Semua Bab Dipinang Kakak Angkat: Bab 11 - Bab 20
105 Bab
11). Sagara Possesive
***"Lian pulang dulu ya, Tante. Jangan lupa jaga kesehatan dan kalau ada kabar tentang Yudis, tolong kabari Lian. Terima kasih untuk semua yang Tante kasih hari ini, Lian sangat berterima kasih."Setelah sebelumnya mencium punggung tangan Aruna, Elliana lantas berpamitan pada mantan calon mertuanya itu yang kini mengantar dia sampai ke halaman. Tak sendiri, Aruna ditemani David yang beberapa waktu lalu membantu Sagara memasukkan hantaran karena memang setelah meminta izin, Sagara tak keberatan sang istri menerima hantaran dari keluarga Yudistira."Iya, Lian. Kamu hati-hati di jalan ya dan sekali lagi Tante minta maaf untuk semua yang dilakukan Yudis. Semoga kamu sama Sagara bahagia selalu.""Aamiin, Tante. Terima kasih."Setelah pada Aruna, Elliana berpamitan pula pada David lalu setelahnya dia pun masuk ke dalam mobil Sagara dan tanpa banyak menunda, mobil yang dikendarai putra angkat Athlas itu pun melaju meninggalkan kediaman Yudistir
Baca selengkapnya
12). Membuang Kenangan Yudistira
***"Ya udah kalau gitu Kakak ke kamar dulu ya, ada apa-apa atau pemberesannya udah selesai, kamu bisa panggil Kakak. Lewat telepon atau chat aja jangan jalan. Capek."Setelah membuat kesepakatan dengan Elliana, ucapan tersebut lantas dikatakan Sagara pada sang istri yang kini berdiri di depannya. Sempat bingung harus tidur di mana pasca menikah, pasangan suami istri itu sepakat untuk menempati kamar Elliana.Namun, tak cuma-cuma, Sagara memberikan syarat yaitu; Elliana harus menyingkirkan semua barang-barang berbau Yudistira di kamarnya dan karena status perempuan itu kini istri Sagara, permintaan tersebut dipatuhi sehingga tanpa banyak menunda, setelah ini Elliana akan membereskan barang-barang pemberian Yudistira selama mereka berpacaran."Iya, Kak. Barangnya enggak banyak kok. Jadi mungkin dua puluh menit dari sekarang, Kakak bisa balik lagi ke sini.""Oke."Berpisah, setelah itu Sagara pergi meninggalkan Elliana yang masih b
Baca selengkapnya
13). Memimpikan Yudistira
***"Yudis, kenapa aku mendadak mimpiin dia ya?"Duduk dengan perasaan bertanya-tanya, Elliana lantas melontarkan pertanyaan tersebut pada dirinya sendiri yang beberapa waktu lalu dihampiri Yudistira di dalam mimpi.Entah apa maksud dari mimpinya tersebut, Elliana sendiri tak tahu karena sampai sekarang dia bahkan bingung kenapa di mimpi yang dialaminya beberapa waktu lalu, Yudistira ada di Bandung.Bertemu di Braga, di mimpi tersebut Elliana tengah berjalan menyusuri pinggir jalan kemudian Yudistira datang dengan raut wajah gelisah langkah tergesa-gesa. Tak mengobrol banyak, Yudistira hanya meminta tolong pada Elliana. Namun, entah ingin ditolong apa, Elliana bingung karena ketika dia bertanya, Yudistira justru berlari meninggalkannya yang kemudian bangun dari mimpi.Cukup singkat, tapi membuat Elliana penasaran karena dari banyaknya kota, mengapa harus Bandung yang menjadi latar pertemuannya dengan Yudistira."Ketemu dia apa ka
Baca selengkapnya
14). Rasa Bingung Sagara
