Semua Bab Tunangan Kontrak Grand Duke: Bab 21 - Bab 30
46 Bab
Chapter XXI : Masa Kecil Cette dan Cashel
"Apa kau biasanya memang sependiam ini?" tanya Cashel kepada Cette yang diam saja."Hah? Ma-maaf Yang Mulia, sa-saya sedang tidak fokus!" balas Cette sembari menunduk di depan Cashel."Sudahlah! Lagi pula apa yang sebenarnya dipikirkan oleh anak kecil seperti kamu ini. Apalagi sampai menguasai fokusmu padahal ada Pangeran dihadapanmu!" Cashel berhenti dan berbalik, kemudian melihat kepada Cette dengan melipat kedua tangannya di dada."Ma-maafkan saya Yang Mulia. Sekali lagi saya minta maaf." Cette kecil kembali menundukkan kepalanya di depan Cashel."Tadi kau tersenyum begitu lebarnya. Sekarang malah cemberut seperti ini. Apa kau tidak suka ditemani olehku?" tanya Cashel dengan sedikit keraguan, kemudian mulai melangkah kembali."Bu-bukan Yang Mulia. Itu tidak benar! Saya hanya sedang melamun," ujar Cette terpaksa mengakuinya. "Maafkan atas kelancangan saya.""Memangnya apa yang sedang kamu pikirkan sampai melamun seperti itu?" tanya Cashel terus berjalan perlahan kepada Cette yang mu
Baca selengkapnya
Chapter XXII : Asal mula Cette & Cashel Bersekutu
Di ceritakan kalau sejak kecil, Cashel memiliki sebuah kelompok rahasia yang dibentuknya sendiri untuk menjadi bawahannya. Kelompok bayangan yang nantinya akan berjuang bersamanya sampai mati di hari pemberontakan yang diprakarsai oleh Cashel terjadi.Kelompok itu ia bentuk dari berbagai kalangan. Kelompok bayangan itu ia beri nama 'Dragon'.Lima belas tahun setelah pertemuan Cette dan Cashel yang terakhir itu, Cashel yang masih berusia lima belas tahun dikirim ke medan perang dengan dalih membela negara. Sementara itu, Putri Rubi dikembalikan ke keluarganya di Barony Lace. Di Barony sudah dibangun sebuah istana megah khusus untuk Rubi atas perintah Ratu.Cashel berangkat ke medan perang bersama dengan kelompok bayangannya, Dragon. Walaupun kelompok itu bergerak secara diam-diam di belakangnya.Dragon sendiri beranggotakan lima orang laki-laki yang usianya hampir sama dengan Cashel —menjadi tangan kanan Cashel dan bergerak secara rahasia di bawah komando Cashel.Cashel memiliki sebuah
Baca selengkapnya
Chapter XXIII : Pria Paling Romantis
“Selamat pagi, Nona!” seru Lillian seperti biasa di depan kasur Cette sembari membuka tirai jendela, agar sinar mataharinya masuk ke dalam.Cette bangun dari tidurnya karena mendengar suara Lillian. Ia merasa jam tidurnya sedikit berkurang karena pembicaraannya dengan Cashel tadi malam.“Saya sudah membawakan air hangat untuk Anda membasuh wajah,” ucap Lillian setelah membantu Cette bangkit dari tempat tidurnya.Setelah membasuh diri, Cette menyantap sarapan paginya di balkon kamarnya. Karena Lillian sudah mempersiapkan beberapa santapan untuknya.Saat Cette sibuk menyantap makanannya, ia mendadak mengingat kembali pembicaraannya dengan Morgan malam-malam sebelumnya.“Kenapa aku terus merasakan kejanggalan dengan Grand Duke itu?” batin Cette mulai melamun ditempat duduknya. “Keberadaan dirinya yang muncul dengan cepat saja sudah sebuah hal yang tidak wajar. Lalu kemarin dia berkata akan melamarku? Aku? Morgan akan melamarku? Orang yang sudah jelas bersekutu dengan musuhnya?” batin Cet
Baca selengkapnya
Chapter XXIV : Lacuna, The Villainess
