Semua Bab Bukan Suami Pilihan: Bab 11 - Bab 20
44 Bab
Tamu Tak Di Undang
Seperti biasa setiap pagi Adara sudah sibuk berkutat di dapur untuk membuat sarapan. Kali ini suasana hatinya sedang senang, ia berharap kali ini ia bisa melatih Raka dengan penuh semangat.“Kali ini aku harus bisa membuat Raka berdiri, ya. Aku yakin setelah menonton siaran di televisi aku yakin dengan cara itu Raka bisa cepat berjalan.”Raka yang baru saja bangun langsung ke dapur untuk menemui Adara. Ia sengaja ingin sekali melihat Adara yang setiap hari nya sibuk di dapur.Ia pandangi Adara dari kejauhan, ia sangat senang melihat Adara yang selalu semangat. Seperti melihat matahari pagi yang bersinar yang selalu memancarkan energi positif setiap harinya.“Aku baru saja mau membangunkan mu!” jelas Adara.“Aku sudah bangun dari tadi, kamu masak apa hari ini?” tanya Raka.“Aku masak masakan kesukaanmu, oh iya nanti sesudah sarapan aku akan mengajakmu jalan-jalan ke taman belakang sambil kita berlatih lagi bagaimana apa kamu mau?”Raka menghela nafas ia merasa malas jika harus berlatih
Baca selengkapnya
Si Penggoda
“Mulai mala mini Viona akan menginap di sini! kamu tak usah khawatir, mulai besok Viona yang akan mengurusku!” jelas Raka.Viona tersenyum penuh kemenangan, ia tahu jika dirinya akan diterima oleh Raka di rumah itu. Adara hanya mengangguk dan terus menyantap makan malam nya hingga tandas.Dalam hati Adara sangat terkejut, namun ia masih bersikap bodo amat karena memang dia bukan istri yang diharapkan Raka, begitu pula Raka bukan suami pilihan Adara.“Kamu tak keberatan bukan jika aku tinggal dan mengurus Raka?” tanya Viona dengan ramah.Adara mengangguk dan terpaksa tersenyum. “Aku tidak keberatan kok!”Viona tersenyum simpul dan menggenggam tangan Adara. “Terimakasih banyak kamu telah menerimaku di rumah ini.”Akhirnya permasalahan Viona bisa teratasi juga. Setelah selesai makan malam Viona segera beristirahat di kamar tamu, sedang Adara kini tengah dilanda kegundahan. Bagaimana bisa Raka memasukan wanita lain ke rumahnya, walaupun di antara mereka tak ada rasa cinta, namun Raka har
Baca selengkapnya
Mulai Berulah
Pagi-pagi sekali Adara sudah disibukkan dengan segudang pekerjaan yang telah menantinya. Kali ini ia sangat bersemangat karena tugas nya hanya membersihkan rumah dan membuatkan sarapan untuk mereka.“Akhirnya semua selesai dengan cepat, setelah ini aku bisa bersantai di kamar!” ucap Adara seraya membersihkan tangannya dengan kain lap.Ia berjalan ke ruang tengah dan di sana ia melihat Viona yang baru saja keluar dari kamar Raka. “Kenapa si wanita menyebalkan itu keluar dari kamar Raka?”Tanpa basa-basi Adara segera menghampiri Viona dan menarik tangannya. “Kamu dari mana? kenapa kamu keluar dari kamar Raka?” tanya Adara penasaran.Viona tersenyum manis di depan Adara seraya merapikan pakaian dan rambutnya yang berantakan. “Semalam aku tidur di kamar Raka, kenapa kamu keberatan jika aku tidur dengan suamimu?” tanya Viona dengan nada mengejek.“Aku tak habis pikir Raka bisa mengenal wanita murahan sepertimu. Aku tahu kamu adalah kekasihnya, namun kamu bisa menjaga sikapmu di rumah ini!
