All Chapters of Istri Tuan Muda Lumpuh: Chapter 31 - Chapter 40
224 Chapters
31. Rumah Kaca Tempat Bulan Madu
Suara ombak membangunkan Kimberly yang tidur nyenyak di kursi mobil. Dia membuka mata dan melihat kaca jendela mobil terbuka, tidak heran jika suara ombak terdengar begitu jelas. Dia mengedar pandangan mencari lautan, namun yang dia temukan hanyalah pepohonan tinggi yang rimbun di kanan dan kiri jalan yang dilalui. Bukannya merasa di pinggir pantai, dia malah merasa seperti berada di tengah hutan.Untuk memastikan keberadaannya, Kimberly menghirup nafas panjang, merasakan aroma laut yang begitu pekat. Herannya, dia tidak melihat birunya air yang sudah dibayangkan ketika membuka mata. “Aku yakin kita berada di dekat pantai, tetapi kenapa aku tidak melihat lautnya?”Richard menoleh singkat ke arah istrinya dan tersenyum. “Sebentar lagi kamu akan melihatnya.”Perkataan Richard membuat Kimberly membayangkan jika mobil mereka sebentar lagi akan masuk ke sebuah tempat dengan hamparan pasir yang luas. Namun ternyata, mobil yang ditumpanginya menaiki sebuah perbukitan yang membuatnya semakin
Read more
32. Kamar Mandi Berdinding Kaca
Richard kecewa ketika melihat Kimberly keluar dari kamar dengan pakaian tertutup. Dia memang marah jika istrinya berpakaian terbuka di depan pria lain, namun di depannya, dia menginginkan sebaliknya. Jika perlu, dia ingin Kimberly telanjang tanpa sehelai pakaian pun.“Apakah kamu tidak salah memilih pakaian?” ujar Richard kesal.“Apa kamu sengaja menyediakan semua pakaian terbuka itu? apa tujuan kamu melakukannya? apakah kamu lupa jika kamu sendiri yang menyebutku wanita jalang ketika aku memakai pakaian yang jauh lebih tertutup dari pakaian yang ada di lemari kamar,” geram Kimberly.Raut wajah kesal Richard seketika berubah melembut, dia berjalan mendekati istrinya dan menggenggam tangan wanita itu. “Maafkan aku jika kemarahanku membuatku berkata kasar, saat itu aku sangat marah dan tak mampu membayangkan jika penjahat itu menyentuhmu dan menyebarkan videomu ke seluruh dunia.”Mendengar hal tersebut, Kimberly bergidik ngeri. “Aku memang sangat bodoh saat itu, aku tidak berpikir akan
Read more
33. Tak Dibiarkan Tidur
Kimberly menekan tangan ke dinding di depannya ketika Richard menghimpit tubuhnya dari belakang. Dia bersiap untuk menyambut hidangan utama yang suaminya katakan.Sadar jika tidak ada penolakan dari istrinya dan bahkan Kimberly menyambutnya, Richard menjauhkan tangan dari kehangatan dan kelembutan istrinya, lalu bergerak ke atas mengaitkan jarinya ke sela jari Kimberly dan menggenggamnya erat.Bibirnya mengecup bahu telanjang istrinya dan bergerak menelusuri ceruk leher wanita itu, menyulutkan gairah yang sempat surut karena ledakan yang baru saja terjadi.“Bukalah kakimu!” bisik Richard sambil menyapukan lidah ke daun telinga Kimberly dan menelusup ke dalamnya, desahan lembut lolos dari bibir wanita itu merespon sensasi yang suaminya ciptaan.Seketika kulitnya meremang dan tubuhnya bergetar, dia pun membuka kaki seperti yang suaminya minta.“Naikkan pinggulmu!” ucap Richard lagi mengarahkan istrinya. Kimberly kemudian berjinjit dan menaikkan pinggulnya.Pekikan kaget terlepas begitu
Read more
34. Di Bawah Hujan Bintang
