All Chapters of Wanita Buruk Rupa Itu Ternyata Istri CEO: Chapter 61 - Chapter 70
124 Chapters
Bab 61 - Apa Sebaiknya Aku Mundur
“Jadi, bagaimana apa kamu masih mau bertahan dengan seseorang yang tidak bisa melupakan mantannya?! Buka matamu lebar-lebar! Lihat itu!" kata Anya dengan seringai tajam di wajahnya. Napas Naila tercekat, melihat puluhan lukisan berwajah Shakira terpajang begitu rapi di dalam ruangan. Terdapat lukisan Ali dan Shakira saling berpelukan, lukisan Shakira di pantai dan masih banyak lagi. Pantas saja dia tak boleh datang kemari karena Ali menyimpan lukisan Shakira di ruangan. Sakit, perih, perasaannya campur aduk saat ini. Air mata pun luruh dari sudut matanya perlahan-lahan. Menyadari bahwa Ali belum bisa melupakan sang mantan. “Haha.” Ketika melihat Naila menangis, terdengar suara tawa membahana dari bibir Anya. Wanita itu sangat senang dan berharap Naila dapat menyerah. Semalam, Anya baru saja teringat perkataan salah satu asisten rumah Ali tempo lalu bila ada satu ruangan rahasia yang tak boleh didatangi mereka dan Anya juga menyadari bahwa lukisan Shakira yang terpajang di mansion sa
Read more
Bab 62 - Rencana Untuk Kabur
Mendengar ajakan Jackson, Naila tertegun sesaat, tengah berperang dengan batinnya saat ini. 'Apa lebih baik aku terima ajakan Jackson ya?' tanya Naila pada diri sendiri. "Naila, bagaimana? Aku tidak mau melihat kamu sedih terus, aku akan mengajakmu ke tempat yang akan membuat pikiranmu tenang." Jackson membuka suara kembali. Kedatangan dia ke taman kota, membuat rencananya selangkah lebih maju. Dia pun tak menyangka akan bertemu Naila di sini. Sama seperti Naila, Jackson pergi keluar untuk mengusir kegalauan hatinya. "Aku ...." Naila bimbang, ingin mengiyakan tapi hati dan alam bawah sadarnya bertentangan. "Nai, bila Ali memang mencintaimu, dia pasti akan mengumumkan siapa istrinya ke publik tapi lihatlah sampai sekarang, tidak, 'kan? Lagipula desas-desus kemarin pun tentang dirimu dan Ali gara-gara gosip saja," kata Jackson menatap penuh harap. Sekali lagi Jackson berusaha membujuk Naila. Meski dia tahu bahwa sebenarnya Ali sudah mencintai Naila. Namun, tentu saja dia tak mau
Read more
Bab 63 - Sarangbeo
"Nona Naila!"Terdengar suara Santi dari luar kembali. Naila mulai panik lantas dengan cepat bersuara."Iya Santi, ada apa?"Tak ada sahutan, Naila mengerutkan dahi. Sementara Santi di luar pintu menghela napas kasar karena Naila telah kembali ke mansion. Sejak tadi dia begitu gusar kala Naila tak kunjung keluar dari kamar. Pasalnya tadi sore tukang kebun yang sebulan sekali datang ke mansion, mengatakan melihat Naila pergi mengendap-endap keluar mansion. Dia berusaha berpikir positif mungkin Naila butuh udara segar, hingga menjelang sore Santi menghubungi Ali hendak memberitahu persiapan pernyataan cinta hampir selesai. Namun, panggilan tak diangkat sama sekali, Santi menebak Ali tengah sibuk dengan orang tuanya. Tak lupa pula Santi meminta kepada Roni untuk menyusul Ali ke mansion agar rencana berjalan lancar nanti malam. Saat menjelang petang, Santi pergi ke kamar Naila kembali hendak memeriksa sang empunya kamar. Tarikan napas lega berhembus dari hidung Santi kala suara Naila t
Read more
Bab 64 - Kedatangan Tuan Besar
Sudah sebulan Naila dan Ali menikmati masa-masa bahagia mereka. Semakin hari pasangan suami-istri itu terlihat semakin mesra. Walau terkadang berdebat karena masalah kecil. Seperti pagi ini, Ali baru saja muntah di toilet. Akan tetapi, Ali malah mengajak Naila melakukan hubungan badan untuk kedua kalinya."Ali, aku capek, lihatlah wajahmu itu pucat, sebaiknya kamu beristirahat saja ya," kata Naila sembari mendorong pelan dada Ali yang saat ini menindih tubuhnya. Naila cemas karena wajah Ali terlihat pucat pasi sekarang. Ali melempar senyum tipis sambil mencium gemas bibir Naila. "Hm, capek? Bukankah aku yang sering bergerak, jangan membuat alasan, kemarilah Sayang.""Ali, aku mohon, aku tidak membuat alasan ...."Perkataan Naila terjeda ketika melihat perubahan raut wajah Ali dalam sepersekian detik. Pria itu baru saja menutup mulutnya kemudian bergegas turun dari ranjang dan melangkah cepat ke kamar mandi. "Ali!" seru Naila. Naila menyusul ke kamar mandi, melihat Ali berdiri di d
Read more
Bab 65 - Tinggalkan Ali!
