Setelah Engkau Mendua

Setelah Engkau Mendua

Oleh:  Wahyuni SST  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
5 Peringkat
43Bab
41.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Nisa terpaksa menyetujui hadirnya wanita kedua di hati Bima, suaminya. Sebab tidak jua mampu memberi keturunan setelah sepuluh tahun usia pernikahan mereka. Pernikahan poligami itu awalnya berjalan mulus, walau kerap Nisa terpaksa harus mengalah. Hingga kecelakaan yang terjadi pada Bima merubah segalanya. Mala, istri kedua Bima ternyata telah menyusun rencana bersama ibu mertua untuk memisahkan Nisa dan Bima. Setelah Nisa dijatuhkan talak, ia memilih pergi dari kehidupan Bima. Namun, takdir berkata lain. Wanita itu hamil. Tapi sayang, Bima tak mau jua mengakui jika anak itu adalah anak dari benihnya. Nisa sangat menyesal atas fitnah yang ditebarkan ibu mertua dan adik madunya. Dia memilih pergi lebih jauh, membesarkan anaknya seorang diri. Hingga takdir mempertemukan kembali Bima dan si Mbok yang tahu tentang berita kehamilan Nisa. Saat itulah Bima menyesal dan ingin meminta maaf pada Nisa. Akankah Nisa memaafkan Bima dan mengijinkan lelaki itu bertemu dengan anak yang tak pernah dia akui?

Lihat lebih banyak
Setelah Engkau Mendua Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Safrial Rimansyah
novel yang sangat bagus,,ceritanya sangat mengharukan
2023-12-22 15:34:21
0
user avatar
Susi Hendra
ceritanya bagus.....
2023-11-29 11:46:42
0
user avatar
Syanti Dewi Kaniati
lanjutannya belum ada ya kak ...
2023-08-31 11:08:31
0
user avatar
Nunyelis
dr sinopsis yg ku baca jng sampe bima kembali sm nisa.......
2023-08-30 10:37:44
5
user avatar
Khairunnisah 4583
Sangat suka dengan cerita ini
2023-08-28 19:45:04
1
43 Bab
1. Undangan dari Ibu Mertua
Apa yang paling diidamkan wanita, punya suami kaya, baik, sholih, setia, taat ibadah dan sangat sayang pada istrinya?Lalu, apa yang diidamkan oleh para lelaki? Punya istri cantik, sehat, baik, shalihah dan yang paling penting, bisa memberi keturunan.Apa jadinya jika semua itu kumiliki sebagai seorang wanita, tapi aku memiliki satu kekurangan yang tidak mampu kugapai bahkan setelah sepuluh tahun pernikahan dengan Mas Bima, ya aku mandul. Aku tidak bisa memberinya keturunan hingga bahagia yang sepuluh tahun membersamai terpaksa kuikhlaskan untuk diduakan dengan wanita lain.Inilah kisahku ...*Semua berawal dari telpon ibu mertua."Nisa, nanti malam nginep di rumah Mama, ya?"Aku terdiam sejenak, tidak pernah selama sepuluh tahun menjadi menantunya mama menelpon dan memintaku untuk tidur di rumah. Kecuali ada acara, itupun bersama suamiku, anaknya."Ada acara apa, Ma?""Emangnya harus ada acara dulu baru kamu mau menginap di rumah Mama?"Mendengar perkataan itu, aku jadi merasa tidak
Baca selengkapnya
2. Hati Yang Retak
Hari bahagia itupun tiba, Nirmala benar-benar cantik dalam balutan baju pengantin rancanganku. Bak seorang putri, dia duduk dengan paripurna menyeimbangi Mas Bima yang tak kalah memesona. Melihat mereka duduk bersanding, aku jadi teringat masa sepuluh tahun silam. Saat dimana Mas Bima berhasil memenangkan hati ini hingga kami sempurna menjadi sepasang suami istri. Hari itu dengan begitu gagah dia mengikat janji setia bersamaku, dan hari ini aku kembali melihatnya segagah dahulu. Hanya saja kegagahan itu sekarang sudah tak lagi kumiliki seorang diri.Kumengerjap beberapa kali, ada yang berusaha mendesak keluar dari pelupuk mata. Tapi sekuat tenaga kutahan, ini hari bahagia jika aku menangis tentu akan banyak mata yang memandang kasihan pada diri ini.Lamunan buyar ketika beberapa sanak keluarga dekat sampai ke rumah ini. Mereka hanya menyalamiku tanpa berkata apapun, pelukan erat seolah mewakili sekian banyak ucapan penyemangat yang seharusnya mereka ucapkan untukku.Diantara seluruh
Baca selengkapnya
3. Seatap dengan Madu
