All Chapters of ISTRIKU DITIKUNG POLISI: Chapter 31 - Chapter 40
100 Chapters
31. Robby Masuk DPO
Matahari baru saja menyembunyikan diri sehingga gurat kemerahan masih nampak di ujung barat langit. Di sebuah lorong sempit, terlihat seorang pria bertopi berjalan tergesa sembari menenteng kantong plastik hitam.Tok! Tok!Di depan pintu kayu yang nampak rapuh, ia mengetuk pintu pelan. Khawatir akan terdengar orang lain, ia pun memanggil orang di dalamnya pelan saja."Bos!"Klotak!Terdengar selot kunci tergeser, tak lama pintu terbuka namun hanya sebatas satu jengkal saja. Pria bertopi itu pun masuk dengan memiringkan tubuhnya tanpa membuka lebar pintu.Terlihat seorang pria dengan pakaian lusuh dan rambut gondrong duduk bersila di lantai beralaskan tikar. Di depannya sebuah laptop tengah menyala menampilkan foto seorang lelaki gagah berseragam polisi dengan tulisan 'BURONAN' di bawahnya lalu ada keterangan tambahan akan ada hadiah sejumlah uang bagi yang bisa membawanya hidup-hidup."Bos, ini makanannya," ucap pria bertopi meletakkan bungkusan yang tadi dibawanya."Gimana keadaan di
Read more
32. Tuan Muda
Di dalam kamar mewah sebuah hotel, terlihat Alvandra terbaring nyenyak di atas ranjang empuk berbalutkan selimut tebal. Di setiap sisi ranjang itu berdiri masing-masing seorang pria dalam keadaan siap siaga. Seakan sedang menjaga harta yang sangat berharga.Sementara di sofa, duduk seorang laki-laki berwajah arab dengan raut gusar sebab pria yang sedang terpejam itu belum juga bangun dari tidurnya. Di mana sekarang waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang."Sepertinya kalian terlalu banyak memakai obat bius itu," ujar laki-laki berwajah arab tersebut dalam bahasa Inggris. Ia tak bisa berbahasa Indonesia."Maaf, Tuan Hasan. Dosis yang kami pakai dosis normal seperti biasanya. Mungkin tubuh dan pikiran anak muda ini memang sedang butuh istirahat banyak," sanggah pria yang ternyata adalah Jaka.Jaka memang sengaja memancing Alvandra agar ikut dengan mereka ke hotel yang sudah dipesan sebelumnya atas perintah Ahmed Hasan. Kuasa hukum Muhammad Ghazi Malik itu sudah berada di Indonesia
Read more
33. Sang Pewaris
Bagaimana rasanya menjadi ahli waris tunggal dari sebuah perusahaan raksasa yang bergerak di bidang pertambangan minyak bumi?Mungkin bagi Alvandra itu hanyalah mimpi di siang bolong, mengingat kehidupannya yang sangat memprihatinkan. Mana ada keturunan pengusaha kaya hidup serba kekurangan, pikir dia.Namun ternyata, apa yang tak mungkin itu kini terjadi terhadap dirinya. Ia benar-benar ahli waris dari pengusaha besar bernama Muhammad Ghazi Malik. Dan fakta itu baru Alvandra ketahui ketika ia sudah tiba di kediaman Ghazi Malik.Sebuah kediaman yang tak layak di sebut rumah sebab bangunan itu lebih mirip istana. Namun sayang hanya dihuni oleh seorang pria tua yang kesepian juga puluhan pelayan yang bertugas melayani pemilik rumah dan merawat bangunan tersebut.Terlihat Ghazi menangis tersedu dalam rengkuhan Alvandra. Garis keturunan yang sempat hilang kini ada di hadapannya. Anak dari anaknya yang telah meninggal karena kecelakaan."Kau mirip sekali dengan Zayn," ucap Ghazi setelah me
Read more
34. Kedatangan Bram
