All Chapters of Terbelenggu Dokter Tampan: Chapter 11 - Chapter 20
38 Chapters
Chapter 11
"Rio? ada dirumah Inara, ada apa ini? kenapa dia juga tidak menyapaku padahal dia jelas melihatku, bahkan senyum pun tidak." Hesti berjalan menuju pintu rumah Inara sambil terus berpikir dan penasaran kenapa Rio ada disini. Setelah memencet bel tampak dari dalam pelayan membukakan pintu dan menanyakan Hesti mau menemui siapa. Pelayan menyuruhnya masuk dan menunggu. Tak berapa lama Inara keluar dan menemui Hesti. "Nara, apa kabar kamu sayang? aku telpon kamu tapi nomer kamu gak aktif." Sapa Hesti sambil memeluk sahabatnya. "Maaf Hes aku baru hari ini nyalakan hand phone, dari kemarin aku gak enak badan pengen istirahat aja gak mau diganggu siapa siapa, kamu apa kabar maaf ya aku gak sempat pamit waktu itu." "Gak papa, gak masalah kok." Hesti penasaran dengan keberadaan Rio yang keluar dari rumah Inara , lalu dia bertanya kepada Inara. "Ra aku tadi di gerbang ketemu sama Rio, dia dari sini Ra?" Mendengar pertanyaan itu, Inara tampak kebingungan akan jawab apa, dia sempat terdiam s
Read more
chapter 12
Beberapa minggu setelah kejadian itu, Inara memutuskan untuk mulai kembali ke aktivitasnya dia mulai masuk mengajar sebagai dosen setelah cuti lumayan lama. Papa dan mama Inara sempat tidak mengijinkan putrinya itu beraktivitas kembali namun setelah Inara menjelaskan alasannya yang sudah mulai jenuh dan juga mungkin dengan mengajar dia bisa lebih terhibur maka orang tua Inara akhirnya mengijinkannya. Inara sempat ragu, karena dia takut disaat dia masuk Inara mendapat hinaan atas kejadian yang menimpannya, namun ketakutan Inara itu tidak terjadi, keadaan di kampus Inara nampak tenang saja ketika Inara datang, rupanya berita soal kejadian itu cepat di take down oleh papa Inara sehingga tidak sampai terdengar di kampus Inara. Beberapa dosen menanyakan kesehatan Inara yang cuti karena sakit hampir tiga minggu. Jam mengajar telah selesai, kegiatan hari ini membuat Inara kembali bersemangat kembali, dia mulai melupakan kejadian yang dia alami. Keluar dari kelas Inara menuju taman untuk be
Read more
Chapter 13
"Aku akan tanggung jawab, kamu tenang ya kita berdoa saja dugaan kita salah." "Bukan masalah tanggung jawab saja ini Rio." Panggilan perawat menghentikan ucapan Inara. Mereka memasuki ruang periksa dan bertemu dengan dokter. Setelah mendengar cerita Inara dokter memintanya berbaring untuk melakukan pemeriksaan USG. Dalam keadaan takut tanpa disadarinnya tangannya menggenggam erat tangan Rio selama dokter memeriksanya. Alat USG ditempelkan pada perut Inara, Inara yang merasa ketakutan tidak melepaskan genggaman tangan Rio, melihat Ini Rio hanya tersenyum dia merasa seperti seorang suami yang tengah menemani istrinya periksa kehamilan Dokter memulai memeriksa perut Inara, dan benar yang seperti mereka duga dokter melihat ada setitik benih yang sedang tumbuh di rahim Inara. Dokter terus menjelaskan sambil menempelkan alat USG, dokter menjelaskan bahwa janin itu baru berumur dua minggu. Air mata Inara jatuh dia merasakan hancur untuk kedua kalinya setelah mengetahui kehamilannya. Dokter
Read more
Chapter 14