Keesokan paginya, Mas Bima ditelpon ibundanya. Mama mertua meminta agar suamiku pulang karena ternyata di kediaman Mama mertua dibuat syukuran kecil-kecilan untuk merayakan kehamilan Mala. Pagi itu juga kami berangkat.Melakukan perjalanan kurang lebih tiga jam akhirnya kami sampai di rumah mama mertua. Beberapa mobil sudah terparkir di halaman rumah mewah keluarga suamiku itu. Mas Bima pun memarkirkan mobilnya di belakang mobil Sarah, adik ipar.Dari kejauhan aku dapat melihat adik maduku Mala, dia berdiri di teras rumah sembari berbicara dengan adik dan kakak iparku. Mala tampak begitu cantik dan menawan, tentu saja karena dia adalah seorang model yang usianya lebih muda lima tahun denganku dan Mas Bima. Aku dan suami lahir di tahun yang sama, hanya berbeda bulan.Mas Bima menggenggam jemari tanganku dan mengajak mendekati saudara dan istri keduanya. Saat kedatangan kami terlihat oleh Mala, dia langsung terkesiap. Jika aku tidak salah menangkap, dua netranya tertuju pada jemariku ya
Baca selengkapnya
4. Cemburu
"Aku mabuk perjalanan kalau duduk di belakang."Mala tidak mau masuk ke dalam mobil karena Mas Bima memintanya duduk di belakang."Yaudah Mas, biar aku aja yang duduk di belakang."Akhirnya aku mengalah dan membiarkan Mala duduk di sebelah Mas Bima. Kami masuk ke mobil, melambaikan tangan pada mama dan ipar kemudian kendaraan roda empat inipun melaju meninggalkan Kota Bandung menuju Jakarta. "Nanti setiap kali kita pergi bersama, kamu dan Mbak Nisa duduknya bergantian di sini ya. Biar adil."Mas Bima mengatur kami seperti seorang ayah mengatur dua anaknya. Aku dan Mala hanya mengiyakan, masih canggung jika disatukan begini. Perjalanan kurang lebih tiga jam ini terasa begitu panjang, karena aku lebih banyak diam mendengar Mas Bima dan Mala berbicara. Mereka saling sambut suara, apalagi jika membicarakan masa lalu. Kelihatan seperti sedang bernostalgia.Wahai hati, janganlah engkau cemburu. Karena cemburu pada istri suamimu yang lain itu petaka, dari cemburu syaitan bisa menggelapkan m
Baca selengkapnya
5. Hadiah Ulang Tahun
[Di dalam lemari ada hadiah untukmu.]Sebaris kalimat yang dituliskan Mas Bima di selembar kertas membuat langkah ini buru-buru menuju lemari. Kapan dia meletakkan surat untukku di meja ini, padahal semalam adalah jatahnya bersama Mala? Hmmm, jadi penasaran. Segera jemari membuka lemari.[Selamat ulang tahun, terima kasih telah menjadi wanita tercantik di dunia. Kamu tak hanya memiliki wajah yang mengilap, tapi hatimu senantiasÙxlxa bercahaya terang. Laksana mutiara di tengah lautan, kamulah istri shalihah yang kecantikannya mengalahkan bidadari syurga. Terima kasih telah menjadi istri yang luar biasa sempurna untukku, Sayang. Di hari ulang tahunmu ini, aku hanya ingin mengatakan bahwa aku sangat-sangat mencintaimu. Semoga Allah selalu menjaga ikatan pernikahan kita ini sampai jannah. Love you my wife.]Seulas senyum terbit begitu saja tatkala aku membaca sebuah surat lainnya yang diletakkan di atas sebuah kotak. Segera kubuka kotak tersebut, begitu bahagia ketika tahu isi di dalam k
Baca selengkapnya
6. Hanya Sebatas Bayangan
Bagai terhempas dari gedung tertinggi, jantung ini seketika berhenti berdetak.Mas Bima kecelakaan? Ya Allah ...Tanpa pikir panjang, aku segera keluar dari rumah. Melajukan sepeda motor dengan kecepatan tinggi hingga tiba di rumah sakit. Tanpa jeda langkah kini tertuju ke meja resepsionis. Ternyata Mas Bima sudah hendak di dorong ke ruang operasi hanya menunggu kedatangan keluarga untuk menandatangani surat persetujuan.Tak teringat lagi untuk berkonsultasi pada siapa, karena menurut dokter tindakan operasi harus dilakukan sesegera mungkin. Agar perdarahan yang terjadi pada kepalanya bisa teratasi dan harapan hidup pasien akan menjadi lebih besar.Mendengar kata harapan hidup saja setengah ragaku seperti terserabut paksa. Ya Allah, bagaimana kecelakaan ini terjadi sampai Mas Bima bisa separah ini?Setelah menandatangani surat persetujuan tersebut, aku dipersilahkan duduk di depan ruang operasi."Ijinkan saya melihat suami saya sekali saja Dok sebelum operasinya berlangsung."Aku memo
