Semua Bab TERJEBAK DALAM DRAMA PENDEKAR AWAN: Bab 21 - Bab 30
50 Bab
Bab. 21 : Maling teriak maling
Wanita cantik itu berkali-kali menatap pintu, kegelisahan terlihat jelas dari air mukanya. Langkahnya mondar mandir seiring helaan nafasnya. "Tenanglah istriku. " Yintian mengomentari istrinya Li wei yang terlihat begitu tidak sabaran. "Aku tidak bisa tenang, kenapa belum ada kabar dari anak itu." Sekali lagi Li Wei mengintip ke luar. Berharap sosok yang dinantikannya menunjukkan wajah. "Anak itu memang tidak bisa diharapkan," gerutunya sembari duduk di sebelah Yintian. "Jangan berkata seperti itu, Bila dia mendengarnya itu akan membuatnya sakit hati," tegur Yintian. "Kalau saja cahaya itu mampu membantu She Xian tantu aku tidak kesusahan seperti ini, ternyata sakit yang dideritanya membutuhkan sesuatu yang lebih kuat.""Kau akan membunuhnya? mengulangi hal yang sama sepertiku?" Yintian menatap istrinya perih, "Ambil saja milikku. tokh ini sejatinya bukan hakku." lanjutnya dengan mimik wajah bersalah. "Tidak, Sayang. Tidak ada yang lebih berhak memilikinya selain kamu." Li wei m
Baca selengkapnya
Bab. 22 : tertipu
Hari ini Kediaman Yeye tampak sibuk, setelah peristiwa hilangnya Amethyst untuk kedua kali, Dia berinisiatif memanggil ke dua saudaranya untuk membicarakan masalah itu. Pria pertama bernama Qui, kakak pertama dari yeye itu bermata sipit dengan kumis putih panjang seperti kumis lele. Menggunakan hanfu putih bersih. Pria itu tampak serius dengan kening berlipat. Pertama kali bertemu Arumi matanya langsung menatap tajam, Arumi sempat merasa ketakutan karena pria tua itu terus menatapnya secara terang terangan. Pria kedua bernama Chyou, sesuai namanya yang berarti rupawan dan tenang bagai musim gugur, pria itu kelihatan masih sangat tampan walau sudah berumur, jika dilihat dengan seksama, tidak akan ada yang pernah menyangka jika dia adalah kakak kedua Yeye. Berbanding terbalik dari Qui yang tampak serius dia tampak tenang menikmati teh hangat yang disajikan paman Li, berkali-kali dia mengayunkan tangannya menghirup uap panas dari aroma teh hijau, "Pesona Li memang tidak pernah pudar,
Baca selengkapnya
Bab. 23: Demi putriku
"Ada apa, Nak?" Melihat air muka Zhan An berubah, Li Wei yang memang sedang menanti-nanti benda yang dibawanya bertanya pelan. "Tidak, Ibu. Aku memang ingin menunjukkan sesuatu yang penting," jawab Zhan An mengulas senyum. Dia membuka telapak tangan lalu muncullah pedang hijau miliknya. "Ada apa dengan pedang ini?" "Lihatlah di belakangnya". Zhan An menggeser pedang miliknya dan tampak pedang dengan siluet biru. Zhan An menyimpan pedang miliknya lalu meletakkan pedang biru di depannya. Pedang langit!" seru Yuwen terkesima, dia sering mendengar kehebatan pedang langit namun baru berkesempatan melihatnya saat ini. Pedang bercahaya biru, dengan ukiran kilat menyambar di bagian gagang dan ujung pedang yang sedikit bergerigi, dikisahkan pedang ini terbuat dari gigi naga langit sehingga dapat menghancurkan apa saja dengan mudah. Begitu pandai Zhan An menyembunyikan pedang langit di dalam pedang miliknya sehingga tidak dapat terdeteksi karena tertutup aura hijau. "Apa kau yakin?" tanya
Baca selengkapnya
Bab. 24: Rahasia Amethyst
"Apa maksudmu Kakak pertama?""Istilah yang digunakan untuk Kemampuan melihat yang luar biasa, kemampuan ini hanya diberikan pada seseorang yang istimewa, dimana kau temukan gadis itu, Yuze?""Aku menemukannya tidak sadarkan diri di kolam teratai di belakang klinik. Aku tidak tahu keluarganya."Di kolam teratai? apa telah terjadi sesuatu pada gadis ini? apa itu sesuatu hal yang mengancam jiwa? "Jadi siapa orang tuamu, Nak dan darimana asalmu, coba kau jelaskan kepada kami." Arumi merasakan tepukan ringan di pundaknya, dia mengangkat dagu, menatap wajah pria tua yang menatapnya ramah. Apakah ini waktu yang tepat untuk menceritakan tentang dia yang sebenarnya, disaat semua orang percaya dan perduli padanya. "Apakah, kalian akan percaya pada apa yang akan ku katakan?""Tentu, kami mempercayaimu. Percayalah. Kami akan melindungimu." Arumi menelan ludah, "Sebenarnya aku bukan berasal dari wilayah ini.""Lalu kau berasal darimana? kota Yangzhou atau kota lain?"Arumi menggeleng, mencari
Baca selengkapnya
Bab. 25; Memulai perjalanan.
