Semua Bab Istri Yang Sering Keluyuran: Bab 51 - Bab 60
125 Bab
51. Luka Hati Miya
BAB 51 – LUKA HATI MIYASetelah kepergian Elang, perut Miya terasa mual. Miya mencoba menahannya, tetapi tidak bisa. Hoek-hoek.“Kok, aku mual, ya?” Miya segera berlari ke kamar mandi yang tak jauh dari dapur.Sesampainya di sana, makanan yang sudah masuk lolos dari mulutnya begitu saja. Tak hanya lemas dan mual, kepalanya pun terasa pusing dan itu semakin membuatnya tak karuan.“Apa ini karena aku lagi hamil, ya? Kata orang kalau hamil itu suka mual-mual.” Mencoba mengingat apa yang sering dikatakan tentang kehamilan di usia kandungan masih muda. “Mas Elang ke mana, ya? Aku butuh Mas Elang sekarang,” gumam Miya dalam keadaan lemas. Dia ingin ada seseorang yang membantu salah satunya Elang—suaminya sendiri.Hoek-hoek. Miya kembali memuntahkan isi perutnya. Walaupun sudah tak ada makanan yang keluar, cairan berwarna bening terus keluar dari mulutnya membuat tubuh Miya benar-benar lemas seakan tak berisi apapun.Tak terhitung berapa lama Miya ada di kamar mandi, Miya terus memuntahkan
Baca selengkapnya
52. Elang Selingkuh
BAB 52 – ELANG SELINGKUH?!Keesokan harinya…Elang duduk dengan wajah kusut di kafe kantor di lantai bawah. Bersama dengan sahabatnya, Wahyu, tentu saja. Keduanya sedang menikmati makan siang sambil mengobrol."Tumben, kamu akhir-akhir nggak bawa bekal makan siang lagi? Perasaan sebulan ini, semenjak kalian baikan, hampir tiap hari kamu dibawain bekal sama Miya. Apa jangan-jangan kalian bertengkar lagi, ya?!" selidik Wahyu dengan tatapan curiga terhadap Elang.Elang mengernyit sambil menggeleng. "Enggak kok, kami baik-baik saja, nggak ada bertengkar sama sekali," jawabnya mantap."Masa' sih? Aku nggak percaya, deh, Lang. Kamu nggak bohong 'kan?" Wahyu tetap tak percaya."Iya beneran, aku sama Miya baik-baik aja kok. Emang kenapa sih, Yu? Kamu kok kayak yang nggak percaya gitu?" Elang berdecak sambil menyuapkan makan siang ke dalam mulutnya."Kalau memang kalian lagi nggak bertengkar, kenapa Miya sampai bingung cariin kamu kemarin ke kantor?!" jelas Wahyu.Elang membelalak mendengar pe
Baca selengkapnya
53. Salah Perkiraan Usia
BAB 53 – SALAH PERKIRAAN USIA"Mbak Miya, aku masuk, ya?!" izin Mila di depan pintu kamar Miya.Malam ini memang Miya meminta adiknya itu untuk menemaninya tidur di kamar."Masuk aja, Dek, pintunya nggak Mbak kunci, kok," sahut Miya dari dalam.Mila segera membuka pintu kamar Miya tersebut. Hal yang pertama dia lihat saat kamar itu terbuka adalah, Miya yang sedang memandangi dirinya sendiri di depan cermin besar yang berada di dekat lemari pakaian."Dek, nggak apa-apa 'kan, kalau malam ini kamu temenin Mbak tidur di sini? Mbak akhir-akhir ini nggak bisa tidur kalau sendirian. Mungkin bawaan bayi kali ya, jadi susah tidur begini?!" jelas Miya pada adiknya.Mila yang langsung duduk di tepian ranjang itu tersenyum. "Nggak apa-apa kok, Mbak. Dulu ‘kan kalau di rumah, kita juga suka tidur sama-sama. Ini aku udah bawa selimut," jawab Mila sambil menunjukkan selimut dalam pelukannya.Miya mengangguk dan tersenyum, menoleh sebentar ke arah adiknya itu. Lantas kembali memperhatikan dirinya sen
Baca selengkapnya
54. Tuduhan Miya