"Aku gak mau dia tumbuh Rio aku gak mau aku gak mau." "Inara tenang, kamu tenang kita tunggu efek obat itu, jangan kamu minum lagi bahaya buat tubuhmu, aku tahu kamu tidak mau tapi bukan seperti itu Inara, itu janin yang tidak berdosa, kamu juga tidak berdosa, ini semua karena kesalahanku, kamu tenang aku kesana sekarang aku mau periksa keadaanmu." "Gak usah Rio biarkan aku sendiri, aku mau menenangkan diri dulu." Rio memikirkan apa yang akan terjadi kepada Inara, dia hanya berharap janin itu akan tetap tumbuh di rahim Inara sehingga dia bisa menikah dengan Inara dan selalu disampingnya. Rio yang masih berada di ruang dokter dia mencoba memejamkan matanya sebentar untuk menghilangkan penatnya pikirannya. Tiba tiba Nasrul datang dan mengagetkan Rio. "Wooii bro, belum pulang juga kamu?" "Belum, masih capek pengen rebahan bentar." "Capek mikirin Inara? cerita mungkin aku bisa bantu.""Ceritanya ya gitu lah Inara sekarang hamil, dan tadi dia coba berusaha menggugurkannya dengan minu
Read more
Chapter 15
"Ya gitu lah Inara kalo Arga lagi sibuk dia pasti nglupain semua, lupa juga kalo ada yang lagi megkhawatirkan, terima kasih ya Nara kamu udah menkhawatirkan Arga dan juga udah ngertiin dia." Melihat sikap mama Arga yang begitu baik kepada Inara membuat mama Inara mengurungkan niatnya untuk menceritakan apa yang sebenarnya telah terjadi kepada Inara mama Inara tidak mai merusak hubungan Inara dan Arga yang enam bulan lagi akan menikah. Namun keputusan mama Inara ini diambil karena mama Inara belum mengetahui kalau saat ini di dalam rahim Inara sedang tumbuh janin anak dari Rio yang telah menidurinya dengan paksa satu bulan yang lalu. Inara juga memilih diam untuk tidak menceritakan apapun, walaupun dalam hati dan pikirannya tersembunyi kecemasan dan ketakutan tentang janinn yang ada di dalam kandungannya itu akan terus tumbuh, dan tidak gugur seperti yang dia mau karena hingga saat ini tidak ada tanda tanda efek dari obat itu. "Yuk makan siang, sudah siap semua.""Kok repot repot si
Read more
Chapter 16
"Inara kamu kenapa?" "Aku mual banget hampir setiap hari aku seperti ini."Melihat Inara dalam keadaan seperti ini Rio tidak tega. Dia mengajak Inara pergi kedokter kandungan untuk memeriksakan kandungannya. Rio sangat menkhawatirkan keadaan Inara dan juga kandungannya yang terus terusan diberikan obat obat berdosis keras. "Kita kedokter, sebelum kedokter kandungan aku akan periksa keadaan kesehatan kamu dulu di tempat praktekku, aku khawatir kesehatanmu juga karena hampir setiap hari kamu mengkonsumsi obat obatan ilegal yang berdosia keras itu Inara." "Gak usah, kenapa kamu pedulikan aku, bukankah ini yang kamu mau dari aku, kamu meniduri aku dengan paksa, kamu menghancurkan aku, dan sekarang kamu peduli sama aku." "Kenapa kamu bicara begitu, jika itu tujuanku aku akan meninggalkanmu dan gak akan muncul dihadapanmu, jika itu tujuanku aku akan mebiarkan keadaanmu yang sedang depresi karena ulahku, dan jika itu tujuanku aku gak akan disini sekarang, kamu perlu tau Inara perasaanku
Read more
Chapter 17
Semakin berusaha untuk membuang janin itu dari rahimnya, setiap hari dia mengonsumsi apapun yang bisa menggugurkan kandungannya. Mama Inara mulai mencurigai keadaan Inara, apalagi tubuh Inara semakin kurus dan pucat dikarenakan Inara yang tidak pernah mau makan. "Nara kamu sakit? mama lihat kamu agak kurusan dan juga pucat." "Gak Ma, Inara gak papa mungkin karena kecapean ma.""Bener kamu gak papa?" "Iya gak papa, Inara masuk kamar dulu ya ma Inara mau mandi terus istirahat bentar Inara pusing tadi jadwal ngajar aku full banget." Didalam kamar Inara mulai mengeluarkan obat obat yang baru dia beli dan meminumnya semua tanpa dia pedulikan dosisnya. "Keluar kamu, keluar dari perutku, aku tidak menginginkanmu." Tanpa ampun Inara terus menerus mengonsumsi obat obat itu, tapi berhari berhari obat itu tetap tak memberikan reaksi apapun, dia sudah mulai lelah dengan ini semua dan sudah kehabisan akal untuk berusaha membuang anak itu dari rahimnya.Hingga pada suatu hari Inara yang sudah