"Mari Tuan." Roni pun mulai mendorong kursi roda Sherkan, memasuki ruangan.Tanpa mengucapkan satu kata pun, Sherkan hanya menatap lurus ke depan. Meski tak lagi muda tapi ketampanan pria berambut putih itu masih terlihat jelas, rahang dan bentuk wajahnya kurang lebih mirip seperti Ali. Naila meneguk ludah berulang kali kala suara kursi roda mengalun pelan di telinganya sekarang. Dalam hitungan detik sebuah model mewah yang disinyalir milik Anya berhenti tepat di pelataran mansion. Naila semakin gugup, pikirkannya sudah melanglang buana entah kemana sekarang dan berharap kakek Ali dapat menerimanya. Dengan wajah senang Anya keluar dari mobil kemudian berlari kecil ke arah Sherka. "Ayah! Maafkan aku datang terlambat, bagaimana keadaan Ayah?" tanya Anya kepada sang mertua. "Hm, baik," balas Sherkan tanpa menatap lawan bicara. Roni mulai memperlambat gerakan kakinya. Melihat kedatangan Anya Roni hanya menghembuskan napas. Tadi dia dan Ali tak menyangka Sherkan akan datang tiba-tiba
Read more
Bab 66 - Kakek Kecewa
Anya tersenyum sumringah karena sebentar lagi pertunjukan akan dimulai. "Tidak Kakek, aku sangat mencintai Ali. Kami saling mencintai, maaf jika aku—" "Diam! Dasar wanita buruk rupa! Saling mencintai apanya! Aku yakin sekali wanita ini menggunakan pelet untuk membuat Ali jatuh cinta kepadanya!" sela Anya sambil menyeringai tajam.Mata Naila terbelalak, benar dugaannya bila kedatangan Anya hanya untuk memperkeruh suasana. "Tidak, kami memang saling mencintai Kek, tanyakan saja kepada Ali, Kek. Jangan percaya perkataan Mama!" Sherkan enggan membalas, matanya hanya melirik-lirik Anya dan Naila secara bergantian."Wah, wah percaya diri sekali kamu. Lihatlah Kek, wanita ular ini mulai memperdayai kita semua, wajahnya saja yang kelihatan polos! Asal kakek tahu, wanita ini umurnya jauh lebih tua dari Ali! Aku tidak terima memiliki menantu seperti Naila yang jelek. Dia tak pantas bersanding dengan Ali!" kata Anya menggebu-gebu sambil melirik Sherkan. "Apa maksud Mama!" Terdengar suara Ali
Read more
Bab 67 - Tantangan Untuk Naila
Dengan jantungnya berdetak kencang, Naila terpaku di tempat, saat mendengar Sherkan meminta Ali untuk menceraikan dirinya. Padahal Naila sudah berharap jika sikap Sherkan berbeda dengan mertuanya. Namun, sepertinya mereka hanya menilai seseorang dari penampilan luarnya saja. Sekarang, Naila hanya bisa pasrah dengan keputusan Ali nantinya. Ali menggeleng cepat sambil mengeratkan gengamannya. "Tidak, sampai kapanpun aku tidak akan menceraikan, Naila. Mengapa Kakek kecewa padaku? Justru aku yang kecewa padamu, Kek."Suara Ali tak lagi seperti tadi, lebih tegas. Pria itu terlihat kecewa dengan perkataan Sherkan barusan. Sementara Naila, dengan raut wajah tak percaya, melirik Ali. Lantas ketakutan yang hinggap di relung hatinya mulai lenyap perlahan.Melihat pendirian Ali, Anya melebarkan mata, "Lihatlah Ayah—""Diam!!!" potong Sherkan cepat. Anya terkejut lantas dengan cepat menutup mulutnya.Sherkan melayangkan tatapan tajam kepada Anya saat ini. "Jangan menyela pembicaraanku dengan cu
Read more
Bab 68 - Tantangan Pertama
