Pengantin Dadakan

Pengantin Dadakan

By:  Rosa Rasyidin  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
6 ratings
95Chapters
11.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Gara-gara calon istri Mas Jimmin kabur di hari H pernikahan, aku dijadikan pengantin pengganti. Mana galak lagi orangnya dari dulu. Dia pikir aku takut? Tidack. Ayo kita duel kalau perlu

View More
Pengantin Dadakan Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Rasip
semangaaat
2024-02-10 19:32:54
0
user avatar
cengoh
akhirnya..... selesai pertama novelnya author keren satu ini yang tak baca aduh... ngakak wae....
2023-12-25 18:00:47
2
user avatar
Siti Auliya
Keren, KK, yuk mampir ke novel baruku, Tarian Pemikat Serigala,
2023-10-26 13:55:40
1
user avatar
Arko Narisworo
oke, ringan, lucu, menghibur...
2023-10-23 09:03:42
1
user avatar
Adny Ummi
cantika cantikaaa!
2023-09-27 17:51:40
0
user avatar
Rosa Rasyidin
dibaca yuk gaes, ini komedi romantis ringan aja
2023-08-09 19:23:15
1
95 Chapters
Batal Nikah Gara-gara Mahar Dinaikkan
Hai, Ukhtie, Bestie, Kunti, semuanya, salam kenal, namaku Cantika Ayu Jelita. Kepanjangan? Cukup panggil Cantik saja, sesuai nama depanku. Aku anak bungsu dari lima bersaudara, perempuan sendirian. Dua masku sudah menikah dan punya anak. Dua lagi belum, katanya masih nimbun harta, dan ngumpulin modal buat nikah. Soalnya, akhir-akhir ini pihak peremuan seneng banget minta mahar tinggi-tinggi. Seperti yang lagi fyp di akun tik-tokku. Bayangin H minus 3 hari pernikahan, malah minta sertifikat rumah atas namanya. Menangis notaris seluruh Indonesia melihat permintaan seseembak yang sedang viral sekarang. Aku yakin banget dia sudah ditandai oleh asosiasi calon mertua se Indonesia, sebagai bukan kriteria menantu idaman. Oke, back to topik. Sebagai konten kreator pemula. Aku suka mereviem ragam jenis skin care yang sedang viral, hanya reivew pribadi, tapi kadang terima endorse juga. Yah, lumayan uangnya bisa aku jadikan jajan seblak, dan bakso, dan buat bayar biaya kuliah sendiri. Fyi, aku
Read more
Akad Nikah
Di sinilah aku sekarang, Bestie. Duduk di sebelah Mas Jimmi, menunggu akad nikah segera dilaksanakan. Besar harapanku Mas Jimmi mati sesak napas tiba-tiba karena keselek mikropon. Tadi hampir aku kabur, tapi, ancaman dari mamaku, hiks. Potong uang jajan lima puluh persen selama enam bulan. Oh, tidak, Bestie, aku paling nggak bisa kalau miskin uang jajan. Nanti aku ngemil apa? Masak minta sama suami orang? “Saudara Jimmi Zolla, apakah anda sudah siap menikah dengan Saudari Cantika Ayu Jelitta Binti Rahmat Syarifuddin.” Pertanyaan dari pak penghulu. Ayo, Mas, jawab, nggak siap. Males aku lihat mukamu itu. Ditekuk aja dari tadi, kayak sedotan es cendol. Duh, jam segini kebayang segarnya minuman dingin pelepas dahaga. “Siap, Pak!” jawab si Mamas tanpa keraguan. Aku melirik sebentar ke arahnya. Pandangan kami bertemu sejenak. Apa lihat-lihat, tak senang. Pengen banget rasanya teriak gitu di depan Mas Jimmi, kalau aku nggak tahu malu sih. “Saudari Cantika Ayu Jelita, Nduk, sudah siap m
Read more
Tak Terduga
Di sini aku sekarang. Sedang melihat gadis yang disandingkan terpaksa di sebelahku. Tak aku sangka sama sekali, Kayla—perempuan yang telah menjalin hubungan denganku selama lima tahun, harus mencampakkanku dengan cara memalukan seperti ini. Padahal dari awal kami sudah sama-sama sepakat masalah mahar. Aku hanya mampu memberinya lima puluh juta rupiah saja. Bukan karena aku tak cinta, tetapi hanya itu kesanggupanku. Uangku ada lebih. Rencananya akan aku gunakan untuk membangun restaurant impianku sejak dulu. Kayla tahu semua mimpi-mimpiku. Ternyata dia juga yang menghancurkannya. Benar kata orang, siapa yang paling dekat dengan kita, dia yang akan menikam kita paling dalam dengan rasa sakit tak terkira. Sehari sebelum akad aku bahkan sudah meyakinkan Kayla, bahwa aku akan bertanggung jawab penuh pada gaya hidupnya. Tapi, apa mau dikata, satu jam sebelum akad nikah dia membatalkan semuanya, kecuali aku mempersiapkan mahar senilai 150 juta rupiah. Kayla bilang kalau aku mencintanya,
