Semua Bab Hamil Tapi Perawan: Bab 41 - Bab 50
150 Bab
Bab 41
"Aa ... Mas!" Tsabi tergeragap panik menarik handuk di gantungan. Karena terburu-buru membuatnya terjatuh membentur lantai. Wanita itu mengaduh resah seraya menutupi tubuhnya yang setengah polos. "Tsabi!" Shaka terkejut melihat istrinya kepleset. Langsung mendekat hendak menolongnya. "Jangan dilihat! Dasar mesum!" omel wanita itu refleks memukul kepala Shaka dengan botol sabun berukuran jumbo yang terdampar di dekat bak rendam. "Aww ... sakit Tsabi, kenapa memukulku," keluh pria itu agak sedikit pening. Kenapa istrinya mendadak galak sekali akhir-akhir ini, dan anehnya Shaka merasa sikap Tsabi masih cukup dimaklumi. "Astagfirullah ... maaf Mas aku tidak sengaja. Kenapa matamu jelalatan," ucap perempuan itu sedikit menyesal. Banyak nggaknya sebab merasa kesal. Salah siapa menerobos masuk tanpa permisi. "Aku hanya ingin membantumu, apanya yang salah," kata pria itu mengusap kepalanya yang agak berdenyut. "Kenapa nekat masuk? Itu tidak sopan. Kalau sudah dikunci artinya tidak boleh
Baca selengkapnya
Bab 42
Karena permintaan Tsabi tidak mungkin dibuatkan oleh tangannya sendiri yang sekarang hanya tinggal berdua, akhirnya Shaka delivery order minuman yang Tsabi minta. Pria itu benar-benar mewujudkannya walau dengan wajah muram. Pria itu masuk ke kamar, lalu menaruhnya pesanan itu begitu saja di nakas. Bahkan tidak ada basa-nasi sedikit pun. Namun, berhubung Tsabi haus, ya diminum saja dengan nikmat. "Ini apa?" tanya perempuan itu menilik cup dalam kemasan yang terbungkus rapih. Pura-pura tidak tahu saja. Tsabi tersenyum begitu melihat isinya, ia bergumam terima kasih walau tanpa jawaban. "Mau ke mana?" tanya Tsabi melihat suaminya seakan tengah bersiap pergi dari rumah. Kepo sembari menyedot green tea boba di tangannya. "Rumah sakit," jawab pria itu datar. "Jadi chek kesehatan? Harusnya nungguin aku biar aku yakin hasilnya." Takut dimanipulasi, Tsabi bertekad untuk ikut agar bisa tahu hasilnya langsung. Jujur, ia agak takut kalau-kalau suaminya itu bekas dijamah banyaknya cabe-cabea
Baca selengkapnya
Bab 43
"Huhf .... " Shaka mendesah datar. Melihat respon istrinya yang hanya diam, dia langsung menunjuk luka Tsabi di kaki bagian atasnya. Memastikan kalau luka istrinya sudah sembuh benar. "Aku akan memeriksanya, apakah sudah sembuh? Sudah tidak sakit?" Pria itu menyingkap gamis yang menjulur panjang menutupi kakinya. "Udah nggak sakit kok, cuma kakiku yang masih sakit sedikit. Masih sabar kan?" sahut perempuan itu harap-harap cemas. Hanya luka terkilir kemarin yang masih terasa. "Menurut kamu?" tanya Shaka menatap lekat. Tsabi tersenyum, menurunkan gamisnya yang terbuka. "Masih sangat amat sabar Mas, pria sejati tidak akan memaksanya," kata wanita itu menatap cemas. "Kamu akan menumpuk dosa kalau menunda, dan menundanya lagi. Pakai gaun malam terbaikmu Tsabi, pastikan kamu sudah siap saat aku pulang nanti," pesan Shaka sebelum beranjak dari kamar. Terdengar sangat serius seperti biasanya. Wajahnya irit senyum, dengan ekspresi datar. Glek! Rasanya Tsabi resah mendengar perkataannya
Baca selengkapnya
Bab 44