Pintu dibuka. Seorang wanita masuk ke dalam ruangan yang di dalamnya ada Ratu Engrasia. Wanita itu adalah Una. Begitu melihat Ratu Engrasia ada dihadapannya, Una tersenyum lebar dan melangkah dengan penuh percaya diri.“Kalau dilihat dari langkahnya yang sangat percaya diri itu, aku pikir dia pasti membawakan sesuatu yang mungkin akan membuatku tertarik!” batin Ratu Engrasia menebak sembari mengamati langkah Una.Una kini sudah sampai dihadapan Ratu Engrasia. Ia membungkukkan tubuhnya secara natural untuk memberikan salam kepada Sang Ratu Yang Agung dan Mulia –yang ada di depannya.“Salam kepada Sang Ibu Kerajaan, izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada Yang Mulia. Nama saya Lacuna Aly Tamara, Putri dari keluarga Earl Tamara. Yang Mulia boleh memanggil saya Una,” jelas Una memperkenalkan dirinya kepada Ratu Engrasia.“Duduklah!” titah Ratu Engrasia sembari tersenyum.“Baik, Yang Mulia!” jawab Una kemudian dengan elegan berjalan ke arah sofa yang ada di sebelah Engrasia
Baca selengkapnya
Chapter XXV : Gerald Marva
Saat ini Ratu Engrasia sedang bersama dengan GERALD MARVA. Ia merupakan adik kandung Ratu Engrasia yang berasal dari pedesaan.Setelah Ratu Engrasia diadopsi oleh pasangan Duke dan Duchess Marva, Gerald sempat dikirim ke wilayah perbatasan sebagai utusan untuk melindungi negara.Di wilayah perbatasan tersebut Gerald bertemu dengan Morgan kemudian mereka pun mulai berteman. Bisa dikatakan bahwa Gerald ‘lah yang sudah memperkenalkan Morgan kepada kakaknya, Engrasia.Satu tahun terakhir, Gerald yang sangat ambisius sama seperti kakaknya itu —terus menunjukkan dedikasi dan pengorbanannya dengan membantu pekerjaan Duke Marva, ayah angkat Engrasia.Duke Marva yang melihat bahwa Gerald memiliki potensi. Akhirnya, memutuskan untuk mengangkat Gerald juga menjadi putra bungsunya.***Saat ini Ratu Engrasia sedang berjalan-jalan di taman kebanggaannya bersama dengan Gerald. Engrasia merasa sudah terlalu lama menghabiskan waktu di ruang kerjanya. Jadi, ia mengajak adiknya untuk berbincang santai
Baca selengkapnya
Chapter XXVI : Mimpi Buruk
Tidak terasa sudah sepuluh hari Cette, dalam hal ini adalah Jia, berada dalam tubuh orang lain di dunia yang asing.Kini Cette sudah mulai bisa berjalan dengan kembali. Selama satu minggu penuh Lillian rutin membantunya dalam berlatih. Walaupun Cette masih hanya mampu menjangkau jarak yang dekat di sekitar kamarnya saja. Tapi ia sudah mulai terbiasa berada di tubuh tersebut.Banyak tamu yang datang ke kediaman Luvena dengan dalih hendak berkunjung dan menjenguk Cette. Tapi ia meminta ayahnya untuk menolak semua kunjungan tersebut.Hanya hadiah dan surat-surat berisi ucapan selamat saja yang sampai ke kediaman Luvena. Ia meminta ayahnya untuk membatasi tamu-tamu yang datang demi membantunya pulih seperti sediakala kembali. Cette bahkan menolak kunjungan dari Davlin tunangannya.Malam harinya, Cette duduk di sebuah kursi yang sengaja diletakkan di depan jendela kamarnya.Malam itu cahaya rembulan terlihat sangat memanjakan mata. Sulit bagi Cette untuk melewatkan momen yang sangat indah
Baca selengkapnya
Chapter XXVII : Kabar Simpang Siur
Cashel baru saja berteleportasi ke kamar Cette. Ia yang panik karena melihat Cette sedang bermimpi buruk, buru-buru langsung membangunkannya.Cette perlahan-lahan kembali kepada kesadarannya. Begitu membuka mata, ia mengeluarkan banyak-banyak napas berat. Seluruh tubuhnya dibasahi oleh keringat.“Hei, Bulan Biru!” seru Cashel dengan sepelan mungkin, agar tidak ada yang mendengarnya.Cette melihat Pangeran Cashel sudah berada di sebelah ranjangnya. Raut wajahnya terlihat khawatir dan gelisah.“Hei, kenapa kau tidak menjawabku?!” serbu Cashel lagi karena Cette masih diam. Ia jadi semakin khawatir karenanya.“Saya baik-baik saja, Yang Mulia!” jawab Cette akhirnya.Cette mencoba bangkit dari posisinya. Ia bermaksud turun dari atas kasur miliknya, agar Cashel tidak menyinggung lagi soal Cette yang duduk di atas kasur empuk dan dirinya hanya berdiri saja. Tapi ….“Sudahlah kau di situ saja!” seru Cashel dengan cepat.Cette kembali duduk di atas kasur. “Kapan Anda datang?” tanya Cette kepada
Baca selengkapnya
Chapter XXVIII : Pria yang dilupakan!
