25. Menikahlah Kembali Denganku
Pandangan kami saling bertemu, untuk beberapa detik dia tak berkata apapun. Hanya menatapku dan bayi yang tidur di sebelah diri ini.Mengapa kamu kemari? Apa kamu sudah yakin bahwa yang kulahirkan ini adalah darah dagingmu, Mas?Berbagai pertanyaan hanya terucap lirih di dalam kalbu, sebab bibir ini terasa kelu untuk berkata, hatipun tiba-tiba terasa perih. Hingga buliran bening melesat begitu saja dari kedua kelopak. Andai tak ada luka diantara kami, andai dia masih bergelar suami, andai tak pernah ada kata talak itu untukku, ingin hati berlari memeluknya. Meluapkan segala rindu yang menggulung bersama banyaknya hari yang terlalui seorang diri.Dia, yang cinta untuknya masih membekas di dasar hati, dia yang pernah menjadi napas dalam hidupku. Kini untuk pertama kali setelah sekian lama tak bertemu. Kembali terlihat di pandangan. Wajah rupawannya, tubuh kokohnya, dan Alhamdulillah dengan kedua kaki yang sudah dapat kembali berdiri dengan tegap. Kuakui, aku bahagia bisa melihatnya. Tap
Read more