"Tundukan tatapanmu, dan keluarlah!" titah Shaka melembutkan suaranya."Aku tidak mau sebelum kamu membiarkan aku mengobatimu lukamu," sahutnya tenang. Apa yang terjadi dengan Shaka. Kenapa tiba-tiba dia terluka. Apakah seseorang telah mencelakainya? Saat ego itu runtuh oleh kelembutan hati yang memperlakukannya dengan begitu perhatian. Ia tak lagi menyela bahkan hanya dengan perkataan yang enak didengar atau terang marah memendam kesal. Membiarkan tangan terampil itu menyelesaikan urusannya. Pria itu menghela napas kasar, berjalan cepat dari kamar mandi lalu terduduk di bibir ranjang. Tsabi langsung mengekor dengan kaki yang masih sedikit pincang. Perempuan itu sudah lepas kruk hanya saja masih sedikit ngilu. Berjalan pelan mengambil kotak obat di rumah itu. Dia tahu Shaka mengizinkannya dengan berjalannya pria itu keluar. Wanita itu terdiam sejenak, sebelum akhirnya mendekat membantu pria di depannya melepas kemejanya sepenuhnya. Menyisakan tubuh polos Shaka yang kekar. Sedikit gr
Baca selengkapnya
Bab 45
"Siapa yang membusuk di penjara Mas?" tanya Tsabi refleks keluar dari mulutnya. Dia cukup kepo dengan suami misteriusnya itu.Shaka berbalik mendengar pertanyaan istrinya. Langsung menutup telponnya begitu saja dengan wajah datar. "Penjahat," jawab pria itu berjalan mendekat. Melempar ponselnya ke kasur. Lalu menghadap Tsabi yang membawa ganti. "Kamu punya musuh?" tanya wanita itu lagi terdengar khawatir. Hidupnya mungkin tidak akan tenang jika bersinggung rasa dengan banyak orang. "Saya ini seorang pembisnis Tsabi, jadi sudah pasti banyak pesaing di luar sana yang ingin berbuat jahat, paham!" ucap Shaka datar. Berharap istrinya mau mengerti dan tidak lagi banyak bertanya yang membuatnya pening. Dia tipe pria yang tidak suka diusik, apalagi didekte dan diatur-atur. Bahkan apa pun itu semua harus sesuai porsinya. Shaka benar, persaingan di kalangan pembisnis itu terkenal licik dan kejam. Entah mengapa Tsabi menjadi takut sendiri. Pantas saja Shaka selama ini terlalu sibuk dan suka
Baca selengkapnya
Bab 46
"Mas!" Tsabi terkesiap mendapati Shaka menggulingkan dirinya, pria itu kini berada di atas tubuhnya. "Kenapa? Biar ku ajari dengan lembut," katanya tenang. Bulu kuduk Tsabi meremang semua kala Shaka meraba kulit tangannya. "A-aku tidak biasa dipijit," ucap Tsabi grogi. "Hmm ... berarti aku orang yang pertama akan mengajarimu," kata pria itu tersenyum lembut. Shaka lebih dulu melepas hijabnya, lalu mengurai rambutnya yang terikat rapih. Membuang asal tali rambut itu. "Mau mulai dari depan atau belakang?" tawar pria itu terdengar meresahkan. "Tapi Mas," protes Tsabi menyela. Dia menatap bingung plus takut. Entahlah, senyum di wajah Shaka mengandung makna yang berbeda. "Sshhtt ...." Shaka menempelkan jari telunjuknya tepat di atas bibir Tsabi yang begitu menggoda. "Sebaiknya buka pakaianmu, biar lebih leluasa memijitnya!" titah pria itu lembut. "Hah! Dibuka?" tanya Tsabi jelas menatap waspada. Bisakah dia turun dari ranjang dan menghilang sekarang juga. Rasanya Tsabi begitu takut
Baca selengkapnya
Bab 47
"Maaf Tuan." Seseorang membisikkan ke telinga Shaka dengan hati-hati. "Brengsek! Kenapa dia bisa sampai di sini?" tanya Shaka langsung berdiri tak tenang. Wajahnya menyimpan amarah yang menyala-nyala. "Beri pelajaran untuk dua pemuda yang mengganggunya. Dia sedang mencari ajalnya sendiri. Biarkan istriku masuk, pastikan tidak ada satu orang pun yang mengganggunya apalagi menyentuhnya!" ucap Shaka menahan amarah. Pria itu berdiri melewati tatapan memuja wanita-wanita malam yang bekerja di sana. Mereka sangat senang ketika Shaka menyambangi tempatnya. Tempat di mana semua kenikmatan dunia fatamorgana berada di sana. Semua orang memberi jalan, tak satu pun orang berani menyentuhnya kecuali pria itu yang meminta. Dia melihat dengan jelas gambar istrinya yang terekam di pintu masuk begitu galak memarahi dua pemuda yang menggodanya. "Sialan!" umpat Shaka saat melihat tangan pria itu berani-beraninya menyentuh Tsabi. Shaka langsung menghubungi seseorang tanpa ampun. Dia tidak peduli d
