All Chapters of Fragile Heart : Chapter 51 - Chapter 60
80 Chapters
Bab 51. Berhasil Menemukan
Xavier bergeming di tempatnya, belum sama sekali bergerak. Sepasang iris matanya memancarakan kekhawatiran dan kecemasan nyata. Hanya saja, dia mengingat bahwa apa yang ada di dalam pikirannya, tak boleh diungkapkan pada CEO dari Larison Group.“Oh, begitu. Baiklah, Tuan Larison. Aku ingin ke toilet sebentar.” Xavier segera berpamitan pada Jack Larison. Hatinya sudah tak tenang, seakan ada tanda bahaya—yang mengancam.Jack Larison tersenyum hangat. “Ya, silakan Tuan Coldwell. Aku pun ingin menyambut para tamu undangan lain. Nikmati pesta ini. Terima kasih sudah datang.”Xavier tetap membalas senyuman dari Jack Larison. Lantas, dia segera menyingkir dari kumpulan banyak tamu undangan, dan segera menghubungi sang asisten, “Buka CCTV pesta Larison Group. Temukan keberadaan Jasmine! Aku hanya memberikan waktu padamu sepuluh menit!”Xavier menutup panggilan telepon itu, dia mengumpat kasar. Hatinya berkata bahwa Terjadi sesuatu pada Jasmine. Dalam hati, jika benar Bernard berani berbuat ma
Read more
Bab 52. Pertolongan Datang Tepat Waktu
Bibir basah Bernard mengecupi bibir dan leher Jasmine. Tangannya membelai lembut payudara Jasmine. Dosis obat yang diberikan Bernard pada Jasmine begitu tinggi, membuatnya tidak berdaya sama sekali.Tubuh Jasmine sangat indah. Bernard memuja keindahan tubuh sang kekasih. Sudah sejak lama dia menginginkan ini. Namun, setiap kali dia meminta selalu tak pernah diberikan. Sekarang dia akan meminta, meski dengan cara licik.Jasmine hanya miliknya. Bernard ingin menjadikan Jasmine miliknya seorang. Cara ini pasti mampu membuat Jasmine memaafkannya, dan kembali padanya. Dia tidak akan pernah membiarkan Jasmine dimiliki oleh pria lain.Bernard menindih tubuh Jasmine, hendak ingin melepas gaun yang dipakai oleh Jasmine. Namun tiba-tiba …BrakkkPintu kamar hotel terdobrak sangat keras. Sontak, Bernard terkejut di kala pintu kamar hotelnya terdobrak. Tampak raut wajah Bernard berubah melihat Xavier berdiri di ambang pintu.Mata Xavier menyalang tajam penuh amarah melihat Jasmine terbaring di ra
Read more
Bab 53. Rahasia yang Terpendam Terungkap
Mata Jasmine mengerjap beberapa kali di kala merasakan sinar matahari menyentuh wajahnya. Perlahan mata Jasmine terbuka—dia menyipitkan matanya ketika sinar matahari menyentuh wajahnya. Dia sedikit bergeser menghindari sinar matahari itu.Lalu … di waktu yang sama, Jasmine mengendarkan pandangannya ke sekitar—melihat dirinya berada di dalam kamar hotel yang sangat asing. Tunggu! Di mana ini? Kenapa dirinya ada di sini? Jutaan hal muncul dalam benaknya. “Kau sudah bangun?” Suara berat, masuk ke dalam kamar, mendekat ke arah Jasmine.Mata dan bibir Jasmine melebar melihat Xavier hanya memakai celana training panjang, dan bertelanjang dada. “K-kau … k-kau kenapa di sini?”“Kau lupa tentang tadi malam?” Xavier mendekat.“T-tadi malam? A-ada apa dengan tadi malam?” Raut wajah Jasmine berubah di kala mendengar ucapan Xavier. Debar jantungnya berpacu kencang seolah ingin melompat dari tempatnya.Napas Jasmine sedikit memburu. Kepingan memorinya teringat akan sesuatu hal yaitu dirinya dijeba
Read more
Bab 54. Rahasia yang Terpendam Terungkap II
