All Chapters of Zahrana Gadis Tangguh: Chapter 91 - Chapter 100
109 Chapters
91. Keinginan Laila
"Zahrana!"Zahrana berhenti, dia menoleh ke belakang. Melihat siapa yang memanggilnya, senyum tipisnya mengembang. Tangannya memegangi perutnya yang sudah membesar."Ada apa kamu memanggilku?" tanya Zahrana mencoba melindungi perutnya agar tidak di terjang Mila secara tiba-tiba."Emm, kamu mau punya anak ya?" tanya Mila dengan ragu."Kenapa? Kamu tiba-tiba jadi alim begini. Ingat ya, kalau kamu menyerangku lagi. Kupastikan kamu juga akan masuk penjara seperti ibumu. Aku juga tidak akan peduli lagi dengan nasibmu nanti." kata Zahrana."Jangan sombong dulu, aku hanya bertanya kamu hamil dan mau punya anak. Kenapa jadi salah sangka begitu?" ucap Mila."Karena sifatmu tidak jauh beda sama ibumu, aku muak sekali dengan sikap kalian sama aku." kata Zahrana lagi.Mila tersenyum sinis, tapi dia diam saja. Ingat akan ucapan ibunya untuk balas dendam pada Zahrana yang telah memenjarakannya. Tapi dia mau berbuat apa, sedangkan Zahrana sudah tidak tinggal lagi di kampung."Ibu bilang aku di suruh
Read more
92. Obrolan Shalih Dan Ibra
Usia kandungan Zahrana sudah membesar, sudah memasuki dua puluh delapan minggu. Itu artinya sudah tujuh bulan. Setelah menyerahkan dan meminta bantuan bu Kokom untuk menjaga Laila, Zahrana dan Ibra langsung pulang lagi ke kota setelah satu minggu lebih tinggal di kampung untuk mengurus semuanya.Kini Midah memag sudah di vonis penjara sepuluh tahun. Mila juga sudah menerima kalau ibunya di penjara, dia berusaha untuk tidak mengikuti jejak ibunya setelah nasihat dari Shalih.Zahrana bersiap, memasukkan barang ke dalam mobilnya. Di bantu oleh suaminya, sedangkan Raka masih asyik mainan jangkrik yang dia dapatkan di samping rumahnya."Bunda, kita mau pulang ke rumah ya?" tanya Raka."Iya sayang, kan papa harus kerja di kantor." kata Zahrana."Tapi Raka suka main di sini. Banyak jangkrik, suaranya lucu bunda." kata anak kecil itu memainkan jangkriknya.Zahrana tersenyum, dia tidak menanggapi ucapan anak laki-laki itu. Mengelus kepalanya dan melangkah masuk ke dalam rumah. Raka masuk ke da
Read more
93. Permintaan Dokter Samuel Di Tolak
Sejak permintaannya pada Ibra tentang Mischa, dokter Samuel langsung saja terbang ke Singapura. Tanpa menunggu Mischa datang ke Indonesia, bahkan dia mencegah Mischa pulang ke Indonesia ketika Ibra menyuruhnya pulang. Dia hanya ingin Ibra mengizinkan dirinya bicara pada Mischa lebih dulu, baru dia yang bertindak.Kini, dokter Samuel sudah berada di Indonesia lagi sejak kedatangannya ke Singapura menemui Mischa. Dia ternyata di tolak oleh Mischa tentang rencananya itu, ingatannya pada pembicaraan dengan Mischa di restoran milik gadis itu."Apa yang anda inginkan pak dokter?" tanya Mischa saat mereka bertemu di jam makan siang."Aku ingin bicara serius denganmu, Mischa." jawab dokter Samuel."Bicara serius apa? Apa aku akan di pecat jadi sepupu Ibra? Tapi dia menyuruhku pulang kesana." ucap Mischa."Itu aku yang minta, tapi kupikir lebih baik aku datang padamu saja datang kesini." kata dokter Samuel."Apa dokter sedang cuti?""Ya, aku ambil cuti memang khusus untuk datang kesini menemui
Read more
94. Karena Mabuk
