Sara, gadis pejuang cuan yang mencari pekerjaan di era sekarang. Dia mengalami kesulitan mencari pekerjaan, sampai dia mencoba melamar di perusahaan besar dan keterima. Sedangkan sosok Bryan, pemilik perusahaan tempat Sara bekerja adalah sosok pemuda pekerja keras, dingin dan memiliki trauma karena kepergian sang adik. Bryan sedang mencari tahu sendiri siapa pelaku yang tega membully sang adik sekaligus menghilangkan nyawanya. Setelah pemuda itu tau siapa pelakunya, dia langsung membalaskan dendamnya pada gadis yang dia yakini Sara. Erham, kakak Bryan dan Bryan tentu merasa terkejut saat tau siapa pelaku yang sudah merenggut nyawa orang terkasihnya. Mereka sempat tidak percaya, namun bukti yang dikumpulkan cukup kuat mengarah pada Sara yang mereka yakini sudah menghilangkan nyawa sang adik. Padahal pelaku sebetulnya adalah Sari, kembaran Sara. Karena kesalahan pahaman, Bryan membalaskan dendamnya pada Sara yang bahkan tidak tau-menahu tentang Fanya, adik dari Bryan dan Erham. Pemuda itu menyiksanya sampai menimbulkan trauma pada Sara.
View MoreSeorang gadis cantik sedang menunggu gelisah di kursi dekat sebuah ruangan yang bertuliskan HRD.
Tak lama namanya dipanggil, dia menghela nafas panjang untuk menetralkan kegugupannya lalu merapihkan pakaiannya.Lalu masuk ke dalam dan duduk di depan seorang pria tampan, gadis cantik itu sempat terpesona sesaat.Sayangnya di tangannya sudah terpasang cincin pernikahan.Pria itu tersenyum pada gadis itu, gadis itu hanya tersenyum singkat saja karena dia sungguh gugup saat ini."Santai saja, saya tidak galak. Bisa dimulai?" tanya pria itu, gadis cantik itu mengangguk."Sara Ishaq, nama yang bagus kamu ada keturunan arab?""Tidak Pak, Papah asli Palembang Mamah asli Banjarmasin," sahutnya sambil mengepal tangannya di atas roknyaSara, nama gadis cantik itu masih terlihat gugup dan masih berusaha untuk mencoba merilekskan tubuhnya, pria itu mengangguk."Panggil saja saya Reno, kamu sudah pernah kerja sebelumnya?"Sara mengangguk, dia menceritakan pengalaman bekerjanya pada Reno. Pria itu menganggukkan kepalanya.Wawancara berjalan dengan lancar, untungnya kali ini Sara lulus tes masuk makanya bisa ke tahap wawancara.Setelah selesai wawancara yang ternyata memakan waktu 25 menit dia keluar dengan helaan nafas panjang dan memegang jantungnya."Gimana lancar?" tanya Rina si gadis berhijab. Sara mengangguk."Kamu kapan dipanggil?" Rina mengedikkan bahunya, gadis itu melamar dibagian administrasi."Mungkin sebentar lagi,""Aku duluan ya," Rina mengangguk dan gadis itu pergi dari sana.****"Gimana wawancaranya tadi, lancar?" tanya Gabriella sambil menuang air ke dalam gelas.Sara menganggukkan kepalanya. Bella, nama panggilan gadis itu menganggukkan kepalanya sambil minum, "Ya baguslah semoga keterima, aku kasian sama kamu yang dari kemarin sibuk mencari lowongan pekerjaan. Kamunya juga ga mau ikut aku atau dengerin apa kata Ayah kamu"Gadis cantik itu sahabat karib Sara sejak kuliah semester 4, dan saat ini Sara sedang ada di apartemen Bella.Dia tidak mau ikut Bella karena sang sahabat bekerja di Bar menjadi Bartender, tidak ada salahnya dengan pekerjaan itu. Sara hanya ingin bekerja di