All Chapters of Dosa Termanis dengan Calon Iparku: Chapter 41 - Chapter 50
95 Chapters
Aku siap~
Rupanya, Kai bersungguh-sungguh tidur di dalam mobil yang masih terparkir di sebuah lahan kosong tidak jauh dari rumah Safira. Kecemasannya akan kondisi perempuan itu ternyata mulai berlebihan. Padahal, Safira juga sudah meminta Kai untuk pulang saja ke apartemen. Hingga pukul satu dini hari, Kai belum juga bisa memejamkan mata akibat pergerakkan yang tak sebebas saat tidur di kamarnya. Berkali-kali dia menggerutu saat kakinya yang panjang tidak bisa berselonjor dengan bebas di jok belakang. Punggungnya juga mulai terasa sakit akibat posisi yang tidak pas. "Ck! Susah banget, sih!" Pemuda bertato itu lantas terduduk dan membuang kasar napasnya. "Safira bisa tidur gak, ya?" Pikirannya lagi-lagi tertuju pada Safira. Karena tak mau menduga-duga, Kai berinisiatif mengirim pesan. Hampir sepuluh menit terlewat, belum juga ada balasan dari Safira. Padahal, pesannya sudah centang biru. "Kok, gak langsung dibales? Padahal udah dibaca." Tiba-tiba terdengar bunyi gemuruh dari langit, dan tak
Read more
Kedatangan Arkana~
Nyatanya, kesiapan yang diucapkan Safira beberapa saat yang lalu hanyalah sebuah bentuk dari keputusasaannya saja. Safira tak bisa merespon apa pun yang dilakukan Kai pada tubuhnya. Dia justru semakin ketakutan dan bergetar hebat. Maniknya terpejam sangat erat seraya mengepalkan telapak tangan sampai berkeringat.Kai menuruti kemauan Safira yang memintanya untuk membantu menghilangkan bayangan kejadian malam itu. Dengan sabar, dia melakukan apa yang biasa dilakukan terhadap perempuan yang ditidurinya. Mulai dari memberikan sentuhan-sentuhan lembut di setiap titik sensitif, serta kecupan-kecupan ringan di kening, pipi, ujung hidung, kedua kelopak mata dan yang terakhir bibir.Kai memperlakukan Safira seperti memperlakukan barang yang mudah pecah. Sangat hati-hati sebab tak ingin mengundang rasa takut bagi perempuan cantik itu. Namun, alih-alih merespon, Safira malah tak berhenti memejamkan mata dan menggigil ketakutan. Bulir-bulir keringat dingin yang bermunculan di sekitar kening dan
Read more
Interogasi Arkana~
Safira mengira bila Arkana akan tiba di rumahnya saat langit sudah menggelap. Namun, tak diduga, lelaki yang usianya dua tahun di atasnya itu telah memberinya sebuah kejutan dengan tiba-tiba muncul di depan pintu rumahnya."Masuk, Mas." Safira membuka lebar-lebar pintu kayu bercat putih yang warnanya sudah memudar karena dimakan usia. Dia bergeser memberi celah supaya Arkana bisa masuk ke dalam. Senyum mengembang di bibir Arkana yang sedari tadi belum surut itu semakin lebar. "Makasih, Fir." Dia lantas masuk, dan mengulurkan tangan. "Buat kamu." Buket bunga dan paper bag, Arkana sodorkan ke Safira.Pandangan Safira turun pada apa yang disodorkan Arkana. "Apa itu, Mas?" tanyanya lantas menerima hadiah itu. "Bunga?" Pipi Safira tiba-tiba merona, karena buket mawar pemberian Arkana. "Cantik sekali, Mas." Hidungnya mengendus setiap aroma wangi yang menguar dari kelopak mawar itu."Cantik kayak orangnya." Tangan Arkana terulur mengusap pipi Safira sebentar, lalu masuk ke kantong celana wa
Read more
Skandal~