Dokter Samuel pusing dengan mamanya yang hampir setiap hari menerornya meminta dirinya segera memiliki kekasih. Setidaknya memang itu sebuah kelonggaran dari pada harus punya istri.Saat ini dia belum pulang ke Indonesia setelah bertemu dengan Mischa. Dia akan bertemu dengan mamanya di Singapura besok pagi, datang dan bertemu dengan mendadak. Dan malam ini, dokter Samuel sedang bosan dengan keadaanya di dalam kamar hotelnya. Menghubungi Ibra untuk mengobrol rasanya percuma, sudah tentu laki-laki itu sedang bersantai dengan istri dan anaknya.Apa lagi Zahrana akan melahirkan kurang lebih satu bulan setengah jika prediksinya tepat. Dokter Samuel berjalan menuju balkon hotel, memandang sudut kota di Singapura di waktu malam hari memang sangat menenangkan. Tapi entah pikirannya belum tenang, dia lalu dengan cepat mengambil jaketnya.Mencoba mencari kesenangan di klub malam sekitar hotelnya. Menghilangkan kesuntukan hatinya dengan berkunjung ke klub malam, hanya sekedar menikmati musik dan
Read more
95. Datang Tak Terduga
Mischa masuk ke dalam kamar mandi dengan selimut yang menutupi tubuhnya yang polos. Dia tidak habis pikir kenapa bisa berada di kar hotel dan tidur dengan dokter Samuel. Dia mengingat kembali apa yang semalam di lakukan, tapi sialnya dia tidak ingat sedikitpun."Apa benar aku dan dokter Samuel melakukan percintaan semalam? Tapi, tubuhku memang banyak sekali tanda merah. Aah, sial sekali sih." ucap Mischa.Dia mengguyur tubuhnya dengan shower, rasanya sangat kesal sekali. Baru kemarin dia menolak dokter tampan itu untuk menjadi kekasihnya dan menolak juga menikah karena tidak mau mamanya marah. Semua berputar di otaknya, bagaimana dia harus kembali ke apartemennya atau pulang ke rumahnya."Ini semua gara-gara Ibra. Kenapa dia menyuruh dokter Samuel datang ke Singapura dan menemuiku." gumam Mischa kesal sekali sama sepupunya.Beberapa bulan dia tidak di perbolehkan pulang ke Indonesia karena kemarahannya dengan anaknya yang meminum wisky tanpa sengaja. Dia benar-benar di marahi oleh sep
Read more
96. Mischa Harus Tanggung Jawab
Dokter Samuel dan Mischa duduk di atas ranjang dengan menunduk. Di depannya mamanya sedang berdiri menatap keduanya dengan tatapan tajam. Tangannya bersedekap menatap satu persatu, setelah tadi mendengar keterangan anaknya. Perempuan yang masih terlihat cantik itu meski sudah berumur lebih setengah abad."Jadi, kalian melakukan itu karena sama-sama mabuk?" tanya Sintya, ibu berwajah tenang itu."Ma, kan sudah di jelaskan tadi. Mama jangan bicarakan lagi, dia tidak suka." kata dokter Samuel.Sintya mengerutkan dahinya, dia masih menatap Mischa yang masih menunduk malu. Karena ulah awalnya itu, dia jadi seperti di sidang di depan hakim agung."Maafkan saya tante, itu karena saya tidak sadar." ucap Mischa."Hemm, sadar atau tidak. Seharusnya kamu harus bertanggung jawab sama anakku." ucap Sintya dengan tenang.Ada yang janggal dengan ucapan Sintya, dokter Samuel mengerutkan dahinya. Apa dia salah dengar dengan ucapan mamanya itu?Sama halnya Mischa, kenapa dia yang jadi bertanggung jawab
Read more
97. Ledekan Ibra
Jadi, sudah membuat kesepakatan antara tuan Arta, kedua orang tua Mischa dan Sintya mamanya dokter Samuel. Mischa tidak di izinkan menolak dengan keputusan kedua orang tuanya apa lagi kakeknya. Dia kesal sekali, katanya harus mempertanggung jawabkan atas perbuatannya pada dokter Samuel.Mischa tidak habis pikir, kenapa dia yang harus bertanggung jawab. Bukannya seorang laki- laki yang telah berhubungan intim dengannya, dia jadi pusing sendiri.Tuuut.Suara ponsel berbunyi, Mischa mengambil ponselnya. Dia tampak berdecak kesal melihat nama di layar ponsel."Ck, mau apa sih dia meneleponku. Apa mau meledekku?" ucap Mischa kesal.Dia membiarkan telepon itu berbunyi, dia meneruskan mengerjakan pemeriksaan menu-menu restoran yang ada di layar laptopnya. Usulan dari bagian manajer untuk membuat menu baru di menu restoran, dia pertimbangkan. Karena jika di teliti dengan menu baru itu, akan menambah pelanggan yang akan datang ke restorannya untuk makan di tempatnya.Tok tok tok."Masuk."Misc
