Semua Bab Selir Pangeran Murong : Bab 11 - Bab 20
200 Bab
SPM - Part 7b. Terkena Racun
Tubuh Ming Ye terasa kebas dan dingin, karena pengaruh kekuatan tenaga dalam yang diarahkan kepadanya. Tenaga dalam setinggi ini hanya dimiliki oleh Dewa Perang Da Liang, dia tahu itu. Namun, kenapa majikannya itu mengeluarkan tenaga dalam untuk memperingatinya? Memangnya dia salah apa? Ming Ye masih bertanya-tanya dalam hati."Yang Mulia, hamba hanya----""Pergi!" usirnya tanpa menunggu Ming Ye menyelesaikan kalimat.Ming Ye dan Xin Qian, "..."Kenapa Xuan Yuan marah? Bukankah tadi baik-baik saja?Mereka juga tidak mengerti alasan apa yang membuat pria ini tiba-tiba memiliki aura membunuh yang besar. Ming Ye sudah gemetaran tidak kuat menahan aura membunuh yang sebesar ini. Tenaga dalam Xuan Yuan sangat tinggi.Ming Ye segera melarikan diri. Menyelamatkan nyawanya jauh lebih penting daripada bertanya."Yang Mulia, mari kita makan bersama," ajak Xin Qian begitu tiga pengawal pribadinya menghilang dari pandangan mata."Kelak, jangan menerima pemberian dari pria lain!" Wajah Xuan Yuan di
Baca selengkapnya
SPM - Part 8a. Perjalanan ke Hangzhou
Udara musim semi berembus hangat. Di markas militer perbatasan selatan, tiga pengawal pribadi Xuan Yuan sibuk menyiapkan pasukan yang akan kembali ke Hangzhou pagi ini.Semalaman mereka tidak bisa tidur demi memastikan kondisi sang Majikan. Meskipun mereka khawatir, tapi perjalanan kembali ke Hangzhou tidak bisa ditunda lagi. Semangat pasukan yang sudah rindu dengan keluarga begitu bergelora."Apa Yang Mulia belum keluar dari ruangan pribadinya?" tanya Yunxi kepada Xue yang berjaga di samping pintu.Xue hanya menggeleng lemah. Ada kekhawatiran yang tidak bisa disembunyikan dari sorot matanya.Dua pengawal pribadi Xuan Yuan itu terdiam. Yunxi ikut berdiri tegap di sisi lain pintu. Mereka akan menunggu beberapa saat lagi. Jika Xuan Yuan belum keluar, mereka akan mengetuk pintu.Mereka akhirnya bisa bernapas lega ketika melihat Xuan Yuan terlihat baik-baik saja saat saat membuka pintu ruangan pribadinya."Hormat, Yang Mulia." Yunxi dan Xue memberi hormat begitu Xuan Yuan melangkah keluar
Baca selengkapnya
SPM - Part 8b. Perjalanan ke Hangzhou
Xin Qian memutuskan di dalam hati, dia harus merawat pria ini sampai mereka tiba Istana. Setelah mendapatkan hadiah dari Kaisar, dia akan segera pergi dari Istana sejauh mungkin.Melihatnya, Xuan Yuan merasa senang. Bahkan bibirnya tidak bisa berhenti tersenyum. Xue yang masih ada di sana tidak bisa berkata apa-apa.Majikannya ini sudah berubah menjadi aneh akhir-akhir ini. Pria dingin itu sudah menjadi majikannya selama belasan tahun, tapi baru kali ini mempunyai senyuman yang begitu berlimpah."Yang Mulia, apakah masih ada lagi perintah untuk hamba?" tanya Xue. Dua orang ini saling memberi perhatian dengan hangat, sungguh membuatnya canggung berada di antara mereka."Pergi!"Xuan Yuan mengibaskan tangannya, memberi tanda supaya Xue keluar dari kereta.Xue, "..."'Anda bisa tersenyum dan bersikap lembut pada Nona Xin Qian. Kenapa begitu galak pada hamba, Yang Mulia?' batin Xue.Xue hanya bisa menghela napas tak berdaya. Mana mungkin dia berani melanggar perintah. Hanya saja, dia mer
Baca selengkapnya
SPM - Part 9a. Ibukota Hangzhou