"Ada hubungan apa antara kau dan Grand Duke Glenn?" tanya Cashel dengan penuh penekanan pada kata-katanya.Cette tidak langsung menjawab pertanyaan Cashel. Ia sedang menerka-nerka berita apa gerangan yang telah didengar oleh Cashel itu.Kabar simpang siur? Cette menduga mungkin yang dimaksud Cashel adalah berita tentang Morgan yang datang ke kediaman Luvena di hari ia siuman. Karena menurut Cette, mustahil Cashel sudah mengetahui perihal pembicaraannya dan Morgan mengenai pertunangan itu. Sudah jelas Morgan tidak akan mungkin menemui Cashel dengan kedua kakinya sendiri dan membicarakan soal itu.Namun, hal itu menjadi mungkin bila target Morgan adalah Cashel dan takhta Raja. Begitulah yang dipikirkan oleh Cette saat ini.Cette tidak mau salah langkah. Saat ini tidak ada orang yang benar-benar bisa ia percaya. Jadi, ia ingin berhati-hati seperti yang diucapkan oleh Cette asli di Kastil Emas waktu itu.“Maksud Anda perihal Lord Morgan yang datang ke kediaman ini di hari saya siuman?” ta
Baca selengkapnya
Chapter XXIX : Pasukan Bayangan Dragon
“Apa kau sudah siap?” tanya Cashel kepada Cette.“Siap untuk apa Yang Mulia?” Cette bingung mendengar pertanyaan Cashel."Bertemu lagi dengan Pasukan Dragon!”***Di ceritakan, saat kecil Raja Calliope sempat memerintahkan seorang kesatria pedang yang berpengalaman untuk menjadi guru pedang Cashel.Ratu Engrasia yang tidak mau kemampuan berpedang Cashel meningkat lebih cepat dan membuat Mana pedangnya muncul lebih dulu dibandingkan putranya. Akhirnya, Ratu Engrasia membunuh kesatria tersebut dan menggantinya dengan kesatria pilihannya.Tentu saja kesatria yang dibayar oleh Ratu Engrasia tersebut tidak mengajari Cashel dengan benar. Cashel yang sadar akan hal tersebut, setiap kali les pelajaran berpedang tiba –ia selalu kabur dan pergi ke luar Istana secara diam-diam.Cashel memutuskan untuk mencari guru berpedangnya sendiri, seseorang yang bisa ia percaya.Lalu saat berkeliaran di luar istana, seolah seperti takdir, Cashel bertemu dengan seorang pria pengelana yang sangat ahli dalam m
Baca selengkapnya
Chapter XXX : Guru Pedang Cette
“Sudah sampai!” seru Cashel kepada Cette yang masih diam sambil menutup matanya.Mereka baru saja melakukan teleportasiuntuk menemui anggota Dragon yang lain. Cette membuka matanya perlahan. Ia melihat bahwa mereka seperti berada di sebuah gua yang ada di dalam hutan.Jia yang ada di tubuh Cette merasa takjub karena baru pertama kali melakukan teleportasi. Ia memandang ke sekeliling tempat itu, tapi lupa bahwa saat ini ia masih memegangi tubuh Cashel. Apalagi suasana di sana sangat gelap dan dingin membuatnya sedikit cemas.“Aku masih tidak bisa terbiasa dan menganggap situasiku ini sebagai hal yang nyata. Aku baru saja berpindah tempat melalui teleportasi? Ini benar-benar tidak masuk akal,” batin Jia yang berada di dalam tubuh Cette.“Mau sampai kapan kau akan memelukku?” tanya Cashel dengan gerakan canggung karena Cette masih memeganginya.“Tapi Yang Mulia, kita sebenarnya berada di mana?” tanya Cette bingung karena merasa lokasi itu tidak familiar.“Apa kau takut?” canda Cashel se
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status