All Chapters of Terpikat Pesona Tuan Eksekutif: Chapter 21 - Chapter 30
80 Chapters
Bandung
Sara sudah sampai di kantor, di sampingnya sudah ada koper miliknya, rencananya mereka akan menginap selama 3 hari satu malam. Bryan bilang mereka berangkat dari kantor sama-sama dan akan diantarkan oleh supir pribadi pemuda itu. Jam masih menunjukkan pukul setengah 7 pagi dan para karyawan sudah mulai berdatangan. Gadis itu menunggu di lobi sambil memainkan ponselnya, tak lama kemudian Erham dan temannya datang. Sara menyapa mereka sedangkan teman pemuda itu yang menjadi asisten pribadi Bryan hanya melengos pergi saat gadis itu belum selesai menyapa pemuda itu. Gadis itu hanya mengedikkan bahunya saja, "Bryan sebentar lagi sampai, kamu udah sarapan?"Gadis itu menggelengkan kepalanya karena tadi.Pemuda itu mengajak Sara sarapan nasi kuning.Baru saja Erham pesan nasi uduk, pemuda dapat pesan dari Bryan kalau dia sebentar lagi akan sampai. Dia langsung meminta ibunya untuk membungkusnya saja dan makan di mobil. Sara sedang memainkan ponsel di dekat tiang. Dia diminta Erham untu
Read more
Sedikit Normal
Keesokan harinyaMereka sudah siap dan sedang berangkat menuju ke arah perusahan klien untuk rapat. Yang membuat gadis itu aneh, Bryan terlihat gugup hari ini, biasanya pemuda itu akan bersikap tenang dan memainkan tabnya. Erham yang paham dengan kebingungan gadis itu mengirimkan pesan pada gadis itu. Sara yang terkejut merasakan ponselnya yang bergetar langsung memeriksa ponselnya. Takut-takut kalau ada pesan penting, dia mengerutkan keningnya lalu menoleh ke arah Erham. Setelah itu dia membuka pesannya dan hanya mengangguk saja, lalu dia memasukkan ponselnya ke dalam saku blezernya lagi. Lalu dia membuka bahan materi yang akan mereka bawakan nanti, tak lama mereka sampai dan pemuda semakin terlihat gugup membuat gadis itu menahan tawanya. Lucu saja melihat pemuda itu yang gugup seperti itu, Bryan berjalan duluan sedangkan Erham dan Sara berjalan berdampingan di belakang pemuda itu. Setelah sampai di depan resepsionis, Sara berdiri di samping pemuda itu dan bilang kalau mereka
Read more
Terjebak
Setelah selesai mengecek email dan mengirimkan kembali kerjaannya itu ke Bryan, Sara bisa beristirahat meski hanya satu jam.Saat ini dia sedang ada di kafe bersama dengan Erham dan Bryan yang sibuk dengan tab dan laptop masing-masing. Gadis itu diapit oleh kedua pemuda tampan dan dingin. Menurutnya pesona pemuda itu tetap kalah dengan pesona Bryan, mereka mempunya pesona sendiri. Kenapa dia jadi memikirkan pesona kedua pemuda tampan itu? Dia menepuk pelan sebelah pipinya dan mencoba untuk kembali fokus bekerja. Mereka tidak ada bertemu klien hari ini, seharusnya mereka bertemu dengan klien dari Australia sekarang, tapi tidak jadi karena pesawatnya mendadak delay dan baru bisa terbang besok. Alhasil Sara harus merombak ulang jadwal pertemuan mereka, sebenarnya gadis itu nganggur saat ini. Sampai dia bermain game tanpa sepengetahuan Bryan, Erham tau tapi pemuda itu diam saja. Sampai dia dibuat kesal dan terkejut karena ada email masuk dari Fitri, gadis itu memintanya untuk memban
Read more
Inner child