BAB 54 – TUDUHAN MIYA.Cindy menatap Elang dengan alis mengkerut. Senyum yang tadinya dia tampilan dengan cantik mendadak lenyap karena pertanyaannya seoqlh tak digubris oleh Elang."Elang! Gimana, cocok enggak gaun ini di aku? Kok malah diem aja sih dari tadi!" Cindy mengulang pertanyaannya sambil menghentakkan kakinya dengan kesal karena Elang seolah tak memperhatikan dirinya."Ya ampun Cindy, kamu cantik banget pakai gaun ini. Jadi kelihatan mewah banget kalau kamu yang pakai, cocok banget. Tante nggak nyangka kamu bisa seperti model begini. Gaunnya cantik, yang pakai juga cantik lagi, iya 'kan, Lang?!" ucap Olga sembari tak habis-habisnya berdecak sambil memuji Cindy.Cindy tersenyum senang karena pujian Olga, namun tetap saja dia ingin tahu apa pendapat Elang."Hmm, lumayan," jawab Elang dengan suara datar. Tak ada ekspresi yang ditampilkan dari sorot wajah itu. Kecuali hambar dan lelah.Cindy merungutkan wajahnya sedih dan kesal. "Kamu kok gitu, sih, Lang? Kayaknya cuma aku yang
Baca selengkapnya
55. Cindy Pendarahan
BAB 55 – CINDY PENDARAHAN?"Aku cuma bilang, kalau akhir-akhir ini sikap kamu benar-benar aneh. Kamu seperti menghindari aku, Mas. Atau ... jangan-jangan kamu memang berbuat sesuatu di belakang aku? Apa benar begitu, Mas?"Elang mendadak tercekat, gelagapan oleh pertanyaan yang dilontarkan oleh Miya. Bukannya menjawab, karena sangat bingung, Elang justru memilih marah pada Miya."Kenapa sih, kamu itu nggak bisa ngertiin aku? Sekarang ini aku lagi ada masalah, pikiranku rasanya kacau dan pusing banget. Kamu bukannya ngertiin aku, malah mikir yang enggak-enggak tentang aku. Aku cuma mau dingertiin bukannya dituduh kaya begini!" tegas Elang dengan emosi.Miya terlihat putus asa dengan sikap suaminya yang malah semakin menjadi."Gimana aku bisa ngertiin kamu, kalau kamu sendiri nggak pernah mau cerita sama aku, Mas?! Aku bukan dukun yang bisa nebak isi hati kamu, aku mana bisa tahu kamu punya masalah tanpa kamu mau bilang!" elak Miya membela diri.Elang mengusap wajahnya gusar, lelaki itu
Baca selengkapnya
56. Rekayasa Cindy
BAB 56 – REKAYASA CINDYElang sampai di klinik dan segera mencari Olga yang kini tengah menunggu Cindy yang masih diperiksa di sebuah ruang periksa.Dengan langkah panjang, Elang segera mendekati ibunya tersebut.PlakBetapa terkejutnya Elang saat pipinya merasakan panas dari tangan Olga. Bukannya sambutan hangat, tapi sebuah tamparan yang dia terima. Sakit sekali, lebih sakit daripada dipukul seribu orang secara serentak, karena yang melakukan itu adalah ibu kandungnya sendiri.Elang memegangi pipi bekas tamparan Olga. Elang tak menyangka, karena Cindy, ibunya tega melakukan hal itu di depan semua orang. Namun, dia tetap diam dan tak berani melawan.“Semua ini gara-gara kamu. Cindy jatuh di kamar mandi itu gara-gara kamu, Elang. Sampai kapanpun Mama nggak akan maafin kamu kalau sampai terjadi apa-apa sama Cindy. Kamu harus tanggungjawab, Elang,” hentak Olga penuh emosi. Dia memang tak mau Cindy dan calon cucunya kenapa-kenapa.Tubuh Elang limbung dan terjatuh pada kursi tunggu yang a
Baca selengkapnya
57. H-1 Pernikahan
BAB 57 – H-1 PERNIKAHANPerut Elang terasa lapar, dia pun memilih untuk makan dulu sebelum berbicara pada Miya. “Mila ke mana? Apa dia udah pulang?” tanya Elang disela acara makannya.Miya menatap Elang yang lahap memakan makanan buatannya.“Mila lagi ke toko kue, Mas. Lagi beli bahan-bahan kue yang udah habis,” jawab Miya. Mereka hanya berdua di rumah, Elang merasa ini waktu yang tepat untuk melaksanakan rencananya.“Aku dapat asuransi dari kantor. Kamu juga dapat, Dek. Nanti kamu tanda tangan di dokumen ini, ya?” ucap Elang menyodorkan sebuah dokumen pada Miya.Miya menerima dokumen itu, lalu melihatnya sekilas. Dia belum paham benar dengan asuransi yang dimaksud oleh Elang. Dia pun masih belum percaya sepenuhnya pada Elang yang bersikap aneh akhir-akhir ini.“Asuransi apa, Mas? Boleh aku baca dulu?” pinta Miya dengan sopan.DegElang kaget. Kalau sampai Miya membaca dokumen itu, dia pasti tahu kalau itu bukan asuransi seperti yang dikatakan. Elang pun harus mencari ide agar Miya
