Semua Bab Mr. Wolfy and His Siren Mate (INDONESIA): Bab 111 - Bab 120
131 Bab
111.
“Kita harus membuat rencana untuk menyelamatkan Elder dan nona Lyra, Alpha.” kata Ronan meyakinkan Max. “Elder tidak bisa mengatasinya sendirian. Kita harus segera membantunya. Semakin cepat itu lebih baik, Alpha.” Ivory menghapus air matanya, dia berjanji untuk tegar dan kuat. Max mendekapnya erat. Tidak ada yang lebih menyedihkan dan memedihkan untuk Max melihat Ivory hancur seperti ini. “Ronan benar. Kita harus segera ke sana, Max. Aku mohon. Kita harus menyelamatkan mereka segera. Aku tidak bisa membayangkan Seth bersamanya.” Ivory merintih lagi. Max memeluknya erat. “Kau harus bersabar sedikit, masalahnya yang kita hadapi adalah Seth dan Linea. Kita tidak bisa bertindak gegabah. Mereka sangat licik. Salah langkah, justru Lyra tidak akan terselamatkan, Ivy,” ucap Max dengan suara menenangkan. Ivory berdecak lagi. Tidak sanggup membayangkan Lyra berada di sekitar orang mengerikan seperti Seth. Dia pernah merasakannya, Seth itu seperti ap
Baca selengkapnya
112.
“Tuan, semua anggota klan sudah tiba di ruang pertemuan. Mereka sangat mengharapkan kedatangan anda segera.” Pintu kediamannya terbuka lebar, kepala pelayan membungkuk hormat kepadanya. Menunggu perintah Benjamin selanjutnya. Badai hujan di luar mereda. Pertemuan ini nyatanya ditunda hampir empat jam sebab menunggu kedatangan anggota klan lainnya yang hadir terlambat. Benjamin tidak tahu mereka sengaja atau tidak. Setiap dia ingin mengadakan pertemuan genting begini; tak sedikit di antara mereka yang berkilah. Cuaca buruk sempat menutup seluruh jalur arteri menuju mansion utama milik Benjamin. Sebagian dari mereka sangat membenci hujan hingga malas berkeliaran di hutan bertelanjang kaki atau menggunakan kekuatan lari mereka yang mampu melompat ke tempat lain dengan cepat. Mereka lebih memilih naik sedan mewah mereka, dan bertingkah angkuh. Benjamin menghela napas jengkel. Dia mengusap rambutnya ke belakang, turun dari pembaringan dengan hel
Baca selengkapnya
113.
“Kau benar-benar mengejutkan kami, Ben. Setelah kami mempercayakan kursi kepemimpinan untukmu. Beginikah balasanmu? Kau keterlaluan. Kami benar-benar kecewa mendengar pengaduan serta keluhan dari anggota klan lainnya soal niatanmu. Jangan bertindak gegabah, dan nekat! Kau membahayakan semuanya!” “Aku tidak berniat mengkhianati kepercayaan kalian dan seluruh anggota klan. Apa aku salah meminta bantuan pada kalian? Bukankah kita memiliki prinsip? Satu rasa, sama rata? Tak ada yang dibedakan sesama anggota klan. Kau tahu alasanku bertindak seperti ini. Aku harus menjemput putriku. Nyawanya terancam. Selama dia bersama Seth dan Linea, kematian mengintai nyawa Lyra!” jawab Benjamin dengan nada mengeras. “Lantas aku harus bagaimana? Bertindak sendirian menyerang mereka? Aku tahu ini misi bunuh diri, dan bisa membunuh kita semua. Apa aku punya pilihan?”Suara kecaman Benjamin menggema di ruang pertemuan dewan. Membuat petinggi klan dan kedua wakilnya berdeham tak habis pikir. Mata mereka b
Baca selengkapnya
114.