Baca selengkapnya
7. Kenapa Kamu Berubah, Mas?
"Mbak Nisa?"Kusapu air mata yang mengalir lalu menatap siapa yang kini menyapa."Dokter Siska?""Ngapain di sini, siapa yang sakit?" tanyanya ramah."Suami dok, Mas Bima kecelakaan.""Kecelakaan?"Dokter Siska tampak begitu terkejut. "Iya Dok, kejadiannya tadi siang dan sekarang Mas Bima sudah selesai dioperasi tapi masih dalam keadaan koma.""Innalillahi, boleh saya jenguk?"Aku menarik napas sejenak."Mama Mas Bima ada di dalam, beliau juga melarang saya untuk masuk karena menganggap kecelakaan ini terjadi karena ulah saya, Dok."Dokter Siska tampak terperanjat. "Bagaimana bisa dia beranggapan seperti itu?"Sekilas aku menceritakan kejadian tadi siang pada Dokter Siska, termasuk ketika aku menceritakannya pada Mala."Barangkali Mala yang memberitahu ibu mertua Mbak Nisa akan hal ini.""Saya tidak tahu, Dok.""Yasudah jangan bersedih, aku yakin nanti ketika Mas Bima sudah sadar. Dia akan menjelaskan semuanya. Tetap semangat Mbak Nisa, jangan berputus asa dan terus langitkan doa ag
Baca selengkapnya
8. Kebohongan Ibu Mertua
Rasulullâh –shallallâhu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Tidak halal bagi seorang wanita meminta (kepada suaminya) agar sang suami mencerai wanita lain (yang menjadi istrinya) dengan maksud agar sang wanita ini memonopli ‘piringnya’, sesungguhnya hak dia adalah apa yang telah ditetapkan untuknya”. (Hadîts muttafaq ‘alaih).***Tak mau berpura-pura tak mendengar, aku langsung saja melempar mereka dengan pertanyaan."Mama dan Mala ingin aku dan Mas Bima bercerai?"Mereka berdua serempak terkejut dengan kedatanganku."Ngomong apa kamu Nisa, datang-datang main nyerang aja.""Nisa dengar tadi Mama ngomong, setelah Mala melahirkan Mas Bima pasti akan menceraikanku.""Kita nggak pernah menyebut kata cerai. Mama sama Mala lagi membicarakan temannya Bima si Chacha yang lagi bermasalah dengan suaminya. Kamu kalau bicara jangan asal nuduh, bisa kena pasal pencemaran nama baik.""Nisa nggak asal nuduh, Ma. Nisa dengar dengan telinga sendiri Mama ngomong begitu.""Makanya kamu jadi manusia yang benar
Baca selengkapnya
9. Positif Hamil
"Terima kasih atas segala kebaikan Mas kepada suami saya, semoga Allah membalasnya dengan rahmat yang lebih besar," ucapku seraya membangkitkan tubuh dari atas bed."Eh, Mbak mau kemana?""Saya mau pulang, Mas."Dia mencoba menghentikan gerakanku. "Bentar Mbak, tadi sesuai hasil pemeriksaan-"Aku tidak menggubris ucapannya, bahkan saat beberapa suster datang kuabaikan mereka untuk kemudian berlari keluar dari ruangan itu.Hati masih tak bisa berdamai dengan kenyataan yang baru saja kudengar. Teganya mama mertua mengatakan tak punya biaya, sementara ia sudah menerima bantuan dana sebesar seratus juta untuk pengobatan Mas Bima. Bukankah seharusnya itu cukup tanpa perlu meminta bantuan pada keluarganya Mala. Apa memang biaya yang diperlukan begitu besar? Atau mama memang sengaja membuat Mas Bima seolah berhutang budi, dan nantinya apapun keinginan Mala akan dipenuhi termasuk menceraikanku?Rasa sakit dan kecewa semakin kentara terasa. Aku tak boleh menyerah. Dalam gemelut hati yang tak
Baca selengkapnya
10. Penolakan Adik Ipar
Lautan luas tak kuasa menenggelamkan Kalimur Rahman (Musa a.s). Itu, tak lain karena suara Agung kala itu telah bertitah, "Sekali-kali tidak akan tersusul. Sesungguhnya, Rabb-ku beserta, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku." (Q.S. Asy-Syuara:62)Ketika bersembunyi dari kejaran kaum kafir dalam sebuah gua, Nabi Muhammad s.a.w yang Ma'shum mengabarkan kepada Abu Bakar bahwa Allah Yang Maha Tunggal dan Maha Tinggi ada bersama mereka. Sehingga rasa aman, tenteram dan tenang pun datang menyelimuti Abu Bakar. Mereka yang terpaku pada waktu yang terbatas dan kondisi yang (mungkin) sangat kelam, umumnya hanya akan merasakan kesusahan, kesengsaraan, dan keputusannya dalam hidup mereka. Itu, karena mereka hanya menatap dinding-dinding kamar dan pintu-pintu rumah mereka. Padahal, mereka seharusnya menembuskan pandangan sampai ke belakang tabir dan berpikir lebih jauh tentang hal-hal yang berada di luar pagar rumahnya.Maka dari itu jangan pernah merasa terhimpit sejengkalpun, karena setia
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status