***"Ada apa?"Baru selesai menutup dan mengunci pintu, pertanyaan tersebut langsung diucapkan Sagara pada Ferdy yang beberapa waktu lalu menghubunginya. Tak lagi di kamar Elliana, saat ini Sagara berada di kamarnya karena memang sebelum menjawab panggilan, dia meminta izin untuk pergi dan tentunya tanpa banyak bertanya, sang istri memberikan izin."Halo, Bos. Maaf mengganggu malam-malam.""Enggak apa-apa," ucap Sagara meskipun pada kenyataannya dia sedikit kesal, karena Ferdy melanggar permintaan untuk mengirim pesan dulu sebelum menelepon. "Kenapa? Apa ada sesuatu yang darurat sampai kamu telepon saya malam-malam begini.""Darurat enggak sih bos, tapi ini Yudistira sakit," ucap Ferdy yang membuat Sagara spontan mengepalkan tangan. "Barusan saya iseng cek dia dan badannya panas.""Lemah banget dia," desis Sagara yang semakin dilanda sebal pada Yudistira. "Enggak diapa-apain, sakit.""Memang," ucap Ferdy. "Jadi gimana,
Baca selengkapnya
15). Inisial Nama
***"Elliana ... maafin aku, Elliana. Jangan marah tolong, aku sayang sama kamu."Dengan kedua mata terpejam, gumaman tersebut lantas dilontarkan Yudistira yang kini berbaring di tempat tidur. Tak diikat lagi di kursi, sejak dini hari tadi dia memang dipindahkan ke sebuah kasur setelah kondisi kesehatannya mendadak turun.Demam bahkan menggigil, hal tersebut menimpa Yudistira sehingga meskipun tak dibelit rantai, dirinya tetap tak bisa kabur karena jangankan berlari, bangun pun rasanya Yudistira tak sanggup.Tak dibiarkan begitu saja, sebuah perawatan sederhana sudah didapatkan Yudistira dari Ferdy yang mengompresnya menggunakan handuk pun paracetamol yang juga sudah diminum. Namun, entah karena tak cocok atau mungkin obat yang belum berfungsi, sampai sekarang kondisi Yudistira belum kunjung membaik—membuat Ferdy dan yang lain tentu saja bingung."Demamnya belum turun juga, Bang, masih panas," kata Dedi—salah satu anak buah Ferdy yang dit
Baca selengkapnya
16). Hampir Terbongkar
***"Papa marah?"Setelah memberi penjelasan tentang ke mana perginya uang di rekening, pertanyaan tersebut lantas diucapkan Sagara pada Athlas yang kini nampak memasang raut wajah serius.Diajak mengobrol kemudian ditanya masalah pengeluaran, Sagara tentu saja kaget karena ratusan juta uang yang dia keluarkan, dipergunakan untuk memodali Ferdy dan aanak buahnya menculi Yudistira.Namun, meskipun kaget, Sagara si cepat berpikir, langsung menemukan jawaban sehingga tak perlu jujur, dia akhirnya memberikan jawaban palsu pada Athlas tentang ke mana perginya uang tersebut."Temanku beberapa waktu ke belakang kena tipu dan dia hutangnya lumayan, Pa. Jadi aku bantu karena aku enggak tega. Hubunganku juga sama dia lumayan baik."Itulah jawaban yang Sagara berikan dan tak langsung memberikan respon, setelahnya Athlas diam sampai akhirnya sekarang pria itu menjawab,"Enggak, cuman Papa pengen ke depannya kamu lebih perhatiin pengeluaran kamu," kata Athlas. "Membantu orang itu emang bagus, tapi
Baca selengkapnya
17). Penjelasan dan Penegasan
***"Berangkat ya, Ma, Pa.""Hati-hati di jalan.""Siap."Berpamitan selesai, Sagara lantas menutup kaca mobilnya secara perlahan sebelum kemudian melajukan kendaraan tersebut meninggalkan halaman.Tak ada kendala apa pun, rencana pergi ke Bandung siang ini memang terealisasi dengan sempurna dan tentunya tak ada yang berubah, Sagara juga Elliana akan menetap sampai hari jumat sebelum kemudian kembali ke Jakarta untuk memulai rutinitas seperti biasa."Jadi di mana kita ketemu teman kamunya?" tanya Sagara—memecah keheningan perjalanan setelah lebih dari sepuluh menit mobilnya melaju."Di kafe Cempaka, Kak," ucap Elliana. "Lima ratus meteran dari pintu tol. Mau pake maps?""Enggak usah, Kakak tahu tempatnya.""Oh ya udah berarti.""Hm."Tak menjawab lagi, setelahnya Sagara kembali diam dengan atensi yang fokus pada jalan. Tak kosong, pikirannya kini bisa dibilang penuh karena setelah Elliana mengajak bertemu seseorang, dia tentu saja penasaran dengan siapa mereka akan bertemu siang ini s
Baca selengkapnya
