All Chapters of Tergoda Hasrat si Presdir Tampan: Chapter 51 - Chapter 60
152 Chapters
Bab 51 ( Jangan Berbohong, Lagi! )
"Kau mencuci otak Ayah dengan mengatakan hal yang tidak-tidak!" Suci meletakkan parsel buah-buahan diatas meja. Matanya tak lepas memandang wajah Restu dengan menampilkan wajah marahnya. Restu tak ambil pusing dengan ucapan Suci. Yang ia lakukan hanya menampilkan senyum tipisnya. Restu masih belum melupakan mantan kekasihnya itu. Bagaimana reaksi biasa yang ditampilkan oleh Suci. Wajah marahnya justru terlihat begitu menggemaskan."Lalu, apa urusanmu dengan Ayah? Kenapa kau terus menemui Ayah, sedangkan hubungan antara kita sudah selesai!" Suci belum puas. Wanita itu masih saja menampilkan wajah marahnya.Merasa situasinya semakin memanas, Rahayu mendekati tubuh Suci. Ia mengelus lembut punggung sang menantu."Tenang sayang, ingatlah ini rumah sakit. Jangan sampai menambah beban pikiran Ayahmu." Rahayu mengingatkan.Suci memejamkan matanya, berharap agar perasaan kesal bercampur dengan marah akan menghilang dari dadanya yang terasa begitu sesak. Ada banyak hal yang dikatakan Restu.
Read more
Bab 52 ( Tutup Pintunya! )
Saat Rangga kembali akan mencium bibir Suci, pintu kamarnya diketuk seseorang. Rangga mengumpat dalam hati, kesal dengan ulah sang pengganggu!"Buka dulu, Mas. Siapa tahu ada hal penting." Suci mencoba untuk membuat Rangga beranjak dari tempat duduknya.Rangga hanya mampu menghela nafas berat, lalu melangkahkan kakinya menuju ke arah pintu."Siska, kenapa malam-malam begini –""Aku takut mas!" Siska menghambur memeluk tubuh Rangga. Melihat hal itu, Suci bergegas untuk menguraikan pelukan Suami dan Siska. Namun, belum sempat langkah kakinya sampai, Rangga terlebih dahulu telah mengurai pelukan Siska."Jangan seperti ini, kau harus mengerti Batasan antara kita berdua.""Tapi–""Setelah kejadian Ayahmu datang, Anton telah menjebloskan pria itu ke dalam penjara. Seharusnya, tidak ada hal lain yang perlu kau takutkan!" lanjut Rangga, tidak peduli dengan ekspresi wajah terkejut Siska. Rangga telah berjanji dihadapan Suci, ia tidak ingin menyakiti hati istrinya, lagi."Tapi, perasaanku tid
Read more
Bab 53 ( Panas!.)
Rahayu menatap bergantian wajah anak dan menantunya itu. Ia begitu kesal, karena Rangga dan Suci bertindak begitu teledor dengan tidak menutup pintu kamar, saat melakukan hubungan intim."Ibu harap ini terakhir kalinya, kalian Begitu teledor! Bagaimana kalau ada pelayan atau siapa saja yang di rumah ini melihat kalian…ah, sudahlah! Ibu datang kemari hanya ingin pamit, Ibu ada penerbangan mendadak ke Surabaya. Kalian benar-benar membuat ibu pusing!" Suci hanya mampu menundukkan kepalanya, malu dengan kejadian yang baru saja terjadi. Mereka kepergok sedang melakukan hal seperti itu. Ini benar-benar memalukan!Suci tak berniat untuk menatap wajah Mertuanya, sekalipun Rahayu telah keluar dari kamar."Angkat kepalamu, Ibu sudah pergi.""Ini gara-gara dirimu, Mas!""Aku?" Rangga menunjuk jari telunjuknya ke dadanya."Iya, seandainya saja Mas menutup pintu, pasti kejadian memalukan ini tidak akan dilihat oleh Ibu!" Suci menghela nafas berat, ia benar-benar malu untuk kembali bertemu dengan
Read more
Bab 54 ( Kekesalan sang Tamu)