"Kira-kira Mas Arkana kenapa, ya? Kok, mendadak dia jadi tanya-tanya soal Kai?" Safira bermonolog seraya menatap pantulan dirinya di depan cermin wastafel sambil mencuci tangan. Setelah menjawab pertanyaan Arkana perihal Kai; apakah sering berkunjung ke rumahnya. Safira pamit ke toilet untuk mencuci tangan. Namun, alasan dibalik itu semua adalah—Safira hanya ingin menghindari Arkana yang bisa saja bertanya lebih jauh lagi. Itu sebabnya, Safira memilih pergi sementara waktu supaya Arkana tidak mencecarnya lagi. Safira mengeringkan tangannya dengan tisu toilet sambil bergumam, "Tapi, kira-kira Mas Arkana percaya gak, ya, sama jawabanku. Gimana kalo dia gak percaya?" Hatinya semakin tidak tenang saat mengingat jawaban yang dia berikan pada Arkana. Jawaban yang kurang lebih tidak sepenuhnya benar. Dan Safira terpaksa melakukan itu. Hal wajar sebenarnya, bila Arkana bertanya dan ingin tahu soal Kai yang diberinya amanah. Mungkin, Arkana hanya ingin memastikan; Apakah adiknya itu sungguh-
Read more
Skandal 2~
Awalnya, hari ini Kai berniat pergi bersama Anggun ke Hotel—tempat biasa mereka berbagi peluh. Namun, saat di jalan, dia justru tidak sengaja melihat mobil Arkana. Tanpa berpikir panjang, Kai memutuskan untuk mengikutinya sebab dia juga melihat keberadaan Safira di dalam mobil. Anggun sempat terheran-heran karena Kai malah mendadak merubah rencana mereka. Pemuda itu beralasan hendak menemui seseorang yang sangat penting di Restoran tersebut. Anggun pun percaya, dan tak banyak bertanya. Dia akan mengikuti ke mana pun Kai pergi asalkan tetap bersama pria itu.Kai mengikuti sampai ke Restoran, dan merasa sangat kesal sekali karena Arkana dan Safira malah menempati ruang VIP. Dia tak menyerah dan tetap memilih menunggu kesempatan. Di saat kesempatan datang, Kai tentu tak menyia-nyiakan. Saat tahu Safira hendak ke toilet, Kai pun nekad menyusulnya meski dia harus mempertaruhkan harga diri bila ada orang yang memergoki.Dan gilanya lagi. Kini, dia dan Safira terjebak dalam situasi yang tak
Read more
'Dosa Termanis'
Di balik meja kerjanya, Arkana terlihat gelisah sebab Safira tak kunjung mengangkat panggilan teleponnya. Hujan di luar sana juga semakin deras serta suara gemuruh petir yang tak berhenti di langit gelap itu hampir memekakkan telinga. Arkana menarik napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Meletakkan benda pipih ke meja lalu mengendurkan lilitan dasi yang terasa mencekik."Safira kenapa gak ngangkat teleponku? Apa dia udah tidur?" Arkana mengusap wajah gusarnya, dan menatap ponselnya yang tak kunjung mendapat balasan pesan mau pun telepon balik dari Safira. Seakan seharian ini pikiran lelaki yang memakai kacamata itu terus saja tertuju pada sang calon istri. Terakhir kali dia dan Safira saling bertukar pesan pagi tadi, dan sampai sekarang belum berkomunikasi lagi. Arkana merasa cemas dengan keadaan Safira yang dia pikir sendirian di rumah."Hujannya dari tadi gak berhenti-berhenti." Beberapa hari Arkana sering menghabiskan waktu bersama dengan sang calon istri. Arkana senang karen
Read more
Janji~
Di suatu pagi yang sangat cerah karena semalaman hujan tak berhenti mengguyur kota Jakarta. Di kamar tidur itu terlihat berantakan. Aroma percintaan masih tercium di seluruh penjuru ruangan. Bahkan, masih ada beberapa potong pakaian tergeletak asal di lantai. Sementara di atas ranjang, kedua manusia tanpa sehelai benang pun masih nampak terlelap dalam selembar selimut warna putih. Sang perempuan tidur di samping sang lelaki yang tidur tengkurap dengan posisi kepala miring.Safira mulai menggeliat lantas membuka kelopak matanya perlahan-lahan. Dia bangkit sambil memegangi selimut yang menutupi tubuh polosnya. Punggungnya bersandar pada kepala ranjang lalu menoleh ke samping pada sosok pria yang semalam mengajaknya berpetualang. Safira mendesah berat, meraup wajah dan menyugar rambutnya ke belakang. Senyum miris terulas di bibirnya. Dia bergumam, "Hubungan macam apa ini? Di satu sisi aku milik Arkana, tetapi di sisi lain aku tidur satu ranjang dengan adiknya. Oh, ya ampun, Safira ...."