-Indonesia-"Lun! Luna!"Panggilan di luar kamar membangunkan Aluna dari tidur tak nyenyaknya. Ia melirik jam digital di atas nakas."Jam enam," gumamnya seraya menggeliatkan badan yang terasa kaku. Tak lama ia duduk di ranjang dan terdiam, merasa enggan turun dari ranjang."Luna! Bangun, Nak!" Kembali suara yang Aluna kenal memanggilnya dari balik pintu."Iya, Mom!" Aluna berteriak menyahuti."Ck, gak biasanya Mommy bangunin gue. Sekarang 'kan hari Minggu. Gue masih pengen rebahan, semalam kurang tidur.""Ini gara-gara si Bram cabul. Ngapain juga dia ngelamar gue lagi yang jelas-jelas udah nolak dia minggu kemaren. Males banget harus jadi bini cowok tukang mainin cewek," monolog Aluna menggerutu.Ya, setelah penolakan Aluna sewaktu ia baru pulang dari rumah Alvandra, Bram kembali datang mengutarakan maksudnya. Lagi-lagi Aluna menolaknya dan ia pun harus kembali beradu mulut dengan kedua orang tuanya.Aluna tahu siapa Bram bukan hanya dari gosip belaka. Ia melihat dengan mata kepalanya
Read more
35. Kejamnya Keputusan Abrisam
Kepergian Alvandra yang tanpa kabar, membuat warna hidup di sekeliling Aluna berubah hitam. Tak ada sedikitpun cahaya yang mampu menyinari ruang gelap di relung hatinya. Sembilan puluh persen nafas hidupnya telah dibawa pergi sang kekasih pujaan hati, sisanya dia harus bernapas dengan susah payah."Aluna, Daddy sudah terima lamaran Bram. Minggu depan dia mau datang sama orang tuanya buat lamaran resmi," ucap Abrisam di suatu sore."Daddy ...! Daddy gak bisa sembarang terima lamaran Bram dong! Luna 'kan udah bilang gak mau sama Bram. Kenapa Daddy ambil keputusan sendiri tanpa mikirin perasaan Luna?"Aluna meradang. Tak habis pikir dengan ayahnya yang bertindak seenaknya tanpa bicara dulu dengan dirinya yang akan menjalani."Karena kamu masih saja mikirin si Alvan kere itu. Bram jauh lebih baik kemana-mana dibandingkan Alvan," jawab Abrisam meninggikan suaranya."Justru Mas Alvan jauh lebih baik daripada si Bram cabul itu. Dia cuma menang di harta tapi kelakuan minus," sanggah Aluna kes
Read more
36. Kepergok Calon Mertua
Tanggal pernikahan Aluna dan Bram sudah ditetapkan. Saat acara lamaran resmi, kedua keluarga sepakat jika pernikahan akan dilaksanakan tiga bulan kemudian. Bram tetap dengan rencana awalnya walaupun Aluna sudah tegas menolak.Sementara Aluna dibuat tak berkutik oleh Abrisam saat putrinya itu terus menyuarakan ketidaksetujuannya atas lamaran Bram. Abrisam mengancam akan mencelakakan Alvandra jika ia masih bersikeras dengan pendiriannya. Walaupun sebenarnya Abrisam sendiri tak tahu di mana keberadaan Alvandra.Bagaikan mayat hidup, kini hidup Aluna seakan tak ada gairah. Bahkan dalam bekerja pun ia mulai malas-malasan. Setiap ada rapat yang mengharuskan dirinya hadir, Aluna selalu tak datang dengan berbagai alasan. Tentu hal itu membuat beberapa proyek yang seharusnya mereka dapatkan menjadi terlepas.Tentu saja hal itu membuat Abrisam kelabakan. Hingga akhirnya sekarang ia selalu turun tangan sendiri jika ada rapat yang mengharuskan Aluna hadir.Seperti hari ini. Abrisam sedang rapat b
Read more
37. Siap Memperjuangkan
Di benua yang berbeda.Alvandra masih berkutat dengan pekerjaan, padahal hari sudah beranjak petang. Ia sengaja menyibukkan diri agar pikirannya tak tertuju kepada Aluna saja. Selain itu, ia juga sedang mempelajari manajemen perusahaan yang sudah diwariskan padanya."Tuan Alvan, Anda belum pulang?" tanya seorang pria berwajah Arab. Ia hanya menyembulkan kepala ke dalam ruangan Alvandra.Alvandra mendongakkan wajah, setelah sebelumnya hanya memandangi layar laptop juga berkas di sebelahnya."Masih ada yang harus saya bereskan. Kamu kalau mau pulang duluan, silahkan saja, Gibran," jawab Alvandra pada asistennya.Gibran adalah satu dari beberapa orang kepercayaan Ghazi. Ia ditugaskan menjadi asisten Alvandra setelah sebelumnya menjadi asisten kakek Alvandra."Biarlah, Tuan, saya menunggu Anda saja. Kalau Anda butuh apa-apa, saya ada di ruangan sebelah," timpal Gibran menarik kembali kepalanya.Alvandra melanjutkan lagi pekerjaannya. Ia sedang membuat beberapa rancangan untuk melebarkan s