18). Sagara dan Testpack
***[Lian, Kakak keluar dulu ya. Nanti kalau kamu ke mobil dan Kakak enggak ada, tunggu sebentar. Kakak enggak akan lama kok.]Berdiri di depan cermin panjang yang ada di kamar mandi kafe, Elliana sedikit mengerutkan kening setelah membaca pesan dari Sagara. Berpamitan pergi dari kafe, itulah isi pesan dari pria itu dan entah ke mana, Elliana sendiri tak tahu.Namun, demi meminimalisir keributan, dia memilih untuk membalas 'iya' pesan yang dikirimkan Sagara sebelum kemudian menyimpan lagi ponselnya ke dalam tas.Belum keluar dari kamar mandi, Elliana memang tengah melakukan touch up setelah beberapa waktu lalu muntah di depan closet. Tak sekadar mual, beberapa waktu lalu isi perutnya juga ikut keluar dan entah apa penyebabnya, dia sendiri tak tahu. Namun, yang jelas setelah muntah, mual di perutnya berkurang sehingga Elliana pun kini mulai terlihat baik-baik saja."Semoga enggak mual lagi deh nanti. Mana perjalanan juga masih jauh," ucap
Baca selengkapnya
19). Jika Seandainya ....
***"Kak Gara."Sambil mengetuk kaca mobil yang kini tertutup rapat, Elliana lantas memanggil Sagara yang terlihat tidur di kursinya dan tanpa lama menunggu, Sagara bangun sebelum kemudian membuka kunci otomatis pada pintu mobil—membuat Elliana dengan segera bergegas ke sisi kiri.Tak sebentar, Elliana memang pergi sedikit lama karena setelah mencoba testpack, dia menyempatkan diri untuk sholat di salah satu mushola yang tersedia kemudian setelahnya, Elliana merenung selama beberapa menit sebelum akhirnya kembali."Aku lama ya barusan? Maaf, sekalian sholat soalnya," ucap Elliana ketika sekarang dia sudah kembali duduk di samping Sagara yang terlihat tengah mengumpulkan nyawa."Iya enggak apa-apa," kata Sagara. "Maaf juga Kakak ketiduran barusan. Ngantuk.""Enggak masalah.""Gimana hasilnya?" tanya Sagara to the point. "Positif apa negatif?""Nih," kata Elliana sambil memberikan alat tes kehamilan yang sejak beb
Baca selengkapnya
20). Permintaan Maaf Sagara
***"Lian."Elliana yang sejak tadi sibuk menyantap makanan, seketika berhenti kemudian mengangkat pandangan setelah panggilan tersebut dilontarkan Sagara. Tak di dalam kamar, saat ini dia dan sang suami tengah berada di balkon—duduk berdua untuk menikmati makan malam.Ditemani semilir angin malam kota Bandung, makan malam berlangsung sebagaimana mestinya dengan steak juga beberapa makanan lain yang menjadi menu."Ya, Kak. Kenapa?""Malam ini kamu mau pergi keluar enggak?" tanya Sagara."Enggak tahu, kenapa emangnya, Kak?" tanya Elliana. "Apa Kakak mau ngajak aku ke suatu tempat?""Enggak sih cuman ini Kakak diajak ketemu sama teman kuliah dulu," ucap Sagara. "Kakak kan bikin status whatsapp lagi di Bandung dan dia chat buat ngajak ketemu.""Di mana?""Braga."Deg.Detak jantung Elliana mendadak tak menentu ketika nama tempat tersebut disebut. Alasannya? Tentu saja karena mimpi bertemu Yudistira malam kemarin yang jujur saja belum bisa dilupakan hingga sekarang."Braga?" tanya Elliia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status