All Chapters of Kesayangan Tuan Muda : Chapter 11 - Chapter 20
40 Chapters
Bab 11 : Bulan dan Bintang
"Sheila? Itu bener kamu?" Ken menengok ke segala arah tanpa berkedip tapi tak ada siapapun dijalan itu selain dirinya dan lampu jalan.Ia memegang kepalanya, mencoba mengatur nafas yang sedikit memburu. Lagi-lagi ia mengalami halusinasi akan kehadiran Sheila didekatnya.Saat sedang menenangkan diri, ponselnya bergetar ada sebuah pesan masuk. Saat dilihat itu dari Rendra.'Gue dimintain tolong sama bokap Lo buat nyari Kana, dia ada hotel deket pantai yang biasa dia kunjungi. Gue ada dilobi sekarang.' tulis Rendra disana.Gegas Ken menyalakan kembali motornya, melaju sekencang mungkin agar sampai pada tempat tujuan sebelum malam semakin menghantuinya.---Lea sedari siang tadi sudah meminta Kana untuk kembali ke kantor, tapi Kana menolak permintaan itu mentah-mentah dengan alasan situasi sekarang belum aman untuk kembali.Sehingga mereka memutuskan untuk menginap disalah satu hotel dekat pantai tersebut, "Kak Kana udah iji
Read more
Bab 12 : Sulit Ditebak
Sebuah bar yang ada di hotel tersebut tampak ramai malam ini. "Kasih gue wiski," ucap Ken pada bartender yang ada disana."Kasih dia beer aja," ucap Rendra tiba-tiba membuat bartender tersebut bingung."Apaan sih Lo," Ken memutar bola matanya kesal."Mas, beer dua."Bartender tersebut menurut memberikan dua gelas beer pada Ken dan Rendra."Lo kenapa?""Gue nggak suka sama cewek kampung itu, tapi Kana minta dia tetep kerja di kantor. Gila, udah dicuci kali otaknya Kana sama cewek kampungan itu.""Awas ntar Lo suka sama dia.""Najis .... Ndra, apa dimasa lalu Sheila pernah berbuat sesuatu sama Kana?" tanya Ken hati-hati.Rendra melihat Ken dengan tatapan antara bingung, takut dan terkejut. "Emang Kana ngomong apa?""Dia bilang kalo Sheila nggak sebaik yang gue kira."Rendra menelan saliva nya dengan cepat, ia tak tau harus berkata apa tapi yang pasti, "Gue nggak tau apa-apa soa
Read more
Bab 13 : Andalannya Kata 'Pecat'
Lea kembali ke kamarnya dengan langsung disambut heboh oleh Kana. "Kamu dari mana aja sih Lea aku cariin nggak ada?""Maaf Kak, habis lari tadi sama Pak Ken.""Ken? Nggak di apa-apa in kan kamu sama dia?" Lea tersenyum, "Enggak kok.""Baguslah kalo gitu, itu dimeja ada sarapan buat kamu.""Makasih Kak," saat Lea akan duduk tiba-tiba Kana menahan lengan Lea. "Ada apa kak?""Kakimu kenapa?""Ini tadi keseleo -" belum sempat Lea selesai berbicara Kana sudah memotong omongannya, "Pasti gara-gara Ken kan, bakal ku hajar tuh orang. Kamu tenang aja.""Enggak kak, bukan salahnya Pak Ken ini salahku Karna jalan nggak liat-liat tadi. Terus ini tadi dibeliin cream hangat sama pak Ken." Kana menghela nafasnya dengan cepat, "Yaudah kamu ganti baju dulu, terus sarapan, kakinya diobatin. Aku keluar dulu, baju kamu ada disana ya, aku tinggal dulu."Kana pergi dari kamar meninggalkan Lea sendirian, usai berganti baju dan mengisi
Read more
Bab 14 : Kotak Pita Merah
Didalam kamar Kana sudah ada Thea yang baru saja mengantarkan jus dan juga sepiring buah, sama seperti yang ia berikan pada Ken tadi."Boleh Mama tau kenapa kamu kemarin nggak pulang Kana?" tanya Thea sembari mengusap lembut tangan Kana."Aku nggak suka sama Ken, dia kemarin terlalu kasar sama Lea, Ma. Ken memperlakukan Lea seperti seorang budak dia bahkan nendang Lea."Thea menutup mulutnya setelah mendengar penuturan dari Kana. "Ditendang?""Iya, setelah Ken bilang kalo Lea dipecat. Lea memohon untuk jangan dipecat dengan pegang kaki Ken terus ditendang, aku ada dibalik pintu aku lihat semuanya. Tapi Rendra nahan aku untuk masuk, setelah itu karena menurutku Ken semakin gila aku masuk.""Kenapa dia jadi seperti itu?" gumam Thea, ia pikir Ken hanya berubah menjadi seorang yang mudah marah dan terpancing emosi dan sedikit tak bisa menjaga perkataannya tapi ternyata lebih dari itu bahkan dia sudah berani main tangan dengan perempuan."Ma, apa aku cerita ke Ken tentang yang sebenarnya te
Read more
Bab 15 : Punya Kuasa Apa Lea?
