Semua Bab ISTRIKU DITIKUNG POLISI: Bab 51 - Bab 60
100 Bab
51. Rahasia Masa Lalu
Alvandra juga Aluna akhirnya pulang juga setelah dua malam menginap di hotel. Sebagai pasangan pengantin baru, tentu saja mereka tak ingin melewatkan kesempatan untuk terus berduaan sepanjang hari."Eh, Pengantin baru, pulang juga akhirnya. Mommy pikir masih pengen unboxing di hotel," seru Camilla menyambut kedatangan anak dan menantu dengan candaan.Aluna dan Alvandra duduk di sofa diikuti Camilla yang duduk di depan mereka."Tadinya, sih, kita pengen langsung keliling dunia. Nyobain unboxing di semua negara, tapi tiba-tiba Luna inget kalo di rumah ini juga belum pernah. Jadi, ya, kita pulang ke sini," timpal Aluna membalas perkataan ibunya."Gimana rasanya, Lun?" Camilla bertanya dengan antusias. Sorot ingin tahu terpancar jelas dari matanya."Gurih, Mom." Singkat Aluna tertawa geli sambil terus bergelayut di lengan Alvandra."Pasti ketagihan, ya?" tanya Camilla gemas.Aluna mengangguk cepat dan tersenyum malu."Alvan mainnya kasar gak?" Kembali Camilla bertanya. Tak ia lihat bagaim
Baca selengkapnya
52. Sindiran Keras Alvandra
Alvandra benar-benar tak menyangka akan kabar yang baru saja ia terima. Antara percaya juga tidak, sebab hal itu berlangsung sudah sangat lama.Namun, keraguannya terbantahkan saat ia mencocokkan nama perusahaan yang dipimpin Abbas juga nama perusahaan ayahnya. Sama persis."Anda mengenalnya, Tuan?" tanya Gibran penasaran.Alvandra yang sedang membaca berkas-berkas yang ditunjukkan Fahmi sontak mengangkat wajahnya kemudian mengangguk pasti."Dia mertuanya Om Danu," jawab Alvandra."Benarkah?" Gibran menatap tak percaya."Iya." Lagi-lagi Alvandra mengangguk."Apa menurut Anda, Om Danu tau tentang hal ini?"Penasaran Gibran pun menanyakan hal yang sekiranya sensitif bagi Alvandra mengingat Danu adalah adik dari ibunya."Entahlah, nanti aku coba tanyakan tapi kita jangan dulu bilang tentang kabar yang satu ini," sahut Alvandra.Selanjutnya Alvandra menanyakan banyak hal pada Fahmi. Dan karena mereka masih ada pekerjaan yang harus dilakukan, pembicaraan itu terpaksa ditunda dulu.Alvandra
Baca selengkapnya
53. Mengungkap Masa Lalu
Ghazi terlihat menggeram setelah membaca lembaran kertas yang ditunjukan Alvandra juga mendengar cerita sang cucunya itu. Dan ia semakin terkejut saat tahu siapa Abbas bagi Danu.Saat ini mereka sedang berada di ruang kerja di rumah Alvandra bersama Aluna. Sepulang dari kantor, pasangan suami istri itu sudah sepakat untuk langsung pulang ke rumah Alvandra.Ghazi tak menyangka, perusahaan yang ia pikir milik orang lain ternyata masihlah milik mendiang putranya. Terus terang saja, ia baru tahu akan hal ini.Dulu, ia memang sempat bertanya-tanya akan nasib perusahaan milik Zayn setelah anaknya meninggal. Namun, saat itu ia mendengar kabar jika Zayn memiliki banyak hutang dan perusahaannya dijual untuk membayar hutang. Ghazi pun tak lagi mencari tahu sebab waktu itu ia fokus akan pencariannya terhadap cucu dan menantu."Entah apa motif dibalik perebutan perusahaan ini?" gumam Ghazi bertanya-tanya."Katanya mendiang ayah meninggal saat melakukan perjalanan bisnis, ya, Kek?" tanya Alvandra
Baca selengkapnya
54. Rencna Penyelidikan