Richard memenuhi janjinya dengan mengajak istrinya mengunjungi tempat-tempat indah di pulau tersebut. Kimberly merasa sangat senang dan hatinya terus berdebar karena kebahagiaan yang memenuhinya, bukan karena dia bisa mengunjungi tempat-tempat indah yang tak terbayangkan, tetapi karena Richard ada bersamanya.Tiba-tiba saja dia merasa jika Richard sudah sangat dekat dengannya, seakan mereka pernah berada di waktu yang sama sebelumnya. Mungkin saja mereka pernah bersama di kehidupan sebelumnya atau mungkin karena percintaan intens yang selama ini terjadi sehingga Kimberly merasakan perasaan yang berlebihan.Selama penjelajahan mereka ke tempat-tempat yang menakjubkan, Richard tidak pernah melepaskan genggaman tangannya dari Kimberly. Bahkan di beberapa kesempatan, pria itu melingkarkan lengannya posesif seakan sedang memperlihatkan kepemilikannya kepada semua orang.Menjelang sore, Richard mengajak Kimberly kembali ke rumah kaca. “Pemandangan di rumah jauh lebih indah dari tempat manap
Read more
35. Serangan Dimulai
Keesokan harinya sebelum matahari terbit, Richard membuka mata dan menatap wanita yang tidur bergelung di dalam pelukannya dengan tatapan penuh arti. Dia mengusap pipi yang semalaman terus merona merah ketika mereka sedang bercinta dan diliputi gairah.“Kamu selalu menggemaskan, bahkan saat tidur pun wajah polosmu masih tetap menggemaskan,” ucap Richard mengagumi istrinya.Kimberly yang masih terlelap karena kehabisan tenaga, hanya bergumam tidak jelas dan menyembunyikan wajahnya ke dada suaminya, menghindari sentuhan Richard yang dirasa mengganggu tidurnya.Tubuh wanita itu tiba-tiba menggigil kedinginan ketika udara dingin menyapu kulitnya. Richard dengan sigap menarik selimut yang ada di bawah kakinya lalu menutupkannya ke tubuh mereka berdua. Di balik selimut tersebut, tangan Richard mengusap lembut kulit telanjang istrinya, mulai dari pinggang, punggung dan naik sampai ke bahu.Rasa kantuk Richard menghilang, ketika gairah kembali meliputinya. Namun dia sadar jika selama di Bluel
Read more
36. Penculikan Kimberly
“Aku tidak suka Uncle mencampuri urusan pribadiku,” geram Richard sambil menatap tajam ke arah Douglas.“Urusan pribadi yang mana yang kamu maksud? Tentang istrimu? Coba kamu pikirkan kembali, siapa yang menempatkan Kimberly di sampingmu? Johana bukan? dan sekarang fokusmu teralihkan karena Kimberly. Apakah kamu tidak berpikir jika ini adalah bagian rencana dari Johana untuk membuyarkan konsentrasimu?” Douglas berusaha menyadarkan keponakannya.“Kimberly tidak ada hubungannya dengan Johana,” tegas Richard.“Itukah yang kamu pikirkan?” ujar Douglas dengan seringai tak percaya.“Oke, aku akan memastikannya lagi agar yakin jika mereka tidak ada hubungan apapun.”“Itu artinya kamu belum yakin bukan? Jangan sampai hatimu itu terisi oleh Kimberly, itulah sebabnya aku melarangmu untuk menerima perjodohan orang tuamu. Dari awal aku sangat yakin jika ada sesuatu yang Johana rencanakan dalam perjodohan kalian.”“Cukup Uncle! semua keputusan ada ditanganku, jangan pernah mengatur apa yang harus
Read more
37. Bukan Berita Baik
Kimberly membuka mata dan menatap tembok putih di depannya. Aroma obat menyeruak masuk ke dalam indra pembaunya membuatnya sadar jika dirinya saat ini berada di rumah sakit.“Richard ...” gumamnya lirih mencari keberadaan suaminya.“Ya Sayang, aku ada disini,” jawab Richard cepat menanggapi panggilan istrinya. Dia segera mendekat dan menggenggam tangan Kimberly. “Kamu sudah bangun? Apa yang kamu rasakan?” tanya Richard penuh kekhawatiran.Tangis Kimberly seketika pecah, dia merasa lega sekaligus ketakutan dengan apa yang dia alami. Dia mengingat kembali kejadian yang menimpanya dan tubuhnya gemetar hebat dengan trauma mendalam yang begitu mengerikanRichard yang menyadari keadaan istrinya tidak baik-baik saja, segera memeluknya dengan lembut. “Tenanglah! sekarang kamu sudah aman, tidak ada yang bisa menyakitimu lagi. Aku akan selalu ada untuk menjaga dan melindungimu.”“Siapa mereka? Kenapa mereka menyakitiku?” isak Kimberly di dalam dekapan hangat dan menenangkan suaminya.“Aku masih
