All Chapters of Pengantin Dadakan : Chapter 41 - Chapter 50
95 Chapters
Kotak Bekal
Pagi hari sekitar waktu Korea, kami berdua sudah bangun dari tadi. Di dapur tidak ada apa-apa sama sekali. Kami hanya makan ayam goreng pedas yang semalam tidak jadi dimakan karena perasaan deg deg ser takut disamperin kepolisian setempat. Selesai makan Can minta waktu sekitar satu jam. Kupikir minta untuk apa, ternyata dia latihan ringan di pekarangan rumah. Aku memperhatikan setiap gerakan Cantika. Begitu terarah dan sudah terbukti tadi malam hasilnya. Kalau misalnya dia tidak jadi dapat emas sudah pasti lawannya jauh lebih hebat daripada Can. “Mas, donat, kan, bahannya cuman tepung, telor, sama mentega, kan, ya?” tanya dia ketika sudah selesai latihan. “Pakai susu bubuk lebih bagus, sama pengembang roti.” “Berarti donat di sini halal dibeli donk? Pengen banget makan donat, Mas. Bikin, kan, lama. Pernah baca resepnya dua jam paling cepet.” “Belum tentu halal, Can, kalau pengembang roti nggak semuanya halal, ada yang pakai ekstrak babi juga kalau nggak teliti.” Iya, memang demi
Read more
Penyisihan
Ya, kami memang sudah jadi suami istri beneran, ehm sejak tadi sih. Nggak perlu main petak umpet lagi kalau untuk ganti baju di depan pasangan. Nggak perlu malu-malu lagi cerita semua hal. Dari persaudaraan menjadi ikatan yang lebih erat. Dan untungnya lagi Mas Jimmi(n) setuju untuk kita berdua sama-sama menunda punya anak. Padahal umur Mamas udah 32 tahun, aku pikir mau secepatnya. Ya, soalnya situasi lagi turnament gini nggak cocok beneran untuk program punya anak baik itu instan atau direncanakan. Cara menunda punya anaknya gimana? Ada, deh, rahasia! Selama di Korea, urusan makan aku bener-bener bergantung sama dia. Aku ikutan masak semua yang dia ajarin. Cuman kadang di sini aku bingung mana yang halal mana yang nggak. Mungkin kalau pergi sendiri, jajanan pinggir jalan yang bisa aja ada babinya aku beli juga. Rutinitas kami jadi sama selama aku tekun latihan di Korea, pagi belajar masak terus latihan sendiri, siang sampai sore latihan di arena yang sudah disediakan pemerintah S
Read more
Pemenang Sesungguhnya
“Can, kamu nggak apa-apa?” Mas Jimmi(n) datang. Dia kasih aku handuk kecil sama air mineral. “Hampir babak belur, Mas.” Jawaban dariku, walau sebenarnya udah bonyok juga. Udah pakai pelindung aja sakitnya tembus sampai ke tulang. Bayangin nggak pakai pelindung. “Ronde pertama kontingen Korea menang, ya? Kalau ronde kedua dia juga yang menang, artinya medali emas sama mereka?” tanya Mamas.“Iya, Mas.” Tapi aku akan berusaha sekuat tenaga supaya dapat emas kali ini. “It’s okey not to get gold, Can. Nggak semua perlombaan harus kita menangkan. Ada namanya perlombaan itu lebih memberi kita pada pelajaran hidup.” “Mas, ngomong gitu, kan, udah dapat banyak emas?” Kok, dia bukannya ngasih aku semangat biar dapat emas, ya. Aneh Mamas, ah. “Kamu, kan, lihat ada juga perak sama perunggu. Yang jadi juara favorit ada juga, malah yang cuman jadi peserta juga ada, Can. Semua tahapan sudah Mas lewatin. Apa pun hasilnya yang penting kita sudah semaksimal mungkin. Kamu udah usaha habis-habisan. L
Read more
Food Content Creator.
