All Chapters of Terpikat Pesona Tuan Eksekutif: Chapter 51 - Chapter 60
80 Chapters
Family Gathering
Sara sudah sampai di apartemen pemuda itu, di sana ada Erham dan Fitri. Gadis itu menatap sinis ke arahnya dan Sara menghiraukannya saja. "Kalau mau ambil minum boleh ambil sendiri di dapur, di sana juga ada makanan yang bisa kalian makan. Anggap saja rumah sendiri," sahutnya santai setelah Bryan keluar dari kamarnya dengan pakaian santai. Sara hanya mengangguk saja mendengar itu, dia duduk di depan Erham dan mengeluarkan laptopnya. "Kamu tolong cari bungalow yang cukup luas, kalau bisa ambil 3 bungalow," sahutnya pada Sara sambil duduk di samping Erham"Untuk apa Pak?" "Family Gathering," sahutnya santai.Sara hanya mengangguk saja, "Untuk berapa hari?""3 hari 2 malam, usahakan tempatnya strategis. Tidak jauh dari pusat kota, minimarket atau supermarket. Agak jauh dari rumah warga itu bagus" gadis itu hanya mengangguk saja. Sara mulai bekerja, mereka berempat sibuk dengan kerjaan masing-masing dan suasana cukup hening. ****Saat ini Sara terus mengelus dadanya karena dia dan Fi
Read more
Mulai Timbul Benih
Sepanjang perjalanan menuju ke jakarta suasana hening, Sara yang sibuk melihat ke arah jendela dan Bryan yang fokus dengan jalan. Beruntungnya tidak macet panjang. Mereka benar-benar diam dari pergi tadi sampai sekarang. "Kalau kamu lapar bilang, kita belum sempat makan malam," sahut pemuda itu santai. Gadis itu hanya mengangguk saja, "Maaf, kamu pasti terkejut karena bentakan saya tadi,"Sara langsung menoleh ke arah Bryan dan kembali menganggukkan kepalanya, "Ada yang sakit? Perlu ke Rumah Sakit?" gadis itu menggelengkan kepalanya. Bryan yang melihat itu menghembuskan nafas panjang, suasana kembali hening. Hanya terdengar suara nafas mereka masing-masing dan mendengar klakson mobil. "Kamu tidur saja, nanti saya bangunkan saat sudah sampai, saya akan cari restoran" sahutnya. Sara kembali tidak membuka suaranya, tapi dia membenarkan posisi kursinya dan memejamkan matanya.Sara memang sudah mengantuk, sebetulnya dia menemani pemuda itu agar Bryan tidak mengantuk, tapi dia bingung
Read more
Accident
Setelah mereka kembali, Bryan bilang pada panitia untuk tidak bermain game di hutan. Karena berbahaya bahkan Sara menemukan ular di atas pohon. Mereka mengangguk dan menggantinya bermain di kebun yang ada di sana saja. Kebun itu aman asal jangan merusaknya, di sana ada kebun pohon pisang dan pohon bambu. Segera mereka mengikat pita ke masing-masing pohon, setelah itu mereka mengumpulkan para karyawan dan mulai bermain game kembali. Permainan itu berjalan sesuai rencana dan selesai saat jam makan siang, mereka beristirahat dulu untuk makan dan sembahyang bagi yang muslim. Bryan, Tiara, Sara dan Erham sedang berkumpul di teras aula sedang mengobrol santai sambil menunggu para karyawan yang sedang makan dan sedang sembahyang. "Kita harus mencari kayu bakar, kalo bisa gausah beli sayang kalo nanti ada sisa," sahut Tiara. "Ambil dari hutan aja, tadi saya lihat ada ranting pohon yang bertebaran di tanah," sahut Sara. Bryan dan Erham mengangguk, "Kita ambil saja di sana sedapatnya, ka
Read more
Ayah Bunda