Read more
Lempar Bunga Sembunyi Tangan
Aku tak tahu harus jawab apa. Sekali pun dalam hidup, walau aku sering dibilang orang adalah playboy, tapi tak pernah terlintas di pikiranku untuk mempermainkan pernikahan. Karena kalau main-main aku tak akan mempersiapkan sampai sedetail ini. Di pelaminan ini aku duduk lagi. Menunggu Cantika—gadis bar bar dikit yang terpaksa menjadi istriku. Anggap saja sekarang masih terpaksa. Sisanya akan aku jalani sesuai takdir. Kata orang, kalau tidak jodoh, sekali pun dekat tidak akan pernah bertemu di pelaminan. Kalau jodoh sekali pun orang yang paling dibenci akan jadi sepasang pengantin juga. Aku melihat ke arah kiri. Cantika sudah datang dipandu berjalan dengan mamaku dan mama mertua sekaligus. Aku yakin sekali dia kesulitan berjalan memakai heels. Ya, semua yang ada ini warna, dekorasi, gaun pengantin 80% meengikuti selera Kayla. Sampai juga Cantika di pelaminan. Aku tersenyum ke arah mama mertua. Walau hari ini agak terkejut sampai jungkir balik, tapi harus tetap jaga sikap di depan Ta
Read more
Ratu Drama
Adoooh, malu, Bestieee. Udah dari tadi tampil cantik, anggunli, dan berkarakter. Malah jatuh gara-gara rok sama baju ketat luar biasa ini gak mau diajak kerja sama. Salah sendiri, kok, mau disuruh pakai baju ketat. Bukan maunya aku, wei. Soale ini, kan, size-nya si nenek lampir yang buat aku tersiksa jadi istri orang. Kayaknya badan orangnya setipis triplek. Makanya ketat banget di badan aku yang bohay kayak gentong pinguin. Mana nggak ada yang mau nolongin aku. Semuanya ketawa, termasuk Mas Jimmi(n). Awas, kamu, ya, Mas, tak uyel-uyel palamu pakai jurus petir ala Boboiboy. Terus aku terpaksa jalan anggunli lagi ke atas panggung. Pesta selesai. Tinggal kami pihak keluarga yang ada belakang gedung. Aku buru-buru ganti baju super mini ini. Nyiksa, beud, kentutku ketahan dari tadi. Mau dilepas juga malu bukan main di depan orang. “Can, Nak. Mama, Papa, sama masmu yang lain, pulang duluan, ya,” kata mamaku. Eh, jangan, donk, jangan tinggalin anakmu, Maaaa.“Mah, terus, Can gimana?”
Read more
Jalur Langit
Di dalam mobil aku menghabiskan sisa tempe sama tahu yang aku comot. Mas Jimmi(n) menyetir mobil sangat fokus luar biasa. Nggak ada lagi drama lirik-lirikan di antara kami berdua. Mungkin masih marah karena Kayla. Nggak tahu, deh. Entah beneran karena marah atau masih nggak rela nggak jadi nikah. Hanya Mamas dan Allah yang tahu. Aku juga nggak mau tahu. Resep seblak aja sampai sekarang aku nggak pernah tahu. Mobil berbelok ke arah gang rumah si mamas. Langsung masuk parkiran. Fyi, ya, Bestie, Mas Jimmi(n) ini anak orang terpandang. Suami Tante Dian seorang dosen tetap di satu universitas ternama. Mama mertuaku juga dosen. Jadi keluarga mereka ini high class, tapi tetep santuy jadi orang. Nggak suka pamer mereka. Nggak pamer aja anaknya jadi orang semua, kok. Beda sama aku yang kata temen-temenku setengah orang setengah siluman tengkorak. Bertemen dengan Sun Go Kong dari Gunung Huwa Ko. Skip, nggak penting. Yang nggak jelas sampai sekarang ini aku udah 21 tahun, ambil jurusan ekono
Read more
Buka Kado
