Semua Bab Zahrana Gadis Tangguh: Bab 51 - Bab 60
109 Bab
51. Amarah Zahrana
"Siapanya kamu Zahrana?"Ibra terus mendesak Zahrana agar mengatakan gadis yang dia ceritakan itu. Tapi gadis itu masih tetap diam, seakan terjebak dengan ucapannya sendiri. Dia berdiri kemudian berlalu hendak meninggalkan Ibra, namun laki-laki itu menariknya cepat tangan gadis itu."Jangan pergi, Zahrana!" kata Ibra."Itu mungkin orang lain, Tuan." kata Zahrana lagi."Zahrana!""Bukan siapa-siapa!"Ibra geram sekali dengan sikap Zahrana yang masih saja kekeh tidak mau menjawab. Apa yang di pikirkan gadis itu?"Baik, kalau kamu tidak mau menjawab pertanyaanku. Sebaiknya kamu ikut denganku!" ucap Ibra lagi."Aku tidak mau!" teriak gadis itu menatap tajam pada Ibra karena kesal."Kamu harus ikut, aku akan melakukan tes DNA dengan Raka!" ancam Ibra menatap tajam pada Zahrana.Tubuh Zahrana terdiam kaku, mendekap Raka dengan erat sekali hingga cengkeraman tangannya menyakiti anak kecil di gendongannya."Bunda, sakit." ucap Raka yang di pegang lengan tangannya pada Raka.Ibra langsung meng
Baca selengkapnya
52. Janji Ibra
Rasa lapar baru terasa melanda di perut Ibra dan Zahrana setelah perdebatan dan pertengkaran di depan parkiran. Mereka kembali lagi ke dalam restoran setelah Ibra membujuk Zahrana untuk makan lebih dulu sebelum pergi ke rumah gadis itu.Zahrana makan dengan pelan, meski dia lapar tapi malas untuk makan. Raka masih dalam pangkuan Ibra, laki-laki itu senang akhirnya terkuak sudah rahasia yang selama ini tersimpan oleh Zahrana. Antara yakin dan keraguan kalau Ibra adalah ayahnya Raka."Ayah om, mau susu." kata Raka."Susu?""Iya ayah om." jawab Raka."Jangan panggil ayah om lagi ya sekarang, ganti panggilnya papa." kata Ibra."Papa?""Iya, ganti panggilnya papa." jawab Ibra lagi dengan tersenyum senang.Zahrana hanya melirik saja, rasa kesal di hatinya kini berangsur sirna. Untuk apa dia membenci papanya Raka, Raka juga berhak dekat dengan papanya. Ibra mendongak ke arah Zahrana, melihat gadis itu malas-malasan makan makanannya."Cepat habiskan makanannya, apa kamu tidak mau pergi ke rum
Baca selengkapnya
53. Mengajak Makan Midah
Ibra dan Zahrana sudah beberapa kali ke rumah gadis itu. Banyak juga tetangga yang menggunjingkan Zahrana dan Ibra. Awalnya, Zahrana hanya diam saja. Dia tidak peduli dengan gunjingan tetangga-tetangganya mengenai dirinya dan Ibra.Seperti kali ini, dia sedang menyapu halaman rumahnya yang sedang di renovasi oleh tukang yang di kirim Ibra dari proyek. Mereka melihat dan menggunjingkan Zahrana dengan sinisnya."Pantas saja dia jadi simpanan bos proyek itu, mungkin sudah di apa-apain itu waktu di penginapan.""Lha iya, dulu pernah saya lihat dia dan bos proyek itu jalan ke penginapan. Mau apa coba.""Mungkin jual diri untuk membantu renovasi rumahnya."Begitulah kira-kira gunjingan tetangga Zahrana, telinga gadis itu terasa panas dengan gunjingan yang tidak benar itu. Ingin sekali dia melabrak para tetangganya, tapi percuma saja karena mereka sudah termakan hasutan bibinya."Entah sampai kapan mereka terus membenciku, aku selalu saja salah di mata mereka." ucap Zahrana menggerutu.Tatap
Baca selengkapnya
54. Berdebat Dengan Midah