Kami sudah sampai di Indonesia. Kami pulang tepat waktu sesuai jadwal, karena sejujurnya sudah tidak kuat dengan cuaca dingin di Korea dan biaya hidup di sana yang luar biasa besarnya. Sampai uang modalku untuk membuka restaurant terpakai. Nggak mungkin minta bantuan sama Cantika walau dia ada uang. Bisa hilang mukaku di depannya. Sampai di bandara, tentu saja kedatangan Can dan kontingen lainnya disambut dengan kalungan bunga dan ucapan terima kasih. Tidak lupa foto-foto untuk urusan dokumentasi tempat latihan dan negara, katanya. Istriku seperti menjelma sebagai seleb dadakan yang harus berpose sesuai permintaan kameramen. Masih di bandara kami tertahan. Padahal aku sudah letih sekali ingin merebahkan diri di kasur. Can sepertinya begitu juga, tapi dia tetap pasang wajah ramah. Terutama ketika pihak salah satu skin care memintanya untuk endorse sun screen mereka sebagai produk yang dipakai Can saat latihan di dalam atau di luar ruangan. Pengambilan gambar untuk endorse tidak ada
Read more
Gimmick
“Kenapa bisa ada dia di sini?” Aku nanya sama salah satu juri. “Emang dia siapa?” Dia malah balik bertanya. “Istrinya Chef Jimmi, masak nggak tahu, sih? Nggak diundang ya, pas, nikahan,” jawab Cheff Bella yang masih mengenali siapa Cantika. “Aku yakin, sih, ini gimmick buat menaikkan rating tayangan. Tiba-tiba aja nongol peserta ke 21, padahal kesepakatan 20 dari awal.” Tebakan Chef Putra yang ada di sebelahku. Kami memang berdiskusi sebentar, karena ini terlalu dadakan. Jujur aku nggak tahu harus apa? Kalau sudah di dapur tentu harus professional. Semua yang pernah bekerja denganku tahu bagaimana aku dulu. Tapi kalau berhadapan dengan istri sendiri, harus bagaimana? Cantika dikerasin, dia ngambek. Didiemin nggak jadi apa-apa. Pusing kepalaku dibuatnya. Diskusi selesai, program tetap harus berjalan sesuai dengan ketentuan. Kalau masakan Cantika tidak enak dia harus dipulangkan. “Oke, selamat datang di dapur Super Food. Silakan perkenalan diri kamu.” Bella yang bicara sama Can, b
Read more
Sisi yang Berbeda
Aku bukan-buka lagi situs IPS, memastikan harga kursus di sana. 37 juta rupiah, diajarin sampai pinter, semua bahan disediakan. Hasil kue boleh dibawa pulang dan resep tidak disebarkan untuk umum. Pengajarnya Master Aing, sudah sangat professional di bidang patissery dan terbukti anak didiknya sukses dalam bisnis cake and bakkery. Minat juga aku jadinya. 37 juta, uang mahar masih utuh, uang hadiah udah cair. Nggak apa-apa, deh, demi sebuah pribadi yang jauh lebih baik. Biar bisa ngimbangin Mas Jimmi(n) juga. Baru aja aku buka pintu rumah. Niatnya jalan kaki ke depan untuk cari bus. Eh, ada orang nggak dikenal dua perempuan bilang hai sama aku. Katanya mereka dari program Super Chef yang jurinya suamiku sendiri. “Iya, terus saya bisa bantu apa, ya? Saya nggak terlalu pinter masak. Konten tik tok saya juga masih random, Mbak?” Aku menyuguhkan pizza buatanku pagi tadi.“Jadi peserta tambahan, Mbak,” jawab seseembak pakai lipstik merah cabe sambil comot pizza buatanku. Ekspresinya men
Read more
Es Campur
Bagian 38 Es Campur “Merah, merah, merah, merah lagi, kuning.” Chef Bella memeriksa hidangan nasi Padang buatan kami, tim A. Yang jelas bukan aku ketua timnya.“Nggak ada variasi warna lain, ya?” Cheff putra memegang piring kecil-kecil yang berisikan aneka lauk pauk khas Padang. “Ayam balado, dendeng batokok, ikan tongkol balado lagi, sambal campur-campur, gulai nangka. Nggak kepikiran buat yang warna hijau atau putih seperti ayam pop. Biar aneka warna. Nggak pernah belajar unsur estetik dalam makanan. Otak kalian ada, kan? Kenapa nggak dipakai untuk mikir,” kata lelaki berusia 32 tahun di depan kami. Es batu nyelekit banget sekali ngomong. Pedih sampai ke ulu hati. Sisi lain Mas Jimm(n) yang baru aku sadar ternyata menyeramkan. “Rendang siapa yang masak?” tanyanya lagi. Terus aku angkat tangan. Asli hari ini aku nggak sempat godain dia. Serius banget mukanya dari tadi. “Kenapa bentuknya begini? Yakin ini rendang?” Tatapan mata Mas Jimmi(n) serius banget sama aku. Aku yakin ja