Read more
Peringatan~
"Sepuluh panggilan tak terjawab? Dari Mas Arkana?" Safira bergumam dengan mata melebar saat membaca notifikasi di ponsel yang semalaman tak dia jamah. "Gimana ini? Mas Arkana pasti khawatir banget sama aku ..." gerutunya sambil mengetuk-ngetuk kening dengan ponsel dan berjalan mondar-mandir. Niat berganti baju pun terlupakan. Harusnya Safira tidak boleh ceroboh seperti ini. Bagaimana jika Arkana memang betul-betul mencemaskannya? Semalam karena sibuk dengan urusan ranjang, dia sampai tak melirik ponsel sama sekali. Keasyikan bercinta malah membuat segalanya menjadi berantakan. ck! "Aku harus telepon Mas Arkana. Biar dia gak kepikiran terus," putus Safira setelah beberapa saat menenangkan pikiran dan menata perasaan yang tidak menentu. Ada banyak hal yang sedang menantinya di depan. Safira harus siap menanggung segala risiko karena telah mencoba bermain api di belakang Arkana. "Gak diangkat?" Kening Safira mengernyit lalu menggigiti kuku-kukunya sambil berjalan mondar-mandir. "Ayo,
Read more
Hadiah spesial dari Kai~
Setelah memastikan mobil Kai menjauh dari pandangan, Safira lantas bergegas menuju ke rumahnya yang hanya membutuhkan dua menit untuk sampai ke sana. Akan tetapi, penampakan mobil yang dia hapal sekali membuat langkahnya berhenti dan sempat tertegun sejenak. "Mas Arkana?" gumam Safira. Perasaan yang pertama kali dia rasakan adalah takut. Ketakutan lebih mendominasi perempuan bercelena jeans panjang dan memakai Hoodie itu. "Tenang, Fir ... Tenang ...." Dia mengelus dada sambil menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan. Lekas-lekas Safira melanjutkan langkah menuju ke teras rumahnya, meski rasa nyeri di antara pangkal paha masih terasa. Semoga tidak ada yang memerhatikan cara berjalannya yang agak sedikit aneh, pikirnya.Sementara Arkana yang sedari tadi entah melamunkan apa, seketika mengalihkan pandangannya pada sosok perempuan yang semalaman membuatnya tak bisa tidur nyenyak.Arkana bergegas berdiri, dan menghampiri Safira yang berjalan mendekat. "Fir." Lega rasanya melih
Read more
Tamu tak diundang~
Pandangan mereka saling mengunci satu sama lain. Kai menatap Safira dengan tatapan berkabut gairah, begitu juga perempuan yang masih duduk di meja kitchen island. Telapak tangan pria berjaket hitam itu perlahan menyusuri punggung Safira, merayap sampai ke tengkuk. Kai lantas menekan tengkuk Safira seraya memangkas jarak yang ada, hingga napas mereka saling menerpa permukaan kulit wajah lalu bibir keduanya pun sudah saling menempel. Bibir Kai lebih dulu terbuka, menelusupkan lidah ke dalam rongga mulut Safira yang masih malu-malu. "Buka bibir lu, Fir. Bales ciuman gue," bisik Kai sambil tak membiarkan sang calon kakak iparnya menghindar. Telapak tangan kanannya masih menekan tengkuk, sementara tangan kirinya sudah berada di atas hot pants yang dipakai Safira. Sekujur tubuh Safira pun mulai bereaksi, setelah telapak tangan Kai yang hangat mengelus kulit pahanya, dan bibir lelaki itu terus melumat bibir Safira tanpa jeda. Memagut hingga terdengar bunyi decapan yang menggema di seluruh
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status