Semua Bab Istri Yang Sering Keluyuran: Bab 71 - Bab 80
125 Bab
71. Malam Bersama
Bab 71 – MALAM BERSAMAMasih dalam posisi yang sama, Elang terus berbicara dengan calon buah hatinya. Miya tersenyum mendengar semua perkataan Elang yang begitu tulus. Tangan Miya yang mungil mengusap-usapnya lembut rambut kepala Elang."Papa sayang sekali sama kalian," ucap Elang lagi sambil mengecup perut Miya.Elang mengangkat kepalanya. "Papa juga sayang sekali sama Mama," ujar Elang sambil menghujani pipi Miya dengan kecupan-kecupan gemas, membuat Miya terkikis geli.Elang membawa tubuh Miya rebahan berdampingan, setengah memeluk tubuh istrinya itu dengan sayang."Anak-anak kita cewek apa cowok ya?" gumam Elang menerawang membayangkan."Mas maunya apa?" Miya melirik ke arah Elang yang merengkuhnya posesif."Apa aja, mau cowok atau cewek aku nggak masalah, yang penting sehat." Elang mengecup puncak kepala Miya."Aku nggak sabar mau ajak mereka jalan-jalan, pakai stroler keliling taman." Lagi-lagi Elang menerawang membayangkan masa depan.Miya mengernyit dengan bibir mengerucut luc
Baca selengkapnya
72. Penyesalan Cindy
BAB 72 – PENYESALAN CINDY."Wahh! I-ini nggak salah, Mas?" tanya Miya di sela-sela keterkejutannya saat mereka sampai di tempat makan malam romantis mereka.Elang tak menjawab, sibuk dengan rasa terkejutnya sendiri. Matanya membola tak menyangka ini yang dia dapatkan dari paket makan malam romantis.Baiklah, definisi romantis yang sesungguhnya. Tempat ini sepertinya dipesan privat, berada di outdoor dengan view laut dan langit malam. Dengan hiasan lilin yang indah sebagai penerang di sekeliling meja dengan dibentuk hati.Miya dan Elang duduk di meja tersebut dengan perasaan kagum yang masih tersirat jelas."Pak Gunawan beneran niat banget ya, Mas, nyiapin semua ini. Seperti hadiah untuk pengantin baru saja," celetuk Miya masih dengan decak kekaguman.Mendengar itu, mendadak Elang merasa tersindir. Raut wajahnya sedikit berubah diam dan berpikir.'Apa mungkin Pak Gunawan ngasih tiket ini sebagai hadiah pernikahanku sama Cindy, ya?! Tapi mana mungkin, 'kan Pak Gunawan nggak tau kalau ak
Baca selengkapnya
73. Perbedaan Miya dan Cindy
BAB 73 – PERBEDAAN MIYA DAN CINDYSetelah kegiatan melelahkan kemarin, keesokan harinya Cindy bangun dengan badan yang terasa remuk, tubuhnya sakit semua. “Udah lama nggak kerja … giliran dapat kerjaan baru kebetulan pas hamil. Mana kerjanya seharian kayak kemarin, aku jadi susah buat bangun, ‘kan,” gerutu Cindy masih terbaring di atas tempat tidur. Rasanya seperti ada lem yang sangat kuat merekat di sekujur badannya. Cindy berusaha mengangkat badannya untuk bangun, tapi sangat susah. Jangankan untuk bangun, untuk menggeser ke samping saja dia tak bisa. Dia terlalu manja untuk berusaha lebih keras.Cindy mengelus punggung yang kemudian dia pijat dengan tangannya sendiri. “Ini punggung juga kenapa rasanya mau patah? Kaki juga sakit banget. Aduh, sakit semua badanku,” keluh Cindy menyalahkan seluruh badan yang tidak seperti biasa. Berteriak dengan manja, menyalahkan keadaannya yang sekarang. Padahal kehamilan itu kemauannya sendiri.Masih banyak jadwal yang harus dia lakukan, dia p