Ibra tersenyum ketika Midah bertanya, dia hanya diam saja. Menunggu pelayan datang membawa makanan yang di pesan begitu banyak. Dan memang tak lama, pesanan datang dengan tiga pelayan restoran sekaligus. Membuat Midah kaget karena makanannya banyak sekali tersaji di meja."Waah, banyak sekali ya makanannya bu. Aku akan habiskan makanan ini, sayang kalau tidak habis. Kan sudah di bayar." kata Mila langsung saja mencomot ayam saus tiram lebih dulu dan langsung memakannya."Mila, jangan bikin malu!" ucap Midah."Ya ngga dong bu, masa bikin malu. Ini bos proyek yang bayar, sukarela bayar makanan ini." kata Mila terus makan.Midah diam, dia kesal sekali pada anaknya. Ibra sendiri hanya tersenyum, anak dan ibu beda watak. Yang jelas Ibra akan membeberkan dan bertanya kenapa Midah sangat membenci Zahrana dan kakaknya.Setengah jam berlalu, Midah sudah makan. Meski malu-malu, dia juga makan banyak seperti anaknya Mila. Jika sudah kenyang begitu, pasti Midah mau menjawab pertanyaannya."Ibu Mi
Baca selengkapnya
55. Kesepakatan Dengan Shalih
Sepanjang hari Ibra memikirkan caranya untuk melindungi gadis itu lalu membawanya pergi. Hasil tes DNA yang dia minta pada dokter Samuel besok sudah sampai di penginapannya.Dia lalu mengambil ponselnya, menghubungi dokter Samuel untuk meminta pendapat tentang kisah Zahrana dan dirinya itu. Mungkin dia akan memberikan solusi atas masalahnya itu."Halo?"Ibra berbasa basi sebentar dengan dokter Samuel di telepon, kemudian dia menceritakan semuanya mulai dari para tetangga dan warga kampung, paman dan bibinya Zahrana yang sangat membencinya. Dan dia juga menyewa detektif untuk menyelidiki kasus kematian ibunya Zahrana."Aku bingung harus bagaimana melindungi gadis itu. Dia terlalu keras kepala." kata Ibra mengakhiri curahan hatinya."Nikahi saja dia, kamu ada di sana. Kamu juga kenal kan pamannya? Dia kerja di proyek kamu?" tanya dokter Samuel."Ya, apa aku harus meminta padanya?""Tentu saja, dia yang berhak jadi walinya. Kamu bisa mengancamnya jika tidak mau menjadi wali Zahrana, deng
Baca selengkapnya
56. Menikah
Ibra menyiapkan semuanya, dari mulai menyewa tempat di masjid dan juga katering makanan dia sewa semuanya, tak lupa juga dia mengundang penghulu dan pihak KUA. Awalnya semua itu berlangsung tanpa ada yang tahu ada acara apa di depan masjid itu.Hingga Midah dan Mila datang ke rumah Zahrana dan menanyakan apakah benar dia akan menikah dengan bos proyek itu. Dia sangat marah sekali ketika tahu laki-laki itu justru mengambil tindakan untuk menikahi keponakannya. Bahkan lebih marah lagi suaminya yang memeberitahu dan menyetujuinya."Ibu, kenapa gadis sialan itu yang mau menikah dengan bos proyek sih? Kenapa bukan aku?" ucap Mila merengek sepanjang jalan menuju rumah Zahrana."Sudahlah, ibu akan bujuk dia agar menolak menikah dengan bos proyek itu. Kalau tidak mau, ibu akan ancam dia." kata Midah.Pembalasannya belum selesai jika anak dari perempuan yang dia benci masih hidup. Begitu kira-kira di pikiran Midah, jahat memang. Tapi rasa marah dan sakit hatinya benar-benar belum dia hilangkan
Baca selengkapnya
57. Sebelumnya ...
Sebelum Pernikahan..Setelah bicara dengan Shalih, Ibra langsung bergerak cepat. Dia memberitahu kakeknya kalau dalam tiga hari dia akan menikah dengan Zahrana, dia juga menghubungi Joni dan dokter Samuel untuk hadir dalam pernikahan dadakannya itu.Tentu saja itu membuat semuanya kaget, terlebih kakeknya. Dia terus mencecar cucunya kenapa bisa ingin menikah mendadak dengan Zahrana, laki-laki tua itu tidak mau kejadian dulu terulang lagi. Menikah secara mendadak dengan sembarang gadis yang tidak tahu asal usulnya.Tapi Ibra memberitahukan semua pada kakeknya bagaimana dia bisa akan menikahi Zahrana. Dan tentu saja kakeknya itu sangat terkejut, setelah tahu masalah yang di hadapi mantan pengasuhnya. Apa lagi anak laki-laki yang selama ini akrab dengannya dulu adalah benar-benar anak Ibra."Baiklah, kakek setuju kamu menikahi Zahrana. Lagi pula, tidak ada alasan kakek menolakmu menikahi gadis itu. Cuma masalahnya, apakah kamu bisa menaklukkan dia setelah apa yang kamu lakukan pada kakak