Baca selengkapnya
Pelakor Matre
“Terserah kalian saja, lagi pula aku sangat senang jika kalian tak ada rumah. Aku bisa lebih bebas melakukan apa saja yang aku mau!” jelas Adara.Viona dan Raka kini tiba di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta, mereka menghabiskan waktu untuk berbelanja, makan dan mengobrol. Raka sangat senang akhirnya bisa keluar dari rumah menghirup udara segar.“Bagaimana apa kamu senang hari ini?” tanya Raka.Viona mengangguk dan tersenyum kepada Raka. “Aku sangat senang sekali hari ini, kamu banyak memberikan ku barang-barang yang aku mau. Terimakasih banyak, Sayang!” ucap Viona memeluk Raka.Raka pun sangat senang melihat sang kekasih sangat bahagia. Hari ini mereka menghabiskan waktu di mall. Sedang Adara sedari tadi pagi ia enggan keluar dari kamarnya. Ia menghabiskan waktu untuk tidur dan memainkan ponselnya.Napak sangat membosankan namun Adara sangat bersyukur beberapa jam ini tak ada yang mencari dirinya.“Apa aku telepon Mariana saja, sudah lama sekali aku tak mendengar kaba
Baca selengkapnya
Ini Yang Kamu Harapkan?
Viona memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan beristirahat, di sana Adara baru saja menyelesaikan tugasnya dan membantu Raka untuk berpakaian.Adara tak banyak berbicara, bukanya ia tak mau mengobrol banyak dengan Raka namun ia tak kuasa untuk mengatakan semua keluh kesahnya.“Sudah selesai, lebih baik kamu segera tidur lagipula ini sudah malam!” ucap Adara.Raka terus menatap Adara tanpa henti. “Apa ada yang mau kamu sampaikan padaku?”Adara menghela nafasnya perlahan dan menatap Raka. “Banyak sekali yang aku ingin katakan kepadamu, tetapi sudahlah ini sudah malam lagi pula aku sangat lelah!”Adara beranjak dari duduknya namun Raka menarik lengan Adara, dan ia pun duduk di sebelah Raka. “Kenapa, coba katakan apa yang ingin kamu katakan padaku? Aku akan mendengarkan semua yang kamu katakan!”Adara tak berani menatap Raka, ia masih diam seribu bahasa. Lidahnya kini terasa kelu untuk mengatakan semua kepada Raka.“Sebelumnya aku mau minta maaf, aku tahu kamu merasa tak nyaman dengan ke
Baca selengkapnya
Perayu Ulung
“Cepat minta maaf kepada Adara!” pinta Raka.Viona menatap Adara dengan sinis, bagaimana bisa dia meminta maaf karena menurutnya dia tak bersalah dan dia tak melakukan apa-apa.“Adara, maafkan aku karena aku telah membuat kamu dimarahi, Raka,” ucap Viona terpaksa.Adara menatap Raka dan Viona. “Sudahlah, lagi pula kamu tak salah kok. Sebaiknya kita lanjutkan lagi sarapannya!” ucap Adara.Kali ini Viona merasa dipermalukan oleh Raka. Jika ada kesempatan ingin Rasanya Viona membalas apa yang dilakukan Adara, kali ini ia harus meninggalkan kediaman Raka karena suatu hal, ia meminta izin kepada Raka karena ia ada keperluan mendesak.Viona harus kembali ke kediaman mami Mona untuk sementara waktu, dengan berat hati ia harus pergi meninggalkan semua kemewahan yang baru saja ia mulai.“Sayang, maaf sebelumnya. Mami Mona tadi malam menelponku, ia meminta aku di untuk menemuinya dan mami Mona memintaku untuk tinggal sementara waktu di sana. Nanti jika urusanku sudah selesai aku akan kembali ke
Baca selengkapnya
Perubahan Yang Menakjubkan