Read more
38. Cerita yang Tak Disangka
Dengan tubuh gemetar, Johana berjalan mendekati Kimberly. “Maafkan Mama,” ucapnya lirih.Kimberly menatap tajam dan dingin ke arah Johana, ada kemarahan dan kebencian di matanya. “Setelah Mama membuatku seperti ini, sekarang Mama dengan begitu enaknya meminta maaf padaku?”“Mama tidak menyangka jika apa yang Mama lakukan akan membuatmu seperti ini,” Johana mengulurkan tangan hendak meraih tangan Kimberly, namun dengan cepat Kimberly menarik tangannya menjauh sehingga Johana tidak bisa menyentuhnya.“Apa Mama tidak sadar? Karena perbuatan Mama, aku tidak akan pernah bisa mengandung anak Richard?” ujar Kimberly dengan suara bergetar menahan kemarahan, air mata pun seketika menetes dan membasahi pipinya.Johana yang melihat kondisi Kimberly, ikut meneteskan air mata. “Apa yang bisa Mama lakukan untuk membantumu? Mama yakin kamu pasti bisa sembuh.”“Bisa sembuh? Orang suruhan Mama menendang perutku berkali-kali hingga membuatku pendarahan dan ada luka serius dengan rahimku. Mama tidak aka
Read more
39. Terseret ke Dalam Lingkaran Menakutkan
“Aku dan Issac telah saling mencintai jauh sebelum Patricia datang di tengah kehidupan kami. Kami adalah sepasang kekasih yang merasa paling bahagia di dunia ini. Issac melamarku dan kami sudah berencana menikah. Semua berjalan lancar hingga akhirnya aku mengenalkan Issac pada sahabatku, Patricia,” jelas Johana mengingat kenangan pahitnya.Cerita Johana membuat Kimberly tertarik, dia menegakkan tubuhnya untuk mendengar kelanjutan cerita sejarah orang tua Richard. “Lalu apa yang terjadi? Kenapa akhirnya papa menikah dengan mama Richard?”Mata Johana seketika berkaca-kaca saat ingin menjawab pertanyaan menantunya itu, membuat Kimberly sadar jika pertanyaannya telah membuka luka lama mertuanya. “Jika Mama tidak ingin menceritakannya, sebaiknya jangan dipaksa,” ujar Kimberly.“Sudah saatnya aku berbagi cerita dengan orang lain karena selama ini aku hanya memendamnya sendiri,” balas Johana.“Sepertinya hal itu sangat melukai Mama?”Johana mengangguk mengiyakan. “Aku tidak tahu kejadian pas
Read more
40. Berperang atau Mengalah
Dari sela pelukan suaminya, Kimberly mengintip sosok yang kini dia takuti. Terlihat pria tua dengan wajah normal seperti pria tua pada umumnya, tidak ada wajah sadis atau menyeramkan, namun cerita Johana cukup membuat Kimberly bergidik ngeri menatap pria itu.“Uncle Douglas menanyaimu, Kimberly? Apakah kamu tidak mendengarnya?” tegur Richard ketika melihat istrinya yang terus diam.Kimberly kemudian menegakkan tubuhnya dan menjawab pertanyaan Douglas. “Kabarku sudah jauh lebih baik, pendarahanku sudah berhenti hanya tinggal rasa nyeri dan sakit yang menyengat di bagian perut,” jelas Kimberly berusaha menormalkan suaranya.“Ada luka di rahim Kimberly sehingga kemungkinan kami akan sulit memiliki keturunan. Aku sangat yakin Johana bertanggung jawab atas semua yang terjadi pada istriku,” geram Richard melanjutkan perkataan istrinya.“Jangan menuduh tanpa bukti!” dengan cepat Kimberly menyanggah perkataan suaminya.Dia berpikir belum tentu Johana yang melakukan penculikan tersebut, bisa j
Read more
PREV
123456
...
23
DMCA.com Protection Status