#Flashback OnLangkah kaki Jasmine gontai melangkah keluar dari gedung apartemen Xavier. Mata sembab menunjukkan kerapuhannya dan putus asa. Gadis cantik itu tampak sangat pucat. Hidup Jasmine seolah ingin berhenti di sini.Xavier meninggalkannya …Xavier membuangnya ….Xavier pergi dari hidupnya …Semua kalimat itu muncul dalam benaknya. Jasmine merasa seperti boneka yang tidak layak lagi ada di dunia ini. Semua telah usai. Kisah cintanya dengan Xavier secara paksa diminta untuk selesai.Sinar matahari begitu terik berada di bawah Jasmine. Kepala gadis itu terasa sangat berat. Matanya berkunang-kunang. Pun dia mulai merasakan sakit di perut bagian bawahnya. Dalam hitungan detik—Jasmine terjatuh tak sadarkan diri tepat di area lobby apartemen Xavier.Security di area lobby terkejut melihat ada seorang gadis cantik pingsan. Mereka berbondong-bondong menyelamatkan Jasmine—dan menghubungi rumah sakit untuk menjemput Jasmine.Belum ada yang berani menghubungi pihak keluarga. Para security
Read more
Bab 55. Penuh Dendam
PranggSecangkir kopi susu hangat yang baru saja dibuat oleh Jelena, tanpa sengaja jatuh ke lantai. Tangan Jelena terpeleset—hingga membuat cangkir itu terjatuh—dan pecahannya bercampur dengan kopi susu memenuhi lantai.“Astaga, aku ceroboh sekali.” Jelena menghela napas kasar.“Nona?” Pelayan muncul, di kala mendengar suara pecahan gelas. Jelena menatap sang pelayan yang bermaksud ingin membantunya. “Aku bisa sendiri. Kau kerjakan yang lain. Biar aku membersihkan kopi susu ini.”“Nona, apa tidak saya saja yang membersihkan lantai?” tanya sang pelayan sopan.Jelena menggelengkan kepalanya. “Aku saja. Aku yang ceroboh. Aku yang bertanggung jawab. Kau pergilah. Kerjakan pekerjaanmu yang lain.”“Baik, Nona. Jika Anda membutuhkan saya, Anda bisa memangil saya.”“Ya, jangan khawatir. Pergilah. Selesaikan pekerjaanmu yang lain.”Pelayan itu menundukkan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Jelena.Jelena mengumpulkan perlahan pecahan beling yang berserakan di lantai, tetapi tiba-ti
Read more
Bab 56. Penculikan
Suara dering ponsel berbunyi. Jelena yang tak sengaja tertidur di sofa kamarnya langsung membuka mata, dan mengambil ponselnya yang ada di atas meja. Dia pikir yang menghubunginya adalah Xavier atau Jasmine, rupanya yang menghubunginya adalah asisten pribadinya. Tanpa pikir panjang, Jelena menjawab panggilan itu.“Halo?” sapa Jelena kala panggilan terhubung.“Selamat siang, Nona Jelena. Maaf mengganggu Anda,” ucap sang asisten dari seberang sana.“Ada apa? Apa ada masalah di salon?”“Begini, Nona, ada beberapa dokumen yang harus Anda tanda tangani. Apa hari ini Anda bisa ke salon?” “Bisa. Aku akan ke sana. Tunggulah.”“Baik, Nona. Terima kasih.” Jelena menutup panggilan teleponnya. Wanita cantik itu terdiam sejenak. Pesannya untuk Jasmine dan Xavier, tidak ada satu pun yang dijawab. Entah kenapa Jasmine dan Xavier menghilang di waktu yang bersamaan.“Astaga, Jelena. Kau ini berpikir apa.” Jelena menepuk keningnya, merutuki dirinya yang bodoh, karena sudah berpikir macam-macam. Deti
Read more
Bab 57. Xavier Bertindak
Tubuh Jasmine membeku melihat pesan masuk dari orang asing yang tak dikenal. Pesan yang merupakan sebuah ancaman, tak main-main. Tangan Jasmine sampai bergetar membaca pesan masuk itu. Otaknya mencerna dengan cepat akibat kekhawatiran melanda. Detik itu juga, Jasmine berjalan keluar rumah—dia menuruti pesan dari orang asing yang tak dia kenali.Sebuah mobil berwarna hitam terparkir tidak jauh dari rumah Jasmine. Jalanan sangat sepi, tidak ada siapa pun di sana. Rasa takut menyelimuti, tetapi dia berusaha untuk tenang, dan berusaha menepis rasa takut. Satu-satunya yang ada di dalam pikiran Jasmine saat ini adalah keselamatan Jelena.Saat Jasmine mendekat ke arah mobil yang terparkir, pintu kaca mobil itu terbuka. Tampak raut wajah Jasmine berubah melihat Bernard yang ada di dalam mobil. Sorot matanya langsung menajam penuh amarah.“Kau!” Jasmine mengepalkan tangannya, dengan raut wajah penuh kemarahan.Bernard tak memedulikan kemarahan Jasmine. “Masuk!” Jasmine berusaha menahan emosi
