All Chapters of Terjerat Cinta Pesepakbola Tampan: Chapter 21 - Chapter 30
116 Chapters
Kacau
"Alena!" Seseorang menegurnya dan menepuk bahunya, mengejutkannya."Ada apa?" Alena menyahut setengah berbisik."Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu." Antonio tersenyum meringis, menatap wanita berkacamata itu."Siapa?" Alena memperbaiki letak gagang kacamatanya."Andrea Belucci," sahut Antonio setengah berbisik."Senor Belucci?" Alena terkejut dan tanpa sadar melirik Ale yang masih asyik bermain game dengan putranya."Iya, dia ada di sini. Tadi dia bersama seorang wanita." Antonio menganggukkan kepalanya."Wanita? Andrea bersama seorang wanita di Como? Ini aneh, bukankah dia selalu menghindari media dan publik?" Alena bergumam seorang diri."Sebaiknya kau segera temui dia. Mungkin ini hal yang penting untuk Senor Castillo." Antonio menyarankan dengan bijak."Baiklah! Aku berpamitan dulu pada Ale." Alena mengangguk setuju.Alena mendekati Ale yang masih asyik bermain game dengan Javier. "Ale," tegurnya pelan."Ehm, ada apa?" Ale menyahut tanpa mengalihkan perhatiannya dari layar
Read more
Alena dan Andrea
"Halo Senorita Alena, apa kabar anda?" Seorang pria tampan menyambutnya dengan ramah dan mempersilakannya untuk duduk."Terima kasih," sahutnya pelan seraya duduk di kursi yang telah disediakan."Aku baik saja Senor. Bagaimana dengan anda?" Alena tersenyum ramah."Seperti yang anda lihat, saya pun baik-baik saja." Andrea tertawa pelan."Baguslah kalau begitu Senor. Ngomong-ngomong apa yang membuat anda ingin bertemu dengan saya? Apakah mengenai Ale?" Alena menatapnya seakan-akan mencurigainya."Tidak, ini tidak ada hubungannya dengan Ale. Maksudnya bukan tentang karirnya. Ada sesuatu yang ingin saya tanyakan pada anda. Silakan minumannya Senorita." Andrea berbicara dengan hati-hati dan terjeda sementara waktu karena pelayan datang dengan membawakan minuman dan makanan yang telah dipesannya."Tentang apakah itu?" Alena mengambil gelasnya dan mengguncangnya pelan."Ini agak sulit karena bersifat privasi, tetapi saya tidak tahu lagi harus bertanya kepada siapa selain anda." Andrea kembali
Read more
Bimbang
"Apa yang kau dapatkan Andrea?" Sasmaya menatap Andrea yang terlihat begitu gembira."Banyak, dan aku tidak mengira akan semudah itu mendapatkan informasi dari Alena." Andrea tersenyum tipis."Alena? Siapa dia?" Sasmaya duduk menyilangkan kaki, bertopang dagu menatapnya dengan serius."Asisten pribadi Alejandro Castillo." Andrea menjawab dengan santai, menyulut rokok dan menghisap gulungan tembakaunya."Ale? Kenapa dengan dia?" Sasmaya menegakkan tubuhnya dan meregangkan lengannya."Putra pertama Ale disinyalir sebagai hasil inseminasi. Bukan dari hasil pembuahan normal antara lelaki dan perempuan." Andrea masih bersandar di tiang teras dengan santai."Benarkah? Aku kira itu hanya gosip." Sasmaya perlahan berdiri dan mendekati Andrea, berdiri di sampingnya menatap danau Como yang indah."Itu benar. Keterangan Alena tadi menguatkan dugaan itu. Sepertinya Ale mendapatkan donor atau membeli sel telur berkualitas dari bank sperma dan sel telur di Jepang," jelasnya lagi cukup panjang."Jepa
Read more
Mikaila