Berita tentang kepulangan dua puluh ribu pasukan Da Liang dari perbatasan selatan sudah sampai di telinga Kaisar. Meskipun pasukan besar itu baru akan sampai di Hangzhou satu pekan lagi, Kaisar telah menyiapkan sambutan yang luar biasa.Kemenangan besar yang telah diraih oleh pasukan Da Liang, membawa nama harum pasukan yang dipimpin oleh Murong Xuan Yuan.Di sepanjang jalan Ibukota, dipasangi lampion yang dihias indah. Hiasan dari kain sutera berwarna merah sepanjang beberapa kilo meter terlihat begitu mewah. Entah berapa tael emas yang dihabiskan Kaisar untuk memberi sambutan ini."Di sebelah sini ditambah lagi lampionnya!" Seorang pria berpakaian prajurit militer Da Liang berdiri di sana mengawasi orang-orang yang sedang menghias jalanan sesuai perintah Kaisar."Baik, Komandan.""Pasukan besar satu pekan lagi akan tiba, Pangeran Ketiga adalah putra kebanggan Kaisar. Jangan sampai ada kesalahan sama sekali!" titahnya pada prajurit yang bekerja di sepanjang jalan.Pangeran Ketiga ada
Baca selengkapnya
SPM - Part 9b. Ibukota Hangzhou
Di Istana Xi Wei, Istana Pangeran Ketiga, Selir Hui Yuan Shi---ibunda Murong Xuan Yuan sibuk menyiapkan upacara penyambutan kedatangan putranya dengan menyelenggarakan seleksi pemilihan selir.Satu pekan yang akan datang, ketika Murong Xuan Yuan sampai di Hangzhou, pemilihan selir akan dilakukan oleh putranya sendiri dari kandidat yang telah lulus seleksi."Fu Jing, sudah sejauh apa seleksi calon selir?" tanya Selir Hui pada pelayan pribadinya."Melapor, Yang Mulia Selir. Sampai saat ini, masih ada empat puluh wanita yang berhasil lulus ujian seleksi," sahut Fu Jing gembira."Bagus, pastikan ujian selesai dalam tiga hari lagi. Sisanya, akan dipilih oleh Yuan'er sendiri di hari pemilihan selir." Selir Hui tersenyum lebar.Sudah terlalu lama Istana Xi Wei berada dalam kesunyian. Murong Xuan Yuan selalu menolak untuk memiliki selir. Dalam istana sebesar ini, tidak ada penghuni lain selain para pelayan dan pengawal. Xuan Yuan lebih sering menghabiskan waktunya di markas militer, daripada
Baca selengkapnya
SPM - Part 10a. Istana Xi Wei
Dua puluh ribu pasukan Da Liang yang telah berjalan selama dua belas hari dari perbatasan selatan semakin bersemangat. Pasalnya, hari ini mereka akan sampai di Ibukota. Akhir peperangan yang baik, mereka sama sekali tidak menyesal menjadi bagian dari pasukan Dewa Perang Da Liang.Pasukan besar ini sangat panjang. Kepala pasukan sudah berada di depan gerbang kota Hangzhou, sedangkan ekornya masih berada dua puluh kilo meter ke belakang.Berada di barisan paling depan, Murong Xuan Yuan, mengenakan seragam resminya sebagai panglima tertinggi Da Liang. Kaisar memerintahkan semua orang berdiri di sepanjang jalan untuk menyambut kedatangan pasukan besar Da Liang yang baru saja memenangkan peperangan.Sorak sorai penduduk Hangzhou yang memberi sambutan sungguh menarik perhatian. Xin Qian menghela napas, saat ini dia telah menjadi bagian dari pasukan Da Liang.Pangeran Ketiga duduk di atas kuda ferghana hitam tampak gagah penuh keagungan. Tubuhnya yang terbungkus dengan seragam militer membua
Baca selengkapnya
SPM - Part 10b. Istana Xi Wei
Tak menjawab para wanita yang sedang membungkukkan badannya sembilan puluh derajat di hadapan Murong Xuan Yuan, pria tampan itu hanya melirik sekilas. Wajah dingin dengan bibir yang terkatup rapat tak tergoyahkan meski dihadapkan dengan puluhan wanita cantik. Xin Qian yang mengintip dari kereta mengeluh, "pria ini benar-benar berhati kejam."Alih-alih membalas hormat mereka, Xuan Yuan malah melangkahkan kakinya menuju kereta yang dinaiki Xin Qian."Nona Xin Qian, kita sudah sampai di Istana Xi Wei." Meski tanpa senyuman, tapi suara Xuan Yuan terdengar sangat lembut.Xin Qian, "..."Di dalam kereta, Xin Qian kesulitan bernapas. Pria ini mengabaikan begitu banyak wanita cantik, malah membantunya turun dari kereta. Bukankah ini akan menyulitkan Xin Qian? Bagaimana jika para wanita itu akan membalas dendam kepadanya? Huh....Baru saja datang di Istana, Xuan Yuan sudah membuatnya mempunyai musuh sebanyak ini. Xin Qian merasa begitu tidak berdaya.Xuan Yuan mengulurkan tangannya untuk mem