“Sialan!” Mirielle mengutuk kepayahannya. Tiada hentinya dia mengamuk di dalam batinnya. Penyelamatan ini benar-benar membuatnya putus asa tidak terkira. “Astaga, demi Amethyst. Kumohon aku sangat membutuhkan kekuatanku! Kasihanilah aku! Kembalikan kekuatanku, Dewi! Aku ingin menyelamatkan nyawa anak kecil tidak berdosa! Ini urusan genting. Tidak bisakah kau mendengar rintihanku, Amethyst?!”Ini ke sekian kalinya Mirielle mengajukan protes pada Amethyst. tetapi, tak ada satu pun rintihan atau doanya yang didengar oleh sang dewi. Jelas berbeda daripada situasinya yang dulu. Amethyst selalu ada ketika Mirielle membutuhkan apa pun. “Semarah itukah kau padaku? Aku ini tidak sempurna. Bisa melakukan kesalahan. Kau bahkan telah melenyapkan sebagian kekuatanku sebagai hukumannya. Bagaimana dengan pengampunanmu? Bukankah cintamu itu luas? Aku tahu kau bisa mendengarku. Semestinya kau memberikan aku kesempatan. Aku tahu kesalahanku memang sulit untuk kau toleransi. Sekali ini saja. Kau bisa me
Baca selengkapnya
115.
Tirai putihnya tersibak oleh angin dingin yang bertiup kencang. Mirielle bisa menembus dinding sihir berwarna biru itu, dan segera menyelamatkan Lyra. Keterlambatannya ini adalah kesalahan terbesar baginya. Bila sampai sesuatu yang buruk terjadi pada Lyra, tamatlah riwayatnya. Mirielle akan membuat semua orang kecewa termasuk Amethyst. Kalau perlu menyerang kepala belakang Linea untuk membuatnya pingsan. Selagi Seth jauh berada di pekarangan taman itu, jika Mirielle melumpuhkan Linea diam-diam, Seth tak akan menyadarinya. Mengalahkan Linea bukan perkara sulit bagi Mirielle.Akan tetapi, apa yang terjadi begitu mengejutkan dan memukul akal sehat Mirielle. Dia sampai terhenti dengan napas memburu. Linea membuang bantal itu dari tangannya ke lantai. Menggelengkan kepala, kemudian menangkup wajahnya yang banjir oleh air mata. “Apa yang sedang aku lakukan? Aku tak pernah bisa menyakiti Lyra. Sudah jadi apa aku ini?!”Mirielle terdiam di ambang jendela. Tubuhnya benar-benar terpatri tida
Baca selengkapnya
116.
“Jauh lebih baik?” tanya Max menggenggam erat jemari Ivory. Max menatapi wajah cantik Ivory lekat-lekat. Belakangan ini dia terlihat sering kali pucat bagai kapas. Ivory kurang tidur di malam hari, diperburuk oleh nafsu makannya yang berkurang, bobot tubuhnya sampai turun drastis. Ini membuat Max sangat mencemaskannya. “Setidaknya, setelah mendengar Amethyst. Jauh lebih ringan.” Ivory mengangguk, tersenyum samar, dan menghela napas penuh beban. “Soal Elle bukankah sebaiknya kita segera bergerak? Entah kenapa perasaanku tidak enak, Max. Aku punya firasat buruk. Sedari tadi batinku tiada hentinya memikirkan Elle dan Lyra sedemikian rupa. Aku sangat takut sesuatu terjadi pada mereka. Elle pun belum menghubungkan kembali mind-linknya kepadaku. Dia pasti kesulitan di sana, bagaimana kalau Seth dan Linea berhasil menangkapnya?”“Itu tidak akan terjadi, Ivy. Jangan meragukan Elle, dia sangat tangguh. Mustahil Seth dan Linea menangkapnya.” Max merengkuh Ivory. “Aku telah menjelaskan segala
Baca selengkapnya
117.
“Aku harus keluar dari sini?!” Benjamin meradang, membanting gelas di tangannya ke lantai. Berulang kali teriakannya tidak digubris. Dia benci hukuman kurungan ini, pintu kamarnya dijaga ketat oleh para penjaga terkait hukuman dewan yang sama sekali tidak memahami kesulitannya. “Mereka bahkan tak mencoba untuk membantuku! Klan macam apa kalian?!”Benjamin tidak bisa terus-terusan dikurung begini, nyawa Lyra dalam bahaya. Terlebih mendengar ancaman Watcher sialan utusan Seth yang mengintai dan mengirimkan pesannya. Selama ini Benjamin tidak tahu jika diintai, Seth jelas krisis kepercayaan terhadapnya sehingga dia menyewa jasa Watcher untuk mengawasi tiap gerak-geriknya. Benjamin mengancam Watcher tersebut, mengatakan padanya bahwa dia akan keluar dari kurungan ini dan mendapatkan darah Ivory. Benjamin mengancam Seth bila dia berani menyentuh atau melukai putrinya – dia tak akan segan-segan membunuh Seth dan Linea dengan kematian terburuk. “Seth memang keparat!” kutuk Benjamin menguru
Baca selengkapnya
118.
