatnya. Dan Caroline benar, dari arah yang tidak terdug
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status