Anton menatap aneh pada wajah sumringah Rangga. Pria itu nampak begitu berbeda. Saat beberapa karyawan menyapa dirinya, dengan wajah penuh senyum Rangga menjawab sapaan para karyawannya.Ini aneh sekali! Atau jangan-jangan…"Pak, apa semalam anda–""Kau lanjutkan bicaramu, akan aku potong gajimu!"Anton segera menghentikan ucapannya. Ia tidak ingin mengorbankan gajinya hanya karena salah bicara."Bagaimana dengan kabar pasar?""Kita tunggu kabar selanjutnya, Pak. Karena masalah yang diciptakan oleh Restu lumayan berpengaruh terhadap penjualan kita. Bagaimana kalau kita buat produk Roti kemasan yang baru?"Rangga mendongak, menatap wajah Anton."Maksudmu?""Kita buat produk Roti yang baru dengan menjamin kualitas produk yang berkualitas halal dan aman untuk dikonsumsi. Oh ya, jangan lupakan soal harga yang terjangkau."Rangga menghela nafas berat, baru beberapa Minggu lalu, ia mengeluarkan produk baru. Lantas, belum ada hitungan Bulan ia harus mengeluarkan produk baru lagi. Masalahnya,
Read more
Ban 55 ( Kenyataan)
Sebelum pulang ke rumah, Rangga terlebih dahulu mampir ke sebuah Toko Bunga. Ia ingin memberikan hadiah kepada Suci,sebuah tanda cinta yang mulai tumbuh dalam hatinya."Buatkan aku karangan bunga untuk istriku yang sedang hamil." Ucap Rangga pada pemilik Toko."Baik Pak, tunggu sebentar." Rangga mengulas Senyuman, menunggu beberapa saat sampai bunga. Yang diinginkan selesai dibuat.Setelah membayar Bunganya, Rangga Kembali mengendarai Mobil menuju ke rumahnya, hatinya begitu tak sabar untuk memberikan rangkaian Bunga Mawar yang begitu indah pada Suci, melihat ekspresi wajah Suci yang begitu bahagia mendapatkan kejutan ini."Suci!" teriak Rangga saat membuka pintu rumahnya. Teriakkan Rangga tidak hanya membangunkan Suci, melainkan Siska yang sejak tadi belum bisa tidur. Wanita itu masih merasakan sakit hati atas perlakuan dua pelayan rendahan yang saat ini sudah mulai berani menjawab ucapannya.Siska keluar kamar, melihat Rangga yang membawa sebuket bunga Mawar merah yang begitu inda
Read more
Bab 56 ( Kepergian Ayah)
"Tidak!" teriak Suci saat Rangga mengatakan bahwa Juwari, Ayahnya telah meninggal dunia.Tidak mungkin Ayahnya pergi secepat itu.Rangga kembali menghubungi Anton, memberikan sepenuhnya tugas pada pria itu agar mengurus kepulangan jenazah ke rumahnya. Ia tidak mungkin memberikan keputusan untuk membawa jenazah Ayah mertuanya itu ke rumah Suci, sedangkan saat ini keadaan Suci tidak memungkinkan untuk keluar dari rumah."Sayang, kau pasti kuat. Aku sudah menghubungi Anton, Jenazah akan dibawa ke rumah ini." Rangga memeluk tubuh Suci, wanita itu tampak begitu rapuh. Hanya ada sebuah suara tangisannya.Rangga pun tak habis pikir, mengapa mertuanya itu bisa meninggal begitu mendadak. Sedangkan proses operasi pemasangan ring dalam jantung Juwari, bisa dikatakan sangat berhasil. Ini terlalu mendadak.Ia harus mencari tahu, apa yang sebenarnya terjadi. Pasti orang yang berjaga di Rumah sakit mengetahui hal apa saja yang terjadi, sesaat sebelum sang Mertuanya meninggal dunia.Satu jam kemudian
Read more
Bab 57 ( Curiga )
"Duduklah, akan aku bawakan minum dan ma-" Rangga menatap wajah sang istri saat wanita itu mencekal lengan kokoh Rangga agar tidak meninggalkan dirinya sendiri di dalam kamar."Maaf." Cicit Suci sambil menundukkan kepalanya, ia tak sanggup untuk menatap wajah Rangga. rasa bersalah atas perlakuannya terhadap Rangga saat di pemakaman tadi, membuat sebagian hatinya merasa begitu bersalah. Rangga tidak salah, namun Suci justru menyalahkan kematian sang Ayah pada suaminya.Rangga duduk jongkok di hadapan Suci yang duduk di tepi ranjang."Luapkan saja semuanya, aku siap menanggung beban mu, sayang."Suci menghela nafas berat, rasanya dadanya masih begitu sesak walaupun air matanya telah banyak ia tumpahkan saat di pemakaman tadi."Aku akan mencari tahu, apa yang menyebabkan meninggalnya Ayahmu, jadi bersabarlah,""Maksudmu, Mas?""Tidak, maksud-""Terakhir kali, Ayah bertemu dengan Restu. Apa ini ada hubungannya dengan Restu Mas?"Rangga menatap wajah Suci, lalu ikut duduk di samping Suci.