Aku bangun sebelum Shubuh. Sudah biasa bagi seorang chef sepertiku ini untuk bergerak cepat. Walau rasanya kepalaku masih sakit sekali. Tentu aku terkejut melihat kaki siapa di atas kakiku. Aku singkirkan baik-baik. Eh, Gusti Allah. Anak gadis mana yang nyasar ke kamarku ini. Tidurnya, ya ampun, sampai hampir lepas sprei dari kasurnya. Sekali lagi aku mengingat. Iya, ya, kemarin aku batal nikah dengan Kayla. Jadi gantinya si Cantika yang jadi istriku. Sulit dimengerti, serasa hidupku hari senin semuanya. Teringat lagi dengan kata mamaku. Tidak ada pernikahan sandiwara atau main-main di dalamnya. Oke, aku akan coba jalani, tapi aku perlu waktu. Karena tidak ada rasa cinta sedikit pun untuk Cantika. Rasa di hati masih untuk Kayla. Semoga saja cepat enyah, karena aku baru percaya, tanpa restu dari Mama sekuat apa pun kami mencoba ada saja halangannya. Aku nggak berniat membangunkan Cantika. Aku mandi dan membersihkan diri setelah tadi malam asal tidur begitu saja karena lelah tak tert
Read more
Perjanjian
“Iiih, kok, aneh-aneh, sih, model baju tidurnya. Selain masuk angin. Ini juga bisa memancing nafsu laki-laki. Percuma, donk, belajar pakai jilbab kalau dikasih baju ginian,” kata Cantika Ayu Jelita terang-terangan. Sepertinya dia memang nggak tahu sama sekali apa fungsi lingeri. Ya, aku juga malas mengajarinya. Ini bukan hal yang bisa ditangani laki-laki seperti aku. Lagi pula kami kaum lelaki nggak semuanya butuh baju sexi seperti itu. Ada yang lebih memilih aksi langsung daripada menunggu dirayu. “Kamu beneran nggak ada baju sama sekali?” tanyaku. Dia menjawab pertanyaanku dengan menggeleng saja.“Ya, udah agak siangan dikit kita ke rumah kamu dan ambil semua baju-bajumu.” Aku membuka kado yang lain pula. Lumayan juga jumlahnya. Nanti bisa dibagi dengan yang lain. Lagi-lagi, ya ampun, drama baju dalam yang belum juga selesai. Kali ini kadonya untukku. Can sampai memejamkan mata melihatnya. Ini pasti ulah teman-teman satu profesiku. Mereka memang sangat terbuka dan tak malu-malu
Read more
Rencana Bulan Madu
Eh, kok, malah aku yang cium tangan si Mamas. Gimana, sih, konsepnya? Kenapa hatiku jadi jungkir balik kayak roler coster habis akad nikah sama Park Mas Jimmi(n)? Padahal tadi aku sendiri yang minta nggak boleh ada kontak fisik. “Anak pinter.” Mas Jimmi(n) ngacak-ngacak kepalaku yang masih dilapisin jilbab. Okeh, jangan baper, Can. Nggak boleh! Ingat, yang dia acak-acak itu kepala. Jangan sampai lubuk hati yang ikut merasakan. Tahan diri. Tarik napas, keluarin pelan-pelan. Terus senyum dengan menampakkan 33 gigimu. Lebih satu emang, Besti. Soalnya aku punya gingsul di bagian depan. Perkara gigi gingsul ini emang yang buat aku diputusin sama mantanku dulu. Katanya aku kayak drakula di matanya. Dia takut mati kehabisan darah kalau deket-deket sama aku. Halah, sekalipun aku beneran jadi drakula. Nggak akan mau juga hisap darah dia. Apaan, pait, gara-gara jarang mandi. Skip, skip, tentang mantan. Nggak penting. “Itu semua juga jadi punya kamu, ya. Buka aja.” Mas Park Jimmi(n) menunju
Read more
Rumah Kita, katanya
Eh, lupa. Hari senin aku harus mengajukan judul skripsi. Yah, terpaksa nggak jadi, deh, bulan madunya. Aku memonyongkan bibirku lima senti. Masa bodo dengan Mas Park Jimmi(n) yang kelihatan sedang menunggu jawabanku. Emang kalau bulan madu aku sama dia mau ngapain juga? Kalau saling membulli tanpa harus ke Bali juga bisa. “Gimana?” Nggak sabaran banget si Mamas denger jawabanku. Apa dia ini tidak paham sama sekali mood perempuan? Dasarnya udah galak ya mau gimana lagi. Si Mamas ini kalau disandingkan sama Chef Junna, begh, damagenya nggak main-main. Aku bersumpah dengan segenap jiwa, raga, dan hatiku. Kalau sampai si mamas duet sama Chef Junna dalam suatu acara. Aku akan belajar masak sungguh-sungguh. Sampai makanan aku dibilang enak sama si mamas. Catat janji aku, ya. Catat!“Can, oi, ditanyain dari tadi loh. Kelamaan mikirnya, ini udah setengah jam kamu ngitung kancing bolak-balik dari tadi.” Mamas mulai emosi, mungkin laper. Eh, masak sih, udah setengah jam aja waktu berlalu.
Read more
DMCA.com Protection Status