Dengan nafas terengah-engah Lea memberikan jas itu pada Ken. "Ini pak jasnya.""Lama.""Iya maaf pak, tadi macet."Pintu diketuk dari luar menampakkan Tuan Simon Roderick kakek dari Ken. Walaupun beliau sudah berumur tapi jangan salah penampilannya masih gagah dan terlihat seperti anak muda. Ingat, umur hanyalah angka."Opa, udah Dateng?" Ken menjabat tangan Simon memeluknya sebentar. Simon menepuk bahu Ken, "Udah besar kamu sekarang, padahal dulu masih kecil.""Opa stop." Simon hanya mengangkat bahunya sekilas, pandangannya tertuju pada gadis yang berdiri didekat Rendra. "Dia siapa?""Di karyawan di kantor."Simon mendekati Lea. Lea membungkuk sebagai tanda hormat, "Selamat siang Tuan," sapanya setelah diberi tahu Rendra jika laki-laki ini adalah pendiri SM Grup tempat ia bekerja."Kamu tadi yang lari sambil bawa jas kan?""Iya Tuan.""Kamu cantik, mau jadi cucu menantu saya?""Opa? Stop! No jokes please" Ken memasang wajah malas lalu keluar ia tak suka dengan Kakeknya yang selalu me
Read more
Bab 16 : Terjebak
***Mungkin awal dari semuanya akan dimulai dari sini. "Panggil Lea, suruh ke ruangan gue," ucap Ken pada Rendra melalui sambungan telefon.Tak butuh waktu lama Lea datang, "Iya Pak ada apa?""Tolong fotokopi ini, habis itu buatin gue kopi. Nggak pake lama ngerti!'"Iya Pak," untung saja Lea sudah diajari cara untuk memfotokopi waktu itu jika tidak akan gawat. Saat sedang memfotokopi Lea samar mendengar percakapan para karyawan yang kebetulan ada tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang. "Pak Ken itu udah nikah belum sih? Tapi katanya dulu punya pacar ya? Udah putus?""Nggak tau ya, mungkin aja secara Pak Ken itu galak nggak punya perasaan lagi. Serem juga mana ada cewek yang mau sama dia kalo gitu palingan juga suka karena harta.""Bener juga.""Mereka nggak ada kerjaan apa sampai ngomongin orang," gumam Lea. "Bukannya hal kayak gitu udah biasa ya terjadi di kantor, karyawan ngomongin bos dibelakang."Sontak Lea menoleh pada orang yang tiba-tiba ada didekatnya, ia tak mengenal siapa
Read more
Bab 17 : Teror
***Saat semua pegawai sudah meninggalkan kantor, Ken diam-diam memesan makanan melalui delivery order. Sementara di kantor hanya ada dia dan Lea saja, Rendra sedang ada keperluan diluar."Gue turun dulu jangan kemana-mana.""Iya Pak."Bahkan dengan sukarela Ken sendiri yang akan mengambil pesanan. Menunggu di lobi sembari memainkan ponsel, ia melirik sekilas pada jendela yang ada disetiap sudut ruangan. "Mendung," gumamnya.Tak lama pesanan datang, Ken kembali ke atas menggunakan lift seperti biasa, saat lift mulai naik entah kenapa perasaannya sudah tak enak dan benar saja tiba-tiba lift berhenti di lantai sepuluh entah karena apa.Ia sudah berkali-kali menekan tombol emergency tapi tak ada respon, saat ia akan menelepon siapapun tak ada sinyal. "Sial!"Perlahan nafasnya semakin cepat kala ia mendengar suara hujan yang turun dengan begitu kasarnya ke bumi, suara gemuruh memekakkan telinganya. Ia menjatuhkan plastik ber
Read more
Bab 18 : Shit!