Baca selengkapnya
SPM - Part 11a. Paviliun Xing He
Seorang wanita dengan pakaian brukat dengan warna perpaduan biru muda dan biru tua duduk tampak begitu megah di aula utama paviliun Lien Hua. Dia adalah Selir Hui Yuan Shi. Xin Qian menatap wanita itu dari kejauhan dengan takjub.Di usianya yang masih paruh baya, wajahnya masih terlihat begitu cantik memikat. Perhiasan tusuk rambut berbahan emas bertahtakan batu zamrud berwarna biru safir menghias rambutnya, membuat wanita ini semakin terlihat memesona. Tidak berlebihan. Lagipula, dia hanyalah seorang selir. Mana boleh berdandan melebihi Permaisuri.Begitu melihat Xuan Yuan masuk aula, wajah Selir Hui berbinar-binar. Mereka sudah berpisah lebih dari dua musim. Medan perang sudah begitu kejam memisahkan seorang Ibu dengan putranya."Yuan'er, kamu sudah datang?" Selir Hui tidak bisa menahan diri untuk berdiri menyambut putranya."Ibunda, anak kurang berbaktimu ini datang memberi hormat," ucapnya dengan rasa bersalah.Telah lama sekali dia meninggalkan istananya ini. Ibundanya ini hanya
Baca selengkapnya
SPM - Part 11b. Paviliun Xing He
Selir Hui menelisik detail setiap inchi tubuh Xin Qian yang terbalut jubah hitam bermotif Qilin milik putranya. Dipandangi seperti itu, Xin Qian merasa tidak nyaman. Sayangnya, meski merasa tidak puas, dia tidak bisa berbuat apa-apa."Nona Xin Qian, maafkan aku yang sudah tua ini. Mataku sudah mulai rabun. Anda memakai pakaian pria, Selir ini sampai tidak bisa melihat," ucap Selir Hui ramah.Selir Hui masih memindai wajah Xin Qian. Sebentuk wajah cantik dengan postur yang lebih tinggi dari wanita pada umumnya."Anda tidak terlihat tua sama sekali, Selir Agung. Anda masih terlihat sangat muda, siapa yang mengira Anda adalah ibunda Dewa Perang Da Liang," balas Xin Qian memuji."Nona Xin Qian terlalu memuji. Jadi Anda bermarga Xin?""Benar. Saya bermarga Xin. Saya berasal dari Sekte Emei." Lagi-lagi dia harus menggunakan identitas Sekte Emei untuk memperkenalkan diri. Bagaimana lagi, Xin Qian bingung bagaimana cara mengungkap latar belakangnya.Orang-orang tidak akan bertanya lebih jauh
Baca selengkapnya
SPM - Part 12a. Mulai Bergerak
Menuju aula utama paviliun Xing He, ada danau yang begitu besar. Bunga teratai tumbuh begitu indah di danau besar itu. Xin Qian menatap takjub pemandangan ini. Istana Pangeran Ketiga semegah ini, jika di dunia modern, pria tampan ini benar-benar seorang triliuner.Tak heran ada begitu banyak wanita yang rela berbagi suami dengan para wanita lainnya di Paviliun Mei Hua. Mengingat rombongan Lin Wei dan Wang Yue, Xin Qian mendengus tak berdaya. Kenapa para wanita datang berbondong-bondong mengikuti ujian seleksi demi menjadi selir pria ini? Apakah dirinya yang terlalu idealis, ataukah dunia di zaman kuno ini yang sudah sangat gila dan tidak normal? Xin Qian sungguh tidak paham."A Yuan, kamu sangat populer di Hangzhou. Dari dua puluh calon selir tadi, bukankah Nona Lin Wei dan Wang Yue yang paling cantik?" tanyanya ketika mereka berjalan di pinggir danau.Sebagai sesama wanita saja, Xin Qian bisa dengan jelas melihat betapa dua gadis itu memiliki fisik yang sangat menonjol. Mana mungki
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
20
DMCA.com Protection Status