Semua Bab Mendadak Jadi Ibu Untuk Teman Kecilku: Bab 41 - Bab 50
116 Bab
Chapter 41. Lelaki Misterius
"Silahkan duduk, Pak Rudi," ucap lelaki itu mempersilahkan, "yang pasti saya bukan berniat jahat, apalagi menjebak."Perlahan Pak Rudi pun duduk, ia mengamati pria dihadapannya dengan waspada."Gimana Pak Rudi, apakah sudah ada perkembangan mengenai kasus bapak?" tanya lelaki itu.Terdengar helaan napas Pak Rudi, sambil menggeleng."Apa Bapak mau tahu siapa yang sudah menjebak bapak?" tanya lelaki itu lagi."Menjebak saya?" tanya Pak Rudi heran."Oh, bapak tidak yakin jika bapak dijebak?" tanya lelaki itu, "berarti bapak mengakui itu sebagai perbuatan bapak?""Omong kosong! saya tidak pernah melakukan perbuatan itu," ujar Pak Rudi Emosi, "saya hanya heran, mengapa saya dijebak?""Banyak hal yang meyebabkan seseorang menjebak orang lain, diantaranya karena dendam, untuk kepentingan pribadi, atau untuk membela diri.""Tapi saya tidak pernah menyinggung siapa pun," ujar Pak Rudi."Jika bapak tidak menyinggung siapa pun, berarti bapak dijebak untuk kepentingan pribadi orang itu atau unt
Baca selengkapnya
Chapter 42. Coupelan Bareng Mama
Nyonya Fika menggeleng. "Mama tidak kenal orang-orang Barnesia, tapi Mama punya teman yang merupakan salah satu orang Barnesia.""Teman?" Pak Rudi keheranan, "maksudnya siapa, Ma?""Mama kan pernah cerita kalau mama secara tidak sengaja bertemu dengan Nona Joanna, kami merasa cocok dan berteman hingga sekarang.""Oh, Nona Joanna pemilik emily boutique," ujar Pak Rudi, "ya, memang emily boutique sekarang sudah bergabung dengan Barnesia.""Bukan hanya itu Pa, ternyata Nona Joanna juga adalah kekasihnya Tuan Harryson Barnes.""Ha? kekasih Tuan Harryson Barnes, pemikik Barnesia?" tanya Pak Rudi terkejut."Ya, itu benar," jawab Nyonya Fika sambil mengangguk."Sebentar ... berarti ..." Pak Rudi tampak berpikir keras."Benar, Pa. Lelaki yang menemui Papa itu adalah Tuan Harry, karena dia bilang sama Papa jika ia melakukan ini untuk melindungi kekasihnya, tidak salah lagi itu dia.""Benarkah, Ma?" pak Rudi nampak linglung, "benarkah Pak Harry langsung yang menemui Papa?""Seratus persen Mama
Baca selengkapnya
Chapter 43. Jadilah Mamaku Selamanya
Wanita itu segera mengambil ponsel, dan memotret Amelia beberapa kali, lalu mengirimkannya pada seseorang.Amelia melanjutkan membaca tulisannya dengan suara yang jernih dan menggemaskan;Aku adalah AmeliaPeri kecil yang dibesarkan di dunia ini, tanpa kehadiran seorang mama.Papaku adalah seorang laki-laki hebat.Papa membesarkanku dengan tangannya sendiri, mencurahkan seluruh cinta dan hidupnya untukku.Namun begitu, aku selalu merindukan seorang mama ...Tak lengkap rasanya hidup ini tanpa mama ...[...]Amelia terdiam sesaat, wajahnya terlihat sendu, ia menatap lurus pada Anna yang sudah meneteskan air mata sedari tadi. Harry segera menggenggam tangan Anna, untuk menenangkannya. Suasana di ruangan itu berubah sendu, semua wanita yang hadir menitikkan air mata.Siang dan malam aku meminta pada Tuhan, agar mengirimkan seorang mama yang baik untukku.Dan Tuhan Yang Penyayang selalu mendengarkan doaku.DIA mengirim seorang wanita cantik yang berhati mulia, kepadaku dan Papa.Mama ...