"Apa yang kau bicarakan dengan Andrea?" Ale bertanya saat mereka sarapan pagi bersama.Selain Alena, Alicia dan Mireya pun menemaninya pagi ini. Situasi yang menurut Ale sangat canggung."Tidak banyak, dia meminta bantuanku untuk merekomendasikan sesuatu," sahut Alena dengan santai."Sesuatu?" Ale menatapnya sebentar."Sepertinya dia berencana untuk mengikuti program inseminasi." lagi-lagi Alena menyahut dengan santai tanpa beban.Diantara mereka bertiga, mungkin hanya Alena yang bisa bersikap santai dan wajar. Alicia dan Mireya hanya mendengarkan percakapan mereka dalam diam."Serius?" Ale tertawa terkekeh seakan tidak percaya."Orang seperti Andrea Belucci terlalu takut untuk hidup di bawah tekanan seorang wanita." Mireya yang sedari tadi diam ikut berkomentar."Karena wanita adalah makhluk yang sulit untuk dimengerti," sahut Ale dengan santai."Ale!" Ketiga wanita di hadapannya serentak berteriak marah."Kenapa? Bukankah yang aku katakan itu benar?" Kembali Ale menyahut dengan santa
Read more
Mirip
"Hanya ada wanita itu yang sedari tadi berada di teras. Sepertinya dia juga tengah berlibur dan enggan pergi kemanapun." Mikaila bergumam dan terus mengawasi gerak-geriknyaHingga sore hari, kapal tidak pergi kemana-mana. Hanya bersandar di satu tempat. Namun sepertinya ini pilihan yang tepat, karena suasana di sekitarnya sepi dan lengang."Ale pun sedari tadi hanya menatapnya meski sibuk dengan gadgetnya. Apa mereka berkomunikasi?" Mikaila menduga-duga dan melirik Alicia yang kini sibuk berswafoto bersama Julio dan Maria."Huh! Apa peduliku? Sudahlah, aku tidak ingin terlibat lebih dalam, sebatas tahu saja, itu sudah cukup." Mikaila kembali ke buritan dan duduk bersama Alicia dan putra-putrinya.@Sasmaya[Apa yang kau lakukan di sana Senor?]Pesan dari Sasmaya membuat Ale tersenyum seorang diri. Rupanya dia menyadari kapal yang bersandar tak jauh dari rumah peristirahatannya adalah kapal miliknya.@Ale[Hanya memandang dirimu saja]@Sasmaya[Menghabiskan waktumu saja Ale][Pergilah be
Read more
Istana Pasir
"Finn namanya," gumam Ale menatap foto pria yang sekilas memang mirip dengannya.Ale menelusuri satu demi satu unggahan di akun Sasmaya dalam rentang satu tahun lalu. Tidak banyak memang, tetapi ada beberapa hal yang menarik hatinya."Aku tidak tahu apa yang kau rasakan padaku dari awal kita bertemu. Namun apa yang aku rasakan padamu tidak pernah berubah, dari dahulu hingga sekarang," gumamnya lagi masih di dalam hatinya.@Sasmaya[Ale][Sudah tidur?]Ale tertegun menatap smartphone-nya. Pesan dari Sasmaya muncul di layar. Ragu untuk membalas tetapi dia tidak memungkiri hatinya yang merindukan wanita itu.@Ale[Belum][Kenapa?][Kau rindu padaku?]Ale sengaja membalasnya dengan bercanda. Dia cukup mengerti kondisi Sasmaya yang mungkin masih labil. Setelah ditinggalkan orang-orang yang dicintainya bertubi-tubi.@Sasmaya[Entahlah][Mungkin rindu][Mungkin juga hanya karena terbiasa]Balasan darinya membuat Ale tersenyum. Satu hal yang disukainya dari Sasmaya adalah keterusterangan tanpa
Read more
Menangislah
Hingga sore hari keduanya menghabiskan waktu di pantai sunyi itu. Tidak ada orang lain selain mereka berdua. Seakan-akan dunia ini hanya ada mereka berdua tanpa ada yang mengganggu."Lapar?" Ale bertanya pelan sembari membelai rambutnya yang berwarna abu keperakan yang cantik ."Iya. Ayo kita kembali ke hotel!" Ajaknya sembari berdiri dan mengulurkan tangannya pada Ale."Si!" Sahut Ale dan meraih tangan mungil Sasmaya.Keduanya kembali menelusuri pantai bergandengan tangan, kembali ke hotel sembari menikmati indahnya moment matahari tenggelam. Sesekali Sasmaya akan berhenti dan memungut kerang-kerang yang berbentuk lucu dan unik.Mereka tiba di hotel, tepat sebelum gelap, saat matahari sudah tenggelam sempurna di langit barat. Kamar Sasmaya lebih mudah dijangkau karena terletak di lantai dasar sedangkan kamar Ale berada di bagian lain dan lumayan jauh."Mau mampir?" Sasmaya ragu-ragu bertanya."Nanti saja, aku tidak membawa pakaian ganti." Ale menunjuk ke celana pendek dan kemejanya ya
Read more
Untuk Kebahagiaan Sahabatku!