Read more
Bab 58 ( Teror)
Suci hanya bisa pasrah saat mendapat alasan dari pihak Rumah Sakit terkait dengan alasan Ayahnya meninggal dunia. Ayahnya Kembali mengalami gagal jantung dan tubuhnya sudah tidak kuat lagi menahan rasa sakit yang dideritanya. hal itu membuat faktor utama meninggal sang Ayah. walaupun sebagai seorang anak ia memiliki firasat lain, Suci hanya mampu diam dan menunggu kabar dari Rangga soal terlibat atau tidaknya Restu dalam hal ini."Sayang, hari ini jadwal kontrol kehamilan. Nanti, setelah selesai urusan kantor, aku akan menjemputmu." Ucap Rangga saat Suci tengah menatap wajahnya, keduanya masih berada di dalam kamar. Belum berniat untuk turun ke lantai bawah, untuk menyantap sarapan pagi yang sudah disiapkan.Suci mengangguk mengiyakan sambil meraba-raba bagian perutnya yang mulai membuncit, namun masih belum terlalu besar."Kenapa Ibu lama sekali berada di luar kota? Satu bulan semenjak kejadian meninggalnya Ayah, Ibu tak pernah memberi kabar," entah mengapa, tiba-tiba saja Ia teringa
Read more
Bab 59 ( Kedatangan Tamu)
"Digital Marketing?" Anton membeo, memikirkan ucapan sang Bos.Beberapa orang yang menghadiri rapat juga terlihat begitu gelisah. Mungkin ada yang sudah mengetahui teknik ini, tapi sebagian ada yang belum."Kita buat promosi di setiap sosial media yang ada. Anton, kau bentuk divisi khusus yang Akan menangani promosi ini. Usahakan orang yang masuk didalamnya, mengerti dan mengetahui semua akun media sosial manapun. Paham? dan ingat, sebelum itu kau harus mengajukan nama-nama yang akan terlibat, jika ini berhasil, Aku akan memberikan bonus yang besar."Anton mengangguk mengiyakan, lalu mengelus dagunya, Seperti sedang memikirkan sesuatu.***Kegiatan Suci menyisir rambutnya menjadi terganggu dengan suara berisik yang terdengar dari halaman rumah. Merasa penasaran, Suci memutuskan untuk melihat apa yang terjadi. Saat telah berada di balkon kamarnya, Suci melihat beberapa Bodyguard yang ditugaskan untuk menjaga rumah sedang mengelilingi tubuh seorang pria.Suci belum terlalu jelas, siapa
Read more
Bab 60 ( Takut Kehilangan)
Mendengar teriakan istri bosnya, beberapa penjaga yang ditugaskan segera berlari, lalu menyeret tubuh Restu keluar. "Aku mencintaimu, Suci! Sampai kapanpun kau akan menjadi milikku, ingat itu!"Suci menutup kedua telinganya, ia berharap teriakan Restu tidak dapat didengarnya, namun nyatanya teriakan itu begitu keras dan dapat didengarnya.***"Kenapa kau mengizinkan si brengsek itu masuk untuk bertemu dengan dirimu!" Suci menoleh ke arah Rangga yang baru saja masuk ke dalam kamar. Sepertinya anak buahnya sudah mengatakan semua hal yang terjadi di rumah ini.Rangga menatapnya dengan tatapan penuh rasa kesal. Namun, Suci juga melakukan hal yang sama. Wanita itu menatap Rangga dengan tatapan yang begitu tajam.Saat hendak mengatakan sesuatu, Rangga mengurungkan niatnya.Tes.Buliran bening air mata sang istri membuat Rangga tidak bisa melanjutkan perkataannya. "Kenapa Mas berteriak seperti itu? Bukankah kita bisa membicarakannya, atau karena Mas sudah tidak mencintai diriku, lagi? Ata
Read more
PREV
1
...
45678
...
16
DMCA.com Protection Status