Mereka makan malam bersama dan sejak tadi Bryan curi-curi pandang pada gadis itu, dia hanya ingin memastikan kalau gadis itu baik-baik saja. Sara menyadari gerak-gerik pemuda itu dan dia menghiraukanya. "Kamu tidak apa-apa? Kata Bryan kamu mempunyai phobia" tanya pemuda itu pada Sara yang duduk di depannya. Sara sempat tersentak mendengar perkataan Erham dan reflek menganggukan kepalanya. "Aku baik-baik aja, aku emang punya phobia karena kecelakaan kecil saat masih SD," sahutnya santai. Erham hanya mengangguk saja, "Kecelakaan apa sampai membuat kamu phobia seperti itu?" pertanyaannya itu membuat Erham menepuk sebelah paha pemuda itu. Sebagai isyarat pada pemuda itu untuk tidak menanyakannya. Bryan sempat menoleh ke arah Erham sekilas dan menatap lagi ke arah Sara. Terlihat gadis itu seperti tidak nyaman dengan pertanyaan pemuda itu, "Kalau tidak mau jawab tidak apa-apa, saya hanya ingin tau dan bisa antisispasi" sahutnya santai. "Terjebak seperti tadi, bedanya saat itu aku sam
Read more
Ayah Muda
Keesokan harinyaSara terbangun dari tidurnya dan dia merasa ada yang aneh. Gadis itu mengumpulkan nyawanya beberapa detik, setelah itu dia menuju ke kamar mandi. Tak lama dia keluar dari kamar mandi dan duduk di depan meja rias, dia mengeringkan rambutnya sambil melakukan ritual skin care paginya.Yang dia dengar kalau pagi ini Bryan ada urusan pribadi dan tidak mengajak mereka berdua. Setelah selesai dia menuju ke atas kasur. Dia mengambil ponselnya dan tabnya, ia akan bekerja tipis-tipis sambil mendengarkan lagu.Dia hanya mengecek email-email masuk, memberi jadwal pada klien setelah itu dia tidak ada kerjaan lagi sampai Bryan balik ke hotel. Baru saja dia akan mematikan tabnya, dia mendapat email dari Bryan. Dia langsung mengeceknya. Karena dia kurang paham gadis itu langsung menghubungi Bryan. "Halo Kak, ini maksudnya apa ya?"[Kamu kirimkan saja foto-foto itu dan siapkan jadwalnya]Gadis itu mengangguk paham, "Baiklah kalau begitu,"[Kamu sudah baik-baik saja?]Mendengar per
Read more
Kulkas Ajaib
"Pikirkan lagi keputusanmu untuk bekerjasama dengan dia" sahutErham, saat ini dia ada di kamar Bryan. Bryan menghela nafas panjang, dia menoleh ke arah Erham yang sedang berdiri dengan pose kedua tangannya yang dia masukkan ke dalam saku celananya. Tatapannya sangat dingin menatap Bryan, "Sudahku bilang jangan mengungkit yang sudah berlalu" sahutnya datar.Erham berdecak sebal, "Sifat ini yang Kakak tidak suka dari kamu, bisakah sekali ini aja kamu mendengarkan perkataan Kakakmu?"Mendengar kata 'Kakak' yang keluar dari mulut Erham membuat Bryan terdiam, dia semakin menatap datar pemuda di depannya ini. Dan memalingkan wajahnya dari pemuda itu, "Jangan bilang seperti itu di depanku" sahutnya sangat datar tanpa menoleh ke arah Erham. Erham menampilkan sedikit smirknya tanpa pemuda itu sadari, "Jangan mengelak dengan keadaan, pokoknya kamu harus memikirkan dengan matang Kakak tidak mau mendengar berita buruk lagi tentang perusahaan," sahutnya setelah itu dia pergi dari kamar pemuda i
Read more
Tsundere pt 2
Keesokan harinyaBryan terbangun pagi-pagi, dia langsung bangkit dan lari ke kamar mandi untuk memuntahkan semua isi perutnya. Setelah memuntahkan isi perutnya, pemuda itu memutuskan untuk mandi dan dia akan meminta staf hotel untuk mengantarkan sarapannya ke kamar.Disisi lain Sara baru bangun jam 8 pagi dan dia melewatkan sarapan. Gadis itu mengumpulkan nyawanya, setelah itu dia mandi dan akan cari sarapan ke bawah. Setelah selesai bersiap-siap Sara keluar dari kamarnya berjalan menuju ke arah lift, sampai di depan lift.Gadis itu terlihat sedikit pucat dan kedua tangannya terlihat mengepal, entah kenapa rasa takutnya pada lift muncul kembali setelah kejadian dia dan Bryan terjebak di dalam lift.Dan gadis itu tiba-tiba bisa mendengar suara dirinya saat kecil yang menangis dan suara sang ibu yang menenangkannya serta suara anak laki-laki yang ikut menenangkannya.Sara sampai terlihat menutup kedua kupingnya dan nafasnya terlihat memburu, dia langsung jongkok di depan lift sambil me