Read more
Chapter 18
"Rio kenapa kamu bisa menyembunyikan masalah sebesar ini dari saya, kenapa kamu tidak menceritakan kehamilan Inara?""Inara yang meminta agar saya tetap merahasiakan ini, Inara melarang saya bercerita kepada siapapun, Inara tidak memperbolehkan saya mengatakan ini kepada Om dan Tante, saya sudah berulang kali mengatakan jika saya akan bertanggung jawab menikahinnya tapi dia tetap menolak, Inara hanya mau menikah bersama Arga." "Sudah berapa bulan kandungan Inara?" "Sudah memasuki dua bulan, Inara meminta saya untuk diam, dia yang tidak mau dengan kehamilannya berusaha untuk menggugurkan kandungannya om dengan meminum obat obatan ini. Dia tidak mau siapapun tahu kehamilannya terutama oleh Arga." "Ya Alloh Inara apa yang kamu lakukan, itu semua sudah tidak mungkin, tidak mungkin Arga menikah dengan Inara dalam keadaan seperti ini, apa yang harus kita katakan ma kepada Arga dan keluarganya?" Mama Inara hanya terdiam dan meneteskan air matanya, dia sudah tahu lagi apa yang harus dilak
Read more
Chapter 19
"Mama papa." Inara yang telah tersadar memanggil orang tuanya dengan nada lirih dan lemah. Mendengar itu papa dan mama Inara sangat bahagia, bersyukur putri tercintanya telah sadar setelah mengalami masa kritis beberapa hari. Mereka harus bersabar untuk bertemu putrinya karena dokter harus memeriksanya terlebih dahulu. Dengan sabar Rio mendampingi Inara yang sedang diperiksa dokter karena Rio juga merupakan salah satu dokter yang menangani Inara. Tak pernah Rio meninggalkan Inara, dia selalu sabar mendampinginnya melewati masa masa kritis dan juga sabar bersama mendampingi orang tua Inara yang sedang menunggu putrinya. Menyiapkan keperluan orang tua Inara selama menunggu Inara dirawat dirumah sakit. Perlakuan Rio dan tanggung jawabnya membuat hati orang tua Inara tersentuh walaupun sebenarnya masih menyimpan amarah dan kebencian kepada Rio yang telah membuat putrinya hancur. Orang tua Inara mulai mempercayai Rio akan bertanggung jawab penuh kepada putrinya. Perlakuan yang baik Rio
Read more
Chapter 20
"Sedang apa Rio kenapa berhenti ceritanya malah diam, kamj jangan bikin khawatir mama dan ayah Rio.""Ayah benar benar tidak akan membelamu lagi jika sampai ada apa apa lagi Rio." Ayah dan mama Rio yang mulai panik ini bergantian memberikan pertanyaan kepada Rio. Menvoba menanggapi dan menjawab dengan tenang pertanyaan mama dan ayahnya yang sedang panik, Rio mulai melanjutkan lagi ceritanya yang terputus. "Inara sedang hamil, dan usia kandungannya sudah dua bulan." Rio kembali diam, dia belum lagi melanjutkan ceritanya, sontak mama dan ayahnya sangat terkejut. Kasus Inara yang beberapa bulan ini tidak terdengar kabarnya kini muncul lagi dengan masalah baru yaiti kehamilan Inara. "Apa Rio, hamil dua bulan? Inara hamil sudah dua bulan? dan kamu santai santai saja tidak cerita kepada ayah dan mamamu, bahkan sepertinya kamu juga sempat mengabaikannya akhir akhir ini, kamu gak papa Rio bisa bisanya tenang seperti itu?" "Tolong dengarkan dulu cerita Rio yah, Rio belum selesai bicara.Ri
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status