Baca selengkapnya
Bab 48
"Dari mana saja Tsabi, ini larut malam, kenapa kamu kluyuran di luar?" tanya Shaka begitu mendapati istrinya pulang hampir pagi. Tsabi sebenarnya malas untuk pulang, tetapi langkahnya membawa wanita itu ke sana. Masih butuh banyak penjelasan. Tsabi terdiam, dia tidak menjawab sedikit pun pertanyaan Shaka yang nampak khawatir. Perempuan itu mengacuhkan begitu saja. Berjalan seolah tak menganggap Shaka ada di depannya. "Tsabi! Aku sedang bertanya padamu, kenapa kamu diam? Dari mana kamu?" tandas pria itu gemas. Berjalan cepat menghadang langkahnya. "Apa pedulimu aku dari mana? Kamu juga bebas keluar sesuka hatimu setiap malam pulang pagi. Terus, apa ada yang salah jika aku melakukan hal yang sama." Kali ini Tsabi tidak diam, dia terlalu kecewa dengan apa yang dia lihat. Bahkan sangat yakin kalau Shaka di tempat itu. "Aku mengkhawatirkanmu," kata pria itu lantang. "Berhenti bersandiwara Mas, aku muak dengan topengmu. Apa yang kamu lakukan di tempat terkutuk itu?" tanya Tsabi negitu
Baca selengkapnya
Bab 49
"Sepertinya kamu terlalu lelah karena banyak hal yang terlalu dipikirkan, bagaimana kalau kita liburan, shoping, atau ke mana pun yang kamu mau?" tawar Shaka seolah dia lupa, Tsabi bukan wanita materialistik yang ambisius dengan materi suami. Tentu saja dia tidak tertarik sama sekali dengan tawaran pria di depannya. "Terima kasih Mas, tujuanku cuma satu, aku ingin pulang ke rumah abi.""Boleh, tapi nanti aku antar. Kita akan bermalam di sana. Sepertinya kamu sudah sangat rindu dengan orang tuamu."Tsabi menatap dingin Shaka, selera makannya menghilang. Rasa lapar yang sempat mendera menguap begitu saja. Rasanya beban berat itu kian nyata, dan ia ingin segera terbebas dari pernikahan yang selama ini seakan menjeratnya. "Mau kapan? Sekarang, nanti, atau besok. Aku akan mengambil cuti dari kantor," ucap pria itu lagi seolah tidak pernah melakukan kesalahan apa pun sebelumnya. Sepertinya Shaka tidak paham, atau sengaja membutakan semua yang terjadi, sampai kapan pria itu akan bersikaf n
Baca selengkapnya
Bab 50
Shaka terkesiap melihat Tsabi menanggalkan satu persatu pakaiannya sendiri. Sebegitu inginkah Tsabi berpisah dengan dirinya? Sampai wanita itu rela Shaka tinggalkan setelah mendapatkan madunya. "Kamu tahu kesalahannya apa? Kamu tidak akan pernah bisa keluar setelah malam ini," batin Shaka gemas. Tsabi benar-benar menantangnya kali ini. Dia bahkan begitu berani menatapnya penuh percaya diri. Pria itu mendekat, semakin mengikis jarak. Hampir tak ada jarak selain napas yang berhembus darinya terasa hangat menyapa. Tsabi memejam dengan keteguhan hatinya. Dia siap menerima apa pun setelahnya asal bisa pulang ke pangkuan abi. Terbebas dari belenggu Shaka. "Pakai gaunmu kembali Tsabi, aku akan menunggu di mobil. Tidak lebih dari sepuluh menit. Kita akan ke rumah orang tuamu sama-sama," bisik Shaka lalu beranjak. Mengabaikan tubuh Tsabi yang setengah polos menantangnya. Wanita itu membuka matanya, melihat punggung Shaka yang menghilang dibalik pintu. Dia mendesah tak percaya mendengar ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status