Alvandra tengah berpikir keras apa yang harus dilakukan untuk merebut kembali perusahaan milik mendiang ayahnya dari tangan Abbas. Ia pun bingung ke mana harus mencari para saksi yang bisa membantu dirinya mengambil kembali haknya.Kejadian itu telah berlangsung puluhan tahun yang lalu. Sudah pasti orang-orang yang mengetahui kejadian itu tak lagi ada di perusahaan tersebut.Ditambah lagi kini ada kecurigaan jika kecelakaan yang menimpa Zayn bukanlah murni kecelakaan tapi ada unsur kesengajaan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab."Siapa yang harus aku mintai tolong untuk membantuku," gumam alvandra dalam kesendiriannya.Hingga akhirnya terlintas satu nama dalam benaknya. "Jaka. Iya, sepertinya dia bisa membantuku."Alvandra lekas mengambil ponselnya guna menghubungi Jaka dan saat ia akan mencari nama Jaka di daftar kontak, pintu ruangannya ada yang mengetuk."Masuk!" perintah Alvandra.Pintu pun terbuka dan nampaklah seorang laki-laki jangkung yang merupakan sekretaris Alvan
Baca selengkapnya
55. Kejutan
Aluna menyimpan ponsel setelah mendapat telepon dari Alvandra jika sang suami ada rapat di luar dengan klien dan kemungkinan pulang malam. Nanti Alvandra akan mengirim supir untuk menjemput Aluna pulang.Ia pun kembali meneruskan pekerjaannya tapi dengan pikiran yang berkelana. Hatinya masih menyimpan rasa kesal setiap ingat kejadian saat makan siang tadi.Saat itu, dengan wajah berbinar ia menyusul Alvandra masuk ke ruangan kemudian mengunci pintunya. Sementara sang suami sudah duduk di sofa dan mengeluarkan semua isi paper bag."Ayo, Mas, kita langsung aja!" ajak Aluna sangat antusias."Langsung apa, Sayang? Makan? Ayolah, aku udah lapar," sahut Alvandra mengambil satu kotak makan kemudian mulai memakan makanan itu dengan nikmatnya.Aluna menaikkan sebelah alis. Hatinya bertanya-tanya, kenapa suaminya seolah lupa dengan apa yang dikatakannya tadi."Kamu enggak makan?" tanya Alvandra melihat Aluna hanya diam saja."Kamu enggak inget tadi ngomong apa, Mas?" Aluna balik bertanya tanpa
Baca selengkapnya
56. Selagi Masih Ada Kesempatan
"Dua hari kemarin kalian nginep di rumah Abi?" tanya Ghazi pada Alvandra juga Aluna di Minggu sore.Pasangan suami istri itu baru saja tiba di rumah Alvandra setelah dua malam tak pulang ke rumah. Saking enaknya berbulan madu, sampai lupa mengabari sang kakek.Kedua orang yang ditanya itu hanya saling tatap dan tersenyum simpul. Merasa malu jika harus mengatakan yang sebenarnya tapi jika tidak, pasti sang kakek akan terus bertanya."Kita nginep di hotel, Kek," jawab Alvandra akhirnya."Oh ...." Ghazi mengangguk seolah paham.Alvandra pun menceritakan kesanggupan Fahmi untuk menjadi saksi seandainya semua bukti sudah terkumpul. Ia pun sudah menerima email daftar nama-nama orang yang setia pada Zayn."Sepertinya Alvan harus pake jasa Jaka lagi buat cari orang-orang ini, Kek," ujar Alvandra."Iya, kamu minta bantuan dia saja," sahut Ghazi menyetujui usulan cucunya."Om Danu mana, Kek?" Alvandra melhat sekeliling ruangan tapi tak melihat sosok adik kandung ibunya."Danu lagi cari tempat b
Baca selengkapnya
57. Peluang Emas
"Yang, kenapa itu perempuan kamu terima di kantormu?" tanya Alvandra setelah meletakkan sendok garpu di atas piring kosong.Alvandra tak sabar ingin tahu alasan Aluna menerima Hanum. Sepanjang makan tadi, ia menahan rasa penasarannya karena tak ingin mengganggu acara makan mereka.Aluna menatap heran suaminya. "Mana aku tau. Itu 'kan urusan HRD. Aku mana ada waktu ngurusin yang begituan."Alvandra berdecak. Memang benar juga jawaban Aluna itu. Sebagai direktur, pekerjaannya sudah menyita banyak waktu. Tak mungkin ia mengurusi hal yang memang sudah ada bagiannya.Namun, yang membuatnya kesal adalah kenapa Aluna malah menawari Hanum untuk melamar ke perusahaannya. Hal itu justru seakan memberi jalan pada Hanum yang terlihat ingin menarik hati Alvandra lagi."Memangnya kenapa, Mas?" Aluna melihat suaminya seperti sedang kesal."Aku kesel kenapa waktu itu kamu nyuruh dia ngelamar ke perusahaan. Jadinya 'kan dia ngerasa dikasih jalan.""Kamu enggak tau aja, Yang. Dia itu ada maksud tertent