Baca selengkapnya
58. Kita Sudah Sah kan??
Zahrana masuk setelah ijab kabul di ucapkan oleh Ibra. Ada rasa kesal setelah tadi malam berdebat dengan laki-laki itu kalau dirinya akan di nikahi oleh majikannya. Apa lagi Tuan Arta datang ke penginapan itu setelah dia di ajak menginap lagi di penginapan.Dia tidak menyangka Tuan Arta akan datang dan ikut membujuknya juga untuk menikah dengan cucunya. Dari desakan majikan tuanya itu, Zahrana akhirnya mau juga. Meski Ibra sempat menyerah untuk rencana dan niatnya, tapi akhirnya Zahrana mau juga. Gadis keras kepala itu memang harus di paksa, begitu Ibra berpikir.Tapi dia memaklumi kenapa Zahrana seperti itu, karena banyak sekali kehidupan pahit yang dia alami, apa lagi orang yang akan menikahinya itu adalah laki-laki yang mencampakkan kakaknya sampai meninggal dunia.Kini Zahrana duduk di samping Ibra, dandanan yang sederhana saja. Tetapi mampu membuat seisi masjid takjub karena penampilan Zahrana yang berbeda menjadi cantik, dan itu mampu membuat Mila dan Midah menjadi geram. Panda
Baca selengkapnya
59. Malam Pertama?
"Papa kenapa teriak?" tanya Raka."Maaf sayang, itu om Joni yang salah." jawab Ibra.Dia bangkit dari duduknya, membawa Raka keluar dari kamarnya. Sedangkan Zahrana masih diam, mengerutkan dahinya masih heran kenapa ada baju seperti itu."Ini baju apa sih? Aku tidak mengerti kenapa ada baju seperti ini? Kalau untuk tidur pasti tidak enak." ucap Zahrana masih membolak balik baju di tangannya.Di simpan kembali baju tadi, di lihat baju yang lain sepertinya sama. Tapi kemudian dia menemukan baju piama panjang juga di bagian bawah, dan akhirnya dia mengambil baju piama tersebut untuk mengganti baju pengantin sederhana yang sejak tadi dia kenakan.Sementara itu, di rumah Midah. Perempuan itu benar-benar marah sekali, dia terus mondar mandir menunggu suaminya pulang. Sejak tadi dia sangat kesal sekali menghadiri pernikahan Zahrana dan Ibra sang bos proyek. Apa lagi suaminya itu mengatakan tentang status Raka adalah anak kandungnya."Sialan, jadi dia ayah kandung anak Rania itu? Kenapa bisa
Baca selengkapnya
60. Pamit
Tuan Arta kembali ke kamarnya dengan Raka setelah mereka mengetuk pintu kamar Ibra dan Zahrana tidak di buka juga. Setelah selesai acara akan nikah itu, baik Joni, dokter Samuel kedua orang tua Mischa kembali lagi ke kota. Mereka hanya menghadiri pernikahan Ibra dan Zahrana saja, terutama Tuan Arta. Laki-laki tua itu sangat senang cucunya menikah dengan Zahrana, gadis yang sebenarnya baik dan agamanya juga baik. Dia ingin punya menantu yang seperti itu, tidak seperti mantan pacar Ibra yang sudah menikah dengan pria asing."Syukurlah cucuku menikah dengan gadis itu. Meski dengan cara yang lain, tapi aku senang. Apa lagi kini anaknya sudah besar." ucap Tuan Arta.Dia kini kembali ke kamarnya, rasa lelah menguasai tubuhnya. Tapi Raka masih saja ingin bermain dengannya di kamar, bingung antara ingin istirahat dan juga tidak mau mengecewakan cucu buyutnya."Opa, bunda sama papa lama ya di kamar." keluh Raka."Iya, sebentar lagi papa kesini." ucap Tuan Arta menghibur cucu buyutnya.Menungg
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status