tempat lain."Kak, sudah aku bilang, kasian Ayah kalau harus kasih modal. Kita aja makan pas-pasan untung Sintya susah dapat pekerjaan, seenggaknya bebanku sedikit berkurang," sahutnya santai.Sara menoleh ke arah sang sahabat lalu menghampiri sahabatnya yang sedang minum minuman bersoda.Sara mengambil gelas sang sahabat lalu meminumnya, setelah itu menuju ke arah kulkas untuk mengambil es krim.Tak lama mereka terkejut karena mendengar suara ponsel Sara, gadis itu langsung menghampiri meja dan mengambil ponselnya.Dan langsung mengangkatnya sambil memegang dadanya gugup, HRD tempat dia wawancara tadi menghubunginya.Wajah gadis itu langsung berubah sumringah sambil menoleh ke arah Bella, dia menggigit bibirnya dan bilang kalau dia keterima tanpa suara.Bella tentu saja senang mendengar kabar baik itu, "Terima kasih banyak Pak," sahutnya sambil menggigit jempolnya.[Jangan lupa besok kamu harus sudah sampai di Kantor jam 7 pagi ya, karena kamu harus ketemu dengan Pak Bryan]"Siap laksanakan lah pokoknya Pak" sahutnya terlalu excited.****"Kenapa bisa keuangan bulan ini menurun? Kalian mau korupsi uang perusahaan?" tanya pemuda itu datar pada kedua karyawan di depannya.Karyawan wanita terlihat menundukkan kepalanya sambil memainkan jarinya sedangkan karyawan laki-laki hanya diam saja tidak berani menatap wajah datar dan dingin sang bos."Apa wajah saya di bawah" tanyanya lagi.Meski pemuda itu tidak menaikkan nadanya saat marah, mereka tetap takut karena aura gelap yang mengelilingi pemuda tampan itu."Jawab pertanyaan saya Resa" sahutnya sambil menatap ke arah Resa, karyawan wanita yang terlihat hampir menangis."Bapak sendiri yang memerintahkan Pak Prabu menggunakan uang Perusahaan untuk mendanai Rumah Sehat yang ada di Kalimantan" sahutnya sambil meremas kedua tangannya dan menatap wajah datar Bryan.Bryan, nama pemuda tampan itu mengerutkan keningnya bingung setelah mendengar ucapan Resa."Saya tidak pernah memerintah Pak Prabu untuk mendanai Rumah Sehat itu, kalian tau sendiri kalau saya menolak mendanai mereka" sahutnya sambil memijat keningnya.Prabu, kepala keuangan di perusahaannya ini memang terkadang melakukan sesuatu seenaknya tanpa persetujuannya belakangan ini."Habis makan siang nanti panggil Pak Prabu ke ruangan rapat, kalian harus ikut ada yang ingin saya bicarakan" sahutnya mutlak.Kedua karyawan itu memutuskan untuk pamit undur diri dari ruangan Bryan. Bryan terlihat memijat keningnya dan melonggarkan dasi yang mencekiknya.Dia menghela nafas panjang dan kembali membuka dokumen yang belum sempat dia periksa.Tak lama terdengar suara ketukan pintu yang membuat pemuda tampan dan dingin itu menoleh ke arah pintu.Bryan menyerukan masuk untuk si pengetuk, tak lama pintu terbuka masuklah seorang pria tampan menuju ke arah nya dengan sebuah map di tangannya."Ini biodata calon Sekretaris yang akan bekerja besok," sahut Reno di pengetuk. Sambil memberikan map biru kepada Bryan.Bryan menerimanya, lalu dia membuka map itu dan membaca isinya."Baiklah, terima kasih. Ini sesuai dengan kriteria saya. Sudah kamu beritahu tau kalau besok dia harus datang jam 7? Saya tidak ingin menoleransi karyawan yang datang telat