Baca selengkapnya
59. Pernikahan Kedua Elang
BAB 58 – PERNIKAHAN KEDUA ELANGMalam sudah datang, Elang tengah merebahkan diri di atas kasur yang empuk. Kamar yang indah dengan suasana asri yang sejuk, nyatanya tak membuat Elang nyaman. Alih-alih tertidur lelap, dia terus gelisah. Mata terasa mengantuk, tapi dia tak bisa tidur.“Kenapa aku terus kepikiran sama Miya, ya? Bagaimana keadaan dia di rumah?” Terus saja bayangan Miya mengganggunya. Dia pun terjaga dan kembali duduk di ambang kasur.“Besok pernikahanku dan Cindy. Apa keputusanku untuk menikah dengan Cindy adalah keputusan yang tepat? Aku nggak yakin. Apalagi pernikahan kedua ini penuh dengan kebohongan. Aku telah menipu Miya,” cemooh Elang pada dirinya sendiri. Elang mengusap kasar wajahnya sendiri, frustasi dengan hidupnya. Rasanya dia telah menjadi laki-laki pengecut yang paling jahat di muka bumi ini. Elang bukanlah Elang yang dulu, dia telah banyak berubah.Elang ingin mundur dan membatalkan pernikahannya dengan Cindy, tapi dia juga tidak mungkin membiarkan anaknya
Baca selengkapnya
59. Firasat Buruk Zelo
BAB 59 – FIRASAT BURUK ZELOSegerombolan preman itu menoleh dan menatap Mila dengan tatapan tajam.“Kamu tanya kami mau apa? Hah? Kami minta uang keamanan!” jawab preman itu dengan galak.Miya yang merasa sudah melunasi semua keuangan, ikut maju. “Memang kalian siapa meminta uang keamanan? Kami sudah membayar sewa tempat ini. Uang kebersihan dan keamanan juga sudah kami bayar ke Pak RT,” jawab Miya menjelaskan semuanya. Bukannya mengerti, preman-preman itu tidak peduli. “Kami nggak mau tahu. Pokoknya kami minta uang tiga ratus ribu. Berikan sekarang juga!” Ucapan preman itu berapi-api dengan menggebrak meja, sehingga Miya merasa takut.Miya tak bisa menangani semua ini sendirian, dia pun mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Elang. Belum sempat menghubungi Elang, salah satu preman itu merampas ponsel Miya dan membanting HP tersebut hingga hancur tak berbentuk.Tak sampai di sana, salah satu preman itu menarik sebelah tangan Miya dengan kasar. “Berani banget kamu sama kami, hah! Apa
Baca selengkapnya
60. Bayi Kembar
BAB 60 – BAYI KEMBAR?!Cindy menelan ludahnya dengan kasar. Bibirnya terkatup rapat, tak tahu harus menjawab apa."Jawab, Cindy! Kenapa kamu malah diam aja?" desak Elang dengan raut wajah kesal."A-anu ... i-itu ....""Itu apa? Jawab yang benar! Apa artinya Papa kamu beneran nggak tahu statusku? Apa kamu nggak bilang kalau aku ini sudah punya istri?" bentak Elang pada Cindy. Dia benar-benar hampir murka, hidupnya seperti papan permainan bagi orang lain.Cindy berjingkat kaget, air matanya lolos begitu saja karena takut dengan suara Elang yang mengeras."I-iya," jawabnya spontan."Papa belum tahu kalau kamu sudah punya istri, Mas," lanjut Cindy.Elang yang gusar dan marah baru saja akan membuka mulutnya, saat Cindy kembali memulai penjelasannya."Aku terpaksa melakukan ini demi kamu juga, Mas. Kalau sampai papaku tahu, aku hanya akan dijadikan istri kedua, Papa pasti nggak akan setuju, papa pasti nggak mau kasih restu ke kita," jelas Cindy."Dan mungkin lebih parahnya lagi, Papa akan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status