“Setelah ini kamu mau kemana Adara?” tanya Raka.Adara menatap Raka dengan penuh tanya, ada angin apa tiba-tiba Raka berubah sangat perhatian.“Aku ingin langsung pulang saja, hari ini aku sangat lelah!” ucap Adara.“Kenapa, apa kamu sakit?” tanya Raka.Adara menggelengkan kepada. “Tidak, aku hanya butuh tiduran saja!” jelas Adara.“Baiklah jika itu maumu, tetapi terimakasih banyak berkat kamu terapi hari ini sangat membuatku bersemangat. Akhirnya sedikit-demi sedikit aku bisa berjalan!”Adara hanya membalasnya dengan senyuman, kali ini memang dia sangat kelelahan dan tidur di dalam mobil. Raka melihat Adara tertidur langsung memberi pundaknya untuk bersandar.“Maaf jika aku selalu merepotkanmu!” batinnya.Hari-hari berlalu, semakin hari kemajuan Raka untuk berjalan semakin membuahkan hasil. Raka kini tak lagi mengenakan kursi roda, kali ini dia bantu dengan tongkat untuk berjalan.Nampak apa yang Adara harapkan kini terwujud, Raka banyak perubahan setiap harinya. Kali ini Raka sengaj
Baca selengkapnya
Mengunjungi Ayah
“Memangnya kamu dapat kabar dari siapa jika ayah sakit?” tanya Raka.“Barusan ayah telepon jika dia sedang sakit, dan memintaku untuk segera pulang!” jelas Adara.Raka terdiam, ia tak bisa mengizinkan Adara pergi begitu saja, namun di satu sisi mertuanya sedang sakit dan membutuhkan anaknya.“Apa boleh aku pulang kerumahku, nanti jika ayah sudah sehat aku akan kembali lagi ke sini!” jelas Adara memohon.“Jika aku tak mengizinkan kamu pergi bagaimana?”Adara tiba-tiba merasa kecewa kepada Raka, ia tak menyangka jika suaminya itu tak mengijinkan Adara untuk mengunjungi ayahnya. Bagaimana bisa seorang anak melihat ayahnya sakit akan diam saja.“Apa kamu akan tega melihat ayah yang sedang sakit sendiri di rumah?” jelas Adara kesal.“Apa kamu pikir keputusan mu itu baik untukku? Nanti yang ada kamu tak akan kembali lagi ke rumah ini!” sergah Raka.Adara tak habis pikir dengan Raka, bisa-bisanya di situasi genting begini ia masih memikirkan hal semacam itu.“Aku mohon, izinkan aku pulang ke
Baca selengkapnya
Malam Pertama
Sudah selarut ini Raka masih terjaga menemani Adara yang tertidur pulas, ia sengaja memilih tidur di kursi supaya memberi kenyamanan untuk Adara.“Kamu jangan sampai sakit Adara, aku tak mau kamu sampai kenapa-kenapa. Jika kamu sampai sakit, bagaimana dengan aku? siapa yang akan mengurusku nanti?” lirih Raka.Ia tatap terus wajah Adara dari kejauhan, tampaknya kini Raka sudah timbul benih-benih cinta kepada Adara. Bagaimana bisa seprotektif itu jika ia tak memiliki perasaan kepada Adara.Adara terjaga, ia bangun dan melihat dirinya sudah berada di dalam kamar. Adara mengedarkan pandangannya dan melihat Raka yang sedang tidur di sofa.“Kenapa dia tidur di situ? nanti jika badannya sakit aku juga yang akan repot!” ujar Adara.Ia beranjak dari ranjang menghampiri Raka. Adara duduk di samping Raka dan membangunkan nya dengan perlahan.“Bangun, sebaiknya kamu pindah ke ranjang sana. Nanti jika kamu sakit badan, aku juga yang repot!” jelas Adara.Raka masih tidur namun tangan Raka melingkar
Baca selengkapnya
Masih Tak Percaya
Adara memukuli tubuh kekar Raka, ia merasa dirinya kini tidak suci lagi. Lantas memangnya semalam Adara mabuk hingga ia tak sadar jika dirinya semalam sudah bercinta dengan Raka?“Sudahlah kamu jangan menangis dan terus memukuli ku, tenang saja nanti jika kamu hamil aku akan tanggung jawab!” jelas Raka tertawa kecil.Adara terus saja menangis sesegukan di balik selimut, ia sangat malu dengan dirinya sendiri dan terus menyalahkan dirinya.“Bagaimana nanti jika aku menikah lagi dan mempunyai suami, apa dia akan menerima aku yang sudah tak suci lagi!”Lagi-lagi Adara menangis dan terus tak percaya dia sudah tak suci lagi. Raka hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah istrinya itu seperti anak kecil.Ia beranjak dari tempat tidur meninggalkan Adara yang masih tak mau keluar dari dalam selimut. “Ayo sebaiknya kita mandi, nanti yang ada ayah akan mencari kita. Sebaiknya kita bareng saja biar lebih cepat mandinya!” ucap Raka yang terus mengejek Adara.Tangis Adara semakin kencang, ia
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status