kecuali keadaan mendesak," sahutnya menatap dingin pria tampan di depannya.Reno menganggukkan kepalanya. Bryan menutup map nya dan menaruhnya di laci, Reno pamit undur diri.Bryan menganggukkan kepalanya, setelah melihat pria itu keluar dari ruangannya Bryan kembali mengambil map itu dan membukanya.Lalu menatap foto gadis cantik yang akan menjadi sekretarisnya dengan tatapan yang sulit diartikan.Setelah beberapa detik menatap wajah gadis cantik itu dia kembali menutupnya dan menaruhnya ke dalam laci."Aku ragu kalau gadis itu adalah 'Dia' sebelum aku bisa melihat mukanya secara langsung," sahutnya sambil melihat ke arah laci tempat dia menyimpan map milik Sara."Maaf menunggu lama" sahut Sara, wanita itu langsung duduk di depan Zein.Pemuda itu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, "Santai saja, sudah pesan?"Wanita itu menganggukkan kepalanya, "Jadi ada apa Kak?""Bagaimana kabar kamu dan Bryan?""Baik" sahutnya terlihat bingung karena pemuda itu tidak menjawab pertanyaannya."Baguslah dia mendengar ucapanku" Sara mengerutkan keningnya bingung, "Kamu harus berterimakasih sama Rani, Tiara dan saya karena sudah membantu hubungan kalian berdua"Sara terlihat tersenyum, "Baiklah terimakasih Tuan, jadi ada apa Tuan memanggil saya? Tidak biasanya Tuan mengajak saya bertemu, biasanya Tuan akan langsung muncul di depan rumah kalau merindukan saya dan Kila""Dengarkan baik-baik ucapan saya dan jangan kamu potong ucapan saya" Sara menganggukkan kepalanya, saat pemuda itu ingin mengeluarkan suaranya. Pelayan datang membawa pesanan Sara.Setelah pelayanan
1 bulan kemudian"Saya bersumpah sebagai saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain dari sebenarnya" sahut Sari sambil mengangkat tangan kanan ke atas dan tangan kiri memegang sebuah map.Setelah mengucapkan sumpah saksi, gadis itu duduk di kursi saksi. Di kursi terdakwa ada Tiara, Bimo dan 3 anak Bram dan pengacara dari masing-masing mereka.Di kursi pengunjung ada Sara, orang tua Sara, Sintya, Bryan, Erham, Tiara dan Rani yang menghadiri persidangan. Kila tidak ikut, dia diasuh oleh Ayah Bryan dan Erham.Sari ditanya oleh beberapa pertanyaan oleh jaksa, gadis itu menjawabnya dengan lugas dan tegas ia juga memberikan beberapa bukti kuat yang dia punya.Di kursi terdakwa mereka berlima hanya diam saja tidak ada perlawanan, gadis itu sudah berjanji pada Sari akan menyerahkan diri ke polisi setelah penculikan Kila.Setelah beberapa jam persidangan dan beberapa saksi serta terdakwa sudah ditanya oleh Jaksa dan mahkamah agung sudah berdiskusi dengan dua rekan yang duduk
"Kamu tidur di kasur dengan Kila, aku akan tidur di Sofa" sahut Bryan sambil menata sofa yang ada di kamarnya."Biar aku saja, Kakak masih dalam masa pemulihan" "Aku sudah baik-baik saja, kasian Kila kalau harus kamu gendong ke Sofa""Aku saja yang tidur di Sofa, Kakak dan Kila tidur di kasur" sahutnya sambil menghampiri Bryan."Bisakah sekali saja kamu menuruti perkataanku" sahutnya sambil menatap lamat wajah cantik Sara dan sebelah tangannya menahan sebelah tangan Sara yang akan mengambil selimut."Kakak-" ucapannya terpotong karena Bryan mengecup bibir wanita itu, membuat Sara terkejut."Sssttt, nanti Kila bangun" lirihnya tepat di depan bibir wanita itu.Bryan menatap wajah Sara dan menatap bibir mungil dan pink alami Sara beberapa menit, lalu dia kembali menempelkan bibirnya ke bibir Sara.Wanita itu hanya diam saja karena masih terkejut dengan tingkah Bryan, sampai akhirnya Bryan menggigit bibir bawah wan
