Semua Bab Perginya Istri Manis Sang Pewaris: Bab 101 - Bab 110
129 Bab
Tiga Bulan
“Apa maksudmu, Alex? Bagaimana bisa perusahaan Keluarga LaRue beralih ke tangan ayahku?” tanya Majandra tak mengerti. Alexandre terduduk lesu di lantai kamar mandi. Hembusan napas berat meluncur dari bibirnya. “Aku tidak tahu harus memulai ini dari mana. Satu yang pasti adalah ayahku telah memaksa ibu untuk membubuhkan tanda tangan, dalam berkas-berkas yang tak dibacanya terlebih dulu. Setelah tanda tangan itu didapat, secara otomatis perusahaan berpindah ke tangan ayahmu,” jelas Alexandre penuh sesal. “Aku tidak tahu secara pasti. Setelah mendirikan La Bougenville, aku sibuk mengurus perusahaanku dan tak ikut campur lagi dengan Perusahaan LaRue. Belakangan kutahu bahwa satu-satunya peninggalan kakek ternyata sudah bukan milik keluarga kami lagi. Parahnya, ibu tidak mengetahui hal itu,” terang Alexandre lagi. Alexandre meraup kasar wajahnya. “Bayangkan jika kita bercerai, lalu ibu mengetahui keadaan yang sebenarnya dalam kondisi kesehatan dia yang seperti saat ini. Apa kau tak mera
Baca selengkapnya
Secercah Harapan di Balik Keputusasaan
“Apa maksudmu?” Damien sontak berdiri. Dia menatap aneh kepada Majandra, yang masih duduk di tempatnya. “Kenapa harus menunggu hingga tiga bulan?” Pertanyaan bernada protes, dilayangkan pria tampan berambut gelap itu. Damien mendekat ke pagar pembatas, lalu berdiri di sana sambil memandang Sungai Seine. Airnya berguncang, karena ada kapal yang melintas. “Aku bisa menjelaskannya,” sahut Majandra seraya berdiri. Dia berjalan mendekat ke sisi sebelah kanan Damien, lalu berdiri di sana. Bedanya, Majandra memilih membelakangi sungai. Dia lebih suka menghadap kepada pria tampan yang tampak gusar. “Tolong jangan marah,” pinta Majandra. “Aku dan Alexandre memiliki alasan, kenapa menunda proses perceraian kami,” jelas wanita cantik berambut cokelat tersebut. “Bagaimana aku tidak marah?”
Baca selengkapnya
Penawaran Gila
Alexandre langsung menoleh, karena sudah mengenal suara yang memanggilnya tadi. Dia melepas kacamata hitam yang dirinya kenakan. Namun, Alexandre tak berminat menyapa, apalagi sampai menghampiri. Pria tampan itu hanya berdiri, sambil menatap lekat seseorang yang tengah berjalan gagah ke arahnya. “Sejak kapan kau menjadi penguntit?” tanya pria yang tak lain adalah Damien. Sepasang iris mata abu-abu CEO muda tersebut, membalas tatapan lekat yang dilayangkan Alexandre terhadap dirinya. “Aku tidak tertarik menjadi penguntit. Aku hanya ingin memastikan bahwa istriku baik-baik saja,” sahut Alexandre  datar. Damien menanggapi dengan senyuman sinis di sudut bibirnya. Dia berjalan semakin mendekat ke hadapan Alexandre. “Aku ingin bicara sebentar denganmu,” ucap si pe
Baca selengkapnya
Hati yang Kalut
Alexandre tersenyum sinis. Dia menutup kembali map tadi, lalu melemparnya ke hadapan Damien. “Kukira kau adalah pria yang pintar, Damien. Ternyata, otakmu tak bekerja dengan baik,” cela Alexandre. “Bagaimana mungkin kau berpikir bahwa aku akan menukar Majandra, dengan sesuatu yang bisa kudapatkan meski tanpa bantuanmu?” Pria tampan itu menatap tajam Damien. “Aku memegang saksi kunci yang mengetahui segala sesuatu tentang Perusahaan LaRue. Kau membutuhkannya untuk mendapatkan informasi,” ucap Damien tetap meyakinkan Alexandre. Sementara, Alexandre hanya menanggapi dengan senyuman sinis penuh cibiran. “Teruslah bermimpi,” ledeknya. “Asal kau tahu, Damien!” tegas pria itu. “Sampai kapanpun, aku tak akan pernah melepaskan Majandra! Entah itu padamu, atau pria lain! Majandra adalah istriku
Baca selengkapnya
Masalah yang Sama
“Apa? Bukankah sekarang masih giliran Bernadette dan Charlotte?” Majandra yang tengah bersiap-siap, melayangkan tatapan protes kepada Alexandre. “Bernadette harus pulang. Begitu juga dengan Charlotte. Dia memiliki balita yang lebih membutuhkannya. Sementara, kita masih bebas,” jelas Alexandre kalem. Majandra tak segera menjawab. Kurang lebih dua jam lagi, Damien akan datang menjemputnya. “Tolonglah, Alex. Hari ini aku ada janji bertemu dengan Damien. Kau pergi saja duluan ke rumah sakit. Aku akan menyusulmu nanti setelah ….”“Kau masih berstatus sebagai istriku, Majandra,” sela Alexandre tanpa mengalihkan pandangan, dari sosok cantik sang istri yang kebetulan belum menyisir rambut. Sesaat kemudian, Alexandre tersadar akan kata-katanya. “Maksudku … kita pergi bersama ke sana. Setelah itu, kau bisa berpamitan kepada ibu dengan memakai banyak alasan yang bagus,” cetusnya, seakan ingin meralat ucapan. “Aku tidak bisa lama di sana, Alex."“Jangan khawatir. Aku akan membantumu melarikan