"Ale bagaimana dengan tawaran dari klub Arab? Apa kau berminat?" Alena menyodorkan laptopnya, memperlihatkan email yang diterimanya."Aku harus memikirkannya Alena. Arab Saudi bukan tempat yang cocok untuk Alicia, aku ragu dia akan setuju pindah ke sana." Ale menghela napas kasar."Aku mengerti, tetapi coba pertimbangkanlah. Beberapa pemain besar telah beramai-ramai eksodus ke sana. Aku rasa kau masih memiliki kesempatan untuk berkarir di sana." Alena memberikan sarannya dengan hati-hati."Baiklah aku akan mempertimbangkannya. Adakah tawaran dari klub di luar klub-klub Eropa?" Ale bertanya tanpa mengalihkan perhatiannya dari laptopnya."Ada tawaran dari Turkey dan Jepang. Namun tawaran gajinya lebih menggiurkan dari klub-klub Arab," sahut Alena."Bagaimana dengan Madrid?" Ale tersenyum tipis."Tawaran mereka masih sama." Alena kembali menyahut dengan santai."Posisiku saat ini free transfer, jika aku mau, klub Arab lebih menjanjikan bahkan dari tawaran Andrea sekalipun." Ale terkekeh p
Read more
Kekhawatiran Senora Paquita
"Ale apa yang terjadi?" Alicia segera mendekatinya, membantunya membersihkan serpihan kaca yang mengenai tangannya."Pergilah!" sentaknya menolak bantuan dari sang kekasih."Mom, biarkan aku sendiri. Tolong sekali ini saja," pintanya setengah memohon pada wanita yang telah melahirkannya itu."Baiklah! Alicia ayo kita keluar!" Senora Paquita meraih tangan Alicia dan mendorongnya keluar dari ruang kerja putranya."Bibi tidak bisa seperti ini! Ale membutuhkan diriku!" Alicia setengah berteriak memprotes tindakan ibu dari kekasihnya itu."Ale tidak membutuhkanmu! Tidak membutuhkan wanita manapun! Dia bisa berdiri sendiri dan mengatasi masalahnya sendiri! Kau dan juga kekasih-kekasihnya lain tidak penting apakah ada atau tidak ada baginya! Kau mengerti!" Senora Paquita menatap tajam wanita cantik yang telah dikencani putranya hampir selama enam tahun ini.Tanpa menunggu reaksi Alicia, Senora Paquita meninggalkannya. Alicia hanya bisa menahan amarah dan emosinya. Selama hampir enam tahun hid
Read more
Keputusan Akhir
"Bagaimana Ale?" Lorenzo Ortis menatap Ale sembari mengguncang gelas berkaki di tangannya dengan santai."Tawaran anda cukup menarik Senor," sahut Ale, tersenyum tipis.Dahulu dia selalu merasa gugup setiap bertemu dengan pemilik klub di mana dia bermain semenjak beberapa tahun lalu itu. Namun sekarang dia merasa biasa saja meski tak mengurangi rasa segan dan hormatnya pada pria tua itu."Aku tahu, Andrea pun menawari hal yang sama. Aku rasa kau menyadari nilai dirimu sendiri saat ini Ale." Lorenzo menatapnya lekat-lekat."Anda berlebihan Senor. Saya tetaplah saya yang dahulu, tidak banyak yang berubah selain bertambah tua." Ale tersenyum tipis.Dia tidak sedang merendahkan diri atau berbasa-basi. Kenyataannya dia sekarang sudah mendekati usia di mana bintang-bintang lapangan hijau yang lain satu persatu memilih untuk pensiun."Namun kau masih memiliki daya saing yang tinggi sekalipun dengan talenta-talenta muda yang bermunculan. Justru pengalaman dan kematanganmu sangat dibutuhkan set
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status