Baca selengkapnya
58. Masih Ada Cinta?
Lagi-lagi rumah tangga Alvandra diuji oleh pihak ketiga. Kali ini oleh orang dari masa lalu Alvandra. Dan Alvandra sudah dibuat geram oleh kelakuan Hanum.Aluna masih marah. Tentu saja, siapa yang tak akan marah melihat suami tengah berduaan dengan wanita lain. Posisi mereka berdua memang layak dicurigai jika tak tahu awal ceritanya. Apalagi wanita itu adalah mantan istri sang suami. Pastilah ada setitik kenangan indah antara mereka berdua, pikir Aluna.Tanpa mau mendengarkan penjelasan Alvandra, Aluna berontak dari pelukan suami dan langsung meluncur ke lantai bawah. Sesak, sudah pasti. Marah, apalagi. Dengan berderaian air mata, Aluna terus berlari menuju ruangannya dan menguncinya dari dalam.Alvandra ikut menyusul ke bawah, bukan untuk menghampiri sang istri tapi ke tempat lain lagi. Ia berpikir Aluna masih emosi jadi walaupun ia ngomong sampai berbusa pasti tak akan mengena ke hatinya. Ia akan menunggu istrinya tenang dulu.Begitu sampai di lantai yang dituju, tanpa buang waktu d
Baca selengkapnya
59. Tuan Zayn??
Sore ini Aluna memilih pulang lebih dulu tanpa menuggu Alvandra. Ia meminta bantuan Toni untuk mengantarkan sampai rumah."Tumben enggak bareng sama si bos, Non?" Toni bertanya di sela-sela kesibukannya mengendalikan mobil. Jalanan yang macet memang cukup melelahkan tapi lumayan santai."Mas Alvan masih banyak kerjaan," sahut Aluna mengalihkan pandangan pada Toni melalui spion dalam."Bang, mau tanya dong," sambung Aluna."Jangan susah-susah, ya, Non. Saya belum belajar soalnya," timpal Toni terkekeh. Dan itu sontak membuat Aluna terbahak-bahak."Aih, si Abang ini. Istrinya pasti seneng, ya, ketawa terus tiap ketemu Abang.""Lah, emangnya saya ondel-ondel, Non?""Habisnya ada aja omongannya yang bikin ketawa," kata Aluna beralasan sambil mengusap matanya yang sedikit berair karena terlalu banyak tertawa."Hidup itu nggak usah dibikin ribet, Non. Jalani aja yang ada di depan mata. Buat apa kita pikirin hal yang enggak ada kalo ternyata yang kita pegang itu jauh lebih berharga."Aluna t
Baca selengkapnya
60. Mengumpulkan Bukti Dan Saksi
Alvandra mendekati laki-laki yang terlihat ketakutan saat melihatnya. Apakah semirip itu dirinya dengan sang ayah? tanya Alvandra dalam hati.Sekilas Alvandra bertanya pada Jaka nama pria itu dan Jaka menjawab namanya Imam. Lepas itu Jaka meninggalkan Alvandra berdua saja dengan Imam."T-Tuan Zayn, maafkan saya, Tuan. Maaf karena saya enggak bisa menjaga perusahaan dari tangan orang jahat itu," racau Imam dengan mata berkaca-kaca dan terlihat amat sangat menyesal. Ia yang tadinya berontak kini menunduk dan menangis tersedu-sedu.Semakin mendekat, Alvandra sentuh bahu pria tua itu lalu mengusapnya sekilas tanpa berkata-kata."Saya keluar dari perusahaan karena selalu diancam sama si Abbas gila itu kalau tidak memenuhi permintaannya," ucap Imam di sela isakannya."Apa saya jahat, Tuan?" sambungnya sambil mendongak melihat Alvandra dengan mata basahnya.Alvandra menggeleng dan tersenyum. Lalu ia buka ikatan yang melilit tubuh pria itu kemudian membawanya duduk di sofa. Kini tangisnya sud
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status