Baca selengkapnya
Pagi Menggila
“Apa?” Majandra terkesiap mendengar jawaban dari Julien. Dia hanya berdiri mematung, saat ayahanda Damien tadi masuk ke ruang perawatan Estelle. Pikiran Majandra langsung tak karuan, meski dirinya masih bisa mendengar percakapan antara Julien dengan sang ibu mertua. Melihat istrinya hanya berdiri di ambang pintu, Alexandre langsung menghampiri. “Apa kau baik-baik saja?” tanyanya pelan. Majandra tidak menjawab. Dia menoleh sekilas kepada Alexandre yang menatapnya lekat. Tanpa mengatakan apa pun, Majandra berlalu keluar kamar. Wanita cantik itu berusaha menghubungi Damien. Akan tetapi, hasilnya sama seperti semalam. Nomor sang kekasih masih berada di luar jangkauan. “Ya, Tuhan. Kau di mana, Damien?” resah Majandra gelisah. Dia berjalan mondar-mandir, sambil sesekal
Baca selengkapnya
Pertengkaran Lagi
“Damien?” Suara itu pelan, tapi terdengar jelas di telinga Damien yang seperti kehilangan akal sehatnya. Dia dan Delphine seketika menoleh, pada seseorang yang tak lain adalah Majandra. Melihat kehadiran wanita itu di sana, Delphine segera membetulkan bra yang dikenakannya. Dia turun dari meja, lalu mengancingkan kemeja yang terbuka. Majandra berjalan masuk, meski masih memberi jarak beberapa langkah dari Damien dan Delphine. Dia menatap tajam dua orang yang hampir bercinta, andai dirinya tak datang ke sana. Sorot penuh kemarahan, wanita itu layangkan kepada pria tampan yang sepertinya tak terpengaruh dengan kehadirannya di sana. “Keluar kau!” suruh Majandra, seraya menoleh sekilas kepada Delphine. Sinis dan teramat dingin.
Baca selengkapnya
Mengakhiri Segalnya
“Katakan sekali lagi, Damien. Katakan sekali lagi!” Majandra tak percaya dengan apa yang pria itu ucapkan. Bagaimana mungkin Damien tega membuangnya dengan sangat mudah, hanya karena merasa tersisihkan. “Seperti yang kau dengar tadi,” ucap Damien enteng. Namun, sesaat kemudian pria itu menelan ludahnya dalam-dalam, demi menetralkan perasaan bergemuruh dalam dada. “Pergilah, Majandra. Aku harus bekerja.” Damien membalikkan badan. Dia melangkah ke meja kerja, kemudian duduk di kursi kebesarannya. Pria itu membuka, lalu memeriksa map berisi laporan tentang perusahaan. Damien bersikap seolah-olah tak ada siapa pun di sana selain dirinya. “Damien,” panggil Majandra pelan sambil menahan tangis. Dia terus memperhatikan pria yang justru tak menganggapnya ada. Damien lebih memilih fokus pada lembaran kertas yang sedang diperiksa. Hingga beberapa saat, Majandra berdiri mematung. Wanita cantik itu berharap Damien menoleh padanya. Namun, setitik harapan yang dia pertahankan ternyata tak berbua
Baca selengkapnya
Perlakuan Manis Alexandre
“Apa? Kau akan kembali ke Inggris?” Julien menunjukkan raut terkejut, atas keputusan yang diambil Damien. “Ya,” jawab Damien berat. “Aku ingin memulai hidupku lagi di sana.” “Kenapa tidak di Perancis saja? Kau ingin meninggalkan lagi ayahmu seorang diri?” protes Julien tak terima. Damien mengembuskan napas panjang, seraya beranjak dari duduk. Dia melangkah ke dekat jendela, lalu berdiri di sana sambil memandang ke luar. Tatapan pria tampan tiga puluh empat tahun tersebut menerawang jauh, menembus langit yang menyelimuti Kota Paris. Bayangan paras cantik Majandra hadir di sana. Terlukis sempurna, bagai pahatan mahakarya indah sang maestro. “Jika terus berada di sini, aku akan kesulitan melupakan
Baca selengkapnya
Rahasia Kelam
Musim panas tak lama lagi akan segera berakhir, berganti dengan musim gugur yang membuat perasaan Majandra semakin kelabu. Belum genap satu minggu semenjak Damien memutuskan jalinan cinta mereka, rasa gundah gulana telah memenuhi hati wanita cantik tersebut Damien datang dan menghiasi hari-hari Majandra, dengan segala keunikan yang dimiliki pria itu. Dia berhasil membawa Majandra keluar dari sisi gelap pernikahannya yang gagal bersama Alexandre. Putra Julien Curtis tersebut, memberikan cahaya serta angin segar penuh harapan indah, yang membuat Majandra seperti menemukan kembali gairah dalam hidupnya. Akan tetapi, kini Damien telah pergi. Dia memutuskan mundur dan tak ingin berjuang lagi demi cintanya terhadap Majandra. Pria tampan berambut gelap itu berniat untuk mengubur segala kenangan indah, yang pernah mereka lalui bersama.Mobil sedan hitam yang Alexandre kemudikan, telah memasuki halaman kediaman mewah Keluarga LaRue. Kendaraan mahal dengan merk ternama yang biasa dimiliki ole
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status