"Ingat Lien Hua, kau harus selalu melindungi Arumi."Lien Hua mengorek kuping, "Eeh, telingaku hampir gosong mendengar kalimat itu, Yeye mengulanginya terus. ""Aku baru 10 kali mengucapkannya, Bukankah masih kurang?"Lien Hua melakukan bombastis side eyes, "Aku bukan orang bodoh. tidak perlu pengulangan berkali-kali."Yeye terkekeh, "Aku percaya, makanya kutugaskan kau untuk menjaga dan melindungi Arumi sampai dia kembali ke rumahnya.""Kenapa dia harus kembali, diantar lagi. Apa tidak bisa pergi sendiri?" tanya Lien Hua malas, prioritas dia adalah menjaga yeye bukan arumi. "Dia tidak aman di sini. Lebih baik dia kembali, dia juga sudah mengingat keluarganya. Dia akan aman bersama mereka. Bawah cermin penghubung ini. Lekas kabari aku jika terjadi sesuatu.""Bukankah dia lebih aman bersama kita di sini." Lien Hua memasukkan cermin dalam buntalan kain. "Tempat ini sudah tidak aman lagi, kau ingat kejadian bola api? aku yakin itu bukan ulah Zhan An, dia tidak akan tega menghancurkan k
Baca selengkapnya
Bab 26: Pertolongan pertama
Yuwen mengemas barang hendak meninggalkan wisma Niu. Ketika hendak membuka pintu, matanya tak sengaja menatap kotak kayu kecil yang membuatnya kesal, berhari-hari benda itu masih tak tersentuh di atas meja, dia melangkah tak perduli dan meninggalkannya. Tampak dua orang gadis beragumen di depan penjual makanan di depan wisma Niu, sekilas dia mendengar perselisihan tentang menu yang hendak dibeli, ck. Dasar kaum wanita memang menyusahkan. Hal sepele dibuat menjadi hal yang besar. "Kalau ingin kenyang, sebaiknya kita makan mie," ujar gadis berambut hitam panjang, Sedikit rambut di atas telinga dikepang kecil lalu disatukan di bagian belakang. Bajunya berwarna ungu muda yang bertumpuk. "Aku ingin makan pangsit, aku tidak mau mie," jawab gadis didepannya kesal, mata dan hidung kecilnya merengut, sungguh sangat menggemaskan.Rambutnya di cepol kecil dua buah dan sebagian dibiarkan terurai bebas, tubuhnya yang mungil sangat serasi menggunakan baju berwarna merah muda dipadukan celana pen
Baca selengkapnya
Bab. 27: Festival lampion
Arumi membuka jendela penginapan setelah meletakkan barangnya di dalam lemari, kamar yang mereka sewa terletak di lantai tiga dibagian belakang sehingga pemandangan yang terlihat adalah jalanan yang ramai. "Lien Hua sepertinya di belakang penginapan ini ada sebuah pasar, lihatlah ramai sekali.Lien Hua?""Hem ...." Merasa ada yang aneh, Arumi berbalik dan mendapati Lien Hua yang tengah bersembunyi di dalam selimut. "Lien Hua kau kenapa?" "Jangan perdulikan aku," jawabnya dibalik selimut. "Hei." Arumi mencoba mengintip. "Kubilang jangan perdulikan aku." Gadis itu terkejut tatkala mata arumi tepat di atas kepalanya. "Wajahmu memerah, kau kena alergi?""Tidak.""Hei, jangan sepelekan hal ini." Arumi menarik selimut. "Kau bisa mati."Aah .... " Arumi tertegun, wajah Lien Hua memerah hingga telinganya, tak ada ruam, atau kesulitan bernafas, gadis itu bahkan tidak terlihat bergaruk karena gatal. "Kau-""Aku juga tidak tahu," sela Lien Hua. "Wajahku rasanya panas, tanganku berkeringa
Baca selengkapnya
Bab. 28 ; Berpisah.