Baca selengkapnya
74. Miya Ngidam?
BAB 74 – MIYA NGIDAM?!Setelah menikmati dinner romantis semalam, keesokan paginya, Miya terbangun saat jam menunjukkan pukul 7 pagi. Dia terkejut ketika tidak menemukan Elang di sampingnya. “Loh, Mas Elang mana?” Miya panik dan segera membuka selimutnya, ingin segera mencari Elang. Baru mau turun dari tempat tidur, laki-laki yang dia cari sudah datang. “Mas dari mana?” tanya Miya dengan nada manja. Bukannya menjawab pertanyaan Miya, Elang malah mencium dahi Miya dan balik tanya pada Miya. “Kenapa masih pagi sudah bangun? Harusnya kamu istirahat lebih banyak, Miya. Kan kamu pasti capek,” ucap Elang mengusap rambut Miya yang berantakan. Miya menatap wajah tampan Elang. “Aku nggak biasa bangun siang, makanya udah bangun.” Miya melirik tangan Elang, dia penasaran dengan yang Elang bawa. “Mas bawa apa?”Elang tersenyum lalu meletakkan nampan berisi makanan di pangkuan Miya. “Mas bawa sarapan buat kamu. Ini bikinan Mas sendiri, lho. Omelette sama susu dan buah stroberi segar.” Elang m
Baca selengkapnya
75. Lagi-lagi Bawaan Bayi!
BAB 75 – LAGI-LAGI BAWAAN BAYIKini Miya dan Elang sudah ada di atas tempat tidur. Miya tengah menunggu Elang makan stroberi seperti yang sudah mereka sepakati.Miya berada di depan Elang, menunggu Elang yang terdiam di depannya. “Ayo, dong, Mas. Makan stroberinya,” rajuk Miya setengah memaksa.Elang melihat buah merah itu sambil menelan ludahnya dengan susah payah. Melihat bagaimana reaksi Elang melihat buat di depannya itu, Miya mengambil salah satu buah stroberi lalu menyodorkannya ke mulut Elang. Elang memegang tangan Miya dan mengambil alih stroberi itu. Lebih baik makan sendiri daripada disuapi.“Biar Mas aja, Dek,” tepis Elang yang sebenarnya masih enggan untuk makan.Mata Elang terpejam membayangkan stroberi itu ada di dalam mulutnya. Dulu dia pernah makan buah itu dan rasanya sangat masam. Sejak saat itu dia anti dengan stroberi.“Ayo, dong, Mas. Anak-anak kita pengin lihat Mas makan stroberi, tuh,” desak Miya lagi dengan membawa-bawa anak dalam kandungannya.Elang melirik M
Baca selengkapnya
76. Siapa Istri Kamu?
BAB 76 – SIAPA ISTRI KAMU?Miya dan Elang tengah asyik berjalan sambil berpegangan tangan dengan suaminya di tepi pantai. “Mas, pantainya bagus banget, ya?” tanya Miya dengan senyuman mengembang sepanjang hari.Bagaimana tidak … sudah lama dia ingin ke pantai dan hari ini semua impiannya terwujud. Tak ada alasan untuknya mengingkari nikmat Tuhan yang telah dia terima.Elang berada di samping tubuh Miya, mengimbangi setiap langkah Miya yang terus memandang takjub pada ciptaan Sang Maha Pencipta. Alih-alih ikut senang, wajah Elang ditekuk seperti pakaian kusut.Menyadari Elang tak sebahagia dirinya, Miya penasaran. “Mas kenapa? Mas nggak seneng, ya, kita jalan-jalan di pantai?” tanya Miya benar-benar tidak tahu apa yang dirasakan oleh suaminya.Elang memandang wajah Miya dan berhenti sejenak. Wajahnya masih cemberut, menahan kesal yang sangat besar. “Bukannya Mas nggak suka kita jalan-jalan ke pantai. Tapi Mas kecewa sama kamu, Dek. Kamu udah ingkar janji. Katanya mau ngelakuin sesuatu
Baca selengkapnya
77. Pendarahan Lagi
BAB 77 – PENDARAHAN LAGI?!Miya penasaran dengan ucapan Elang barusan. Dia pun semakin mendekati Elang. “Mas lagi telpon sama siapa? Kok, tadi aku denger Mas bicara soal istri Mas Elang. Apa maksudnya itu aku?” desak Miya penasaran. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya Elang bicarakan, kenapa dia membawa-bawa nama istri Elang. Elang ketakutan, dia pun mencoba tersenyum untuk menetralkan kegugupannya. Jangan sampai Miya tahu tentang apa yang baru saja dia bicarakan dengan Olga.“Tadi Mas telpon Pak Gunawan buat nyampein terima kasih dari Mas dan kamu. Makanya tadi Mas bilang istri Mas. Istri Mas, ‘kan kamu, emang siapa lagi istrinya Mas, Sayang?” kilah Elang dengan gugup. Dahinya berkerut, Miya merasa ada aneh dengan sikap Elang saat ini. ‘Sikap Mas Elang, kok, aneh. Seperti ada yang lagi disembunyiin, tapi apa, ya?’ duga Miya curiga dalam hati. Mendadak dia punya perasaan buruk. Namun, dia segera menepis semua itu, mengabaikan semuanya, tidak mau berpikiran buruk pada suami sendiri.