Baca selengkapnya
Chapter 44. Ungkapan Isi Hati
Akhirnya mereka tiba di tempat yang di tuju, sebuah tempat outbound lengkap untuk anak dan dewasa yang bisa dilakukan secara tim ataupun perorangan. Hanya saja area untuk anak-anak dan dewasa terpisah.Amelia sangat senang, semenjak ia mengenal Anna dan belajar olahraga karate, anak itu tumbuh menjadi gadis kecil yang pemberani, ia selalu mengidolakan Anna yang pemberani dan tidak lemah."Pa, Ma. Amel mau coba flying fox." teriak Amel bersemangat."Wah, Amel nggak takut ketinggian?" tanya Harry sedikit khawatir, karena ini adalah kali pertamanya Amelia mencoba kegiatan yang menantang itu."Nggak Pa, tapi Amel mau lihat Mama dulu.""Oh, oke sayang, nggak masalah, itu aman kok, karena kita memakai alat pengaman, Amel sama Papa tunggu di sini ya."Anna bergegas untuk mengantri, ia sangat senang karena sudah lama tidak melakukan kegiatan outbound seperti ini. Ia sudah tidak canggung lagi dengan berbagai peralatan outdoor, maka tanpa bantuan instruktur pun ia mampu memasang sendiri.Anna s
Baca selengkapnya
Chapter 45. Amelia Menghilang
Anna dan Harry terperanjat mendengar laporan sang instruktur. "Benar, kami sudah mencari di tempat antrean dan di tempat menunggu, saya kira ada di sini." "Tapi Amelia belum ke mari sedari tadi, kami kira masih menunggu giliran," sahut Anna khawatir. Anna dan Harry saling bertatapan, ada kecemasan dan kepanikan di mata keduanya, sontak mereka bergegas mencari Amelia di sekitar arena permainan. Namun tidak ditemukan. Anna dan Harry sudah berpencar, namun masih belum menemukan juga. Harry segera menghubungi pihak pengelola, dan meminta dilakukan penyisisran ke seluruh area, ia akan membayar berapapun untuk konsekuensinya. Pihak pengelola pun mengerahkan seluruh karyawannya untuk melakukan penyusuran, kegiatan hari itu pun dihentikan, namun sampai sore menjelang, Amelia tidak juga ditemukan. Harry meminta pengelola untuk menahan semua karyawan yang bertugas hari itu, tidak ada yang boleh pulang, guna dilakukan interogasi. Anna terduduk lemas, tubuhnya gemetar. Ia menahan marah sek
Baca selengkapnya
Chapter 46. Mempersiapkan Diri
"Amel!" teriak Harry."Hahaha, tenang Tuan Harry." Terdengar suara tawa penelepon itu."Brengsek! jangan sentuh putriku!" bentak Harry, "apa yang kalian inginkan?""Tenang Tuan Harry," ucap penelepon itu, "jika ingin putrimu selamat turuti saja perintahku.""Katakan!""Ada dua hal yang harus Anda lakukan.""Cepat katakan!" bentak Harry kesal."Pertama, bawa Joanna ke mari dalam keadaan terikat.""Kedua?!""Kedua, berhenti dan jangan ikut campur kasus kematian Elsa.""Oke, setuju. Tapi ingat jangan sakiti putriku.""Tenang Tuan Harry, tapi ingat kamu harus datang sendiri, tanpa anak buah apalagi polisi.""Oke, tapi beri aku waktu sampai besok, karena aku harus memperdaya Anna dulu, baru bisa mengikatnya.""Hahaha, aku suka caramu, gadis itu memang nakal, kalau tidak diperdaya dia pasti akan melawan, tapi itu yang membuat aku makin bernapsu untuk memilikinya, hahaha.""Sudahlah Ardi, besok kau akan mendapatkan apa yang kau inginkan, tapi ingat! jangan sentuh putriku.""Hahaha tenang, ak
Baca selengkapnya
Chapter 47. Aksi Penyelamatan
Terdengar suara dentuman keras, namun entah darimana asalnya. Anna terperanjat, refleks ia melompat mendekati Harry. "Mas, ada apa?" tanya Anna khawatir, "seperti suara bom." "Nggak tahu, kita tunggu Bobby aja," sahut Harry sambil tersenyum, melihat Anna yang memegang lengannya, "kenapa? takut?" Anna tersadar dari keterkejutannya, ia segera melepas lengan Harry dengan malu, namun pria itu menarik Anna ke pelukannya membuat gadis itu tak berdaya, merasakan degup jantungnya yang tak menentu. "Anna, berjanjilah. Apapun yang terjadi, kamu akan selalu ada untuk aku dan Amelia," bisik Harry lembut. Suara itu bagaikan magis yang memikat hati gadis itu, yang membuatnya membeku, manakala wajah tampan itu menyentuh bibirnya dengan lembut. Seketika gadis itu merasakan kehangatan yang menyentuh hatinya, perlahan namun pasti ketakutannya pun lenyap, ruang-ruang kosong di hatinya mulai terisi. Kini ia telah mantap pada perasaannya sendiri, pada kenyataan bahwa Amelia dan Harry adalah bagian hid