"Hm, ingat keputusan berada ditanganku nanti. Apa kamu bersedia menerima tantanganku?" Tanpa menunjukkan ekspresi sama sekali, Sherkan menjawab pertanyaan Naila.Sebelum memberikan tanggapan, Naila menarik napas dalam dan berharap tantangan yang diberikan Sherkan tidaklah sulit. "Bersedia, Kek."Sekali lagi Sherkan menyeringai tipis membuat Naila sedikit ketakutan."Hmm, untuk tantangan pertama, aku ingin kamu memasak rendang jengkol untukku sekarang!" seru Sherkan tiba-tiba. 'Rendang jengkol? Apa aku tidak salah mendengar?' Mendengar tantangan yang terlontar dari bibir Sherkan, kening Naila berkerut kuat sekarang. "Rendang jengkol, Kek?" "Iya, buatkan aku sekarang! Jika masakanmu enak, aku akan mempertimbangkan apa kamu layak jadi menantu di keluarga kami atau tidak!" titah Sherkan sambil mengambil kembali teh di atas meja. "Baik Kek." Dengan raut wajah bingung Naila bangkit berdiri kemudian pergi ke dapur hendak memasakkan Sherkan rendang jengkol. Sementara itu, Sherkan dari ke
Read more
Bab 69 - Gengsi
Sherkan memutus kontak mata seketika kemudian mengalihkan pandangannya ke arah mangkuk kembali dan menatap rendang jengkol tersebut dengan seksama. 'Enak sekali rendang ini, aku jadi rindu masakan istriku.' Sherkan tak dapat berbohong rasa rendang jengkol mengingatkannya dengan masakan mendiang sang istri. Sementara Naila, dengan sabar menunggu jawaban Sherkan. Sedari tadi keringat sudah menjalar di telapak tangannya, cemas dan takut bila dia gagal. "Kek?" Sekali lagi Naila memberanikan diri membuka suara. Dengan raut wajah datar Sherkan melirik Naila lagi. "Tidak enak!" katanya, ketus. Lalu Sherkan menyantap rendang jengkol kembali. Hal itu membuat dahi Santi berkerut hingga tiga lipatan, keheranan. Sementara Naila tampak murung karena masakannya tidak enak. Saat melihat perubahan raut wajah Naila, Santi mulai menggerakkan bibir. "Maaf menyela Kek, jadi Nona Naila gagal ya?" Dengan mulut penuh makanan, Sherkan menanggapi. "Iya, gagal. Cepat sana ambil lagi rendang jengkolnya.
Read more
Bab 70 - Angkat Kaki Dari Rumah Ini!
"Sepertinya anda salah orang Tuan, namanya Talitha, hehe," jawab Santi cepat dengan detak jantung berdegup kencang saat ini.Santi membenarkan kacamata hitamnya dan sesekali melirik-lirik para pengunjung yang kini memusatkan perhatian ke arah mereka. Selama menjadi manager Naila di agency, penampilan Santi sangatlah berbeda, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Jika berada di luar dia selalu memakai wig pendek berwarna pink. "Iya, kamu benar Santi. Sepertinya anda salah orang, Tuan." Naila melempar senyum lebar kepada Sherkan. Ya pria di hadapannya saat ini adalah Sherkan. Entah bagaimana Sherkan bisa ada di sini, tapi yang jelas Ali maupun Roni tidak memberitahu mereka. Tetapi, Naila sangat heran mengapa Sherkan bisa mengenalinya, bukankah sejak kemarin wajahnya sudah ditutupi dengan make-up.Sherkan tak langsung menjawab. Sedari tadi melayangkan tatapan datar kepada Naila."Iya, sepertinya aku salah orang, maafkan aku ya," ucap Sherkan kemudian. Naila menyungging senyum lebar samb
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status