"Kabar Ayah bagaimana?" tanyanya sambil mengelus sebelah tangan mungil Kila."Ayah baik-baik saja dan Ayah sangat ingin bertemu dengan Kila"Sara yang mendengar itu hanya diam saja, "Ajaklah Ayah kapan-kapan ke rumah untuk bertemu dengan Kila""Rencananya saat aku sudah diperbolehkan pulang, aku ingin Kila menginap di rumah Ayah" sahutnya sambil menatap lamat wajah lelap sang anak."Bolehkah aku membawa Kila?" tanyanya sambil menatap ke arah Sara.Sara sempat terdiam sejenak, lalu wanita itu menganggukkan kepalanya."Kamu bisa ikut kalau mau""Tidak, Kakak bawa Kila saja. Minta Kak Erham untuk tinggal di rumah juga biar Kila tidak terlalu bingung dan minta pulang"Bryan hanya mengangguk saja, "Maafkan Papa ya Sayang karena baru datang sekarang" sahutnya sambil mengecup kening Kila.Sara hanya tersenyum melihat itu, wanita itu mengecup sebelah tangan mungil sang anak.****
"Kamu tau bukan semenjak Bryan masuk penjara, dia membuat ulah karena sudah menghilangkan nyawa seorang gadis?" Sari menganggukkan kepalanya, jujur saja dia sempat terkejut saat melihat berita tentang Tiara di televisi."Jangan bilang gadis itu-" Sari menganggukkan kepalanya, "Dia sudah tidak waras mencari masalah dengan Bram, lalu apa hubungannya dengan Kila?""Semenjak Adiknya Bram meninggal, Bram menugaskan dia untuk membantu memperjual-belikan manusia. Gadis itu tentu tidak mau, namun dia diancam akan di habisi nyawanya kalau tidak mau-""Langsung ke intinya saja, aku tidak butuh FYI itu""Ck, kamu sungguh tidak sabaran" sahutnya kesal, Sara hanya mengedikkan kedua bahunya acuh."Intinya Bram tidak sengaja melihat Kila saat sedang bermain di taman komplek, dan dia mencaritahu latar belakang Kila.Karena ada sangkut pautnya dengan Tiara, jadi Bram meminta Tiara untuk menculiknya. Dia ingin menjualnya ke Hongkong""Lalu kamu setuju keponakanmu dijual? Kamu sudah gila!" sahutnya k
"Angkat tanganmu, taruh pisaunya ke lantai" sahut Sari dengan pistol di tangannya mengarah ke samping kening anak buah pemuda itu."Kenapa kau bodoh sekali bisa ditaklukkan oleh seorang gadis?!" sahutnya kesal pada anak buahnya.Sang anak buah hanya diam saja sambil mengangkat kedua tangannya dan menelan salivanya kasar."Taruh pisau itu sekarang!" "Baiklah… baiklah… jangan arahkan pistol itu ke saya" sahutnya sambil menaruh pisau itu ke lantai.Sari memberi isyarat pada Tiara dan anak buahnya untuk keluar dari sana."Bawa juga anak itu keluar" sahutnya tanpa suara pada Tiara yang sedang memeluk anak kecil yang masih tertidur di pelukannya.Tiara hanya mengangguk saja, yang penting dia bisa keluar dari sini.Setelah Tiara dan Bimo keluar dari ruangan, Sari terlihat sedikit lengah karena dia memberitahu Tiara ke mana jalan keluar.Bram langsung mengambil pisau miliknya dan langsung menusukkan ke arah pe
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments