Semua Bab Sang Pelindung Mafia Cantik: Bab 11 - Bab 20

30 Bab

11. Memulai Misi

Dua minggu kemudian, menjadi hari penting. Di mana terakhir kali anak buah Alice menangkap adanya sinyal yang bukan berasal dari bahaya, melainkan sinyal tentang keberadaan Bella. Sebelum pergi menyelamatkan Bella, Aslan harus pergi mengantarkan David dan Gavin pada tempat aman untuk tinggal. Awalnya David merengek dengan segala drama anak kecil ketika diberitahu akan berpisah dengan Aslan. Namun Aslan meyakinkan David dengan sabar hingga David setuju berpisah."Sudah atau belum?" tanya Alice dengan nada tidak sabar. Bagaimana bisa sabar, jika Aslan membujuk David lebih dari satu jam.Aslan mengangguk. Ia kemudian menggendong David sebagai syarat yang diajukah oleh David."Ck! Manja sekali!" celetuk Alice.Aslan yang melewati Alice dengan menggendong David hanya menatap tajam pada Alice. Ia tidak bisa membiarkan Alice membuat dirinya yang membujuk adiknya menjadi rusak.Alice mengunci mulutnya rapat. Ia tahu jika sorot mata Aslan tampak tak terima.Semua orang yang pergi sama dengan
Baca selengkapnya

12. Rintangan Hadir

Gavin menjalankan perintah Alice. Ia melajukan mobil dalam keadaan ban kempes bagian belakang. Ketegangan terjadi di dalam mobil. Alice menatap sekitar. Aslan tampak memperhitungkan sesuatu. "Kau harus mengemudi mendekat pada anak buah Alice, lalu buka kunci pintunya agar anak buah Alice bisa melompat.""Kau gila? Kita bisa tertangkap." ucap Alice pada Aslan."Kau yang lebih gila tega meninggalkan anak buahmu."Pergerakan Gavin membuat polisi gadungan tersebut tampak menatap mobil yang dikemudikan Gavin. "Bagaimana ini? Mobil di depan menghalangi jalanku. Aku tidak bisa mendekatkan mobil pada anak buah Alice.""Aku akan keluar! Kau teruskan saja, nanti aku akan melompat bersama dengan anak buah Alice."Alice melihat ke bagian kursi belakang. Rupanya anak buah Alice yang memesan mobil telah menyiapkan sebuah senjata seperti pisau lipat. Pisau lipat diberikan pada Aslan oleh Alice. Serangan dengan tangan kosong saja tidak akan cukup. "Kau ini mengemudi mobil atau menjelma jadi kura-
Baca selengkapnya

13. Ini Jebakan!

Rencana yang telah disebutkan Aslan pada Alice akan direncanakan seminggu kemudian. Rasanya cukup singkat karena persiapannya panjang hingga akan dilaksanakan hari ini. Sebelum melaksanakan rencana, Aslan mengantarkan Gavin dan David ke rumah milik Bella yang diberitahu Alice. Perjalanan ke rumah milik Bella harus dijalani dengan berbagai kendaraan yang ditumpangi. Alasan menumpang kendaraan adalah untuk menghemat biaya yang dikeluarkan. Uang yang dipegang oleh Aslan harus digunakan secara baik dan tepat sasaran. Aslan dan yang lainnya sampai menyamar sebagai pekerja dari truk cabai. Mereka sempat menurunkan cabai di pasar yang dituju. Namun hanya Alice yang bagian mendata cabe yang dikirim. Sepanjang jalan Alice sempat mengomel tentang perihnya mata Alice terkena embusan angin dari cab"Ini upah untuk kalian." Sopir cabe memberikan beberapa lembar uang dengan pecahan dua ribu rupiah cukup banyak.Alice ingin protes, langsung dicegah dengan cepat oleh Aslan. Hanya Aslan yang berani
Baca selengkapnya