Setelah sampai di rumah sakit, pemuda itu membawa Sara ke UGD dengan kursi roda.Setelah masuk ke dalam UGD Sara langsung diperiksa oleh Dokter, pemuda itu keluar sebentar untuk membayar administrasi rumah sakit. Setelah selesai bayar dia kembali ke UGD, "Bagaimana keadaannya Dok?" tanya pemuda itu pada Dokter yang telah selesai memeriksa Sara. "Kakinya infeksi, itulah penyebab kakinya merasa kebas dan sakit. Saya sudah memberikan obat minum dan obat oles. Jangan banyak gerak dulu sampai lukanya sembuh," sahutnya. Pemuda itu mengangguk, Sara akan diinfus dulu karena harus masuk obat, setelah infusan habis dia bolehkan pulang."Saya bawakan baju ganti, kamu tunggu sini,""Memangnya koper saya ada di mobil?" pemuda itu mengangguk, dia pergi dari sana.Gadis itu mengambil ponselnya dan mengabari Tiara dan Rani kalau dia sudah sampai Jakarta dengan selamat. "Untung aja ga dijait" sahutnya sambil menatap kakinya. Dia pikir lukanya akan dijahit, dokter yang ada di tenda kesehatan mengob
Read more
Deptalk
Terlihat seorang pemuda tampan sedang duduk di meja kebesarannya, di atas meja tersedia 3 botol minuman beralkohol yang berkadar alkohol tinggi. Sudah lama dia tidak menyentuh minuman alkohol itu.Penampilan pemuda itu terlihat acak-acakan, dia terlihat memejamkan matanya dengan sebelah tangan yang menutupi separuh wajahnya. Ia berada di ruang kerjanya yang ada di apartemennya saat ini. "Tumben sekali minum" tanya Erham sambil menuangkan alkohol ke dalam gelasnya. Pemuda itu terkejut saat masuk ke dalam ruang kerja sang adik, Bryan hanya menoleh pada sekilas pada sang kakak. Setelah itu dia kembali ke posisi semula, "Ada apa?" tanya pemuda itu serak. Erham menggelengkan kepalanya, "Hanya mau memastikan kalau kamu masih hidup" sahutnya santai. Bryan hanya tersenyum tipis, Erham memang sangat khawatir pada pemuda itu. Semenjak kepergian Fanya. Bryan selalu menghabiskan waktu sendirian dengan minum-minum dan larut dalam penyesalannya. Bryan memang terlihat baik-baik saja di luar,
Read more
Seenaknya
Saat ini apartemen gadis itu ramai dengan Tiara, Rani dan Erham. Mereka khawatir dengan gadis cantik itu. Bryan tidak ada di sana karena dia ada urusan, "Kamu tinggal sama siapa? Mau aku temenin?" tanya Tiara sambil mencomot buah semangka yang sudah Rani potongan-potong. "Adekku, dia tinggal di sini,""Ga jauh memang dari tempat kerjanya?"Sara menggeleng kepalanya, "Engga, malah lebih deket dari sini daripada kos-kosannya,""Dia jadi ngekos?" Sara mengangguk, "Iya uda lama, mau 2 bulan. Dari rumah ke tempat kerjanya jauh, dia juga pengen mandiri katanya,"Tiara hanya mengangguk saja, Rani diam saja mendengarkan karena dia tidak tau mereka sedang membicarakan topik apa. Erham ada di kamar gadis itu, dia sedang menerima telpon. Setelah selesai Erham bergabung dengan mereka dan lanjut mengobrol bertiga. "Kak, si Kak Bryan kenapa? Apa sebegitu dia ga pengen aku keluar dari perusahaan sampe bucin gitu," sahut Sara mengadu pada pemuda itu. Erham kedua bahunya, "Tanya aja sama orangnya
Read more
Baper
"Kakak beneran mau temeni saya Chek up lusa? Bukannya Kakak sedang sibuk?" sahutnya setelah sambungan terhubung. [Iya, kebetulan saya sedang tidak sibuk jam berapa kamu berangkat?]"Jam 8 pagi, saya akan pergi sama Bibi saja atau minta antar Adik saya,"[Sudah saya bilang jangan bebani Adik kamu, Bibi juga nanti akan membersihkan Apartemenmu dan memasak. Sudah turuti saja, saya ingin memastikan sendiri kalau kamu baik-baik saja]Sara hanya menghela nafas panjang, susah memang menyahuti pemuda yang keras kepala ini dia selalu lupa kalau Bosnya ini memang keras kepala. "Ya sudah kalau begitu terserah Kakak saja," sahutnya santai. Bryan tersenyum di sebrang sana, dia memutuskan sambungannya karena dia harus rapat. Gadis itu hanya bisa misuh-misuh saja, lalu dia menoleh pada kakinya dia sudah mulai bisa menggerakan kakinya leluasa meski masih sedikit sakit. Lukanya juga sudah mulai sembuh, kali ini dia meminta bibi untuk melepas perbannya agar lukanya lebih cepat kering. Saat akan pe
