All Chapters of Perginya Istri Manis Sang Pewaris: Chapter 81 - Chapter 90
129 Chapters
Menguak Teka-Teki
“Kenapa kau berpikir demikian?” tanya Majandra, tanpa mengalihkan pandangan dari paras tampan Damien. “Entahlah. Aku hanya merasa belum percaya diri ….”“Aku akan segera bercerai dengan Alexandre,” tegas Majandra menyela ucapan Damien. Dia tak ingin pria itu meragukannya. “Akan segera bukan berarti sudah, Sayang,” bantah Damien. “Kau meragukanku?” protes Majandra.Damien menggumam pelan. Senyuman kalem yang menjadi ciri khas pria itu, terlihat menghiasi paras tampannya. Dia tahu bahwa Majandra tak menyukai apa yang dirinya ucapkan tadi. Mau tak mau, putra Julien Curtis tersebut harus memberikan sedikit rayuan. Damien meraih tangan berjemari lentik Majandra, lalu digenggam erat. Tak lupa, dia juga menciumnya dalam-dalam. “Aku rasa, justru kaulah yang takut kehilangan diriku,” ucap CEO muda tadi percaya diri. Majandra tak menanggapi. Dia segera memalingkan wajah dari pria itu. “Kau tak tahu apa yang terjadi,” ucap Majandra pelan. “Aku memang tak tahu, karena kau belum bercerita,” s
Read more
Dalam Ancaman Serius
Majandra menatap lekat Julien. Raut wajah wanita asal Meksiko tersebut begitu serius. Pikirannya langsung terpusat kepada Phillipe. Setelah mengetahui sikap ayahanda Alexandre tersebut kepada Estelle, rasanya wajar bila dia mulai mengira yang tidak-tidak. “Apakah ayah mertuaku ada hubungannya dengan semua itu?” tanya Majandra ragu dan sangat hati-hati. “Apa maksudmu, Majandra?” tanya Damien tak mengerti. Dia menatap wanita cantik tadi, seakan meminta penjelasan darinya.Akan tetapi, Majandra terlihat ragu untuk memberitahukan secara detail. Sementara, Julien kembali berpikir. Sepertinya, pria itu mengetahui banyak hal. “Bagaimana, Tuan? Apakah Anda bisa memberikan sedikit informasi atau apapun itu?” tanya Majandra set
Read more
Tak Rela
“Ancaman serius seperti apa?” tanya Damien seraya membetulkan posisi duduk. “Aku akan menceritakan sesuatu padamu. Namun, kau harus berjanji tak akan mengatakan ini pada siapa pun.” Majandra terlihat sangat serius. “Kau tidak percaya padaku? Mulutku hanya akan terbuka jika dirimu yang meminta,” ujar Damien kalem. “Ck!” Majandra berdecak pelan. Dia menyandarkan tubuh ke sandaran sofa sambil melipat kedua tangan di dada. Tatapan wanita itu lurus tertuju pada tungku perapian. “Ini sesuatu yang di luar dugaan , Damien. Sore ini, aku mendengar perbincangan antara ayah dan ibu mertuaku. Aku tidak berniat menguping, tapi … ibu mertuaku ketakutan.” Damien menyimak penuturan Majandra dengan serius. “Mereka membahas tentang sesuatu yang berkaitan dengan nama baik Tuan Marlon Archambeau. Aku tidak tahu apa itu. Akan tetapi, hal tersebut telah membuat ibu mertuaku menjadi sangat tertekan. Selama ini, dia selalu diam dan menurut,” tutur Majandra lagi.Damien belum menanggapi. Dia masih terus
Read more
Malaikat Tak Bersayap
Damien memarkirkan mobil Jeep Wrangler-nya tepat di dekat undakan anak tangga menuju teras. Pria itu tak segera keluar. Dia terlihat begitu berat, dan seakan tak ingin membiarkan Majandra turun dari kendaraan. “Kau masih ingat dengan semua instruksi yang kukatakan tadi?” tanya Damien memastikan. “Iya,” jawab Majandra seraya mengangguk. “Kau yakin dengan rencana ini?” Majandra terdengar ragu. Senyum kalem penuh pesona terlukis di bibir Damien. Dia dapat merasakan dengan jelas, bahwa wanita itu sedang dilanda rasa gugup yang cukup besar. Damien melihat Majandra menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya. Dalam situasi seperti ini, Damien menunjukkan bahwa dirinya merupakan pria yang paling tepat untuk mendampingi serta melindungi Majandra. Dia begitu lembut dalam memperlakukan wanita itu. Damien meraih lalu memperhatikan telapak tangan Majandra. Pria tampan tersebut mengusap lembut keringat yang membasahinya, hingga terasa kering. Sementara, Majandra hanya memperhatikan. Dia menatap
Read more
Perubahan Alexandre
Alexandre menelan ludah dalam-dalam, setelah mendengar ucapan Majandra. Dia tak dapat menebak apa yang wanita itu pikirkan. Selama menjalani biduk rumah tangga, Majandra tak pernah mengambil tindakan seperti saat ini. “Kenapa kau harus pindah kamar? Selama ini, kita baik-baik saja tidur di satu ruangan dan kasur yang sama,” ujar Alexandre heran. “Aku tak akan menyentuhmu, jika kau tak menghendakinya,” ucap pria itu lagi. Majandra tak langsung menanggapi. Dia sadar bahwa Alexandre tak mengingat apa pun yang terjadi antara mereka berdua. Wanita cantik asal Meksiko tersebut tak ingin membahasnya. Lagi pula,, Majandra juga sudah membuang jauh segala hal, yang berkaitan dengan sang pemilik La Bougenville tadi. “Kau bisa tetap di sini, Majandra. Kita jalani hari-hari seperti
Read more
Cemburu?