Pagi-pagi buta Lea bangun lebih awal ia membuatkan sesuatu untuk Ken, entah untuk alasan apa ia hanya ingin membuatkan sedikit camilan untuk Ken.Entah ini akan cocok atau tidak Lea membuat beberapa potong sandwich dan menaruh beberapa cookies yang ia beli semalam."Semoga Pak Ken suka."Apa Lea mulai menyukai Ken? Secepat itukah?***"Bangun woi!" seru Kana. Ia datang pagi-pagi ke apartemen Ken hanya untuk mengantarkan sarapan yang telah Thea siapkan.Kana menarik paksa selimut yang menutupi tubuh Ken, membuka jendela agar cahayanya masuk dan membuat Ken terbangun tapi ternyata cara itu tak berhasil."Bangun Ken! Bangun!" Kana melompat-lompat diatas ranjang Ken membuat Ken menarik kaki Kana hingga ia jatuh ke atas ranjang."Berisik Lo, ngapain pagi-pagi kesini kurang kerjaan.""Kalo bukan Karna nyokap yang nyuruh gue ogah kali kesini.""Hm."Kana mengambil duduk, sebuah bantal ia letakkan diatas pahanya sebagai tumpuan tangannya. "Semalem gue denger mati lampu ya di kantor?""Hm.""Ar
Read more
Bab 19 : Pure Love
Sebuah panggilan dari nomor yang dikenal tapi suaranya berbeda, membuat Lea ada ditempat bising ini. Lebih tepatnya ia sedang melihat Ken yang meracau dengan beberapa wanita disampingnya.Salah satu ruang VIP yang Ken tempati sangatlah bau. Bau alkohol yang menyeruak membuat Lea terbatuk-batuk karena tak kuat."Maaf mba-mba sekalian bisa tinggalkan saya dengan cowok ini?" pinta Lea dengan sopan."Lo siapanya hah?""Ah saya -""Siapa? Gue tanya diem aja.""Saya adiknya," ceplos Lea begitu saja. "Oh adek ipar, oke. Guys kita keluar biarin adik ipar yang urus kakaknya." wanita-wanita dengan pakaian ketat nan seksi itu keluar dari ruangan itu yang menyisakan Lea dan Ken saja.Perlahan Lea duduk didekat Ken, sedikit membersihkan meja yang menurutnya sangat kotor. "Pak Ken?" Lea menggoyangkan lengan Ken tapi tak direspon."Aduh gimana ini? Apa aku hubungi Pak Rendra aja ya?" sejenak Lea melihat jam, sudah larut malam untuk menghubungi seseorang tapi bagaimana caranya dia membawa Ken pergi da
Read more
Bab 20 : She's So Sexy
Jalan setapak yang mereka lewati membawa mereka pada satu tempat dimana ini diluar perkiraan Lea.Padahal tadi dia sudah menyiapkan mental untuk segala macam bahaya dan cacian yang akan diberikan Sheila padanya. Namun niat itu pupus saat mereka ada disini."Ini bunga buat kamu, kamu suka kan Sheila?"Ken menaruh bunga itu tepat didepan sebuah pusara indah nan agung milik Sheila. "Dia?""Iya dia sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, karena sebuah insiden."Ada rasa tak enak dibenak Lea saat ini, rasanya canggung. Lea hanya bisa berdiri dibelakang Ken sembari meremas ujung bajunya."Dia satu-satunya wanita yang bisa buat gue jatuh cinta, sejauh ini belum pernah ada yang bisa buat gue membuka hati setelah kepergian Sheila," ucap Ken dengan mengusap pusara Sheila.Kemudian ia bangkit, meninggalkan pusara itu tanpa mengucapkan kata perpisahan. Membuat Lea sedikit bingung dengan Ken, katanya Sheila adalah wanita yang ia cintai tapi kenapa dia pergi tak mengucapkan 'Selamat tinggal'.Lea
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status