Baca selengkapnya
Chapter 48. Janji Pada Peri Kecilku
Harry berlari menerobos masuk ke ruang IGD dan menemui dokter diikuti oleh Anna. "Dokter, putri kami tertembak, tolong lakukan tindakan maksimal untuk menyelamatkannya." Sejenak dokter itu menatap Harry dan Anna sebelum akhirnya berkata, "Baik, silahkan Bapak dan Ibu tunggu di luar, sambil mengisi administrasi." Harry dan Anna segera ke luar, Harry bergegas mengisi administrasi. Tidak berapa lama dokter pun ke luar, memanggil Harry dan Anna. "Pasien kehilangan banyak darah karenanya dibutuhkan transfusi darah, sayangnya stock darah di rumah sakit ini sedang habis untuk golongan darah Nona Amelia." "Ambil darah saya dok," ujar Harry. "Saya juga dok, golongan darah saya O negatif, jadi pasti bisa." Anna menimpali. "Oke, mari Bapak, Ibu ikut saya." Dokter merasa sangat lega terutama mendengar bahwa golongan darah Anna adalah O dengan Rh negatif yang sudah pasti bisa mendonor kepada semua golongan darah. Proses transfusi berjalan lancar, karena baik Harry maupun Anna darah keduany
Baca selengkapnya
Chapter 49. Will You Marry Me?
Saat baku hantam terjadi, Anna berhasil menancapkan belati ke perut Ardi, dan lelaki itu akhirnya tak bergerak setelah Harry melepaskan dua tembakan beruntun ke dadanya. Namun anehnya jenazah lelaki psikopat itu ditemukan lebam-lebam di sekujur tubuh dan wajahnya, nyaris tak bisa dikenali. Rama telah membuat laporan penculikan Amelia, putri Harryson Barnes yang didalangi oleh Ardi Agara, semua bukti telah lengkap, namun Ardi ditemukan tewas dalam insiden pembebasan sandera, dan Amelia sendiri masih dalam keadaan koma. Polisi terus mendalami kasus Ardi, dan menemukan titik temu dengan kasus kematian Elsa. Saat itulah Bobby menyerahkan semua bukti mengenai keganjilan kasus kematian Elsa, yang semua mengarah pada Ardi. Sementara itu di BRS Hospital Anna terus menemani Amelia, siang dan malam, bahkan ia tak ingin pulang. Untungnya rumah sakit itu adalah milik keluarga Barnes, jadi Anna disediakan ruang khusus yang dekat dengan Amelia. Sedangkan Harry masih harus bolak balik mengurus be
Baca selengkapnya
Chapter 50. Penggalan Masa Lalu (Flashback)
Harry terdiam, wajahnya berubah sendu. Berkali-kali terdengar helaan napasnya seolah ingin melepaskan beban berat yang menghimpitnya. Lelaki itu berdiri, dan perlahan mendekati kaca jendela dan menatap ke luar, ke arah taman yang terang, yang ditumbuhi berbagai bunga yang indah.Anna mendekatinya, menyentuh bahunya dengan lembut, ada rasa bersalah dan tidak enak, namun bagaimana pun masalah ini harus ia tanyakan juga."Mas, maafkan aku, jika pertanyaanku menjadi bebanmu. Namun seperti yang Mas Harry bilang, agar tidak ada apa pun rahasia diantara kita, selain itu, aku juga harus tahu semua tentang Amelia, supaya ke depannya tidak jadi bumerang dalam hubungan kita."Harry menoleh ke arah Anna, ia memegang tangan gadis yang sekarang sudah menjadi kekasih hatinya itu."I'ts OK Anna. Aku memang akan menceritakannya padamu rahasia ini, hanya saja aku merasa berat dan bingung, nggak tahu harus mulai dari mana."Anna tersenyum lembut sambil mengusap lengan kekasihnya itu. "Katakan saja apa y
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status