Read more
Nenek Lampir
Hari ini mereka kembali ke perusahan Mawar, Sara menyebutnya mawar karena dia lupa siapa nama gadis itu dan malas mengingat namanya. Besok mereka akan kembali ke Jakarta, kali ini dia memilih memakai sepatu pentopel yang tidak ada haknya. Kakinya sudah membaik tidak sebengkak dan sebiru kemarin.Saat ini mereka sedang ada di ruang rapat, tumben sekali mawar terlihat professional tidak seperti kemarin. Tapi yang membuatnya agak risih dan aneh, si mawar ini seperti terlihat tidak mau kalah dengannya. Mereka seperti sedang berlomba-lomba menarik perhatian kaum adam, padahal gadis itu terlihat biasa saja. Dia membawakan dan presentasi seperti biasanya, saat dengan Fitri pun mereka terlihat santai tidak seperti sekarang.Erham dan Bryan paham dengan aura dan situasi ini, mereka hanya memilih diam saja. Mendengarkan dengan tenang materi yang mereka bawakan. Setelah rapat selesai mereka keluar dari ruang rapat menuju ke arah ruangan wanita itu. ****Sara saat ini sedang ada di toilet,
Read more
Adu Mulut
Mereka tidak jadi ke Jakarta hari ini karena Bryan masih mempunyai urusan dengan Tiara.Selain dengan Tiara mereka pun ada jadwal bertemu dengan Richard, yang tidak jadi bertemu dengan karena pesawatnya delay . Sara sudah mempersiapkan materi dengan baik, terlihat CEO dingin itu sedang perang dingin dengan sekretarisnya. Erham hanya diam saja, dia tidak tau harus berbuat apa. Dia malah jadi kepikiran kalau Bryan kena santet. Karena gelagat pemuda itu beda setelah mereka bekerja sama dengan Tiara. Erham memarkirkan mobilnya dan mereka turun dari mobil. Saat ini mereka sedang ada di rumah makan padang, Sara sengaja reservasi di sana karena ingin memperkenalkan rendang pada pria tampan itu. Katanya dia baru pertama kali ke Indonesia, tak lama Richard datang dan Sara menjemput pria tampan itu di depan rumah makan padang. Dia parkir cukup jauh dari rumah makan padang dan belum begitu fasih bahasa Indonesia. "Sudah lama menunggu di luar? Saya tidak tau kalau anda sudah sampai," tanya
Read more
Kartu As
Setelah sampai di hotel, gadis itu langsung menangis sejadi-jadinya.Erham yang tidak sengaja mendengar tangisan gadis itu berdiam diri sejenak di depan pintu kamar hotel Sara.Setelah beberapa saat dia memberanikan diri mengetuk pintu kamar Sara, Erham tau kalau Bryan dan Sara sempat adu mulut karena dia tidak sengaja mendengarnya saat akan ke toilet. Sara yang mendengar ketukan pintu kamar hotelnya langsung berhenti menangis sambil menuju ke arah pintu. Dia membuka pintu dan terkejut saat di depannya ada Erham, pemuda itu hanya tersenyum sangat manis dan tatapan teduhnya. Pemuda itu mengusap lembut kepala gadis itu.Membuat bibir gadis itu turun dan air matanya kembali menetes, gadis itu paling tidak bisa saat menangis ada yang mengusap rambutnya atau memeluknya."Maafin Bryan ya? Dia emang begitu, sebetulnya dia tuh anak yang baik, dipelet kali dia sama si Mawar" sahut nya santai membuat Sara terkekeh sambil memukul lembut tangan pemuda itu dan menghapus air matanya. Erham ikut
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status