Read more
Bab 58. Pilihan Jebakan yang Menyesatkan
Jasmine turun dari mobil bersaman dengan Bernard. Tatapannya melihat dirinya berada di sebuah gudang tua yang jauh dari pusat kota. Ada empat penjaga dengan tubuh besar yang berdiri di depan gudang tua itu. Rasa takut menjalar dalam diri Jasmine, tetapi wanita itu berusaha sekeras mungkin menutupi rasa takutnya.Saat ini Jasmine fokus pada keselamatan Jelena. Kakaknya itu tidak seharusnya terlibat dalam masalah ini. Jelena adalah korban yang tak bersalah. Jasmine tidak akan membiarkan siapa pun ada yang melukai Jelena.“Di mana kakakku, Bernard?!” Mata Jasmine bagaikan laser yang siap menembak Bernard.“Kakakmu ada di dalam tenanglah, Sayang.” Bernard ingin menggenggam tangan Jasmine, tapi wanita itu menepis kasar tangan pria itu.Bernard tersenyum penuh arti. “Jangan membantahku, Jasmine. Jika kau membantah, anak buahku di dalam bisa melakukan hal buruk pada kakakmu.”“Kau mengancamku?!” Jasmine semakin menatap Bernard tajam.“Ya, aku mengancammu. Maka dari itu, aku peringatkan kau j
Read more
Bab 59. Terungkap Semua  
Jasmine sangat membenci Bernard. Semua yang terjadi merupakan jebakan agar Jelena tahu tentang dirinya dan Xavier. Umpatan dan makian lolos dalam hati Jasmine di kala pisau terulur ke lehernya. Sorot matanya sejak tadi tak lepas menatap Bernard yang tertawa meledek—seolah ini semua adalah permainan.Manik mata cokelat gelap Xavier bagaikan laser yang siap menembak. Aura kemarahan di wajah pria itu terlihat jelas. Di hadapannya ada Jelena yang diancam menggunakan pistol, sedangkan Jasmine diancam menggunakan pisau.‘Berengsek!’ Xavier mengumpat dalam hati, merada dipermainkan oleh Bernard. Tangan Xavier mengepal kuat. Dia ingin sekali menghajar Bernard, tetapi sialnya tidak bisa, karena di hadapannya Bernard memberikan ancaman tak main-main. Dia dihadapkan dengan pilihan Jasmine dan Jelena yang telah disandera. “Lepaskan Jasmine dan Jelena, Bernard. Aku peringatkan padamu, jangan sakiti mereka!” geram Xavier penuh ancaman tak main-main pada Bernard.Bernard tertawa meledek. “Xavier
Read more
Bab 60. Persetan dengan Ucapan Orang Lain!
Sorot mata Bernard terhunus tajam penuh dendam pada Xavier. Dia selama ini sama sekali tidak diberi tahu tentang kisah masa lalu Jasmine dan Xavier. Dia merasa tertipu! Emosi dalam dirinya semakin menjadi karena merasa telah ditipu oleh Jasmine dan Xavier.“How dare you, Jasmine! Berani sekali kau menutupi semua ini dariku!” seru Bernard dengan nada tinggi penuh emosi pada Jasmine. Dia tidak bisa menerima telah ditipu. Dirinya disudutkan karena telah berselingkuh. Namun, padahal sebenarnya yang terjadi adalah Jasmine menjalin hubungan dengannya penuh dusta kebohongan.“Aku tidak pernah menipumu. Aku menutupi masa laluku karena aku berhak menutupi apa pun, bagian dari masa laluku! Aku bukan kau yang tidur dengan pelacur saat masih menjalin hubungan dengan seseorang!” bentak Jasmine tak terima disalahkan.Tangan Bernard mengepal penuh emosi. “Kau bukan diriku? Kau pikir aku buta, hah?! Aku pernah memergokimu ciuman dengan Xavier! Apa itu namanya?! Jangan munafik, Jasmine!”“C-ciuman?” S
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status