Read more
98. Akibat Panik
"Antarkan aku pulang." ucap Ibra."Ck, kenapa kamu jadi manja begini?" tanya dokter Samuel berdecih."Istriku mau melahirkan! Dia menungguku pulang." ucap Ibra."Lalu mobilmu?""Tinggal saja, biar nanti titip sama manajernya di sini. Aku tidak berani pulang malam dalam keadaan kalut begini." ucap Ibra lagi."Hadeeh, kemarin kemana saja sewaktu istrimu melahirkan Raka?""Ck, jangan mengungkit itu. Aku tidak tahu kalau Rania hamil Raka dan lahir tanpa sepengetahuanku. Makanya aku ingin selalu ada ketika istriku melahirkan, cepatlah. Jangan banyak bicara!" ucap Ibra kesal sekali."Cih, kenapa aku harus repot lagi dengan urusanmu?!""Kamu dokter pribadiku!"Dokter Samuel kesal, tapi dia pun segera pergi juga menyetir mobilnya. Mengantarkan Ibra pulang, dia tersenyum sinis ketika Ibra begitu panik mendengar dari bi Iyam kalau Zahrana mau melahirkan. Mobil melaju kencang, sepanjang jalan Ibra mengomel terus karena dokter Samuel melajukan kencang mobilnya. Dia memperkirakan kalau Zahrana ha
Read more
99. Di Kira Hamil
Ibra segera menuntun istrinya Zahrana masuk ke dalam mobil dokter Samuel. Dia betul-betul panik ketika air ketuban sudah merembes di sela-sela kaki istrina, dokter Samuel juga tampak cemas. Dia takut kalau bayi yang ada dalam perut istri sahabatnya kekurangan air ketuban karena sudah pecah lebih dulu."Cepat kita ke rumah sakit." kata Ibra."Ya, aku akan telepon dokter Rosi untuk menyiapkan persalinan istrimu. Kelihatannya ketubannya terus keluar, aku takut nanti bayinya justru kekurangan air ketuban karena sudah lebih dulu keluar." kata dokter Samuel."Cepatlah, istriku sedang kesakitan.""Iya."Dokter Samuel sambil mengendarai mobil, dia juga menghubungi dokter Rosi. Dokter kandungan di rumah sakit di mana dia bekerja di sana. Setelah selesai memberitahu dokter Rosi, dokter Samuel segera melajukan mobilnya cepat agar cepat sampai di rumah sakit dan Zahrana langsung di tangani.Para perawat di rumah sakit sudah di perintahkan oleh doktet Rosi untuk menyiapkan semuanya di ruang UGD, a
Read more
100. Keputusan Tuan Arta
Semua dalam ruang rawat inap Zahrana kaget dengan suara Mischa yang berada di kamar mandi. Mamanya menyerahkan anak Ibra di pangkuan Zahrana dan segera ke kamar mandi, ingin melihat anaknya yang sedang muntah. Sedangkan dokter Samuel hanya berdiri terpaku mendengar Mischa mual dan muntah di kamar mandi.Tatapan Ibra, dan tuan Arta membuat dokter tampan itu serba salah dan kaku. Dia bingung antara mau mendekat pada bayi Ibra atau berbalik kembali keluar untuk meneruskan prakteknya di ruangannya."Dokter Samuel." tuan Arta memanggil.Dokter Samuel pun sadar dengan kebingungannya, dia baru datang ke kamar Zahrana sudah di todong untuk bertanggung jawab pada Mischa. Dia menoleh pada mantan pasiennya itu, menatapnya dengan wajah bingung."Ya tuan besar?" tanya dokter Samuel."Duduklah dokter." kata tuan Arta.Dokter Samuel pun melangkah mendekat pada tuan Arta lalu duduk di sofa agak jauh. Ibra memperhatikan wajah tegang sahabatnya itu, senyuman sinis mengembang di bibirnya."Mas, apa Misc
Read more
PREV
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status