Read more
38. Kembalinya Alvandra Ke Indonesia
Alvandra menghirup udara yang sangat ia rindukan begitu keluar dari pintu pesawat. Senyuman tercetak jelas di wajah tampannya. Banyak rencana sudah ia susun sebelum pulang ke tanah kelahirannya.Ya, Alvandra baru saja menginjakkan kaki di Bandara Soekarno-Hatta bersama Ghazi juga Gibran saat sore hari. Ia sengaja menyewa pesawat pribadi demi kenyamanan kakeknya yang sudah memasuki usia senja. Berhubung belum ada rumah yang akan ditempati, mereka bertiga terpaksa tinggal dulu di hotel.Saat menghubungi Henry minta dicarikan rumah, Alvandra belum memberitahukan di mana keberadaannya. Ia hanya berkata sedang mengurus bisnis di luar negeri. Henry sudah merekomendasikan beberapa rumah dan akan Alvandra lihat nanti setelah cukup beristirahat.Keesokan paginya setelah sarapan, Alvandra berencana akan menemui Henry sekaligus melihat rumah yang akan dibelinya nanti."Kek, Alvan mau ketemu pengacara Henry. Kakek mau ikut?" tanya Alvan memandang Ghazi juga Gibran bergantian."Ikut saja lah. Kake
Read more
39. Bertemu Lagi
"Mas Alvan!"Langkah Alvandra terhenti kala mendengar sebuah suara memanggilnya pelan. Ia menoleh ke sumber suara dan alisnya terangkat sebelah ketika melihat sosok yang sudah berdiri di sampingnya."Hanum?" tanya Alvandra merasa tak yakin sebab wanita di sampingnya itu memang mirip mantan istrinya hanya saja sekarang terlihat lebih tua.Entah apa yang terjadi dengan mantan istrinya itu tapi Alvandra tak perduli. Baginya, Hanum hanyalah masa lalu yang harus dilupakan. Terlalu banyak kenangan pahit yang sudah ditorehkan wanita tak tahu malu itu."Iya, Mas. Ini aku, Hanum," timpal Hanum dengan mata berbinar seakan menemukan berlian di antara tumpukan kerikil."Apa kabar, Mas?" lanjut Hanum dengan senyuman secerah mentari."Hah? Oh, aku baik. Kamu apa kabar?" Basa-basi Alvandra bertanya balik."Aku juga baik, Mas. Sekarang kamu kerja di mana, Mas?"Dengan rasa ingin tahu yang tinggi, Hanum mencoba mengorek lagi kehidupan pribadi Alvandra. Melihat penampilan Alvandra sekarang, yang terlih
Read more
40. Mulai Mencari Pelaku
Alvandra kini sudah menempati rumah barunya bersama Ghazi juga Gibran. Sang asisten awalnya mau sewa apartemen tapi dilarang Ghazi. Ia diajak tinggal bersama mereka dengan alasan buang-buang uang saja, lagipula rumah Alvandra masih sangat luas untuk mereka bertiga tempati.Alvandra pun membeli dua unit mobil untuk keperluan dirinya juga Ghazi atau yang lain. Dan ia mempekerjakan supir taksi yang dulu pernah menemaninya seharian kesana kemari.Untuk pelayan dan security, Alvandra sengaja mengambil dari yayasan dan harus bisa berbahasa Inggris sebab keberadaan kakeknya juga Gibran akan cukup menyulitkan jika mereka tak paham bahasa internasional tersebut."Kek, kalau Alvan sewa jasa detektif swasta untuk mencari Robby, bagaimana?" tanya Alvandra saat mereka sedang duduk santai di teras depan."Soalnya kalau menunggu info dari masyarakat, mungkin pelaku lama tertangkap. Bisa saja 'kan dia menyamar untuk mengelabui orang yang secara tak sengaja berpapasan dengannya," lanjut Alvandra membe
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status