Baca selengkapnya
78. Semua Pasti Baik-Baik Saja
BAB 78 – SEMUA PASTI BAIK-BAIK SAJA.Jantung Miya berdetak sangat kencang, tapi Miya berusaha tenang, walaupun keadaannya sangat mengkhawatirkan.Miya duduk di atas closet dengan sebelah tangan memegangi perutnya.“Apa yang harus aku lakuin? HP rusak, Mas Elang juga lagi keluar,” pikir Miya mencoba menghilangkan kepanikan.Miya hanya bisa menarik napas lalu menghembuskannya perlahan. Berulang kali dia melakukan itu agar rasa sakitnya berkurang. Berhasil, sedikit rasa sakit di perutnya berkurang. Miya memanfaatkan kesempatan itu untuk memakai bathrobe untuk menutupi tubuhnya yang sudah tidak berpakaian. Setelah memakai bathrobe, Miya berjalan keluar dengan sangat hati-hati, berjalan selangkah demi selangkah dengan tangan yang menyangga pada dinding agar tidak jatuh. “Tenang, Miya. Kamu pasti bisa,” ucap Miya menyemangati dirinya sendiri menahan sakit yang mencoba dia lupakan. Dengan perjuangan yang tidak mudah, Miya pun berhasil sampai di tempat tidur. Dia pun duduk di pinggiran ka
Baca selengkapnya
79. Apa Yang Terjadi?
BAB 79 – APA YANG TERJADI?Zelo tengah mengecek beberapa lembar laporan di ruang kerja di rumahnya. Lelaki itu tampak serius dengan pakaian kasual biasa, berupa sweat pant dan kaus polo. Terlihat santai namun juga serius secara bersamaan.Matanya yang sibuk menatap tulisan yang berjejer rapi dalam berkas itu, mendadak teralihkan saat ponselnya berbunyi."Ya! Halo?" ucapnya saat mengetahui bahwa orang suruhannya yang dia tugaskan membuntuti Miya dan Elang adalah sang penelepon."Pak, ada kabar kurang baik yang perlu saya sampaikan!" jelas orang di sebrang sana.Dahi Zelo mengkerut, perasaannya mendadak tak enak. Dengan segera perhatian Zelo berpusat pada orang suruhannya tersebut."Kabar buruk apa?" tanyanya dengan khawatir."Sepertinya Bu Miya dibawa ke rumah sakit oleh Pak Elang.""Ke rumah sakit??" Zelo langsung bangkit dari kursinya dengan penuh kekhawatiran dan cemas yang tak main-main."Benar, Pak. Dari keterangan pihak Villa, mereka melihat kalau Pak Elang membopong Bu Miya ke d
Baca selengkapnya
80. Semua Salahku
BAB 80 – SEMUA SALAHKU!Setelah melewati masa-masa yang cukup kritis karena pendarahannya, yang tentu saja membuat Miya menjadi lebih lemah. Akhirnya perlahan-lahan kesadaran Miya kembali pulih.Matanya yang terpejam perlahan-lahan bergetar dan terbuka. Plafon putih menjadi hal pertama yang dia lihat, bau obat-obatan menyeruak kuat menusuk penciuman Miya.Dengan lemah, dia mengedarkan pandangannya yang masih sedikit mengabur. Dan hal pertama yang dia tangkap adalah sosok suaminya yang duduk di samping brankarnya dengan kepala menunduk.Miya mengangkat tangannya yang sedikit ngilu karena jarum infus yang menancap di sana, untuk mengelus rambut Elang yang sehitam malam."Mas," sebutnya lirih.Elang yang menyadari Miya telah sadar, secepat kilat mendongak dan menatap ke arah arah istrinya itu, dengan sebuah senyuman yang terbit di wajahnya yang tampak terlihat sedikit ... menyedihkan.Penampilan Elang justru membuat Miya mendadak begitu khawatir. Bagaimana tidak, wajah Elang yang terliha
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status