Read more
Iseng-iseng Berhadiah
Ya, benar sekali. Memang akhir-akhir ini nama Cantika Ayu Jelitta, selalu jadi bahan perbincangan kami bertiga ketika lagi di belakang layar. Ada saja yang ditanyakan oleh dua rekanku. Termasuk apakah aku tidak insecure punya istri jago berantem seperti dia. Aku jadi teringat ketika Can menyelamatkanku dari gangguan dua ahjussi pemabuk di Seoul. Awalnya memang, sedikit takut menikah dengan seorang kesatria pilih tanding bahkan sudah mengantongi medali emas. Eh, ternyata dibalik sikap pemberaninya, dia cengeng, takut gelap, dan nggak bisa dimarahin. Jadi perpaduan mematikan Cantika, luar biasa sekali untukku. Antara sisi hitam kopi dan putih susu yang harus diblend ditambah dengan beberapa gram creamer, hingga menjadi minuman yang rasanya nikmat, serta sulit dilupakan, dan membuat kita ingin mengulang lagi karena tidak ada bosannya. “Tapi kayaknya anaknya nggak banyak tingkah, ya? Yang aku denger mantan kamu itu nyusahin banget,” tanya Chef Bella. Kisah percintaan aku dengan seora
Read more
Usaha Keras
Hari ini kami memasak bukan di studio. Melainkan di satu tempat yang ditunjuk oleh Chef Putra. Acara ini pesertanya memang sudah dipilih, bahkan Cantika pun datangnya mendadak. Tetapi, tidak menjadi pembenaran untuk asal-asalan memasak. Toleransi kesalahan Can hanya sampai di sepuluh besar saja. Selebihnya dia akan aku pulangkan sendiri kalau memang tidak ada perkembangan. Entah dia tahu ini atau tidak, tapi rasanya dia pasti tahu karena krew sudah menjelaskan semuanya dengan detail. “Kita ke mana, sih, Mas?” tanya dia yang lagi duduk di sebelahku. Kami semua pergi pakai bus yang sudah disewa. Memang belum dikatakan pada peserta tujuannya ke mana. Akan meniadi kejutan tersendiri bagi mereka. “Tempat orang buang anak.” Dengan jujur aku menjawab. “Mas, dari kemarin ngomongnya anak terus, loh. Ini kode atau gimana, sih?” Dia meletakkan ponselnya dan melihatku yang juga melihatnya. “Kode apa?” Aku suka pertanyaannya.“Kode buat punya anak.” Can bisik-bisik tetangga. “Emang kamu udah
Read more
Makin ke sini Makin ke sana
Ampun deh sama kedatangan juri satu ini. Chef Junna, nama legendaris luar biasa dari zaman aku masih dekil persis kayak badut ancol. Bisa mati berdiri aku dibuatnya. Belum apa-apa udah grogi. Please, get up, Cantika. Udah lima besar, dikit lagi perjuangan. “Baiklah semuanya. Ada pun kedatangan Chef Junna kali ini tidak untuk ditakuti karena beliau hanya datang sebagai bintang tamu saja, tidak untuk memasak dan masakannya kalian tiru, melainkan …” Chef Putra bicaranya pakai putus-putus lagi. Wow Chef Junna sama Chef Jimm(n) berdiri sebelah-sebelahan gitu persis pinang dibelah kampak. Sama-sama tatapan mata setajam silet dan jarang senyum. Aku seperti kehilangan seorang suami kalau udah di dapur Super Chef. Awal-awal aku kena mental dimarahin, tapi lama-lama udah biasa aja. Malah aku bercandain setiap hari. “Jadi untuk lima besar kali ini silakan memasak sama persis atau duplikasi makanan yang dibuat oleh Chef Putra.” Chef Bella melanjutkan yang tertunda tadi. Males banget kalau ud
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status