14. Bertukar Tugas

"Tunggu!" Sebuah teriakan dari orang di belakang mobil Alice. Aslan menoleh ke belakang. Terlihat seorang pria berpakaian serba hitam ada di belakang mobil. "Sepertinya dia mengenalmu." "Jangan hiraukan! Cepat jalan saja!" Ketika anak buah Alice akan menancap gas, justru ada seorang pria yang menghadang. Tentu saja anak buah Alice langsung mengerem mendadak. Alice turun dari mobil ketika melihat pria yang menghadang. Aslan pun ikut di belakang Alice. "Kenapa kau menghentikanku?" Alice berbicara pada pria yang berpakaian serba hitam.Aslan memperhatikan pria di hadapannya. Ia tidak bisa menyimpulkan kalau orang di hadapannya itu adalah mafia yang dicari Alice. Karena dari wajah dan lagaknya biasa saja. "Kau kan belum menyerahkan apa yang aku minta." Mendengar ucapan pria di hadapannya, Aslan menjadi yakin kalau memang mafia yang dicari Alice untuk menyewa mobil memang yang sekarang sedang berbicara. Ia tidak ingin ikut campur. "Kau pikir aku bodoh?" Alice justru terlihat tidak
Baca selengkapnya

15. Pertemuan Mafia

Sesuatu yang ditampilkan Alice tentang tugas anak buahnya pada Aslan berupa hal yang tidak enak dijalankan. Rasanya Aslan terjebak di antara dua pilihan tidak bagus untuk dipilih."Jangan diam saja? Kau ingin tugas apa?""Kenapa tidak anak buahmu saja? Dia kan pelanggan VIP dalam hal narkoba.""Tidak bisa dijadikan pilihan utama. Karena takut ternyata nanti tertangkap.""Aku apa bedanya? Aku kan juga dikejar-kejar bersamamu?""Berbeda. Aku yakin kalau Charles bukan mengejarmu, melainkan aku. Jadi, wajahmu mungkin tidak dihafal oleh Charles si mafia kejam itu.""Mustahil sekali sepertinya. Pasti dia mengerahkan segala hal untuk mencari semua anggota keluarga dari ayahku.""Charles tidak seperti itu. Pasti akan menghabisi orang yang tidak memuaskan kerjanya menurut Charles. Apalagi orang yang berkhianat.""Ternyata begitu. Baiklah, aku pilih tugasku sendiri. Biar anak buahmu saja menjalankan tugasnya."Alice hanya tersenyum kecil mendengar ucapan Aslan. Sudah diduga oleh Alice kalau Asl
Baca selengkapnya

16. Kotak Rahasia

Bella tampak beranjak dari kursi. Ia membiarkan pria yang baru saja datang menduduki kursinya. Aslan masih diam mengamati keadaan. Tanpa ada pemberitahuan sebelumnya, Bella keluar dari ruangan ukurannya seperti kamar. Hanya ada Aslan dan pria di depannya."Jadi, kau pelanggan baru?""Iya. Maaf aku kurang nyaman diperlakukan seperti akan diinterogasi seperti ini." Aslan mengutarakan apa yang dipikirkan sejak tadi."Seperti inilah cara kami. Jika kau tidak sanggup melanjutkan ... maka bisa pergi dari sekarang.""Tidak mungkin aku meninggalkan begitu saja setelah mencobanya tadi.""Bayar!" Pria di hadapan Aslan memberikan nota pembayaran pada Aslan.Aslan tak mengerti cara kerja transaksi mereka. Tidak biasa bagi Aslan ditekan tanpa ada kejelasan prosedur.Tidak ada jeda untuk menunggu pembayaran. Aslan harus segera menyelesaikan saat ini juga. Dalam beberapa menit, transaksi berhasil. Aslan mengira setelah transaksi akan berakhir. Ternyata dugaan Aslan salah. Bella masuk kembali menem
Baca selengkapnya

16. Terjun Bebas

Kotak yang dibawa Aslan tidak bisa dipahami isinya. Karena berisi tentang teka-teki yang harus dipecahkan. Alice menerjemahkan teka-teki tersebut sebagai bentuk opsi terakhir jika saja Aslan tidak bisa bertemu dengan Bella lagi. Maka Aslan dan Alice yang akan memecahkan teka-tekinya. "Cukup rapi juga Bella dalam memperhitungkan sesuatu." "Iya. Tapi, susahnya ... dia terlalu rapi hingga terkadang hanya dia sendiri yang tahu. Orang lain tidak mampu memecahkan." Alice mengakui kemampuan saudarinya itu. Namun pada sisi lain juga menyusahkan."Optimis saja dia datang. Kurang setengah jam lagi." Aslan masih sabar menunggu kedatangan Bella di tempat pertemuannya. Walaupun tubuh Aslan tak sepenuhnya pulih dari terakhir kali setelah mengonsumsi entah obat apa."Aku penasaran dengan apa yang akan dilakukan Bella.""Kenapa begitu? Apa ini bukan rangkaian pembelian narkoba seperti biasanya?""Bukan. Biasanya hanya sekali itu saja. Kalau yang dua kali biasanya VIP. Tidak mungkin sekali bertemu d
Baca selengkapnya