Sepeninggal Alexandre, Majandra langsung bangkit. Dia duduk bersandar pada headboard. Diliriknya piring berisi menu sarapan beserta segelas jus yang Alexandre bawakan tadi. Seulas senyuman penuh kemenangan, tersungging di bibir Majandra. Namun, hal manis yang Alexandre lakukan pagi ini, tak akan membuat dirinya terlena. Majandra lebih memilih meraih telepon genggam, lalu menghubungi Damien. “Selamat pagi, tampan,” sapa Majandra, saat panggilannya sudah tersambung. “Bagaimana kondisi perutmu hari ini?” tanyanya perhatian. “Selamat pagi, cantik,” balas Damien lembut, tapi masih terkesan gagah dan penuh wibawa. “Seharusnya, kunikahi kau saat ini juga. Dengan begitu, aku bisa melihat wajahmu sebelum dan setelah bangun tidur,” ujar Damien. Pria itu tengah sibuk merapikan dasi. “Hari ini, aku harus menghadiri pertemuan penting,” ucapnya kemudian. “Apakah seharian penuh?” tanya Majandra polos. “”Sepertinya begitu,” jawab Damien. “Aku punya waktu beberapa menit untuk istirahat makan siang.
Read more
Alexandre
Marius mengernyitkan kening. Dia membetulkan posisi duduknya menjadi lebih tegak. “Tuan Phillipe LaRue adalah orang ternama di Perancis. Anda bahkan bisa mendapatkan profilnya di mesin pencarian,” ujar pria yang berprofesi sebagai detektif swasta tersebut. “Aku membutuhkan informasi yang tak diriku dapatkan di internet. Sesuatu yang jauh lebih detail, Tuan Baldwin. Aku yakin bahwa Anda pasti bisa memahami maksudku,” sahut Damien penuh wibawa. Marius mengusap-usap dagu berhiaskan janggut yang terlihat lebih tebal, jika dibanding dengan janggut Damien. Pria itu seperti tengah mencerna kata-kata sang CEO. Sesaat kemudian, Marius manggut-manggut. “Beri aku waktu satu bulan, untuk mendapatkan informasj lengkap tentang Tuan Phillipe LaRue,” ucapnya. “Apakah tidak
Read more
Bunga Chamomile dan Kiriman Foto
Majandra menoleh dengan tatapan aneh kepada Alexandre. Sesaat kemudian, wanita itu tertawa pelan seraya meletakkan kembali jumpsuit yang dipegangnya. “Jangan berkhayal di siang bolong, Alex,” ucap Majandra tak acuh. Dia berpindah ke bagian lain toko, untuk mencari barang yang dirasa bagus dan cocok dijadikan kado. “Kenapa kau menganggap itu sebagai suatu khayalan? Setiap pasangan suami-istri pasti menginginkankan keturunan. Bukankah itu salah satu alasan dari pernikahan?” Alexandre mengikuti ke manapun wanita itu bergerak. Alexandre mengambil satu barang. Mengamati dengan cara membolak-baliknya. “Kau tahu ini alat untuk apa?” tanya pria itu seraya menunjukkan benda yang sedang dia pegang. Majandra menoleh. Dia menatap Alexandre, lalu mengalihkan perhatian pada benda yang ada di tangan kanan sang suami. “Kau
Read more
Apa Kabar Maldives?
Sepintas, Majandra menangkap sosok Damien berdiri di depan sebuah restoran. Wanita itu bahkan sampai harus menoleh. Melihat dari kaca belakang sedan milik Alexandre. Namun, jarak semakin menjauh. Resah, itulah yang Majandra rasakan saat ini. Dia tak tahu apa yang Damien pikirkan tentang dirinya. Majandra menoleh kepada Alexandre yang mengemudi dengan tenang. “Hentikan mobilnya, Alex!” pinta wanita itu gelisah. “Ada apa? Kenapa aku harus ….” “Hentikan mobilnya!” sentak Majandra. Meski merasa heran, Alexandre akhirnya menepikan kendaraan. Sesaat setelah sedan hitam itu berhenti, Majandra berlari keluar dari sana. Dia berrmaksud kembali ke toko bunga tadi. Padahal, jaraknya sudah cukup jauh. Akan tetapi, Majandra tak peduli. Wanita itu berlari sekencang mungkin. Untunglah, karena saat itu dirinya tak mengenakan sepatu high heels. Dari jarak beberapa meter, Majandra melihat mobil jeep milik Damien masih terparkir di tepi jalan depan sebuah restoran mewah. Majandra mempercepat gera
Read more
Permainan di Dalam Mobil
Damien menundukkan wajah. Sementara, kedua tangannya tetap mencengkram erat pagar pembatas. Meski gemuruh dalam dada masih tersisa, tapi dekapan erat Majandra membuat amarah yang sempat tak terkontrol tadi berangsur sirna. Makin lama, helaan napas yang tadinya memburu semakin teratur. Tenang, Damien memejamkan mata. Tangan kanannya pun berpindah. Dia mengusap lembut punggung tangan Majandra. “Maafkan aku,” ucap pria itu pelan dan dalam. Majandra membenamkan wajah di pundak bagian belakang Damien. Wangi aroma parfume tercium jelas. Sangat khas dan masih sama. Mengingatkan Majandra pada kenangan beberapa waktu silam, saat pertama kali merasakan nikmatnya sentuhan bibir seorang Damien Curtis. “Aku menyukai wangi parfummu,” ucap Majandra pelan. 
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status