“Dugaanku salah. Ternyata penjagaan Eastonville lebih ketat daripada yang kukira.” Benjamin terduduk di puncak pohon pinus, mengintai situasi Alsenic Pack yang ternyata penjagaannya malah diperketat. Ada yang berbeda, sepertinya Max mendapat bala bantuan dari anggota Pack lain. Melihat simbol tato di lengan mereka—Benjamin mengenal simbol tato itu. Mereka kawanan legendaris yang berasal dari Pack Northernhill, Southernshore, dan Westmont. Benjamin kebingungan. “Sedang apa mereka di sini?” Mata pemburu Benjamin menjelajah, hanya ada keberadaan kalangan bawah anggota biasa seperti Omega, Gamma dan Schout Alsenic pack. Dari embusan angin dingin, Benjamin mencium aroma darah Ivory yang semanis vanila tidak jauh dari sini, tetapi Ben tidak merasakan aroma darah Max di seluruh penjuru Eastonville.“Apa Max tidak ada di Eastonville? Aku juga tidak merasakan apa pun. Kalau pasukan legendaris itu ada di sini seharusnya Alpha mereka pasti datang kemari. Ke mana mereka semua?”Tapi ini kesempa
Baca selengkapnya
119.
“Sumpah mati, Ivy. Atas nama leluhurku, aku tidak berniat menyakiti atau melukai kalian! Aku ke sini ingin bicara soal Lyra!” tegas Benjamin masih mengangkat kedua tangannya. “Aku tak akan mendekati bayimu. Aku bersumpah.”Ivory menggeram jengkel, dia ingat percakapan kesepakatan Benjamin bersama Seth dan Linea. Mana bisa dia percaya begitu saja dengan vampire pengkhianat ini. Benjamin kemari untuk memenuhi kesepakatannya, mengerat darah Ivory. Dia pasti ingin melukai dan menyakitinya. “Kau, Seth dan Linea sama saja!” tunjuk Ivory menggeram benci. Dia malah berbalik mengancam Benjamin. “Kau tidak ada bedanya dengan mereka. Jangan berani kau menyebut nama Lyra! Dia putriku. Lyra akan kembali kepadaku dengan selamat. Rencana kalian akan gagal! Kau pun tak akan bisa membawanya pergi jauh atau merebutnya dariku! Kau tidak boleh membawa Lyra! Langkahi dulu mayatku!” “Demi keselamatan Lyra aku rela menempuh apa pun Ivy. Aku bahkan kemari mempertaruhkan nyawaku hanya untuk dia!” tambah Ben
Baca selengkapnya
120.
“Aku bersumpah, Ivy. Aku berjanji akan melindungi dan menyelamatkannya asalkan kau mau mengorbankan diri! Kau tahu apa? Hanya kau yang diinginkan oleh Seth! Dia bahkan tak mempedulikan bayi yang dikandung Linea hanya karena terobsesi padamu! Inilah jalan termudah untuk menyelamatkannya. Seth membual menginginkan darahmu untuk meningkatkan kekuatannya. Ini bukan soal kekuatan, melainkan dirimu. Dia tergila-gila padamu.” “Bullshit! Jangan coba kau mempengaruhiku! Aku punya suami yang kuat, pasukan pack yang tangguh! Aku tak butuh bantuanmu! Keluargaku bisa menyelamatkannya. Sekarang, pergilah! Tidak ada yang perlu untuk dijelaskan lagi! Aku tak mau dengar kebohongan-kebohongan gilamu lagi! Pergi! Menjauhlah! Jangan pernah kau muncul lagi dihadapanku, keparat!” Ivory mulai murka, mendorong Benjamin kasar hingga membuatnya tersungkur ke belakang. “Maafkan aku untuk semua yang terjadi ini di luar kuasaku, Ivy,” ucap Benjamin bangkit. Ekspresi wajahnya menyiratkan rasa bersalah mendalam.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status