17. Terperosok Keadaan Bahaya

Tombol yang ditekan Aslan tak segera berfungsi. Namun tak sampai lima menit, ada beberapa gelembung mirip karet mengembang dari bagian dalam.Alice yang mengemudi tak mampu mengendalikan lagi mobil yang dikemudikan. Aslan dan Bella pun tak bisa bergerak akibat terhimpit karet yang membesar bagaikan balon yang ditiup. Duar! Mobil mengeluarkan suara leadakan keras saat berada di dasar jurang. Aslan dan yang lainnya berada di dalam mobil hanya diam mengikuti alur. Karet mirip balon yang ada di dalam mobil menyusut setelah lima belas menit. Aslan bisa bernapas lega ketika merasakan ada ruang. Namun rasanya tubuh Aslan sakit semua saat digerakkan. Aslan bersusah payah menoleh pada Bella. Rupanya Bella masih sadar seperti Aslan. Hanya saja, Bella tidak mengembuskan napas dengan keras. Ketika mata Aslan tertuju pada Alice, tubuh yang terasa sakit langsung berubah dikesampingkan oleh Aslan. Alice tidak sadarkan diri yang membuat Aslan khawatir. "Alice!" Aslan mengguncang pelan bahu Alic
Baca selengkapnya

19. Berhenti atau Mati?

"Kita pakai ini saja!" Bella mengeluarkan tiga botol kecil dari dalam tas.Aslan tidak memberi jawaban atas saran Bella. Ia memilih menarik Bella dan Alice untuk pergi dari sana. Langkah kaki yang terdengar dari atas semakin mendekat. "Kita tidak bisa lari! Yang ada terbunuh!" Bella melepaskan tangan Aslan."Kau bisa diam tidak? Kita harus berusaha." Aslan kesal. Namun nada bicaranya masih lirih. Alice menatap Bella. Ia memberi kode pada Bella untul menurut saja. Sepertinya Alice sejalan dengan Aslan. "Kita pakai caraku saja!" Bella masih saja bersikeras memperlihatkan botol kecil tadi. Aslan akhirnya berusaha mendengarkan Bella sembari tetap berjalan. Ia malas berdebat dengan Bella. "Apa itu?" Alice bertanya dengan nada lirih pada Bella. Ia juga tetap berjalan seperti yang dilakukan Aslan."Racun yang bisa membuat kita berhenti bernapas sementara selama dua jam. Jadi, kita bisa disangka mati oleh musuh.""Tidak hanya disangka. Tapi, pasti mati." Aslan menyangkal perkataan Bella.
Baca selengkapnya

20. Serangan Tak Terduga

Aslan menghentikan gerakannya. Sayangnya Aslan langsung dilumpuhkan oleh pria lain yang ada di belakang Aslan. Bella pun sama dibekukannya oleh pria lain. Pria yang datang menyandera Alice dengan mengalungkan Alice dengan sebuah clurit. Aslan sudah bisa menebak jika pria yang menyandera Alice akan mengancam, sehingga Aslan berusaha tidak melawan lagi."Rupanya cukup mengerti keadaan juga kau, ya." Pria yang menyandera Alice berbicara sembari mendekat pada Aslan. Aslan diam bukan tanpa rencana. Ia masih memikirkan segala kemungkinan yang bisa terjadi di sekitar. Tidak hanya itu, Aslan juga memanfaatkan sekitar untuk menyerang. "Jalan! Cepat buka pintunya!" seru pria yang membawa Bella. Bella hanya berjalan menuruti permintaan pria yang mendorongnya sembari menodongkan senjata tajam di pinggang Bella. Percuma saja menekan Bella, karena pintu hanya bisa terbuka dengan sidik jari Aslan. Aslan sempat melirik ke arah Alice. Ia memberi kode pada Alice untuk melawan. Alice tampak mengert
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status