Entah karena gugup atau karena pukulan Arumi yang keras gadis itu malah jatuh terduduk. Et dah, malah ngejogrok."Lin Hua! bangun," teriak Arumi menggoncang tubuhnya, dia ngeri melihat Yuwen yang bergerak lincah menangkis bola bola api dan serangan panah. Sementara Lie Hua tak sadarkan diri, gadis bertudung merah masih tersedu menangisi tubuh kekasihnya. "Nona, cepat tinggalkan tempat ini. Ini berbahaya!""Tidak aku tidak akan meninggalkan Bai Wang. kami berjanji akan selalu bersama.""Jangan bodoh. Cepat pergi dari sini.""Dia mengorbankan diri untuk menyelamatkanku. Aku ingin bersamanya."PLAK! Tertegun, gadis bertudung merah mengusap pipinya yang terasa pedas terkena tamparan Arumi. "Kau mau mati! Mati konyol setelah dia mengorbankan hidupnya untukmu? Apa kau yakin dia akan merasa senang melihat pengorbanannya sia-sia! Dia rela mati untuk memyelamatkanmu! Tapi kau ingin membuang semua itu?! Tetaplah hidup untuk membalas pengorbanannya Bodoh!"Ucapan Arumi membuat gadis itu ters
Baca selengkapnya
Bab 29; Jembatan yang digenangi darah
Pekik tangis mewarnai ruang sempit itu, mereka bertumpuk-tumpuk dalam ruangan berteralis besi yang terkunci. Puluhan wanita muda meringkuk, ada yang menangis, terluka bahkan pingsan. Suara derap kaki mendekat, dua orang pria menarik 3 orang wanita yang diikat secara berbaris. Seorang pria membuka kunci pintu lalu memasukkan ketiga gadis tadi setelah melepas ikatannya. "Lepaskan kami," teriak gadis berbaju biru, tampak gurat di lengan dan kakinya, sepertinya dia salah satu gadis yang tertangkap oleh siluman nyamuk. "Diam kalau kau tidak ingin menjadi mangsa yang pertama.""Mangsa? Apa maksudmu. Cepat keluarkan kami dari sini!""Huhu ... aku mau pulang huhu ....""Tolong, hiks, tanganku berdarah."BRAKK! Penjaga menggebrak jeruji membuat mereka semua ketakutan. "Sudah, jangan menangis lagi, sini aku balut lukamu," bisik wanita bertudung merah yang ikut tertangkap pada wanita muda yang baru masuk. Mereka semua senyap menanti apa yang akan terjadi pada nasib mereka selanjutnya. "L
Baca selengkapnya
Bab. 30 ; Dia Bangkit
"Argh ... " Arumi mengerang dengan mata masih terpejam. "Arumi, kau sudah sabar?" Zhan An menyentuh bahunya. Ketika membuka mata, Arumi dikelilingi wanita berbaju putih yang terlihat sibuk memeriksa tubuhnya, setelah memperlihatkan suntikan besar, petugas itu berubah menjadi siluman nyamuk yang menusuknya dari segala arah. "Argh, sakiit Ma, sakiiit ....""Arumi, sadarlah, buka matamu." Zhan An menatapnya cemas, gadis itu menggeliat sekan hendak melarikan diri, lalu tangannya menyentuh dahi Arumi yang terasa panas. "Dia demam. Arumi ... Arumi ... " Dia memeriksa lengan Arumi yang berdarah, Hati-hati dia mengangkat kain lengannya dan terpana melihat lebam ungu dan luka gesekan di siku bagian dalam. Luka itu tampak parah, Arumi mengerang kesakitan saat Zhan An menyentuhnya pelan. Zhan An memandang sekeliling, saat ini sulit baginya mencari obat karena dia membawa Arumi ke tempat paling aman yaitu goa tempat She Xian berdiam. Dia membutuhkan obat untuk Arumi, namun itu bisa membah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status