Read more
Twins
"Siapa yang kasih tau kamu?" tanya sang ayah dengan tatapan yang sulit diartikan. Sara menundukkan kepalanya, dia merasa takut dengan tatapan mengintimidasi sang ayah. Zetra yang paham dengan gelagat sang putri menghela nafas panjang. "Maaf sudah membuat kamu ketakutan, jadi siapa yang kasih tau kamu Nak? Bilang saja, Ayah tidak akan marah," sahut beliau sambil tersenyum pada sang putri. "Yang aku ingat namanya Sari, wajahnya sangat mirip denganku. Apa aku benar memiliki kembaran?"Karena kepalang penasaran, dia memutuskan untuk langsung menanyakan pada sang ayah yang saat itu sedang ada di ruang kerjanya setelah pulang dari check up.Setelah mendengar ucapan Sara wajah beliau terlihat mengeras. "Jangan pernah menemuinya lagi, dia itu gadis yang berbahaya,""Berbahaya? Bukannya anak pungut Ayah yang berbahaya? Dia bilang kayak gitu ke aku, sebenarnya Ayah mengadopsi siapa?""Nanti setelah makan malam Ayah akan memberitahu semuanya, sekarang kamu istirahat dulu ya, wajah kamu pucat
Read more
Penculikan
Sara terbangun dari pingsannya dan terkejut saat melihat tubuhnya yang terikat di atas kursi. Mulutnya pun ditutup oleh lakban, dia melihat ke arah sekitarnya dengan tatapan takut. Sara dikurung di sebuah gudang, dia bahkan tidak tau saat ini ada di mana. Maksudnya apakah dia masih di daerah jakarta atau di luar kota. Sara berusaha untuk melepaskan dirinya, namun sulit karena ikatannya cukup kencang. Ia terlihat menangis ketakutan ditambah sirkulasi udara yang buruk membuat dadanya sedikit sesak. "Oh, kamu sudah bangun," sahut seorang pemuda bertubuh kekar yang masuk ke dalam ruangan tempat Sara disekap. Sara yang mendengar suara asing itu, langsung menoleh ke sumber suara dan menatap pemuda itu dengan tatapan takut. "Ssttt, jangan menangis, saya tidak akan menyakiti kamu" sahutnya sambil mengusap kepala gadis itu dan menarik sudut bibirnya. "Cantik juga, boleh saya pakai tidak?""Tanya Bos dulu," sahutnya pemuda asing lainnya yang masuk ke dalam ruangan gadis itu. Sara menole
Read more
Mata dibalas Mata
Sara hanya bisa meneteskan air matanya, tubuhnya terasa sakit dan dia merasa lemas. Setelah puas memakainya, Satrio keluar dari ruang penyekapan gadis itu dengan suasana hati senang.Tak lama kemudian masuk dua orang gadis membawa nampan berisi sebaskom air dan lap yang terlipat rapih. Kedua gadis itu juga membantu Sara membersihkan tubuhnya dan menggantikan bajunya.Setelah selesai, salah satu dari kedua gadis itu kembali masuk dengan nampan berisi makanan dan minuman untuk Sara Sara dibiarkan terlepas ikatannya, agar bisa makan sendiri setelah selesai makan dia akan diikat kembali di kursi. Sara hanya menatap datar nampan berisi nasi goreng dan jus mangga selain itu ada puding mangga. Sebetulnya isi nampan itu terlihat menggiurkan, namun Sara sama sekali tidak tergiur dengan isi nampan itu. Nafsu makannya menurun.Hal yang selalu dipikirkannya itu adalah cara keluar dari sana.'Makanlah, kamu pasti lelah setelah bermain dengan Satrio,' sahut pemuda itu lewat mikrofon. Bryan mem
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status